Selasa, 16 Agustus 2016

Chat Buddies

Mungkin teman-teman dunia nyataku nggak percaya kalo aku yang terkenal introvert alias pendiam ini hobi chatting. Well, mungkin sama kayak kamu yang nggak percaya dengan fakta bahwa aku ini bukan orang yang suka ngomong. Seriously. Kebanyakan blog reader-ku yang mengontakku via media sosial pasti nggak percaya waktu aku menyangkal anggapan mereka tentangku, yang mengira aku rame lah, cerewet lah.. oh Guys, I'm sorry I'm not really that fun :') Ada lagi yang bilang aku cetar. Entah cetar darimana, padahal aku nggak mirip Syahrini.

Tapi hari ini aku nggak lagi mau ngomongin betapa 'batu'-nya aku. Aku lagi mau bahas soal aplikasi chat yang aku pake selama mengenal dunia per-chatting-an dan dua teman chatting-ku yang belakangan ini lagi lengket-lengketnya. Halah..

Aku mulai mengenal dunia chatting sekitar sembilan tahun yang lalu, tepatnya sekitar tahun 2007, dan saat itu aku masih duduk di kelas satu SMP. Waktu itu aku diajak kakak sepupuku yang biasa kupanggil Mbak Yuni ke warung Telkom. Mbak Yuni yang usianya terpaut tiga belas tahun dariku ini memang hobi chatting. Aku cukup sering diajak ke warung Telkom sama dia. Disana aku diajari gimana caranya berkomunikasi sama orang-orang dari berbagai daerah. Saat itu, aplikasi yang kami gunakan adalah aplikasi chatting sejuta umat. Yup, apa lagi kalo bukan Yahoo Messenger? Dan of course, karena aku baru banget mengenal Yahoo Messenger, dia mempersilahkan aku buat pake akun Yahoo-nya.

Eh, sekali coba, aku langsung menikmatinya. Aku pikir, kok rasanya asik banget ya. Apalagi ekspresi kita bisa diwakilin sama emoticon-emoticon lucu yang bisa bergerak. Aku juga jadi punya cukup banyak kenalan dari berbagai kota. Tapi sumpaaah.. nggak pernah sekalipun aku dapet kenalan orang yang sebaya denganku saat itu. Mostly, umur para kenalanku itu ya jauh-jauh. Ada yang dua puluh lima tahun, dua puluh tujuh, tiga puluh.. dan reaksi mereka setiap kali mendengar pernyataan soal umurku yang saat itu masih tiga belas tahun was like, "Wah, masih imut banget dong!" atau "Wah, masih kecil!" Beda mungkin sama jaman sekarang. Anak umur sepuluh tahun juga udah banyak kali yang hobi chatting.

Nah, sejak saat itu, aku jadi ketagihan chatting. Ketika naik kelas dua SMP, aku mulai hobi main ke warnet. Kebetulan ketika naik kelas dua itu, sekolah melakukan pembagian kelas lagi, dan di kelas yang baru itu aku mengenal teman-teman yang asik banget, beda lah kalo dibanding teman-temanku di kelas satu yang berkubu-kubu. Teman-temanku di kelas dua lebih ramah-ramah dan kompak. Entah siapa yang memulai, di suatu siang sepulang sekolah, aku dan beberapa teman dekatku mampir ke warnet di kawasan Perumnas. Niatnya sih mau chatting gitu. Lucunya, pas sampai disana rupanya nggak ada satupun dari kami yang ngerti caranya. Wakakak.. Yah, aku memang pernah diajarin chatting sama Mbak Yuni, tapi ya karena saat itu aku nggak dikasih tau cara memulainya (atau mungkin dikasih tau, hanya aja aku nggak memperhatikan) dan cuma tinggal pake, akhirnya pas mau praktek sendiri ya planga-plongo jadinya. Haha.. Tapi aku lupa gimana ceritanya, akhirnya aku dan teman-temanku itu bisa juga chatting-an. Hanya aja saat itu aplikasi chat yang kami pake adalah miRC.

Pasti udah pada tau dong aplikasi chat yang satu ini. Penggunaannya lebih mudah dan simple ketimbang Yahoo Messenger, menurutku. Coz aplikasi ini bisa dipake siapapun. Berbeda sama Yahoo Messenger yang kalo mau chatting wajib punya akun Yahoo dulu. Nggak heran kalo pengguna aplikasi miRC ini terdiri dari berbagai kalangan, nggak cuma orang dewasa, anak-anak sekolah juga banyak yang pake, termasuk kami. Makanya, berbeda dengan kenalan-kenalan yang aku dapet dari Yahoo Messenger yang mostly udah om-om, nggak susah bagi kami buat cari kenalan sesama anak sekolah di miRC, meskipun memang masih banyak juga yang umurnya jauh dari umur kami saat itu. Rasanya asik banget.. tukeran nomor hape, saling add Friendster (yang waktu itu masih booming banget). Daaan.. pas udah kelar chatting malah nggak pernah kontakan lagi. Hahahaha..

Pernah juga aku coba install beberapa aplikasi chat di hape. Coba Mig33, coba E-Buddy, coba MXIT.. tapi nggak ada satupun yang aku rasa seru. Kurang serunya sih karena device yang aku pake saat itu (N*k*a 2600C) nggak cocok buat chatting. Haha.. Lemot-lemot gimana gitu. Akhirnya aku uninstall semua deh. Trus aku berlangganan Yahoo Messenger yang pake layanan SMS gitu. Seru sih.. cuma karena inbox-ku sering kemasukan chat-chat dari orang-orang aneh dengan topik 'kotor' dan bahasa yang pada saat itu nggak aku ngerti (karena mereka dengan lancangnya menggunakan bahasa 18++ untuk chatting sama aku yang saat itu masih berusia empat belas tahun ini), akhirnya aku berhenti berlangganan Yahoo Messenger versi SMS itu.

Kalo sedang liburan dan nggak bisa ke warnet bareng temen-temen sekolah, kadang aku main ke warnet di deket rumah sendirian. Sebenarnya sih tempatnya kecil, komputer yang tersedia nggak sampe sepuluh unit, ruangannya juga gerah karena cuma menggunakan satu kipas angin sebagai pendingin, udah gitu sambungan internetnya juga sangat kurang cepet, tapi tarifnya sedikit lebih mahal dibanding tarif internetan di warnet tempat aku dan teman-teman biasa internetan. Hanya aja aku nggak punya pilihan lain, karena warnet itu memang satu-satunya warnet yang ada di daerahku. Yang mengelola cuma satu orang, sehingga saat jam sholat, pengelolanya bakal meminta para pengunjungnya buat pulang dan menutup warnetnya sementara waktu. Wakakakak.. I dunno. Sampai sekarang aku nggak ngerti kenapa mas-mas itu nggak ngerekrut paling enggak satu orang partner buat bantu dia mengelola warnetnya. Kasian juga kan pengunjungnya, lagi asik online atau ngerjain tugas malah disuruh pulang. Gimana coba kalo mereka kapok dateng kesitu? :v

Eh, tapi however mas-mas pengelola warnet itu baik lho. Pernah suatu hari aku dateng kesitu buat bikin akun Yahoo baru. Nah, trus dia ngajarin aku cara buat memulai chatting di Yahoo Messenger gitu. Sampe cara chatting via Webcam pun diajarin. Aku pikir sih kayaknya dia pengajar juga, coz setahuku selain warnet, tempat itu juga merupakan tempat kursus komputer dan Bahasa Inggris.

Seiring berjalannya waktu, aplikasi-aplikasi chatting yang dulu populer itu sepertinya semakin ditinggalkan ya. Apalagi dengan semakin bertambahnya aplikasi-aplikasi instant messenger yang lebih praktis dan menarik. Sebut aja BlackBerry Messenger (BBM), Line, WhatsApp, WeChat, KakaoTalk, de el el..

Aku sendiri menggunakan aplikasi BBM dan Line buat berkomunikasi sama teman-teman. Tapi belakangan ini aku lagi suka banget chatting via Line. Padahal awalnya sih biasa aja, karena memang pada saat itu friendlist-ku cuma ada segelintir orang. Yang nge-chat juga palingan cuma Tri dan Kak Rico doang. Tapi semua berubah setelah Haji Sulam digantikan oleh Haji Muhidin. Eh nggak gitu deng.. Semua berubah setelah aku mulai mempublikasikan akun Line-ku. Belakangan ini aku lagi aktif chatting sama Tifanny dan Putri.

Tifanny adalah salah satu teman yang aku kenal via media sosial sejak jaman-jamannya aku ngefans sama My Chemical Romance dulu. Meskipun berteman di Facebook sejak sekitar tahun 2011, tapi pada saat itu kami cuma sebatas tau nama dan tau bahwa kami adalah satu keluarga MCRmy. Berkomunikasi pun cuma sesekali. Tapi semenjak sekitar akhir tahun 2015 lalu, kami jadi intens berkomunikasi via Line.

Awalnya aku memang nggak pernah menyangka bahwa kami bakal berteman seakrab ini. Pada saat itu aku cuma (diam-diam) mengaguminya dengan menge-stalk akun Instagramnya yang penuh dengan foto-foto hasil jepretannya sendiri. Bukan kagum yang gimana-gimana ya. Aku kagum sama kemampuannya membidik objek sederhana menjadi sebuah foto yang menarik. Dia memang mengaku asal jepret, tapi aku tau bahwa untuk membuat objek sederhana menjadi terlihat lebih menarik itu butuh skill, nggak asal. Buktinya aku sering iseng-iseng asal jepret, tapi hasil fotoku nggak sebagus hasil foto-fotonya. Wakakak.. Selain itu, cewek yang kuliah di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris ini juga merupakan seorang Blogger dan punya kemampuan menulis yang baik. Wawasannya luas, dan dia bisa menulis sajak, cerpen, ataupun daily life story-nya dengan cerita yang 'hidup'. Sering banget aku jadi silent reader blognya. Hahaha.. I dunno.. Meskipun isi blognya mostly curhatan pribadi (sama kayak blogku ini), tapi bentuknya tuh nggak completely serupa diary kayak blogku ini. Lebih enak dibaca lah pokoknya blog dia mah. Haha..

Dan yang membuat kami akrab sampe sekarang adalah berbagai kesamaan yang kami miliki. Selain sama-sama Blogger, kami juga sama-sama penyuka kucing, penyuka hujan, penyuka novel, penyuka cokelat, dan memiliki selera musik yang bisa dibilang sama (meskipun dalam hal musik, nggak semua musik yang dia sukai aku sukai juga, dan sebaliknya. Yah, hanya beberapa), believe it or not.. sampe body size kami pun sama mungilnya. Wakakak.. Karena hal-hal inilah, kami jadi punya banyak topik yang bisa dibicarakan. Rasanya pembicaraan kami selalu aja mengalir. Nggak heran kalo gelembung chat kami di Line seringkali puanjangnya minta ampun.

Yang kedua adalah Putri. Aku mengenal dia ketika salah seorang One Ok Rocker (yang juga merupakan salah satu teman MCRmy-ku) yang bernama Aulia mengundangku bergabung di grup Line khusus para One Ok Rocker Indonesia. Aku inget, waktu pertama kali aku gabung ke grup itu, dia sempet kayak heboh gitu. "Eh, ada Putri Vidialesta!" gitu katanya. Aku kaget kan.. Aku nggak ngerasa kenal dia, tapi kok dia kayak yang kenal aku gitu. Aku tanya aja, "Ada yang kenal saya?"
"Watashi wa!" jawabnya.
Trus ada lagi seorang cewek yang nyambung, bilang, "Watashi mo!"
"Tapi kok aku nggak kenal kalian.." jawabku jujur, masih heran.
"Kamu Blogger yang ngulas fakta-fakta OOR kan?" kata cewek itu. Oalaah.. rupanya mereka-mereka ini tau aku karena mereka pernah baca ulasan tentang fakta-fakta personil One Ok Rock yang aku posting dulu. Aku udah deg-degan aja. Kirain nama dan fotoku ada di daftar wanted alias buronan.

Nah, si Putri ini waktu itu nge-add akun Line-ku, dan jadilah kami chatting-chattingan. Cumaaa.. di awal chatting itu, dia kayak yang protes gitu ke aku. Dia protes karena private message yang dia kirim ke Facebook-ku nggak aku balas, sementara aku sendiri nggak merasa menerima private message dari dia. Gara-gara hal ini, dia sempat ngecap aku sombong gitu. Haissh.. Aku bingung lah. Trus aku periksa inbox Facebook-ku. Ternyata apa? Private message dia nggak terlihat di inbox Facebook-ku karena message itu masuk ke kotak message requests. Kenapa message itu bisa masuk ke kotak message requests? Karena Putri mengirimkan pesan itu ketika dia belum terdaftar di friendlist Facebook-ku. Daaan.. rupa-rupanya Putri bukan satu-satunya orang yang private message-nya aku 'cuekin' melainkan masih ada beberapa orang lainnya dan parahnya message itu udah mengendap disana sejak berbulan-bulan yang lalu, bahkan ada juga yang udah dari tahun lalu! Yassalaaam.. Aku gaptek apa gimana ya? Sumpah, saat itu aku baru tau kalo Facebook sekarang menyediakan fitur penyaring pesan kayak gitu. Aku baru tau kalo orang yang belum terdaftar di friendlist Facebook kita mengirim private message ke kita, maka private message yang dia kirim bakal masuk ke kotak message requests atau filtered messages. Coba, berapa orang yang ngecap aku sombong karena private message-nya sama sekali nggak aku sentuh? (T_T)

So, yaaa.. semenjak hari itu, kami jadi cukup aktif chatting via Line. Yah, meskipun topik yang kami perbincangkan nggak banyak sih. Palingan sekali chat, cuma satu topik yang dibahas. Anyway, Putri ini lucu oorangnya. Dia pernah cerita tentang betapa takutnya dia sama kucing, dan aku cuma bisa ketawain dia waktu dia cerita soal pengalaman-pengalaman nggak enaknya sama hewan yang justru menurutku paling menggemaskan itu. Dia juga aktif berorganisasi di kampusnya. Beda lah kalo dibanding sama Putri yang nulis blog ini yang lebih suka mojok sendirian di sudut kelas :v Selain itu, cewek asal Klaten ini juga menyukai seni dan fotografi. Dan, oh ya.. dia punya tangan yang terampil banget. Dia ahli membuat kerajinan kertas, salah satunya seni paper quilling. Well, bagi yang belum tau apa itu paper quilling.. paper quilling itu seni menggulung kertas yang dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk sesuatu yang dekoratif dan artistik. Nah, kalo kebanyakan One Ok Rocker menunjukkan jiwa seninya sekaligus rasa cintanya terhadap One Ok Rock dengan mengcover lagu, menggambar para personilnya, atau membuat digital art, Putri menunjukkannya dengan membuat seni paper quilling ini. Buat para One Ok Rocker atau teman-teman yang penasaran sama karya Putri, bisa tengok akun Instagramnya di @10969_fancraft. Ada bonus follow buat kamu yang nge-like semua foto yang diposting disitu lho :)

Well, aku berharap banget pertemanan kami bisa langgeng, bahkan berlanjut di dunia nyata. Nonton konser One Ok Rock bareng, mungkin? Kan kami bertiga sama-sama penggemar One Ok Rock. Lalu ketemu sama teman-teman One Ok Rocker lainnya. Huaah.. that would be so fun! ^^

Posted via Blogaway


2 komentar:

puputri02 mengatakan...

*^* *^* *^* postingannya selalu enak di baca yaaaa. .. Cuman yg dari ini bikin terharu :"( :"(

Amin , semoga bisa berlanjut di dunia nyata ,nonton LIVE konser OOR , dan bersambung jadi teman baik.. Sapa tau bisa besan-an

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
;