Rabu, 01 Agustus 2018

TV SERIES : 13 Reasons Why

Bagaimana rasanya jika kamu mengetahui bahwa dirimu adalah salah satu tersangka atas penyebab seseorang membunuh dirinya sendiri? Masa bodoh saja dan membiarkan semuanya berlalu? Atau menyesali apa yang pernah kamu lakukan? Namun sayang, semua itu sudah terlambat.

Kau tak bisa menghentikan masa depan
Kau tidak bisa mengulang masa lalu
Satu-satunya cara untuk mengetahui rahasia itu
Adalah menekan.. Play.




STORYLINE

Clay Jensen pulang dari sekolah dan menemukan sebuah paket berisi setumpuk kaset. Namun, ternyata pengirim kaset-kaset itu adalah Hannah Baker, teman sekolahnya yang bunuh diri dua minggu lalu. Dalam kaset-kaset itu, Hannah menjelaskan alasan-alasan kenapa ia bunuh diri dan siapa saja yang terlibat di dalamnya. Clay menjadi salah satunya. Hannah Baker sudah tiada. Seharusnya rahasia-rahasia itu terkubur bersamanya. Namun, setelah mendengarkan isi kaset, Clay paham kenapa dia menjadi salah satu alasan Hannah.

CAUTION! Tulisan ini mengandung spoiler (walau nggak semua diuraikan, karena bakalan panjang banget) . Jangan teruskan apabila kamu belum pernah menonton, atau ceritanya jadi nggak greget lagi.


Cantik dan periang. Mungkin itu yang dilihat orang lain dari sosok Hannah Baker (diperankan oleh Katherine Langford). Namun siapa sangka bahwa gadis itu memiliki persoalan hidup yang ditanggungnya sendirian. Intimidasi, perundungan, hingga pelecehan seksual ia alami di masa remajanya, dan ironisnya semua itu ia terima dari teman-teman sekolahnya. Di tengah orang-orang yang memperlakukannya dengan tidak baik, Hannah masih percaya bahwa masih ada orang baik di dunia ini, namun kepercayaannya dipatahkan oleh kenyataan bahwa orang-orang yang ia yakini baik pun akhirnya mengecewakannya, hingga akhirnya ia pun memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.


Hannah Baker




Setelah kematian Hannah Baker, Clay Jensen (diperankan oleh Dylan Minnette) yang diam-diam menaruh hati pada gadis itu mulai berhalusinasi tentang Hannah. Ia merasa melihat Hannah di aula dan di lorong Liberty High School, sekolah dimana mereka berdua menuntut ilmu.


Sepulang sekolah, Clay menemukan sebuah paket yang ditujukan kepadanya di depan pintu rumahnya. Ia terkejut ketika melihat nama pengirimnya : Hannah Baker. Ia langsung meminjam boombox tua milik ayahnya untuk memutar kaset-kaset itu, namun sayangnya boombox itu rusak. Akhirnya dengan bersepeda, Clay pergi ke rumah sahabatnya, Tony Padilla (diperankan oleh Christian Navarro). Diam-diam, ia mengambil walkman milik Tony dan membawanya pulang untuk memutar kaset-kaset itu yang ternyata merupakan sekumpulan rekaman suara Hannah yang direkamnya beberapa saat sebelum ia mengakhiri hidupnya.


"Hey, aku Hannah. Hannah Baker. Betul. Jangan dengarkan di perangkat apapun milikmu. Ini aku, hidup dan di dalam stereo. Tidak ada perjanjian, tidak ada pengulangan, dan kali ini sungguh tidak ada permintaan. Siapkan cemilan, tetap disini. Aku akan menceritakan kisah hidupku, khususnya alasan mengapa hidupku berakhir. Dan jika kau sedang mendengarkan rekaman ini, kau adalah salah satu alasannya. Tapi jangan takut, kalau kau menerima kotak kecil yang indah ini, namamu akan muncul, aku berjanji. Pokoknya aturan disini cukup sederhana. Hanya ada dua. Peraturan pertama, kau mendengarkan. Peraturan kedua, kau menyebarkannya... Setelah selesai mendengarkan semua 13 sisi, karena ada 13 sisi untuk setiap cerita, mundurkan kaset, taruh kembali kedalam kotak, lalu teruskan ke orang berikutnya...".


Clay terheran-heran kenapa dirinya termasuk dalam orang-orang yang menjadi alasan Hannah bunuh diri. Ia pun mulai mendengarkan isi kaset itu satu persatu, bersama dengan peta yang Hannah sediakan dalam paket itu. Setiap lokasi yang tertera dalam peta memiliki kisah. Lama kelamaan, Clay menjadi terobsesi untuk menuntut keadilan atas Hannah. Ia memberi pelajaran pada orang-orang yang disebutkan dalam rekaman agar mereka menyesal dengan apa yang pernah mereka perbuat terhadap Hannah. Beberapa orang yang nggak suka dengan cara Clay mencoba untuk menghentikannya. Hingga akhirnya tibalah saatnya bagi Clay untuk mendengarkan rekaman tentangnya. Tape 6 Side A. Clay sempat enggan mendengarkan bagian ini. Namun Tony, sahabatnya, terus mendukungnya dan menemaninya. Setelah mendengarkan rekaman tentang dirinya secara lengkap, Clay bingung, hingga hampir bunuh diri. Beruntung, Tony mencegahnya hingga akhirnya Clay mau mendengarkan keseluruhan isi kaset hingga tuntas.


"Aku merekam dua belas kaset, mulai dari Justin kemudian Jessica yang keduanya telah menghancurkan hatiku. Alex, Tyler, Courtney, Marcus yang telah membantu merusak reputasiku. Lalu Zach dan Ryan yang telah menghancurkan semangatku. Kemudian rekaman nomor dua belas, Bryce Walker, yang menghancurkan jiwaku."


Setelah mendengarkan Tape 6 Side B, Clay mendatangi Bryce Walker (diperankan oleh Justin Prentice) di kediamannya untuk mendapatkan pengakuan darinya tentang pemerkosaan yang Bryce lakukan terhadap Hannah. Awalnya, Clay mengaku bahwa ia ingin membeli ganja dari Bryce, hingga kemudian ia menuduh Bryce telah melakukan pelecehan seksual terhadap Hannah. Usaha Clay nggak sia-sia. Bryce mengakui perbuatannya, namun tanpa ia ketahui bahwa pembicaraan mereka diam-diam direkam oleh Clay di sisi terakhir kaset Hannah yang nggak digunakan, yakni Tape 7 Side B. Dengan rekaman itu, Clay ingin menjadikannya bukti agar Hannah mendapatkan keadilan. Ia pun merahasiakannya kepada siapapun, kecuali kepada Tony, orang yang paling ia percaya, sahabat baiknya.


Dengan membawa ketigabelas kaset rekaman Hannah, Clay menemui Mr. Porter (diperankan oleh Derek Luke), Guru Konseling di sekolah mereka, yang merupakan alasan ketiga belas mengapa Hannah memutuskan untuk bunuh diri. Saat itu Mr Porter nggak membantu Hannah setelah gadis itu mengaku bahwa ia menerima pelecehan seksual dari murid lain. Clay pun meninggalkan kaset-kaset itu bersama Mr Porter, berharap gurunya itu melakukan sesuatu agar nggak ada lagi murid lain yang bernasib sama seperti Hannah.


***

Sebenarnya udah dari minggu lalu aku gemas banget pengen mengulas tentang 13 Reasons Why ini. Tapi berhubung belakangan ini aku lagi sibuk dengan pekerjaan, ditambah kondisi badan yang kurang fit, baru sekarang aku sempat nulis.

Huhh.. I really thank Zahara yang udah merekomendasikan aku TV series yang awesome ini. Beberapa waktu lalu, dalam sebuah obrolan di WhatsApp chat ia bertanya apa aku pernah nonton TV series ini, dan aku jawab belum, karena aku kurang update dalam hal ini, apalagi untuk drama Western, coz aku lebih prefer ke drama Asia sih. Tapi teman baikku yang satu itu meyakinkan aku bahwa ceritanya seru, dan akhirnya aku tertarik untuk nonton.

Beberapa hari setelah obrolan itu, aku memanfaatkan jaringan internet di kantor untuk mendownloadnya. Jumlah semuanya tiga belas episode. Aku download video HD, jadi size tiap episodenya lumayan besar : 600MB. Tapi untungnya koneksi internet kantor cukup baik, sehingga untuk mendownload file sebesar itu nggak sampai lima menit. Hanya aja kapasitas flashdisk-ku terbatas banget. Jadi ngopy file-nya kudu nyicil. Wkwkwk..

Dan ternyata benar.. setelah nonton, aku jadi ketagihan. Setiap satu episode berakhir, aku selalu didorong rasa penasaran untuk melanjutkan ke episode berikutnya. Ceritanya benar-benar membuat penasaran dan cukup mengaduk-aduk emosi. Dari semua tokoh dalam TV series ini, aku menyukai tokoh Tony Padilla, Alex Standall dan Jeff Atkins. Well, rasanya memang aneh sih. Di awal menonton TV series ini, aku pikir aku menyukai tokoh Clay Jensen. Entahlah, aku suka sama pribadinya yang pendiam dan cerdas. Ditambah wajah tampannya yang jadi nilai plus. Namun sayangnya, meskipun dia terlihat sebagai anak baik-baik, ia juga memiliki sifat pembangkang. Terlihat dari betapa orangtuanya sering kewalahan menghadapi dia. Dan seiring berjalannya cerita dan mendalami karakter setiap tokohnya, aku malah jatuh cinta pada tiga tokoh yang lain.


Alex Standall (diperankan oleh Miles Heizer), merupakan salah satu orang yang disebutkan namanya dalam kaset rekaman Hannah Baker, which means dia adalah salah satu orang yang terlibat dalam kasus bunuh diri Hannah. Kenapa aku suka dengan tokoh ini? Well, sebenarnya bukan suka sih ya, tapi lebih ke tertarik. Waktu pertama kali lihat dia di Monet—cafe tempat Hannah Baker dan teman-temannya biasa nongkrong bareng—aku justru berpikir dia ini punya penampilan yang agak kebanci-bancian. Wkwkwk.. Tapi lama kelamaan anggapan itu hilang. I dunno why I think he’s cute. Dan rambutnya mengingatkanku sama Gerard Way di era The Black Parade dulu. Haha..
Alex ini merupakan mantan teman dekat Hannah. Mereka dulunya sering nongkrong bertiga, bareng Jessica. Namun seiring waktu, persahabatan mereka merenggang ketika Alex dan Jessica memutuskan untuk berpacaran. Berbagai konflik terjadi setelah itu, sehingga hubungan mereka bertiga benar-benar berantakan. Terlepas dari kesalahannya terhadap Hannah, namun Alex sebenarnya memiliki sifat baik, peduli, dan mau bertanggung jawab atas perbuatannya. Terlihat dari bagaimana ia menyesal atas apa yang pernah ia lakukan terhadap Hannah dulu, dan bagaimana ia menyarankan pada teman-temannya untuk mengakui kesalahan mereka masing-masing. Sayangnya di akhir cerita, ia menembak kepalanya sendiri dan meninggal. Ya, ia depresi karena penyesalannya yang terlalu dalam terhadap Hannah. WHY, ALEX? WHY??

Tony Padilla. Jujur, awalnya aku kok sebal gitu ya lihat tokoh ini. I thought, “Ini orang ngapain sih ngikutin Clay mulu? Kenapa dia hampir selalu ada dimanapun Clay berada? Kenapa juga dia dekat sama keluarga Hannah? Apa diam-diam dia ini pernah naksir Hannah dan nikung Clay?”
Di awal-awal cerita, Tony memang tampak misterius. Tapi seiring berjalannya kisah, kita akan tau bahwa Tony sama sekali nggak seburuk itu. Ia adalah sosok sahabat terbaik yang mungkin setiap orang butuhkan. Kenapa? Pertama, dia adalah sahabat yang sangat bisa dipercaya. Ia adalah satu-satunya teman Hannah yang ada di TKP saat Hannah dibawa ke rumah sakit dengan ambulans. Itulah kenapa ia dekat dengan keluarga Hannah. Ia juga yang diberi kepercayaan oleh Hannah untuk memastikan agar semua ‘tersangka’ yang ada di daftar rekamannya mendengar keseluruhan isi rekaman itu dan mengikuti aturan Hannah. Kenapa Tony selalu ada dimanapun Clay berada? Bukan untuk memastikan agar Clay mendengarkan rekaman-rekaman itu, melainkan untuk mengawasi apabila Clay melakukan tindakan-tindakan yang nggak diinginkan. Tony tau banget kalo Clay itu orangnya gampang panik, depresi, dan kadang suka berhalusinasi. Ia khawatir kalo Clay akan melukai atau bahkan mencelakakan dirinya sendiri ditengah aktifitasnya mendengarkan isi rekaman Hannah. Itulah kenapa, ia memilih untuk berada di samping Clay saat Clay mendengarkan rekaman tentangnya. Coba kalo nggak ada Tony di sisinya, mungkin Clay udah mati karena loncat dari tebing tuh. Lalu saat Clay tiba-tiba menyerangnya karena kesal, Tony sama sekali nggak membalas. Ia justru berbaik hati memperbaiki sepeda Clay yang rusak dan berkata bahwa ia akan selalu membantu Clay. Daaaan.. Tony juga lah yang memutarkan musik romantis untuk Clay dan Hannah di pesta dansa. Haaahh.. salah satu tokoh terbaik lah pokoknya. Minus dia cuma satu sih. He’s a gay, that’s it. Iya, jadi kecurigaanku bahwa dia naksir Hannah dan nikung Clay itu terpatahkan, karena nyatanya ia punya boyfriend. Well, awalnya aku juga kaget sih waktu tau si Tony ini gay. Ia tampak manly dengan kulitnya yang gelap dan tubuh gempal—meski agak pendek—berbalut jaket kulit hitam. Ditambah lagi kemana-mana ia selalu mengendarai mobil Mustang jadul, dan hobinya memanjat tebing. Lihat aja adegan hiking-nya bersama Clay. Uuuh.. machonyaa.. Benar-benar jauh dari kesan gay. Tapi ya begitulah adanya.

Jeff Atkins (diperankan oleh Brandon Larracuente) merupakan salah satu teman dekat Clay. Selain ganteng, Jeff ini baiiiiiikkk banget. Dia tau banget kalo Clay naksir berat sama Hannah. Ia sering banget memotivasi Clay untuk mendekati Hannah. Ia yang membujuk Clay untuk memberanikan diri mengajak Hannah berdansa di Prom Night, dan mengajak ngobrol Hannah di pesta yang diselenggarakan Jessica. Pokoknya Jeff ini sahabat sekaligus penasehat asmara yang baik bagi Clay. Namun sayangnya ia meninggal dalam kecelakaan tragis. Mobilnya menabrak mobil pengemudi lain di persimpangan jalan seusai membeli bir untuk pesta di rumah Bryce. Ironisnya, kecelakaan itu terjadi karena kecerobohan Sheri Holland—salah satu teman sekolahnya, yang juga ada pada daftar rekaman Hannah—yang menabrak rambu-rambu peringatan hingga patah sebelum kecelakaan tragis itu terjadi. Namun Sheri justru memilih untuk lari dari tanggungjawab, hingga akhirnya polisi yang menangani insiden itu beranggapan bahwa kecelakaan itu terjadi karena Jeff mengemudi sambil mabuk, padahal kenyataannya Jeff nggak mabuk saat menyetir mobilnya.

***

Sebagai tayangan yang mengangkat kasus bunuh diri remaja, kisah yang diangkat dari novel berjudul sama karya Jay Asher ini menuai banyak pro kontra dari berbagai kalangan. Rumornya, 13 Reasons Why ini menjadi inspirasi bagi anak-anak usia remaja untuk mengakhiri hidupnya, karena ada beberapa kasus remaja bunuh diri usai menonton tayangan ini. Sadisssss.. Bahkan nggak sedikit pula mereka yang nggak menyukai novelnya dan berpendapat bahwa kisah 13 Reasons Why nggak layak dipublikasikan apalagi menjadi tontonan anak-anak.

Well, sebenarnya kalo soal layak nggak layak sih menurutku layak banget kok. Bukankah itu tergantung pola pikir masing-masing penonton? Jika mereka mengambil sisi buruk dari tayangan itu, maka jadinya tentu aja buruk. Tapi kalo mereka mengambil sisi baiknya, maka jadinya pasti baik pula. Kalo dari pandanganku sendiri, sama sekali nggak ada 'ajakan' bunuh diri dalam 13 Reasons Why kok. Dari tayangan ini, kita justru bisa belajar bagaimana seharusnya kita memperlakukan orang lain.

Aku nggak ada di pihak Hannah, nggak juga ada di pihak pem-bully. Pem-bully-an dalam bentuk apapun itu nggak baik, and I hate it. Seperti yang bisa kita lihat dalam kasus Hannah, pem-bully-an berpengaruh besar pada kondisi mental seseorang. Menurutku, setiap orang harus menghargai satu sama lain, bukannya justru menjatuhkan, dan membuat seseorang merasa bahwa dirinya nggak berharga, nggak berarti, dan nggak dibutuhkan. Ada suatu adegan dimana Hannah mengaku bahwa dirinya terkadang membutuhkan pujian dari orang lain. And I agree with that. Aku pikir setiap orang terkadang membutuhkan itu. Bukannya mereka gila pujian, tapi lebih karena pujian itu membuat mereka merasa dihargai. Apalagi bagi mereka yang mengalami bully, pujian bisa mengembalikan kepercayaan diri mereka.

Dan aku juga sama sekali nggak membenarkan tindakan Hannah yang mengakhiri hidupnya sendiri. Bunuh diri bukanlah pilihan. Kita memang nggak bisa langsung men-judge yang enggak-enggak terhadap Si Pelaku. However, kita nggak tau masalah seberat apa yang tengah ia hadapi. But, we have God, don't we? Tidakkah ia berpikir akan kemana setelah ia mati? Tidakkah ia berpikir bagaimana perasaan orang-orang yang ia tinggalkan?

Well, terlepas dari kisah kehidupan Hannah, dalam 13 Reasons Why, kita juga bisa melihat kisah hidup Justin Foley—salah satu nama yang disebut dalam daftar rekaman Hannah—Si Bad Boy yang menginginkan kasih sayang dari orangtua. Sangat bersebrangan dengan nasib Clay dan Hannah yang berlimpah kasih sayang orangtua, namun mereka sia-siakan. Terlihat dari bagaimana Clay sering membantah ibunya, padahal ibunya ini perhatian banget sama dia meskipun sibuk dengan pekerjaannya sebagai Litigator. Begitu juga dengan Hannah yang memilih untuk mengakhiri hidup tanpa mempertimbangkan tindakannya lebih dulu. Ia memilih untuk bunuh diri, padahal orangtuanya sendiri udah cukup stres dengan usaha mereka yang di ujung tanduk. Lagipula ia sendiri mendapatkan kasih sayang yang cukup dari keduanya. Dan ketika mendengar putri semata wayang mereka mati bunuh diri di usia muda, bayangkan aja apa rasanya.

Haaaahh.. mengaduk-aduk emosi banget pokoknya!
Dan ini semua baru season pertama. Season keduanya belum aku tonton. As soon as possible lah ya. Saat ini aku mau baca novel preloved yang kemarin baru kubeli dari Zahara, baru lanjut nonton 13 Reasons Why season kedua. Udah nggak sabar pengen tau lebih lanjut alasan kenapa Alex Standall memutuskan buat menembak kepalanya sendiri. Pssstt.. yang udah nonton, tolong jangan spoiler ya ^^

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Alex gk meninggal kok, dia msh hidup

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
;