Senin, 23 Maret 2020 0 komentar
Kalian merasa nggak sih kalo tahun 2020 ini berat banget? Bahkan sejak awal tahun, bumi kita udah dihadapkan dengan berbagai musibah. Ingat nggak? Januari ada perang dan banjir, Februari marak kebakaran hutan, dan Maret ini kita dihantui dengan wabah virus Corona :')

Ketika awal virus ini muncul dan diliput di banyak media, masyarakat Indonesia yang terkenal santuy justru menjadikannya olok-olok. Meme-meme bertebaran, beberapa diantaranya mengklaim bahwa wabah Corona nggak akan pernah masuk ke Indonesia. Aku adalah salah satu yang mempercayai hal ini. Bodoh! Maka inilah yang terjadi, sebuah teguran dari Tuhan, buah dari kesombongan kita yang harus kita telan.

Miris. Miris melihat kenyataan yang terjadi sekarang. Masker, handsinitizer dan alkohol mendadak langka di pasaran. Kalopun ada, harganya melambung jauh gila-gilaan. Nggak ngerti lagi, kenapa dalam kondisi gawat seperti ini masih ada aja orang-orang yang mengedepankan ego dan berpikir untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya dengan menjual barang-barang itu dengan harga yang nggak masuk akal. Ada lagi produsen masker nakal yang menjual masker daur ulang, tanpa memikirkan dampak dan bahayanya terhadap masyarakat yang memakainya.

Hal yang menyedihkan lainnya, pada suatu postingan di Facebook, seseorang memposting hasil screenshoot yang berasal dari IG Story seorang pegawai Rumah Sakit yang membuktikan betapa sifat kemanusiaan di negara kita ini krisis banget. Kalian pasti tau dong kalo di RS itu suka ada botol berisi cairan handsinitizer yang ditaruh di dekat ranjang pasien atau di depan hampir setiap kamar? Nah, pegawai RS ini bercerita bahwa dalam satu hari, ada beberapa botol handsanitizer yang hilang di Rumah Sakit tempatnya bekerja. Bukan habis lho, tapi beneran hilang gitu sama botol-botolnya. Gila nggak sih? Sumpah, siapa pun yang melakukan itu, itu jahat banget. Please lah.. Handsinitizer itu dibutuhin banget di RS, khususnya untuk para tenaga medis yang langsung menangani pasien sehingga memiliki resiko besar untuk tertular penyakit yang diderita pasien. Jadi tolong.. tolong banget, siapapun yang baca ini, kalo merasa kamu manusia, kurang-kurangin dikit lah egonya. Tolong mikir juga, kalo kita sakit, siapa yang nanganin? Tenaga medis. Kalo tenaga medisnya sakit dan meninggal, siapa yang akan nanganin para pasien? Sumpah, marah dan sedih banget rasanya. Bahkan ngetik ini aja tanganku gemetaran saking emosinya.

Dan lagi.. Belakangan ini anxiety-ku kumat. Tapi penyebabnya beda. Biasanya anxiety-ku kumat kalo dalam keadaan menjelang tampil di depan publik atau setelah melakukan suatu kesalahan atau kejadian memalukan. Tapi kali ini, belakangan aku intens banget memikirkan kematian.

Aku nggak tau apakah kalian pun merasakan hal ini atau enggak. Tapi terkadang aku merasakan tiba-tiba tenggorokanku sakit, badan meriang, dan beberapa gejala yang disebutkan merupakan gejala terkena virus corona, padahal suhu tubuhku normal-normal aja. Kukira aku sendiri yang merasakan, tapi ternyata enggak, karena orang-orang di grup Anxiety pun rupanya merasakan hal serupa. Aku baru menemukan jawaban ketika membaca postingan dr. Andri,spKJ,FACLP yang menyatakan bahwa hal itu merupakan reaksi psikosomatik tubuh yang wajar terjadi saat seseorang mengalami kecemasan berlebih tentang sesuatu yang memicu rasa cemas tersebut, dalam hal ini adalah berita-berita terkait penyebaran virus corona.

Well, jujur aku takut. Bukan hanya takut bahwa suatu saat virus itu akan menyerangku, tapi juga takut jika virus itu menyerang orang-orang di sekitarku, khususnya orang-orang terdekatku (ya Allah, na'uzubillahiminzalik). Di Italia, dalam 19 hari, 20 orang positif terinfeksi virus dan 1 orang meninggal; sedangkan di Indonesia, dalam 19 hari, 369 orang positif terinfeksi dan 32 orang meninggal. Jika di Italia aja dalam 49 hari, 37.860 orang positif terinfeksi dan 4.032 orang meninggal; gimana dengan di Indonesia? Belum lagi informasi tentang para tenaga medis yang satu persatu tumbang :')

Dan lagi.. baru beberapa jam lalu, aku baca sebuah postingan di Facebook yang membuat rasa cemasku semakin menjadi.
"Jika orang kesayangan Anda terkena Covid-19, itulah saat terakhir Anda bersamanya. Karena selepas dibawa ke ICU, Anda tidak bisa melihatnya, dan jika meninggal pun, Anda tidak diijinkan menatap wajahnya. Kematian Covid-19 lebih jahat dari AIDS. Jenazah tidak dimandikan, hanya ditayammum di atas plastik. Semua pakaiannya akan ditanam bersama jasad."

Ya Allah..
Aku takut. Takut banget. Sering aku berpikir, gimana kalo dalam waktu dekat ini aku bakal menyusul mereka, para korban itu? Aku benar-benar belum siap dengan amal-amalku yang masih jauh dari kata baik. Sering juga aku berpikir, gimana kalo yang menyusul adalah orang-orang yang aku sayang? Ya Rabb, rasanya aku lebih-lebih nggak siap untuk itu, entah kenapa. Rasanya aku nggak bisa hidup tanpa mereka Padahal seharusnya aku lebih mencemaskan amal-amalku yang sangat mungkin ibarat raport merah kan ya. Dan.. ahh.. mengingat postingan itu, membacanya aja udah hancur banget perasaan. Sedih banget nggak sih, para korban itu meninggal dengan kesepian, mengingat hanya tenaga medis yang diperbolehkan mengurus jenazah mereka, bukan keluarga. Sementara keluarga yang ditinggalkan nggak bisa mengucapkan kata-kata selamat tinggal, bahkan sekedar menatap mereka untuk terakhir kali pun nggak bisa :') Sedih banget bayanginnya :')

Sering aku berpikir semua ini hanyalah mimpi buruk, berharap aku segera terbangun, dan segalanya baik-baik aja. Aku bener-bener cemas banget. Panik. Stres. Saking stresnya, aku curhat sama Yuda, curhat sama Mas Adhe.. dan mereka menilai aku overthinking. Yah, nggak salah sih, memang iya. Aku berusaha untuk berpikir positif, karena biar bagaimanapun pikiran positif sangat dibutuhkan, karena kalo terlalu sering menanamkan pikiran negatif, yang dikhawatirkan tubuh jadi menerima sugesti negatif dan bikin kita jadi nggak sehat. Tapi rasanya susah banget :(

Yah, mungkin inilah cara Tuhan mengingatkan kita betapa kesehatan itu penting. Sehingga yang perlu kita lakukan sekarang adalah melakukan ikhtiar pencegahan dengan rajin-rajin mencuci tangan, minum vitamin penguat imun, serta lebih memperhatikan kebersihan dan interaksi dengan orang lain (terlebih dengan orang-orang yang terlihat sakit).

Mungkin inilah cara Tuhan menegur hamba-Nya agar mendekat. Mungkin nggak pernah kita merasa sebutuh ini sama perlindungan-Nya kecuali sekarang. Mungkin nggak pernah kita merasa sedekat ini dengan kematian kecuali sekarang.

Ya Allah, lindungilah kami semua dari segala bala dan musibah. Hapuskanlah ia dari muka bumi. Kami ingin kembali hidup tenang. Terlebih sebentar lagi bulan Ramadhan. Kami ingin menyambutnya dengan sukacita. Akhirilah mimpi buruk ini, Ya Allah :')
Namun jika telah habis waktu kami di dunia, maka matikanlah kami dalam keadaan husnul khotimah dan tempatkanlah kami beserta orang-orang yang beriman pada-Mu. Aamiin :')

Stay safe, Everyone 🙂

Total Tayangan Halaman

 
;