Rabu, 24 April 2019 0 komentar
It happens again. I lost one of my beloved ones. Toothless, kucing kesayanganku hilang. Awalnya aku dan keluarga berpikir ia hanya menginap di rumah tetangga barang satu sampai dua hari (karena kucingku yang lain pernah seperti itu). Apalagi dia sedang birahi. Kami pikir ia pergi mencari betina, dan akan pulang dengan sendirinya. Namun ini udah hari keenam dia nggak pulang, and it really breaks my heart.

Aku jadi ingat ketika Mutun 'pergi' tahun 2016 silam. Meski berbeda kasus, yang satu mati, yang satu hilang, tapi rasa sakitnya sama. Aku memang nggak menangis mengetahui Toothless nggak pulang selama lebih dari dua hari, berbeda dengan ketika Mutun menghembuskan napas terakhirnya di pangkuanku, aku menangis sesenggukan saat itu juga. Tapi kemarin lusa, melihat video Toothless yang diupload adikku di Instagram, tangisku pecah. Untung aja saat itu nggak ada orang lain disana. Aku menangis sendiri di ruang kerjaku.

Rasanya buruk, buruk banget. Karena beberapa waktu setelah Mutun yang kami sayangi pergi, Toothless lahir dan jadi obat bagi aku dan adik yang paling terpukul dengan kepergiannya. Kami bahkan menganggap Toothless adalah reinkarnasi dari Mutun, meski sebenarnya mereka sangat berbeda jauh. Mutun betina, dan Toothless jantan; Mutun manja, Toothless cuek; bulu mereka sama-sama panjang, namun bulu-bulu Toothless lebih panjang sehingga membuat kepalanya yang sebenarnya kecil dan tirus terlihat bulat dan besar. Persamaan mereka hanya dari warna matanya yang sama-sama kuning kehijauan dan warna bulunya yang sama-sama hitam putih. 

Kami udah mencarinya kemanapun, ke rumah tetangga, ke rumah sepupu-sepupuku yang tinggal nggak jauh dari rumah, adikku bahkan mencarinya hingga ke Pasar Kanoman, siapa tau ada orang yang membawanya dan menjualnya disana. Aku juga memposting berita kehilangan di Twitter, WhatsApp, dan Instagram, serta mencarinya di forum jual beli kucing Cirebon, tapi hasilnya nihil. Kucing berbulu panjang memang rawan hilang, apalagi kalo bebas berkeliaran seperti kucing-kucingku. Moli, kucing persia milik tetanggaku aja hilang, padahal dia jarang keluar rumah. Kalo kucing-kucingku sih memang sering kami biarkan berkeliaran, karena di rumah kan ada warung, jadi pintu rumah jarang ditutup, sedangkan kalo dimasukkan ke kandang, kami nggak tega. Toh selama ini kami nggak pernah kehilangan kucing, karena seperti yang udah kukatakan di atas tadi, kucing-kucingku yang main jauh selalu pulang dengan sendirinya, dan nggak pernah lebih dari dua hari. Setiap hari, aku seringkali mengecek WhatsApp, berharap menemukan kabar dari adikku bahwa Toothless pulang. Setiap hari, sepulang kerja, aku selalu berharap dia ada di teras, berbaring dengan santainya. Atau berlari-lari dengan ekor fluffy-nya yang bergoyang-goyang.

Aku berharap banget suatu hari dia bakal pulang. Rasanya nggak tega membayangkan dia dikurung di tempat sempit, diperjual belikan, terlantar, atau sampai pada tangan orang yang salah. Toothless itu pendiam dan penakut banget. Dia nggak bisa berkelahi, dan nggak bisa manjat, sama kayak bapaknya, tapi dia lebih parah. Dia takut suara motor, suara deru mesin cuci, dan suara geluduk. Setiap kali ada suara geluduk, dia bakal lari terbirit-birit dan bersembunyi di kolong meja. Meski bukan kitten lagi, dia tetep aja kayak kucing kecil yang selalu butuh perlindungan :')




Kalaupun memang dia nggak pulang, aku berharap siapapun yang menemukannya akan memperlakukan dan memeliharanya dengan baik, lebih baik dari kami.

Baik-baik ya, Anak Ganteng, dimanapun kamu berada ❤

Total Tayangan Halaman

 
;