Kamis, 12 Mei 2016
Tiga hari berturut-turut ini, aku udah nonton empat film keren. Yah, bukan film yang dikategorikan baru memang, dan mungkin udah banyak yang tau dan pernah nonton. Keempat film itu adalah The Lesson of the Evil yang rilis pada tahun 2012, You are The Apple of My Eye yang rilis pada tahun 2011, Jurassic World yang rilis pada tahun 2015, dan The Brain Man yang rilis pada tahun 2013. Tiga diantaranya adalah film Asia. Well, nggak tau kenapa aku tuh suka banget sama film Asia ketimbang film Western gitu, apapun genrenya. Bukannya aku nggak suka film Western, hanya aja kalo dibandingin sama film Asia, jujur aku lebih suka film Asia kayak Jepang, Thailand, Taiwan, dan Korea gitu.

Now lemme tell you the synopsises.

THE LESSON OF THE EVIL

 Yang parnoan sama darah dan hal-hal gore lainnya sebaiknya nggak nonton film ini, karena film yang diangkat dari novel best seller Jepang karya Yusuke Kishi ini bergenre Psychological Thriller dimana filmnya sarat dengan adegan pembunuhan.

Film ini bercerita tentang seorang guru populer di sekolah bernama Seiji Hasumi (diperankan oleh Hideaki Ito). Nggak heran sih kalo dia populer, karena selain ramah dan berdedikasi tinggi terhadap pekerjaannya, dia juga ganteng dan bertubuh atletis. Tipikal sexy guy gitu lah. Tapi siapa sangka, bahwa guru yang disukai para muridnya ini rupanya memiliki jiwa psikopat sejak kecil (wong ortunya sendiri juga dibunuh sama dia pas dia masih berumur empat belas tahun).

Awalnya semuanya memang berjalan baik-baik aja, sampe kemudian Tsurii—guru Fisika di sekolah itu—mulai mencurigainya sebagai seorang psikopat, dan satu persatu murid-muridnya pun ikut mencurigainya. Kecurigaan mereka diketahui oleh Seiji. Itu karena Seiji memasang alat penyadap suara di seluruh ruangan sekolah, sehingga diam-diam Seiji bisa mendengar percakapan mereka. Karena merasa terancam, Seiji membunuh para kolega dan murid-muridnya satu persatu. Sayang, ending-nya gantung banget, pake ada teks “To be continued” segala. Kemungkinan bakal ada The Lesson of Evil 2 nih.

YOU ARE THE APPLE OF MY EYE

Nah, kalo ini film bergere romantis. Well, sejujurnya ini pelanggaran buatku sendiri. Aku udah berjanji sama diri sendiri buat menghindari drama, novel, ataupun film bergenre romance karena, ya know kebanyakan drama, novel, dan film bergenre itu punya jalan cerita yang bikin baper. Aku udah males baper-baperan. Tapi karena sebuah thread di Kaskus mengatakan bahwa film ini nggak lebay dan recommended banget buat ditonton, akhirnya aku tonton lah film yang diadaptasi dari novel Taiwan berjudul sama ini.

Film ini menceritakan kisah percintaan masa remaja dari seorang cowok bernama Ko Ching Teng (diperankan oleh Ko Chen Tung). Saat itu umurnya masih enam belas tahun, dan bersekolah di SMA Jing Cheng. Seperti remaja pada umumnya, Ko Teng ini punya empat teman karib, dan hampir semuanya aneh. Yang pertama bernama Hsu Bo Chun, teman karibnya sejak SMP. Namanya memang Bo Chun, tapi karena cowok berkacamata ini selalu (sorry) er*ks* anytime anywhere, maka teman-temannya memanggil dia Bo Chi. Yang kedua adalah A Ho, teman karibnya sejak SD sampe SMA. Cowok gendut ini suka banyak makan, tapi sifatnya dewasa banget, beda dibanding teman-temannya yang lain. Yang ketiga adalah Tsao. Ganteng, narsis, songong, dan terobsesi banget sama basket. Dan yang terakhir adalah Liao Ying Hung, yang suka banget nunjukin trik sulap garing ke cewek-cewek dan menggaruk selangkangannya sendiri. WTF?! :v
Meskipun teman-temannya mostly aneh, bukan berarti si Ko Teng ini nggak aneh. Dia sendiri punya kebiasaan aneh yang menurun dari ayahnya, yakni bertelanjang bulat selama di rumah. Whattheheck?! Bener-bener like father like son lah (-_-’).

Seperti sekolah-sekolah pada umumnya, pasti ada yang namanya siswi populer. Nah, di sekolah itu, ada seorang siswi bernama Shen Chia Yi (diperankan oleh Michelle Chen). Nggak cuma cantik, dia ini pinter. Siswi teladan gitu deh. Nggak heran kalo dia populer dan digandrungin para siswa di sekolah itu, kecuali Ko Teng. Enggak, bukannya Ko Teng homo. Dia cuma kelewat cuek, makanya ketika sahabat-sahabatnya berlomba-lomba menarik perhatian Chia Yi, dia mah stay cool aja.

Suatu hari, Bo Chi dan Ko Teng ketahuan melakukan m*s**r**s* di tengah-tengah jam pelajaran. Tingkah bodoh mereka ini akhirnya ketahuan, sehingga mereka dihukum Kepala Sekolah. Sebagai hukumannya, Ko Teng harus duduk di depan Shen Chia Yi, sang siswi teladan itu. Chia Yi ditugaskan Kepala Sekolah untuk selalu mengawasi Ko Teng selama jam pelajaran.

Ketika pelajaran Bahasa Inggris, Chia Yi lupa membawa buku. Melihat gelagat Chia Yi yang mencurigakan, guru Bahasa Inggris yang galak itu bilang, “Berdiri kalau ada yang tidak membawa buku teks!”
Tiba-tiba tanpa diminta, Ko Teng memberikan bukunya kepada Chia Yi, dan berdiri. Tentu aja sang guru marah dan menghukumnya. Hal ini membuat Chia Yi merasa bersalah banget. Nah sejak saat itulah, Chia Yi berniat membalas budi kepada Ko Teng dengan cara membantu Ko Teng belajar. Cara ini sebenarnya nggak lantas membuat Ko Teng senang, karena emang dasarnya si Ko Teng ini males dan benci belajar. Tapi dengan sedikit pemaksaan, akhirnya Ko Teng mau juga mengerjakan soal-soal yang dibuat Chia Yi untuknya setiap hari. Alhasil, Ko Teng yang biasanya memperoleh nilai dibawah rata-rata akhirnya mengalami peningkatan nilai. Karena sering berinteraksi satu sama lain, lama kelamaan tumbuhlah rasa cinta diantara mereka. Halaaah..

Ending-nya?
Nggak gampang ditebak! Surprising banget, asli! Dan aku suka ini (well, walaupun agak nyesek ya, I admit it :v)
Dan yang paling penting, filmnya tuh bener-bener.. ah, pokoknya lucunya ada, serunya ada, manisnya ada, harunya ada, natural, nggak lebay, dan sarat makna lah.
Aku suka banget scene ketika Ko Teng meminjamkan bukunya ke Chia Yi dan rela dihukum karena mengaku ke gurunya bahwa dia nggak bawa buku itu. Meskipun bandel dan kekanak-kanakan, tapi disini dia keliatan gentle banget :3

Aku juga kagum sama persahabatan antara Ko Teng dan teman-temannya. Seperti yang udah aku ceritakan di awal tadi, bahwa para siswa di sekolah itu menyukai Chia Yi, nggak terkecuali sahabat-sahabat Ko Teng. Tapi meskipun mereka naksir sama cewek yang sama, hal itu nggak lantas membuat mereka saling bermusuhan. Salut banget!

Dan di menjelang akhir film, ada ucapan Ko Teng yang aku suka banget. Dia bilang gini,
“Ketika kau benar-benar menyukai seorang gadis, maka kamu akan bahagia untuknya. Ketika kau melihat ia menemukan pangerannya, kau akan selalu mendoakan mereka agar terus bersama dan hidup bahagia selamanya.”
Daaaaamnnn!! Touching banget.. :’3

JURASSIC WORLD

Kalo ini pasti udah banyak yang tau nih. Jaman 90-an mungkin yang kita kenal adalah film Jurassic Park. Nah, di tahun 2015, nongol deh film ini. Masih sodaraan sama Jurassic Park, sama-sama berasal dari Amerika Serikat, sama-sama bergenre science fiction, dan sama-sama berbau dinosaurus.

Kisah berawal dari dua kakak beradik, Zach Mitchell (diperankan oleh Nick Robinson) dan Gray Mitchell (diperankan oleh Ty Simpkins) yang pergi berlibur ke tempat Claire Dearing (diperankan oleh Bryce Dallas Howard), bibinya. Claire ini merupakan Manajer Operasional dari Taman Jurassic World yang merupakan sebuah taman dinosaurus di Isla Nublar, Costa Rica. Sesampainya di tempat itu, rupanya bibinya itu sibuk banget dan nggak bisa menghabiskan waktu bareng mereka sehingga mereka harus dijaga sama Zara, asisten pribadi Claire. Tapi dasar anak-anak, ketika Zara lengah, mereka malah meninggalkan asisten pribadi bibinya itu dan berjalan-jalan berdua di sekitar Taman Jurassic World sesuka mereka.  

Singkat cerita, masalah muncul. Masalah bermula ketika Claire nggak menemukan Indominus Rex—dinosaurus baru hasil rekayasa genetika perusahaan—di kandangnya. Owen Grady (diperankan oleh Chris Pratt), seorang mantan prajurit angkatan laut dan pelatih Raptor yang saat itu ditugaskan untuk memeriksa kandang Indominus Rex menduga bahwa hewan itu melarikan diri karena terdapat jejak cakaran di dinding. Ketika Owen dan dua staff masuk ke kandang itu untuk memeriksa lebih lanjut, Indominus Rex menyergap mereka dan membunuh kedua staff itu. Rupanya hewan itu memalsukan pelarian dirinya. Beruntung Owen berhasil keluar dari kandang. Ia bersembunyi dibawah sebuah mobil dan melumuri tubuhnya dengan bensin untuk menyamarkan aroma tubuhnya dari hewan itu. Celakanya, pintu kandang yang terbuka membuat Indominus Rex bener-bener kabur dari kandangnya. Hal itu membuat dinosaurus sebesar T-Rex itu bebas menyerang seluruh taman beserta isinya, termasuk para manusia dan dinosaurus lainnya. Nah, dari sinilah ketegangan demi ketegangan terjadi. Apalagi si Indominus Rex ini nggak cuma besar dan buas, tapi dia juga cerdik banget kalo dibanding dinosaurus lainnya. Nggak cuma bisa memalsukan pelarian, dia juga bisa berkamuflase kayak bunglon.

THE BRAIN MAIN

Satu lagi film bertema gore nih. Hahaha..
Aku diprotes adikku gara-gara keranjingan nonton film-film berbau kesadisan gitu. Padahal dia sendiri yang duluan memperkenalkan aku sama film-film semacam itu. Aku kan suka nonton film-film kayak gitu awalnya gara-gara dulu dia pernah ngasih aku rekomen film House of Wax dan animasi Happy Tree Friends. Eh, sekarang keterusan kan :’v

Okay, forget it! Kembali ke topik.
Film ini bercerita tentang seorang cowok luar biasa bernama Suzuki Ichiro (diperankan oleh Ikuta Toma). Disebut luar biasa karena cowok misterius ini memiliki kecerdasan yang tinggi, tubuh yang sempurna, dan memori yang luar biasa. Dan anehnya lagi, dia nggak memiliki emosi, rasa sakit, dan kesadaran mengenai benar atau salahnya suatu tindakan seperti manusia pada umumnya.

Kisah berawal dari sebuah scene dimana seorang cewek bernama Mizusawa Yuria tengah menyiksa seorang wanita dengan memotong lidahnya. Damn banget kan? Baru mulai udah disuguhin pemandangan mengerikan semacam itu :v
Di ruangan itu, Mizusawa nggak hanya berdua dengan wanita itu. Tapi ada seorang cewek lainnya, namanya Midorikawa Noriko yang merupakan partner Mizusawa.

Dua cewek itu merupakan dua orang psikopat yang sering terlibat dalam berbagai pembunuhan. Mereka gemar membunuh dengan cara memotong lidah para korbannya, kemudian meledakkan korban dengan bom yang dipasang di tubuh korban. Hebatnya, aksi mereka nggak pernah ketahuan, sehingga mereka masih bebas berkeliaran.

Korban yang diperlihatkan di scene pertama itu merupakan seorang wanita peramal. Setelah memotong lidah wanita itu, kedua cewek psikopat itu menaruh bom di tubuh wanita itu dan menyuruhnya masuk ke sebuah bus. Kemudian, BLAM! Meledaklah bom itu, bersama si wanita peramal. Bus itu terbakar hebat, dan memakan banyak korban jiwa.

Dua orang polisi yang ditugaskan menyelidiki kasus peledakan itu akhirnya menemukan tempat persembunyian kedua cewek psikopat itu. Namun tak disangka, yang mereka temukan justru seorang cowok tampan berwajah datar. Yup, dialah Suzuki Ichiro. Karena saat penyergapan Ichiro berada di tempat itu, ditambah lagi ia memiliki luka bakar di beberapa bagian tubuhnya, akhirnya dialah yang menjadi tersangka pengeboman beruntun yang selama ini terjadi. Dibawa lah dia ke kantor polisi dan ditahan di dalam sel.

Namun sebuah insiden mengharuskan Ichiro dipindahkan. Saat itu, Ichiro mencongkel mata seorang narapidana (still, dengan ekspresi datar! beneran deh, sepanjang film muka dia gitu-gitu aja. nggak senyum, nggak mangap, nggak melongo.. ngomong juga dikit-dikit, seperlunya, itupun kalo ditanya). Sebenarnya Ichiro melakukan itu bukan tanpa alasan. Itu karena sebelumnya dia mendengar dari mulut si narapidana itu sendiri bahwa narapidana itu telah membunuh seorang perempuan tua. Maka dipindahkanlah Ichiro dari tahanan ke sebuah rumah sakit bagi para pelaku kriminal yang mengalami gangguan kejiwaan.

Di rumah sakit itu, ia ditangani oleh seorang psikiater bernama Washiya Mariko. Bersama polisi yang menangkap Ichiro,  Mariko menyelidiki latar belakang Ichiro dan menemukan sebuah fakta bahwa cowok itu merupakan keturunan seorang jutawan. Ayah dan ibu Ichiro meninggal pada peristiwa tabrak lari. Karena peristiwa itu, sang kakek menaruh dendam pada pelaku tabrak lari yang bebas dari hukum tersebut. Mengetahui kemampuan cucunya, secara pelan tapi pasti, sang kakek mewariskan dendamnya pada Ichiro. Ia meminta Ichiro untuk membasmi kejahatan di dunia dengan membunuh para pelakunya. Impian sang kakek akhirnya terwujud. Ketika sang kakek meninggal karena dibunuh perampok, Ichiro mencekik si perampok hingga tewas (padahal saat itu belati si perampok udah menancap di dada kiri Ichiro lho, dan ekspresinya tetap datar!).

Intinya, si Ichiro ini bukan tokoh antagonis sebenarnya dalam film ini. Dia membunuh untuk membasmi kejahatan. Dia nggak akan menghabisi nyawa mereka yang nggak bersalah. Tokoh antagonis yang sebenarnya ya kedua cewek psikopat tadi, membunuh untuk bersenang-senang. Tapi tetep ya.. cara Ichiro dalam membasmi kejahatan ini tentu aja salah.

Menjelang akhir film, Ichiro dan Midorikawa bertarung. Well, entahlah, apakah itu bisa disebut sebuah pertarungan. Hahaha.. Coz pertarungan itu terjadi diantara Ichiro yang bertangan kosong dengan Midorikawa yang mengendarai mobil. Jadi, si Midorikawa itu mencoba membunuh Ichiro dengan mobil yang dikendarainya.

Akhir ceritanya?
Honestly ya.. aku sempat berpikir kalo akhirnya si Ichiro ini bakal sembuh dari ‘penyakit’ anehnya, dan kemudian jadian sama Moriko, psikiater yang menanganinya. Hahaha.. Apa banget ya. FTV kali yang bisa kayak gitu :v
Anyway, dugaanku nggak sepenuhnya salah sih. Karena di akhir cerita, pada akhirnya.. Ichiro menunjukkan ekspresi wajah tersenyum, Saudara-Saudara! Dan senyumnya itu ditujukan buat Moriko. Tapi aku nggak bisa bohong kalo ending film ini nyebelin, dan bikin penasaran tentang apa yang terjadi sama si Ichiro selanjutnya. Abisnya dia berdiri di pinggir jembatan gitu. Mau bunuh diri kah? I dunno..

BTW, hampir sepanjang nonton film ini, aku kok ngeliat Ikuta Toma kayak ngeliat Lee Min Ho versi Jepang ya? Haha.. Am I the only one who thinks that way?  Coz menurutku, kalo dilihat di angle-angle tertentu dalam film ini, wajah Ikuta Toma bisa dibilang mirip sama aktor Korea satu itu, cuma mungkin hidung Lee Min Ho lebih mancung.

What do you think? Mirip Lee Min Ho nggak? :3

Tapi pas lihat foto-foto Ikuta Toma di Google malah keliatan beda banget. Hahaha.. Kemungkinan miripnya cuma di film doang kali ya. Whatever. Forget it!  Intinya, pokoknya film ini worth to watch lah.


Well, I really thank my brother for downloading these awesome movies for me. Dia memang bukan yang memilihkan film-film itu (kalo dia yang milih filmnya, dia nggak bakal pilih film-film berbau gore :v). Hanya aja adikku yang ngibrit ke rental PS buat pake Wi-Fi nya. Hahahaha..

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
;