Kamis, 19 Juli 2012

Acara Pembinaan Kader Remaja Oleh Dinas Kesehatan

Aku nggak percaya, aku bisa ikut dalam acara Pembinaan Kader Remaja yang dilaksanain sama Dinas Kesehatan di kotaku. Sebenernya aku nggak mau ikut acara beginian, mengingat aku susah banget buat bersosialisasi dan beradaptasi di lingkungan baru. Tapi ibuku yang merupakan salah satu kader di RW aku, maksa aku buat ikut. Begitu juga dengan bapakku. Katanya aku harus latihan bersosialisasi dan beradaptasi di masyarakat dan lingkungan baru. Akhirnya dengan terpaksa aku ikut, mewakili RW 09 di kelurahanku. Jadi selama tanggal 16 sampe tanggal 18 kemaren, tepatnya hari Senin sampe Rabu, aku ikut acara itu bareng Mbak Tiyas, yang juga mewakili RW 09.

Acara itu dilaksanain di hotel baru. Namanya Hotel Bagus Inn. Aku kira cuma remaja doang yang ikut acara ini, tapi ternyata ada ibu-ibu juga. Selama ikut acara itu, para peserta pembinaan dibina untuk menjadi kader yang baik. Kami juga dikasih penjelasan mengenai berbagai macam masalah kesehatan, seperti bahaya merokok dan narkoba, masalah gizi, masalah kesehatan reproduksi.. macem-macem deh. Ada tiga buah materi yang disampaikan tiap harinya. Selama ngikutin acara itu, aku berasa kayak orang penting yang ngadain meeting-meeting gitu. Hahaha..

Di hari pertama, aku ngerasa enjoy aja, walaupun aku cuma duduk dan ngedengerin orang-orang dari Dinas Kesehatan itu ngomong sambil sesekali mencatat hal-hal penting aja. Tapi di hari kedua, munculah masalah itu. Disalah satu materi, para peserta diharuskan berdiskusi. Tapi sebelum itu, kami diharuskan membentuk kelompok yang terdiri dari sepuluh orang per kelompoknya.
Pembentukan kelompok itu dilakukan dengan cara menghitung. Kebetulan hitungan sepuluh jatuh di Mbak Tiyas. Otomatis aku harus terpisah dari dia. Damn! Padahal satu-satunya orang yang aku kenal disana cuma dia. Dan kelompok aku waktu itu isinya ibu-ibu dan anak-anak cowok. Parah! Parah banget!

Aku nggak ngerti kenapa itu terjadi sama aku. Kenapa ini kayak udah diatur? Kenapa harus aku yang dipisah sama orang yang aku kenal? Mood aku langsung berantakan seketika itu juga. Aku ngerasa Tuhan sengaja bikin aku bad mood. Dia tau aku nggak bisa bersosialisasi, Dia tau bahwa aku paling payah dalam kerja kelompok, makanya Dia pisahin aku dari Mbak Tiyas dan masukin aku ke kelompok yang semuanya ibu-ibu dan anak-anak cowok. Aku jadi inget waktu aku jadi peserta English Debate Competition dua tahun lalu.

Waktu temen-temen satu tim aku nyampein argumen, nggak ada yang menginterupsi atau mengajukan pertanyaan. Giliran aku yang nyampein argumen, aku malah dilempar pertanyaan. Aku yang gampang nervous nggak bisa menangkap apa yang ditanyakan, dan akhirnya aku nggak bisa jawab. Itu parah banget!

Kenapa itu semua bisa kebetulan terjadi pada aku? Udah kayak adegan di film-film aja.
Itulah kenapa, aku bilang bahwa Tuhan sengaja bikin aku bad mood.

Selama acara diskusi, aku cuma duduk manis di kursiku. Aku nggak tau gimana harus berkomunikasi sama anggota-anggota kelompok aku yang usianya jauh lebih tua dari aku itu. Aku cuma terkagum-kagum aja sama para peserta lain yang bicara didepan buat menyampaikan argumen kelompoknya.
Malu banget aku. Aku ngerasa nggak berguna. Tapi gimana dong. Nggak mudah bagi aku buat beradaptasi, apalagi aku baru berkunjung ke tempat itu dua kali. Nggak bisa aku beradaptasi dalam waktu sesingkat itu.

Ah.. bener-bener nggak bisa diungkapin dengan kata-kata perasaan aku waktu itu. Aku udah kayak anak ilang aja. Rasanya aku pengen ngikutin kata-katanya Bang Raditya Dika, "PURA-PURA MATI!" -__-

Di hari ketiga, baru deh aku enjoy lagi. Malah di hari ketiga ini aku lebih ngerasa seneng dibanding hari-hari sebelumnya. Apalagi materi terakhir disampein sama seorang psikolog. Dari dulu, aku kagum banget sama yang namanya psikolog. So, walaupun dia ngobrol panjang lebar selama kurang lebih dua jam, aku nggak bosen atau ngantuk dengernya.

Sebelum pulang, di hari terakhir itu aku dan para peserta pembinaan berfoto bareng. Kami juga dikasih uang saku. Nggak lebih dari 50 ribu sih, tapi lumayanlah. Selama tiga hari itu kami dapet makan siang, dapet snack, dapet tas, dapet block note, dapet pensil, dapet pulpen, dapet duit, dapet pengalaman, dan yang paling penting dapet ilmunya. Hehe..


0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
;