Jumat, 30 April 2021

BUKU : Mereka Ada VOL. 2 by Mystic Waves

Setelah menerbitkan buku pertamanya pada Februari 2019, Mystic Waves (atau mwv.mystic), akun Instagram favoritku yang biasa memposting cerita-cerita horor based on true story akhirnya menerbitkan buku keduanya pada tanggal 1 April kemarin. 

Well, pada awalnya, buku ini dijadwalkan terbit pada 25 Maret. Aku sudah ambil ancang-ancang untuk segera check-out via Shopee. Namun beberapa hari sebelum tanggal tersebut, pihak Loveable selaku penerbit memundurkan jadwalnya menjadi tanggal 1 April. Aku sempat menanyakan hal ini saat Admin AGP, pengelola akun Mystic Waves melakukan live streaming di Instagram, katanya pemunduran jadwal ini dilakukan karena masih adanya beberapa hal yang musti disempurnakan. 

Yup, berbeda dengan penerbitan buku pertamanya, pada penerbitan buku kedua ini, aku antusias banget ikut pre-order. Untuk program pre-order ini, selain mendapatkan harga buku yang lebih murah dari harga normal, peserta pre-order juga berhak mendapatkan bonus, tergantung dari paket yang peserta pre-order pilih. Aku memilih Paket Delima yang mendapatkan bonus berupa sticker packpouch, voucher diskon Loveable Store, subsidi ongkir, game Ouija digital, dan satu buah buku terbitan Loveable. 

Kukira buku ini baru akan datang bulan Mei, namun rupanya buku ini tiba lebih cepat dari perkiraanku. Kamis 22 April, buku ini mendarat di kantorku, dan aku langsung menelanjanginya untuk mengecek kelengkapan paket yang kupesan, dan syukurlah semuanya ada, kecuali game Ouija digital yang masih belum aku ngerti aksesnya dimana. Wkwkwk. 

Oke, sekarang pindah ke pembahasan isi bukunya. 

Nggak seperti Mereka Ada VOL 1 yang terdiri dari empat kisah yang ditulis oleh empat narasumber berbeda, empat cerita dalam Mereka Ada VOL 2 ini ditulis oleh satu orang narasumber, yakni Mas Rama Eka Putra, yang memang merupakan narasumber sekaligus MWVers senior. Mas Rama ini bisa dibilang adalah seorang pegiat alam karena hobinya naik turun gunung. Oleh karena itu, sebagian besar kisah yang ia bagikan adalah pengalaman-pengalaman mistisnya selama muncak. Maka dalam buku ini, ia sendiri lah yang menjadi tokoh utamanya. 

Si Cantik Merah Delima

Selain merupakan seorang pegiat alam, Rama merupakan seorang karyawan di sebuah perusahaan asing di Jakarta. Tinggal di kota besar sejak kecil membuatnya tumbuh menjadi seseorang yang skeptis terhadap hal-hal gaib. Suatu hari di tahun 2009, Om Bertus, salah satu kliennya, memberinya sebuah batu merah delima. Karena cantiknya batu itu, Rama menjulukinya 'Si Cantik'. Namun yang nggak ia sadari, batu pemberian kliennya itu rupanya merupakan batu bertuah yang memiliki khodam berupa sesosok jin yang kerapkali menampakkan wujudnya sebagai wanita cantik dengan pakaian adat Dayak. Gangguan demi gangguan Rama alami dari sosok itu. Hanya gangguan-gangguan kecil sebenarnya, karena memang ia hanya ingin menunjukkan eksistensinya kepada Rama. Hingga suatu hari, sosok itu merasuki Vero, rekan kerja Rama di kantor. Melalui Vero, ia memperkenalkan dirinya sebagai 'Rimbun' dan menyatakan ketertarikannya untuk menjadi penjaga untuk Rama. Sejak saat itu, pandangan Rama terhadap dunia gaib perlahan berubah. Ia pun mulai terbiasa dengan hal-hal gaib yang terjadi di sekitarnya. 

Di Balik Pesona Gunung Salak

Sekitar satu bulan setelah Rama berkenalan dengan Rimbun, Rama dan teman-temannya melakukan diklat bersama orang-orang yang tergabung dalam organisasi pecinta alam. Diklat ini dilaksanakan di Gunung Salak. Di tengah-tengah kegiatan tersebut, Rama bertemu dengan seorang pendaki wanita yang kehabisan bekal. Merasa iba pada pendaki wanita yang tampaknya terpisah dari rombongannya tersebut, Rama memberinya bekal yang ia bawa tanpa menaruh kecurigaan apapun. Well, di antara empat cerita dalam buku ini, entah kenapa cerita ini yang paling membuatku merinding. Bahkan meski sudah membaca isi ceritanya sebelum dibukukan, ketika membaca kembali kisah ini di buku, aku masih merasa merinding. Aku membayangkan berada di posisi Rama : Di tengah hutan, berkali-kali bertemu satu orang asing yang sama, ngobrol nyambung, namun kemudian menemukan fakta bahwa orang itu sesungguhnya bukanlah manusia. Hiii..

Satu Suro di Gunung Lawu

Dalam kalender Jawa, ada satu hari yang dianggap keramat, yakni malam Satu Suro, atau kalo dalam kalender hijriyah itu sama dengan tanggal satu Muharram. Cerita pada bab ini berlatar antara tahun 2009 atau 2010. Dua hari menjelang malam Satu Suro, Rama dan enam orang junior di kampusnya pergi mendaki ke Gunung Lawu. Kebetulan pada Malam Satu Suro, Gunung Lawu biasanya ramai dengan pendakian, baik dari kelompok pendaki maupun warga sekitar yang ingin menyaksikan upacara Malam Satu Suro, berbeda dengan rombongan Rama yang hanya berniat muncak lalu kembali ke Jakarta sebelum upacara tersebut dilaksanakan. Namun di pagi hari menjelang kepulangan mereka, mereka mendadak harus memecah tim menjadi dua karena ada beberapa orang yang berubah pikiran, ingin menyaksikan upacara Malam Satu Suro. Rama adalah salah satu orang yang memutuskan untuk tetap pulang hari itu. Ia nggak peduli dengan ucapan beberapa warga yang ia temui, yang mengatakan bahwa pendaki pantang turun sebelum upacara Malam Satu Suro dilaksanakan, tanpa ia tau bahwa keputusannya itu membuat jiwanya terancam.

Astana Ratu Anjani

Cerita pada bab ini berlatar di tahun 2013. Rama dan teman perempuannya, Jani, kembali mendaki ke Gunung Rinjani setelah pertemuan mereka satu tahun sebelumnya. Mereka berencana untuk menyelesaikan pendakian. Namun tanpa Rama ketahui, sebenarnya di balik itu Jani memiliki misi rahasia yang beresiko membahayakan nyawa mereka berdua. 


Well, dari segi cerita, menurutku buku Mereka Ada VOL 2 ini sama serunya ya dengan Mereka Ada VOL 1. Hanya aja penyampaian alurnya lebih rapi dan ketikannya minim typo dibanding buku sebelumnya. Cuma jujur, aku bingung banget sama percakapan antara Rama dan Hana tentang madu dan spiritus di halaman 141. Rama menyuruh Hana pilih salah satu di antara madu dan spiritus, lalu Hana pilih madu. Rama tanya, "Kenapa kamu pilih madu?" tapi alih-alih menjawab pertanyaan itu, Hana malah bilang, "Tumben kamu pinter, Ram. Kirain otakmu isinya bokep doang". Itu maksudnya gimanaaa? Otakku nggak nangkep sama sekali maksudnya. Sayangnya setelah percakapan itu nggak ada penjelasan sama sekali mengenai maksud percakapan madu dan spiritus itu. Huhu. 

Aku berharap Mystic Waves nggak sampai di sini aja menerbitkan buku fisik, mengingat udah banyak banget cerita seru yang diposting di akun Instagramnya, biar nggak perlu repot scroll kalo pingin baca ulang. 

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
;