Setelah digantung di Squid Game Season 2, akhirnya Season 3 muncul nih, menjawab semua rasa penasaran para penikmat film survival thriller ini tentang gimana sih akhir dari perjuangan Seong Gi-hun di Squid Game Arena yang penuh kebrutalan dan dilema ini?
Pemberontakan dan penyerangan terhadap orang-orang di balik Squid Game yang dipimpin oleh Gi-hun menyebabkan banyaknya prajurit dan pemain Squid Game yang gugur, terutama para pemain yang ada di pihak Gi-hun. Gi-hun yang berhasil dilumpuhkan, dibawa kembali ke bangsal. Dan karena dianggap sebagai otak dari pemberontakan, prajurit Squid Game memborgol kedua tangannya di sisi ranjangnya untuk membatasi geraknya. Namun meski begitu, tentunya Gi-hun tetap diberikan hak untuk memvoting dan mengikuti permainan. Squid Game dengan cepat merekrut prajurit-prajurit baru untuk menggantikan prajurit mereka yang gugur, sementara permainan tetap berlanjut.Pasca pemberontakan itu, Gi-hun merasa sangat frustrasi. Ia marah pada diri sendiri. Ia terpukul atas kematian dua sahabatnya : Jung-bae, dan Young-il (yang sebenarnya masih hidup, karena dia adalah si frontman yang menyamar, Hwang In-ho). Namun rasa marah yang lebih besar ia rasakan terhadap Dae-ho, pemuda yang diberi amanah kembali ke bangsal untuk membawakan amunisi, tapi malah jadi pengecut dan mundur dari pertempuran. Gi-hun pun menjadi dendam dan terobsesi untuk menghabisi Dae-ho.
Permainan selanjutnya adalah Petak Umpet. Pada permainan ini, para pemain dibagi dua kelompok : satu kelompok memegang kunci, kelompok lainnya memegang pisau. Pemain pemegang kunci harus lari dan bersembunyi (now let's just call them 'Penyembunyi'), sementara pemain pemegang pisau akan memburu mereka (call them 'Pemburu'). Oh ya, kunci yang dipegang oleh Penyembunyi memiliki bentuk ujung berbeda : lingkaran, segitiga, dan segi empat. Masing-masing Penyembunyi hanya diberi satu kunci, dan mereka hanya bisa membuka pintu ruang persembunyian (termasuk pintu keluar permainan) dengan lubang kunci yang cocok dengan bentuk ujung kunci yang mereka pegang. Pemain berstatus Pemburu harus membunuh setidaknya satu Penyembunyi dan dilarang untuk menyerang sesama Pemburu. Jika Pemburu nggak bisa membunuh satupun Penyembunyi, maka Pemburu itu akan gugur. Sebelum permainan dimulai, peserta dibolehkan untuk tukar posisi dengan peserta lainnya. Gi-hun yang menjadi Pemburu merasa ini adalah kesempatan besar untuknya menghabisi Dae-ho yang menjadi Penyembunyi dalam permainan ini.
Benar aja, saat permainan dimulai, Gi-hun nggak memburu siapapun selain Dae-ho. Sampai satu waktu, di mana Dae-ho benar-benar terdesak, dia nggak punya kesempatan apapun selain melawan. Ia mengkonfrontasi Gi-hun bahwa banyaknya pemain yang gugur adalah karena Gi-hun berambisi untuk memenangkan permainan sendirian. Mereka pun berkelahi dengan sengit yang berujung pada kematian Dae-ho di tangan Gi-hun.
Oh ya, di postinganku sebelumnya tentang Squid Game Season 2, aku menyebutkan bahwa aku menjagokan Hyun-ju, karakter transgender yang merupakan mantan tentara, di series ini. Dalam permainan ini, ia menjadi peserta pemegang kunci bersama Jun-hee si perempuan hamil dan Geum-ja si ibu tua. Sebagai yang terkuat di antara dua peserta yang rapuh ini, Hyun-ju memimpin di depan. Ia memegang tiga kunci : kunci miliknya, milik Jun-hee, dan milik Geum-ja, yang secara kebetulan memiliki tiga bentuk berbeda : segitiga, segi empat, dan lingkaran. Jun-hee dan Geum-ja mempercayakan kunci mereka dipegang oleh Hyun-ju karena hal itu memungkinkan mereka buat membuka pintu tempat persembunyian dengan lebih cepat.
Di tengah permainan, Jun-hee terjatuh dari tangga saat tim mereka mencoba kabur dari kejaran Pemburu. Hal ini menyebabkan pergelangan kaki Jun-hee cidera parah. Mereka bertiga pun bersembunyi di dalam sebuah ruangan. Namun ketegangan mereka nggak hanya sampai di situ. Air ketuban Jun-hee tiba-tiba pecah, dan ia terpaksa harus melahirkan di situ. Alhasil dibagilah tugas : Geum-ja membantu Jun-hee melahirkan, sementara Hyun-ju berjaga di depan pintu.
Singkat cerita, Jun-hee melahirkan bayinya dengan selamat. Kelahiran bayi itu disambut senyum suka cita bercampur haru dari mereka bertiga. Namun di tengah-tengah suasana haru itu, seorang Pemburu tiba-tiba masuk. Ia sempat terpaku sejenak. Well, siapa yang nggak shocked melihat seorang ibu yang baru aja melahirkan seorang bayi di tengah-tengah situasi mematikan? Saat Pemburu itu mulai menyerang, Hyun-ju langsung sigap melawan dan menjauhkan Pemburu itu dari Geum-ja, Jun-hee, dan bayinya.
Mereka bertarung sengit hingga masuk ke ruangan lain. Meski sempat tertusuk di perut bagian kirinya, Hyun-ju berhasil memenangkan pertarungan itu setelah menghujamkan pisau berkali-kali ke dada si Pemburu. Saat akan meninggalkan ruangan itu, Hyun-ju tersadar bahwa ruangan tempat ia berada memiliki pintu keluar. Pintu itu terkunci dan hanya bisa dibuka dengan tiga kunci dengan bentuk berbeda. Masih ingat kan kalo Hyun-ju membawa tiga kunci? Ia pun segera memasukkan kunci-kunci itu dan membuka... Seketika, sebuah ruangan bercahaya terang terbuka, disusul dengan alunan lagu berirama riang, "Congratulations.. and celebrations...". Ia pun melangkah maju sebelum akhirnya menoleh ke belakang, tersadar bahwa timnya masih tertinggal.
Dengan langkah tertatih-tatih dan darah segar mengalir dari luka di perutnya, Hyun-ju menghampiri ruangan di mana timnya berada. Dengan mata berbinar dan senyum lebar, ia kabarkan pada mereka bahwa pintu keluar berada nggak jauh dari situ. Namun belum sedikit pun Jun-hee dan Geum-ja beranjak dari duduknya, seseorang menusuk pinggang Hyun-ju dari belakang berkali-kali hingga tewas, memupuskan harapan tim mereka untuk keluar bersama dari permainan. Sumpah, scene ini tuh heartbreaking banget. Bayangkan, alih-alih mengambil kemenangan yang udah di depan matanya, Hyun-ju memilih untuk menjemput timnya, karena dia nggak mau menang sendirian. Dan yang lebih menyesakkan lagi, yang membunuhnya adalah Myung-gi, mantan pacar Jun-hee yang juga merupakan ayah dari bayi yang dilahirkannya.
Beberapa saat sebelum permainan Petak Umpet dimulai, Jun-hee yang seharusnya menjadi Pemburu, bertukar posisi dengan Myung-gi yang harusnya menjadi Penyembunyi. Myung-gi yang memintanya duluan, karena dia tau mantannya itu bukan tipe orang yang tega membunuh orang. Myung-gi juga berjanji akan melindungi Jun-hee dari Pemburu lain. Tapi keserakahan nampaknya membuat Myung-gi lupa. Meski udah berhasil membunuh satu Penyembunyi, Myung-gi nggak lantas berhenti. Ia terus memburu Penyembunyi lainnya, biar dia bisa dapat duit lebih banyak, hingga tanpa sadar dia membunuh orang yang justru paling peduli dan protektif terhadap Jun-hee, dengan pisau yang Jun-hee berikan padanya. Haiiissh, Hyun-ju's death left me traumatized deh, kayak kematian Ali di Season 1 dulu. Huhu.
Permainan Petak Umpet juga meninggalkan kesedihan mendalam untuk Geum-ja. Putranya yang menjadi Pemburu gugur dalam permainan karena nggak bisa membunuh siapapun. Beberapa waktu sebelum permainan berakhir, ia sempat menemui Geum-ja dan berniat untuk menghabisi Jun-hee. Namun meski sangat menyayangi putranya, Geum-ja nggak bisa membiarkan ia membunuh Jun-hee. Maka ia pun menghujamkan tusuk kondenya pada punggung putranya. Hal itu memang nggak secara langsung menewaskan putranya, tapi mampu mencegah ia untuk membunuh Jun-hee. Putra Geum-ja tewas setelah timah panas prajurit Squid Game menembus tubuhnya sebagai hukuman karena gagal sebagai Pemburu. Geum-ja yang dihantui rasa bersalah karena merasa telah membunuh putranya sendiri, akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Namun sebelum kepergiannya, Geum-ja sempat mendatangi Gi-hun dan meyakinkannya bahwa Gi-hun adalah orang baik yang hadir di tengah mereka untuk menyelamatkan semua orang. Ia juga memohon pada Gi-hun untuk menyelamatkan Jun-hee dan bayinya.
Kehilangan seorang sahabat dan seorang wanita yang telah dianggapnya sebagai ibu sendiri membuat Jun-hee merasa sangat-sangat terpukul. Ia menangis sambil memeluk erat bayinya, sadar bahwa hanya bayinyalah yang dia miliki saat ini. Di adegan ini rasanya aku pingin banget noyor kepalanya Myung-gi yang doing nothing but memandang Jun-hee dari kejauhan, such a fuckin' coward.
Kata-kata dari mendiang Geum-ja nampaknya mampu menggugah kembali nurani Gi-hun. Menjelang permainan berikutnya, ia menghampiri Jun-hee yang masih dihantui rasa bersalah karena menganggap bahwa dirinya adalah penyebab kematian Hyun-ju dan Geum-ja. Seperti Geum-ja yang meyakinkan Gi-hun, Gi-hun pun meyakinkan Jun-hee bahwa semua itu bukan salahnya, karena setiap orang memiliki keputusannya masing-masing. Gi-hun juga berkata pada Jun-hee untuk menjaga bayinya apapun yang terjadi, dan berjanji akan membantunya.
Permainan berikutnya adalah Lompat Tali. Untuk menyelesaikan permainan ini, pemain harus menyeberangi jembatan sempit dalam waktu 20 menit, sambil melompat untuk menghindari tali logam yang berputar yang kecepatannya bertambah seiring berjalannya waktu. Nggak hanya itu, di tengah jembatan juga terdapat celah yang menambah kesulitan permainan. Pemain yang gagal melewati jembatan, tentunya bakal terjun bebas dari ketinggian sebelum akhirnya tubuh mereka mendarat di lantai. Sebelum permainan dimulai, Gi-hun berlutut untuk memeriksa kondisi pergelangan kaki Jun-hee yang ternyata udah bengkak parah dengan permukaannya yang berwarna biru keunguan, sangat nggak memungkinkan buat mengikuti permainan. Namun Gi-hun mengajak Jun-hee untuk melewati jembatan itu bersama-sama (dengan cara Gi-hun menggendong Jun-hee, maybe). Sementara bayi Jun-hee akan mereka tinggalkan dulu sampai permainan usai. Tapi tiba-tiba seorang prajurit berkata, bahwa siapapun yang ada di sana adalah pemain, tanpa terkecuali. Dengan kata lain, bayi Jun-hee pun harus mengikuti permainan.
Gi-hun pun menyusun strategi baru. Ia akan menggendong bayi Jun-hee hingga ke seberang dan meletakannya di sana, lalu kembali untuk menjemput dan kemudian menggendong Jun-hee melewati jembatan. Hal ini tentunya jadi dilema besar buat Jun-hee. Saat tiba gilirannya menyeberang, Gi-hun memang berhasil membawa bayinya. Tapi apakah Gi-hun bakal mampu buat menjemput dan menggendongnya? Apalagi waktu mereka semakin terbatas, dan suasana udah chaos banget, karena pemain yang serakah berusaha untuk menghalang-halangi pemain lain untuk melewati jembatan, bahkan ada juga yang sengaja didorong jatuh oleh pemain lain begitu tiba di seberang.
Di tengah-tengah suasana chaos dan menegangkan itu, Myung-gi menghampiri Jun-hee. Dia menarik tangan Jun-hee untuk mengajaknya mulai bermain, karena sebentar lagi mereka bakal kehabisan waktu. Namun Jun-hee menepis tangan Myung-gi, masih kecewa berat karena dia udah membunuh Hyun-ju. Toh, Jun-hee juga nggak yakin Myung-gi rela berkorban untuknya. Saat Jun-hee memperlihatkan kondisi kakinya, Myung-gi hanya menatap nanar dan nggak berkomentar apapun lagi. Ia pun berbalik badan perlahan dan mulai bermain.
Waktu tersisa satu menit lebih sepuluh detik, tinggal Jun-hee seorang. Sementara Myung-gi yang paling terakhir bermain, udah berhasil sampai di seberang. Saat Gi-hun bersiap untuk menjemputnya, Jun-hee berseru agar Gi-hun tetap berada di tempatnya. Ia berjalan perlahan ke tepi 'jurang' sambil berkata bahwa Gi-hun nggak perlu menjemputnya, karena jika Gi-hun gagal menyeberang, maka bayinya pun nggak akan selamat. Jun-hee nggak ingin mengorbankan orang lain lagi. Well, menurutku keputusan Jun-hee untuk nggak menerima bantuan Gi-hun ini cukup realistis sih. Jun-hee, dan semua penonton juga pasti udah desperate dan nggak melihat kemungkinan rencana Gi-hun bakal berhasil terealisasi dalam sisa waktu sesingkat itu.
"Kau bilang padaku untuk menjaga bayiku apapun yang terjadi. Itu lah yang sedang aku lakukan saat ini. Tolong bantu aku," tuturnya sebelum ia menjatuhkan diri dan gugur, meninggalkan Gi-hun yang masih terpaku dan Myung-gi yang terisak.
Jujur, meskipun sepanjang menonton Squid Game, aku selalu menganggap Jun-hee sebagai beban orang lain, tapi melihat dia mati dengan cara seperti itu, rasanya miris juga. Ia mati dengan menyimpan banyak rasa sakit hati dan penyesalan : dua sahabatnya tewas karena melindunginya, kekasihnya meninggalkannya, dan ia telah membawa serta bayinya yang nggak berdosa ke 'neraka' itu, kemudian membebankannya lagi pada orang lain.
Anyway, bukan Squid Game namanya kalo nggak mencetuskan ide-ide gila yang membuat para pemainnya tercengang. Kehadiran bayi Jun-hee di tengah-tengah permainan lah yang melahirkan ide gila itu. Nomor peserta 222 milik Jun-hee yang semula dinyatakan gugur, kembali masuk ke permainan. Tentu bukan Jun-hee yang bangkit dari kematian, melainkan bayinya lah yang menggantikan dirinya. Hal ini tentunya menyulut kemarahan beberapa pemain yang merasa dirugikan, karena nggak rela membagi hadiah uang mereka dengan bayi itu. Mereka pun mulai merangsek maju ke arah Gi-hun untuk merebut bayi itu dan menyingkirkannya. Namun prajurit Squid Game meletuskan tembakan peringatan dan menyatakan bahwa mereka nggak diperkenankan lagi buat melakukan kekerasan fisik antar pemain.
Malam itu, saat semua pemain tertidur, Gi-hun diundang untuk bertemu dengan frontman di ruangannya. Di sanalah si frontman mengungkapkan identitasnya, bahwa ia adalah Hwang In-ho yang menyamar sebagai pemain 001 bernama Young-il, peserta yang sangat Gi-hun percaya, sama seperti mendiang Oh Il-nam dulu. Gi-hun pun tentunya merasa dicurangi buat yang kedua kalinya. Pada pertemuan itu, In-ho memberi Gi-hun sebilah pisau. Ia menuturkan bahwa saat ini adalah kesempatan bagi Gi-hun untuk membunuh semua pemain yang tersisa dengan pisau itu, sehingga Gi-hun dan bayi Jun-hee bisa pulang dengan membawa semua hadiah. Gi-hun memang menerima pisau itu, tapi ia memutuskan untuk nggak mengikuti saran In-ho.
Tibalah Gi-hun dan para pemain lainnya di permainan selanjutnya, yakni Sky Squid Game. Pemain memainkan permainan ini di atas tiga menara tinggi berbentuk persegi, segitiga, dan lingkaran. Untuk memulai permainan di setiap menara, pemain harus menginjak tombol di tengah menara. Saat permainan dimulai, pemain memiliki waktu 15 menit untuk mengeliminasi atau menjatuhkan setidaknya satu orang pemain. Setelah 15 menit berlalu dan satu atau lebih pemain tereliminasi, sebuah jembatan akan muncul, memungkinkan pemain yang tersisa untuk pergi ke menara di sebelahnya. Jika seorang pemain tereliminasi sebelum tombol di tengah menara ditekan, maka eliminasi ini nggak akan dihitung. Jika waktu habis dan nggak ada yang tereliminasi, maka semua pemain yang tersisa akan dibunuh oleh prajurit.
Jujur, scene ini rada boring dan aneh, like, kamu dan teman-teman satu circle-mu berencana untuk menjatuhkan seseorang dari atas menara, tapi kasak-kusuknya tuh di hadapan orangnya gitu. Meski begitu, tapi rasanya tetap tegang juga karena permainan yang satu ini benar-benar menentukan gimana nasib Gi-hun dan bayi itu nantinya. Dan permainan ini juga menunjukkan bahwa kamu nggak bisa sepenuhnya menaruh kepercayaan sama circle-mu, apalagi kalo kamu tau mereka itu orang-orang yang toxic. Mungkin sekarang kalian bisa berdiskusi bareng untuk mengeliminasi seseorang, tapi sejurus nanti, saat kalian gagal mengeliminasi target, bisa jadi kamu yang bakal didorong jatuh dari menara, bahkan lebih jahatnya lagi, kamu dilumpuhkan buat jadi 'bekal' untuk dijatuhkan dari menara selanjutnya.
Singkat cerita, setelah para pemain melakukan aksi saling dorong di atas menara, mengkhianati satu sama lain, tersisalah tiga orang pemain : Gi-hun, bayi Jun-hee, dan Myung-gi. Ini adalah ronde terakhir, dan salah satu dari tiga pemain ini harus tereliminasi untuk mengakhiri permainan. Myung-gi memaksa Gi-hun untuk menyerahkan bayinya. Namun Gi-hun yang udah berjanji pada Jun-hee untuk menjaga bayinya, memilih untuk bertarung.
BTW kalian bertanya-tanya nggak sih, Myung-gi ini sebenarnya laki-laki macam apa? Jujur, aku sih dibikin bingung banget sama karakter dia. Sometimes he looks so care about Jun-hee and the baby, but sometimes he looks like an egoistic bastard who cares for himself. Tapi menurutku pribadi, dia mungkin memang peduli dan sayang sama mereka, tapi bukan peduli dan sayang yang ugal-ugalan gitu lho. Dalam situasi kepepet, Myung-gi bisa aja mengorbankan mereka berdua. Dengan kata lain, prioritasnya tetap duit dan keselamatannya sendiri. Well, how do you think, Guys?
Berbekal pisau dari In-ho, Gi-hun melawan Myung-gi di atas menara lingkaran. Mereka bertarung sengit hingga keduanya jatuh dari sisi menara. Gi-hun berpegangan pada tepi menara, sedangkan Myung-gi berpegangan pada lengannya. Namun pegangannya terlepas dan Myung-gi pun jatuh, tereliminasi. Gi-hun memanjat kembali ke atas menara. Ia tertegun melihat tombol yang belum ditekan, sehingga kematian Myung-gi nggak dihitung.
Kini hanya tersisa Gi-hun dan bayi Jun-hee. Gi-hun menekan tombol di tengah menara. Seiring berjalannya waktu, Gi-hun menghabiskan sebagian besar waktunya menggendong bayi, mencium, dan memeluknya di dadanya. Sumpah, scene ini tuh sedih banget, seolah Gi-hun mau mengucapkan selamat tinggal sekaligus meminta maaf karena cuma bisa menemani bayi Jun-hee sampai di situ. Gi-hun meletakkan bayi Jun-hee perlahan. Kemudian ia berdiri sambil melangkah mundur perlahan ke tepi puncak menara. "Kita bukan kuda. Kita manusia. Dan manusia adalah...", ucapnya sebelum akhirnya menjatuhkan diri dari sana, meninggalkan bayi Jun-hee sendiri di atas menara, menjadikannya pemenang Squid Game malam itu. Para tamu VIP Squid Game yang semula riuh dan saling bertaruh, seketika bungkam melihat pengorbanan tanpa pamrih di depan mata mereka.
Anyway, dari tadi kita ngobrolin tentang perjuangan Gi-hun di Squid Game Arena melulu yah? Ke mana nih Jun-ho CS yang dikerahkan buat mengikuti Gi-hun dan menemukan pulau misterius? Kok sampai Gi-hun kehilangan nyawanya, mereka nggak ada satu pun yang muncul batang hidungnya?
Well, kalo boleh jujur, I think Detective Jun-ho is the so-called hero yang benar-benar nggak penting di series ini. Sejak season pertama, dia memberi harapan besar pada penonton, but in the end dia mengecewakan kita semua. Bayangkaaaann, dia ini polisi detektif lho. Tapi dia sama sekali nggak curiga sama kapten kapal mereka yang ternyata merupakan sekutu dari Squid Game. Bahkan ketika Woo-seok mengungkapkan kecurigaannya terhadap kapten kapal mereka pun, Jun-ho tetap bebal. Dia baru sadar bahwa ucapan Woo-seok benar setelah semuanya terlambat : hampir semua pasukannya ditembak mati oleh sang kapten. Jadi rasanya yang lebih cocok jadi detektif itu si Woo-seok deh. Meski dari luar tampak seperti orang bodoh, tapi insting dan nalarnya tuh jalan gitu. Sedangkan Jun-ho, kayaknya satu-satunya hal berguna yang dia lakukan di series ini cuma menyelamatkan salah seorang peserta Squid Game yang kabur dari permainan dan sedang dikejar prajurit. Selebihnya, I think Jun-ho ini sebenarnya pulici Konoha cabang Korea :')
Setelah pencarian panjang dan mengorbankan banyak nyawa, Jun-ho akhirnya menemukan pulau misterius itu, sekaligus tempat di mana Squid Game diselenggarakan. But again, semuanya terlambat. Permainan udah berakhir dan tempat itu bakal segera dihancurkan. Ia memang berhasil menemukan kakaknya, si Hwang In-ho, tapi mereka cuma bertemu mata dari kejauhan. Jun-ho nggak sempat mengatakan apapun, kecuali, "KENAPA!?" sebelum akhirnya In-ho kembali menghilang dari pandangannya.
Daaaaan hal yang paling kamvret di series ini adalah... enam bulan setelah tempat penyelenggaraan Squid Game dihancurkan, Jun-ho menemukan baby crib berisi bayi di ruang tengah rumahnya. Siapa bayi itu? Ya, dia adalah bayi Jun-hee, lengkap dengan sebuah amplop hitam berpita merah berisi sebuah kartu ATM dengan saldo 45,6 milyar won. Dengan kata lain, setelah semua hal nggak berguna yang Jun-ho lakukan, dia dapat give away bayi tajir, plus duit-duitnya 😭
Yah, lupakan aja lah segala ending yang membagongkan itu. Hal positifnya, dari Squid Game kita bisa belajar bahwa trauma nggak selalu bisa membuat kita mati rasa. Mungkin ada orang-orang seperti In-ho yang kehilangan empati karena mengalami trauma dari pengkhianatan dan kekejaman orang lain dan memilih untuk menjadi bagian dari orang-orang yang kejam itu, tapi kita bisa menjadi seperti Gi-hun yang juga mengalami trauma yang sama, tapi memilih untuk merespon luka dengan lebih bijak, memilih untuk tetap menolong dan berempati. Menyakitkan memang, tapi seenggaknya kita nggak lupa menjadi manusia. Dan... oh ya, satu lagi. Kalo kamu merasa rendah diri karena umur dua bulan belum bisa naik haji kayak Thoriq Halilintar, ingatlah bahwa ada bayi yang baru umur dua hari udah menang Squid Game.