Senin, 08 Agustus 2016

Bye Bye, Gloomy Days

Aku harap ini awal dari hari-hari cerah. Setelah sebulanan ini aku merasa semuanya kelabu, siang tadi untuk pertama kalinya aku merasa hariku berjalan baik kembali.

Siang tadi, aku mulai bisa berdamai lagi sama teman dekatku yang minggu lalu 'bocor' mengenai curhatan pribadi yang pernah aku curahkan ke dia. Well, it's forgiven, but yeah, not forgotten. Mungkin kemarin-kemarin aku benar-benar males diajak becanda sama dia, berkali-kali dimintai tolong aku menolak dengan berbagai macam alasan, dengerin curhatan dia pun setengah-setengah. Entah saat itu dia merasa atau enggak kalo aku masih kesal sama dia. Tapi kali ini, demi pertemanan kami yang udah berlangsung selama sekitar sepuluh tahun, aku mencoba untuk berdamai lagi dengannya seperti semula. Ngobrol, becanda-becanda, bertingkah abnormal, jalan-jalan.. But still, meskipun judulnya 'udah berdamai', bukan berarti hal itu bisa mengembalikan kepercayaanku ke dia. Aku lebih memilih untuk menyimpan semuanya sendiri. Yah, seenggaknya cuma antara aku dan Tuhan aja.. untuk saat ini.

Minggu pagi menjelang siang itu, untuk pertama kalinya sejak seminggu yang lalu, aku menerima temanku itu lagi di rumah. Sebenarnya sejak beberapa hari sebelumnya pun, dia udah menghubungiku untuk mengabarkan bahwa dia mau main ke rumah, berkali-kali, dan berkali-kali pula aku ngeles. Awalnya memang aneh sih. Jujur, aku masih agak malas menemuinya. Tapi mengingat sifatnya yang mudah tersinggung dan meledak-ledak, aku sambut juga dia seperti biasanya. Actually, I'm sick of being nice to those who have betrayed me. Setelah seminggu yang lalu dia 'bocor' dan tampak sama sekali nggak memikirkan perasaanku, aku malah masih bisa memikirkan perasaannya. Tapi ya itu dia, kembali lagi ke masalah pertemanan. Aku nggak mau kalo sifatnya yang mudah tersinggung dan meledak-ledak itu justru bikin pertemanan kami benar-benar rusak. Seperti biasanya dia main di rumahku sampe menjelang sore. Walau nggak banyak hal yang kami perbincangkan saat itu, tapi cukuplah bikin pertemuan yang awalnya agak awkward itu  menjadi normal lagi (well, senormal-normalnya pertemuan kami mungkin abnormal bagi orang lain, itu juga kalo mereka mengamati. Haha..).

Sorenya, tepatnya sekitar jam tujuh malam, kami main ke luar. Niatnya sih nganterin dia nyari tempat make-up dan beberapa barang lain yang dia butuhkan, lalu mampir buat nyobain surabi bandung di sebuah kedai kue serabi khas Bandung di kawasan Kartini.

So yeah.. Kemarin petang, aku dibonceng temanku itu menuju pusat kota untuk mencari barang-barang yang mau dia beli. Pertama-tama, kami mengunjungi toko aksesoris Heartwarmer. Sementara dia mencari barang-barang kebutuhannya, aku sibuk mengamati isi toko yang lain. Well, ketika cewek normal lainnya suka berkutat didepan rak khusus peralatan make-up dan penghias rambut, aku justru lebih tertarik melihat-lihat gelang, kalung, frame, gantungan kunci, lampu-lampu, stiker hape, stiker dekorasi dinding, dan boneka-boneka (itupun untuk memastikan apakah ada Jack Skellington diantara boneka-boneka yang semuanya berwujud unyu-unyu itu).

Setelah itu, kami mampir ke Yogya Grand. Disana pun sama, dia mencari berbagai peralatan cewek normal pada umumnya. Dan menjelang pulang.. ya know what? Sepertinya keberuntungan sedang memihak kami hari itu. Beberapa langkah menuju pintu keluar-masuk, ada promo es krim dengan potongan harga cukup besar. Es krim seharga tiga puluh dua ribuan itu menjadi cuma seharga sembilan belas ribuan. Awalnya kami sempat bimbang gitu. Tapi karena promonya berlaku cuma sampe hari itu, kami pun memutuskan beli dan akhirnya membawa pulang dua kotak ea krim. Hahaha.. Nggak disangka. Padahal baru aja pagi harinya kami dibuat ngiler sama es krim gara-gara nonton acara Spotlite yang mengulas mengenai keunikan-keunikan es krim di dunia. Eh, malemnya kami malah kebagian diskonan es krim. Haha.. Alhamdulillah.

Sebelum naik ke atas motor untuk pergi ke tujuan berikutnya (Surabi Bandung Kartini), Gege, sepupuku nelpon. Kirain ada apaan, nggak taunya dia ngajak jalan-jalan sekeluarga gitu deh. Akhirnya acara nyurabi bareng temanku pun kami tunda.

Di rumah, tiga sepupuku udah nunggu. Gege sendiri dateng bareng cowoknya. Rupanya Fahrul, sepupuku, yang ultah tanggal tiga lalu mengajak kami dinner bareng rumah makan Spesial Sambal di kawasan Ampera. Kami berangkat bareng-bareng kesana. Disana udah ada bibi-bibi dan nenekku yang udah order tempat dan menu, jadi kami kebagian meja dan nggak perlu nunggu makanan terlalu lama. Sayang, ibu dan bapakku nggak bisa ikut. Ibu masih kurang enak badan, sementara bapak memutuskan buat nemenin beliau di rumah. Malam itu kami makan nasi dan bebek goreng beserta sambal terasi, tumis kangkung pedas, terong dan jamur goreng krispi, tempe goreng tepung, dan beberapa potong buah semangka dan pepaya.

BTW, ada poster yang cukup menarik perhatian kami, terpajang di dinding dekat meja kami. Teks yang tertera di poster itu mengungkapkan alasan kenapa rumah makan tersebut nggak menyediakan free Wi-Fi. Katanya, biar para pengunjung yang dateng bersama teman-teman, kolega, pacar, ataupun keluarganya bisa benar-benar memanfaatkan waktunya buat bercengkrama sama orang-orang yang sedang bersama mereka, nggak berkutat sama gadget masing-masing. Well, masuk akal juga sih. Jaman sekarang, meskipun judulnya lagi kumpul, orang-orang cenderung disibukkan sama gadgetnya masing-masing, entah itu buat main game, nonton video, download, ataupun berkomunikasi sama yang jauh disana. Nggak heran kan tuh, muncul pernyataan bahwa gadget itu "mendekatkan yang jauh, dan menjauhkan yang dekat". Tapi para cowok dalam rombongan kami nggak menanggapi serius isi poster itu. Mereka bilang, "Aaah.. Bisa-bisaan yang punya rumah makan aja ini mah. Emang dasarnya mereka pelit, nggak mau nyediain Wi-Fi, biar untung lebih banyak". Tapi aku akuin, nggak salah juga sih mereka. Hahaha.. Rumah makan yang satu itu kan nggak pernah sepi pengunjung. Bahkan terkadang kita harus order tempat dulu kalo mau makan disitu. Bayangkan, kalo rumah makan itu menyediakan free Wi-Fi, bisa-bisa pengunjung kelewat betah berlama-lama nongkrong disana, dan pengunjung baru yang mau makan disitu nggak pernah kebagian tempat.

Sekitar jam sembilan malam, kami baru meninggalkan rumah makan itu. Nggak lupa, nenek memberikan oleh-oleh berupa dua paket makan untuk ibu dan bapakku dirumah. Alhamdulillah, hatur nuhun pisan, Nek ^^

Huaaahh.. Pokoknya, yesterday was fun. Aku harap kesenangan seperti ini bakal berlanjut seterusnya. Selamat tinggal, hari-hari kelabu.. :)


0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
;