Minggu, 01 Januari 2017

New Year : 2017

Happy new year, Everyone! *sambil nguap dan ngucek-ngucek mata*
Jujur aja, aku baru aja bangun. Seriously! Haha.. konyol ya? Apa cuma aku yang new year eve-nya dihabiskan dengan ngasur dan meluk guling? :P

Well, sebenarnya  tadi pagi aku dan ibu berencana buat jalan-jalan malam berdua ke pusat kota. Tapi sayangnya, bapak melarang kami keluar rumah meskipun jaraknya hanya beberapa ratus meter. Maklum, beberapa tahun terakhir ini, tiap malam tahun baru memang ada aja hal nggak mengenakkan yang terjadi di bumi Cirebon ini, khususnya aksi para gank motor nakal. Makanya beliau jadi parno, khawatir kami kenapa-kenapa. Jadi, mau nggak mau kami nurut.

Karena dilarang ke luar rumah, akhirnya aku ngamer deh. Niatnya sih mau karaokean semalaman gitu pake Smule, online sosmed juga.. tapi sayang seribu sayang, aku lupa ngisi kuota. “New year eve macam apa ini!?” gitu pikirku. Kemudian aku ingat bahwa di laptopku banyak film yang belum sempat aku tonton, akhirnya aku memutuskan buat movie marathon aja. 

Dari sekian puluh film di laptopku yang belum aku tonton itu, pilihanku jatuh pada film The Conjuring 2 yang katanya serem banget itu. BTW, film ini ternyata nggak seseram yang aku kira. Hantu Valak yang katanya bikin susah tidur itu kok menurutku masih kalah serem sama Hantu Rumah Ampera yang aku tonton beberapa tahun silam. Melihat Valak, aku masih berani ke kamar mandi sendirian. Tapi melihat Hantu Rumah Ampera itu.. wuuhh.. aku masih ingat, dulu aku bahkan nggak berani sholat sendirian di kamar gara-gara ada scene dimana ketika si empunya rumah sholat, tiba-tiba ada makhluk lain yang ‘sholat’ di sampingnya :v

Back to the topic. Rupa-rupanya, rencanaku untuk movie marathon ini pun juga gagal. Karena apa? Karena aku ngantuk, Pemirsa. Jadi setelah menonton The Conjuring 2, aku langsung mematikan laptop dan membereskan cemilan yang berserakan di lantai, trus tidur deh, sampai akhirnya aku bangun setahun kemudian. Wakakak..

Aaaanyway.. Tahun 2016 adalah tahun rasa nano-nano buatku. Berbagai suka duka banyak terjadi di tahun ini. Well, lebih banyak dukanya sih kayaknya. Entahlah, aku merasa tahun ini aku banyak galaunya. Hahaha.. Apalagi di pertengahan tahun. Hadeehh.. Orang-orang datang dan pergi. Dari yang tadinya akrab banget dan bahkan ada yang udah dianggap seperti kakak sendiri malah jadi saling canggung, bahkan lost contact.

Di tahun ini, untuk pertama kalinya aku merasakan betapa susahnya cari kerja sendiri. Maklum, sebelumnya aku bekerja di Trusmi Group berkat jasa Coorporate and Placement (C&P) Departement di kampusku yang memang bertanggung jawab menyalurkan mahasiswa-mahasiswanya ke perusahaan-perusahaan. Dan sekarang aku udah menjabat sebagai Admin Marketing & HRD di sebuah perusahaan sewa-beli elektronik dan furniture dengan usahaku sendiri, setelah sebelumnya mencoba peruntungan menjadi Staff Admin di sebuah lembaga pendidikan anak dan Admin Warehouse di sebuah percetakan kecil di kawasan Kanggraksan. Yah, memang bukan pekerjaan terbaik, karena jujur aku masih sering tertekan disini karena tanggung jawab yang cukup besar. Tapi terlepas dari hal itu, aku merasa nyaman karena rekan-rekan kerjaku yang ramah. Aku masih ingat bagaimana mereka menyambutku di hari perkenalan. Hangat dan bersahabat. Dan baru kali ini aku merasa keberadaanku dianggap dalam lingkungan 'keluarga kedua' ini. Well, mungkin karena jabatanku yang berhubungan dengan semua karyawan kali ya. Kalo aja aku bukan seorang staf HRD, mungkin yang terjadi adalah seperti yang udah-udah, antara ada dan tiada, kayak siluman :v

Di tahun ini juga aku pertama kalinya merasa dikagumi (well, seenggaknya mereka bilang demikian) sama beberapa orang yang menurutku freak. Ada yang hobi nge-text tiap hari, rajin nge-SMS untuk menanyakan apakah aku udah sholat atau belum (dan dia bakal terus bertanya sampe aku menjawab pertanyaannya itu), ada pula yang diam-diam memotretku dengan ponselnya (dia yang cerita sendiri padaku via telepon. Waktu itu malam-malam, dia meneleponku dan mengaku bahwa dia memotretku diam-diam saat aku sedang mengetik dan menyimpan foto itu di ponselnya untuk dia pandangi. Kan serem..). Aku juga heran, apa yang dikagumi dari seorang cewek batu membosankan ini?

Pada bulan Maret, aku berkesempatan mengunjungi Monas dan menikmati panorama kota Jakarta dari puncaknya. Yah, meskipun kesal karena lama mengantre dan ketika sampai di puncak, aku malah nggak bisa menikmati pemandangan dengan puas (karena postur tubuhku pendek, dan butuh alat bantu untuk bisa melongok ke luar menara), namun pengalaman ini menjadi sebuah pengalaman yang cukup berharga bagiku, karena saat itu memang pertama kalinya aku melihat pemandangan dari ketinggian ratusan meter.

Di bulan Juni 2016, aku menginjak usia ke-22 tahun. Dan lagi-lagi aku sulit menerimanya, karena dalam ingatanku, baru kemarin aku merayakan hari ultahku yang ke-18 dengan dua teman dekatku. Well, dengan kata lain, aku sulit menerima kenyataan bahwa aku semakin tua. Nggak ada yang spesial di hari ultahku pada saat itu, kecuali ucapan tulus dari seorang sahabat asal Temanggung yang udah setahunan ini nemenin via chat, Tifanny. Dia mengucapkan selamat ulang tahun untukku, mendoakanku, dan menulis sedikit tentangku di blognya. Lewat tulisannya itu, ia juga menyatakan keinginan dan harapannya untuk menjelajah beberapa tempat bersamaku. Ketika membacanya, nggak tau kenapa aku terharu. Tulisannya itu kini kusimpan di laptopku, biar bisa sering kubaca, sebagai reminder pula bahwa kami punya harapan yang sama. Harapan untuk bisa bertemu, dan bertualang bersama. Semoga harapan itu bisa terwujud suatu hari nanti. Aamiin yaa robbal alamiin..

Juli.. Banyak hal tak terduga terjadi di bulan Juli, dan hampir semuanya menguras perasaan. Untuk hal-hal ini, aku males banget mengulasnya. Next..

Agustus.. Sama halnya dengan orang-orang di sekitarku, di awal bulan aku juga sempat make a wish agar bulan Agustus bisa lebih berbaik hati padaku ketimbang seniornya. Tapi nyatanya enggak. Di tanggal tiga, aku dan keluargaku harus mengalami kehilangan. Mutun, kucing kesayangan kami mati. Aku dan adikku menangis berdua sambil mengelilingi jasadnya di lantai dapur. Sampai sekarang, kami masih sering kangen sama dia. Bahkan meskipun di rumah udah ada dua kucing baru yang sama lucunya, tetap nggak ada yang bisa menggantikan posisi Mutun di hati kami.

Di bulan September, aku menerima kabar bahwa kakak seniorku di SMA—yang dulu pernah jadi orang yang spesial selama bertahun-tahun—udah menemukan pendamping hidupnya dan menikah. Beberapa hari sebelumnya, aku dipertemukan sama seorang cowok berinisial R yang mengingatkanku dengan kakak seniorku itu. Bukan, bukan karena mirip. Entahlah, menurutku mereka punya senyum yang sama-sama manis. Selain itu, menurutku mereka juga sama-sama kalem dan religius sehingga membuatku kagum.. Yah, seenggaknya pada saat itu, sampai kemudian suatu hari aku menemukan suatu fakta bahwa si R ini nggak sebaik itu. Well, apakah seseorang bisa disebut religius apabila memiliki pacar lebih dari satu?

Di bulan September ini juga keluarga kami kedatangan satu anggota keluarga baru, Si Totton. Kucing kecil jenis Persia berbulu kuning ini diberi oleh salah seorang teman ibuku, lengkap dengan kandang, pasir untuk buang hajat, obat anti jamur, dan makanannya. Saat pertama kali datang ke rumahku, kondisi tubuh Totton benar-benar memprihatinkan. Beberapa bagian tubuhnya botak dan penuh jamur. Akhirnya dimandiin deh dia plus disemprot obat anti jamur itu yang baunya nggak enak minta ampun. BTW, Si Totton atau Si Kuning yang oleh majikan lamanya diberi nama Vokall ini punya panggilan paling banyak dibanding kucing-kucingku yang lain. Yah, tergantung siapa yang manggil sih. Aku lebih sering memanggilnya ‘Tutun’, bapakku memanggilnya ‘Bendet’, ibuku memanggilnya ‘Dodot’ atau ‘Ndut’, sedangkan adikku memanggilnya dengan sebutan sak karepe dewe.. kadang manggil ‘Dede’, kadang ‘Otong Kuning’, kadang ‘Bujang’, kadang juga ‘Si Gendut’.

Di bulan Oktober, untuk pertama kalinya aku diajak pergi bersama seseorang plus anggota keluarga dari orang yang sama sekali bukan keluargaku. Dia—rekan kerjaku—mengajakku beserta kakak perempuan dan kakak iparnya ke sebuah ‘surga’ yang belum pernah kami jamah sebelumnya, Bumi Perkemahan Ipukan. Pemandangannya indah dan udaranya sejuk, nggak heran kalo tempat ini cukup hits di media sosial. Sayangnya, karakter kami—aku dan rekan kerjaku itu—yang sama-sama jaim membuat kami lebih banyak diam selama disana. Aku sendiri lebih sering mengajak ngobrol kakaknya ketimbang dia. Mungkin karena aku dan kakaknya itu sama-sama perempuan, jadi rasanya lebih nyaman. Hahaha..

Di bulan November, lagi-lagi kami kedatangan satu anggota keluarga baru. Kali ini seekor kucing remaja berbulu solid white. Kucing ini dibawa adikku dari rumah nenek. Awalnya Rizky—sepupuku—memang nggak mengijinkan kami untuk membawa kucing itu ke rumah. Tapi setelah dibujuk adikku, baru deh Rizky bisa merelakannya. Karena bingung mau diberi nama apa, akhirnya dia cukup kami panggil dengan sebutan ‘Si Putih’. Sedangkan bapakku lebih suka memanggilnya ‘Si Cantik’. Beliau pernah bilang gini, “Kalo kucing ini manusia, dia ini ayu (cantik). Beda sama Si Mutun. Kalo Mutun anggun,” gitu. Tapi emang iya juga sih..

Di bulan Desember, kantorku kebanjiran. Wakakakak..
Hari itu hari Senin 26 Desember, air menggenangi ruang Marketing dan HRD di lantai dua kantor. Yup, memang hanya dua ruangan itu aja yang tergenang air, sementara ruang lainnya, termasuk lantai bawah kering. Aku yang sengaja datang lebih pagi untuk menge-print pengajuan Tunjangan Operasional Sales jadi tertahan di Ruang Collector bersama rekan-rekan Marketing karena lorong menuju ruang Marketing dan HRD yang banjirnya di atas mata kaki itu nggak memungkinkan buat dilalui kami yang semuanya mengenakan sepatu. Pak Maman yang mengenakan sepatu karet langsung menyebrangi lorong dan mengecek keadaan ruangan.
“Di dalam becek, Mbak. Di ruangan Mbak Putri juga, kotak-kotak undian kena basah, tapi udah saya pindahkan ke atas lemari,” kata Pak Maman. Untungnya beberapa hari sebelumnya, CPU komputerku keburu dibawa duluan ke Service Center. Coba kalo belum dibawa, bisa matot deh tuh kena air. Kami tertahan di Ruang Collector sampai akhirnya OB membawa sebuah ban mobil besar untuk dijadikan jembatan menuju ruang Marketing dan HRD.  Satu persatu, kami menyebrangi lorong dengan jembatan darurat itu. Ketika sampai di ruangan, bener aja, ruangan Marketing dan separuh ruang HRD tergenang air walau nggak setinggi banjir di lorong. Sialnya, ruang HRD yang tergenang air itu adalah ruanganku. Sementara ruangan Kepala HRD dan Instruktur baik-baik aja. Karena hal itu, jadwal briefing Marketing pun diganti jadi jadwal kerja bakti. Team Marketing dan HRD pun bahu membahu menyingkirkan air. Awalnya kami pikir, air itu berasal dari kebocoran atap. Tapi rupanya kami salah, karena kenyataannya meskipun air yang menggenang itu udah kami buang melalui saluran, air tetap menggenang, kayak ada sumber air yang bocor gitu. Selain itu, airnya pun bening dan nggak berbau. Masalah ini berlangsung sampai keesokan harinya. Setelah ditelusuri, ternyata air itu berasal dari pipa saluran pompa air yang patah. Di hari kedua itu, kami kerja bakti lagi deh. Hanya aja bedanya kali ini HRD dibantu Warehouse Staff. Setelah itu kami ditraktir nasi padang sama Pak Kepala HRD. Wiii.. ^^

Menjelang penghujung bulan Desember, adikku mendapat panggilan kerja di sebuah pabrik otomotif di Karawang. Alhamdulillah, setelah penantian dan ikhtiar yang nggak sebentar, akhirnya adikku satu-satunya itu kesampaian juga merantau kesana.

Harapanku di tahun 2017?
Well, yang pasti bukan nikah, karena calonnya aja jelas-jelas belum ada dan aku sendiri pun sama sekali belum siap lahir batin :v
Yang pasti sih, aku berharap bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dalam dunia kerja, aku berharap bisa jadi lebih profesional, karena aku sadar aku masih payah banget dan masih sering salah.


Akhir kata, SELAMAT TAHUN BARU 2017, EVERYONE! ^^

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
;