Selasa, 31 Desember 2019

New Year : 2020

Hmm.. Nggak terasa kita udah sampai di penghujung tahun 2019 ya. How do you feel, Guys?
Kalo aku pribadi, jujur, sedih. Yah, hampir setiap pergantian tahun, aku selalu merasakan ini sih, terlebih jika tahun itu memiliki banyak momen indah dan berharga yang nggak akan terulang lagi. Aku orangnya hobi banget flashback sih ya, suka banget mengenang hal-hal berkesan di masa lalu. Jadi ketika tahun berganti, itu artinya makin banyak momen indah di masa lalu yang bakal kurindukan di masa mendatang.

Tahun ini kurasakan baik, sangat baik, meski diawali dengan momen buruk, karena bulan Januari ibuku sakit selama sekitar sebulan lamanya sampai harus rawat inap di Rumah Sakit. Apalagi ketika dugaan awal dokter menyebutkan bahwa ibu terkena gejala kanker. Ketika itu perasaanku hancur banget. Namun setelah dirujuk ke Rumah Sakit dan menjalani pemeriksaan, dokter menyatakan bahwa ibu hanya kelelahan aja karena memang sebelum jatuh sakit, ibu sering banget tidur larut malam lantaran disibukkan dengan tugas-tugas kadernya. Alhamdulillah di bulan Februari, kondisi ibu membaik dan bisa kembali beraktifitas.

Di bulan Februari juga aku bertemu kembali dengan salah satu penulis favoritku, Fiersa Besari. Ini adalah pertemuan kedua kami setelah sebelumnya kami bersua pada tahun 2017, tepatnya saat ia mengadakan tur untuk promosi Albuk Konspirasi Alam Semesta. Kali ini kami bersua dalam perjalannnya mempromosikan Albuk 11:11 yang rilis pada bulan November 2018 lalu. Pertemuan kami saat itu harusnya jauh lebih berkesan ketimbang pertemuan sebelumnya, karena di pertemuan kali ini kami nggak hanya bisa minta tanda tangan, tapi juga foto berdua dengan dia. Namun yang terjadi adalah mood-ku jatuh begitu aja ketika hasil foto yang kuterima sangat-sangat nggak memuaskan. Huhu..

Pada bulan Maret, perusahaan tempatku bekerja merayakan hari jadinya yang ke-7 tahun di Gedung Auditorium Perundingan Linggarjati. Hari itu, untuk pertama kalinya aku bersama MUSTunable perform di hadapan rekan-rekan kantor cabang Cirebon. It was so fun, meski kami harus perform tanpa Mas Win yang awal tahun 2019 lalu mengundurkan diri dari perusahaan karena penglihatannya bermasalah. Sedih banget rasanya waktu dengar kabar itu. Kabar terakhir yang kudengar darinya, sekarang ia menjadi pedagang keliling. Semoga rejekimu lancar ya, Mas :')
Hengkangnya Mas Win dari perusahaan nggak lantas membuat personil MUSTunable Band berkurang, namun justru bertambah, karena Inggit dan Badar resmi bergabung dengan kami. Inggit pada posisi Vokalis, mendampingiku, sementara Badar pada posisi Drummer, bergantian dengan Mas Febri yang terkadang mengisi posisi Rhythm.

Di bulan April, aku membeli sebuah gitar akustik berukuran sedang. Pada awalnya aku memang niat belajar bermain gitar. Tapi kok ternyata susah banget. Huhu.. Jariku juga gampang banget sakit. Kata temanku sih, senar gitar itu terlalu tebal. Harus ganti yang lebih tipis kalo mau lebih nyaman dipakai. Nanti deh, aku kumpulkan niat dulu buat belajar lagi, baru aku ganti senarnya. Wkwk..
Di bulan April ini juga, aku kehilangan kucing kesayanganku, Toothless. Aku yakin seseorang membawanya, karena terakhir kali aku melihatnya, dia sehat, nggak sakit. Sampai sekarang aku nggak tau dimana dia berada, dan sampai sekarang juga aku masih mencoba buat ikhlas. Aku berharap dia bersama orang yang memelihara dan menjaganya dengan baik. I miss him so bad :')

Bulan Mei bertepatan dengan bulan Ramadhan, dan bulan Ramadhan rasanya kurang afdol kalo nggak mengadakan buka puasa bersama. Di bulan Ramadhan tahun ini, aku mengadakan buka puasa bareng keluarga pada tanggal 12 Mei yang mana terasa sedikit lebih spesial dengan kehadiran Naura di tengah-tengah kami. Kemudian tanggal 29 Mei, aku berbuka puasa di kantor bersama rekan-rekan, namun rasanya kurang berkesan karena banyak karyawan yang nggak hadir. Huhu..
Tanggal 30 Mei berkesan banget. Aku berkunjung ke rumah Rohayati yang baru aja melahirkan anak pertamanya. Sore harinya, aku berbuka puasa bersama adik dan dua teman rumah kami di D'Forty Cafe & Resto, dan dilanjut dengan berkumpul di rumahku sampai malam.
Di penghujung bulan Mei, aku berbuka puasa di Hotel Amaris bersama beberapa rekan kantorku yang paling dekat. Ada Pak Ben, Bu Hani, Bu Lia, Mbak Tika, Mas Febri, A' Putra, Bu Rohayati, dan Pak Ading. Acaranya kurang berkesan, tapi tetap senang sih rasanya.

Bulan Juni, one of the best months of 2019. Pada bulan ini, seluruh umat muslim merayakan Idul Fitri. Meski perayaan Idul Fitri dirasa kurang berkesan lantaran banyaknya kerabat yang nggak sempat ketemu karena tinggal di kota lain, tapi kami tetap menyambutnya dengan suka cita. Di hari kedua lebaran, aku bertemu dengan Emak (ibu tiri bapak). Ketika kuhampiri, beliau langsung memeluk dan menciumku. Kangen katanya. Hanya aja aku agak prihatin karena kondisi beliau nggak seprima dulu. Beliau yang dulu nggak pernah betah duduk diam, kini cuma bisa duduk karena kedua kakinya nggak lagi kuat untuk berjalan tanpa bantuan. Bicaranya pun udah sedikit nggak karuan, yah seperti orang lanjut usia pada umumnya.
Kemudian pada tanggal 16, Empit, anak kedua Wak Agus menikah. Hari itu untuk pertama kalinya aku perform didepan keluargaku dengan menyumbang beberapa buah lagu. Meski perform di depan keluarga sendiri, tapi entah kenapa rasanya tetap nervous. Mending perform di depan teman-teman kantor, serius 😂
Lalu di penghujung bulan Juni, tepat di hari ulang tahunku, aku berkenalan dengan Mas Ipank dan Bang Fais, serta bertemu kembali dengan Mas Adhe yang kukenal di tempat les vokalku tahun lalu. Pertemuan dan perkenalan inilah yang menjadi awal terbentuknya Black Party. Sampai sekarang, meski udah nggak aktif ngeband bareng mereka lagi (karena Mas Adhe dan Bang Fais mau fokus cari duit) dan udah lumayan lama juga nggak ketemu Bang Fais (kami terakhir ketemu dan ngeband bareng pada bulan Oktober), tapi aku sangat-sangat bersyukur bisa mengenal mereka. They're one of the greatest birthday gifts I have 🙂

Bulan Juli, adalah bulan dimana aku dan teman-teman dari Black Party sering menghabiskan waktu bareng. Entah itu latihan di studio, kumpul bareng, atau beres-beres studio bareng, studio yang pernah kami rencanakan akan menjadi studio pribadi kami, tapi nggak kunjung terwujud. Haha..
Kami juga sempat bergabung dengan DCDC meski akhirnya kami memutuskan untuk nggak lanjut.

Bulan Agustus, another best month of 2019. Pada bulan ini, Mas Ipank melepas masa lajangnya dengan meminang teteh cantik, Teh Indri. Aku datang ke pesta pernikahannya bersama Bang Fais. Hari itu, untuk pertama kalinya aku bertemu dengan para personil Aghatri (salah satu band Mas Adhe) dan diminta untuk berduet bersama Wangi (ex-vokalis Last Dream yang kini menjadi vokalis di Aghatri). Senang sih rasanya bisa kenal dan berduet sama dia. Tapi rasanya minder eh, coz her voice is gold :')
Tanggal 11-nya, aku dan teman-teman Black Party merayakan hari ulang tahun Mas Adhe di kediamannya di kawasan Drajat. Nggak cuma kami berempat, ada juga Teh Indri, Mas Diwan, Mas Bagas, dan Mas Anjar yang bergabung bersama kami. Hari ultah Mas Adhe yang bertepatan dengan hari raya qurban itu kami rayakan dengan bakar sate dan makan bersama. Sederhana, tapi berkesan banget.
Kemudian pada tanggal 17, bertepatan dengan peringatan hari kemerdekaan RI, aku, Teh Indri, Mas Adhe, Mas Ipank, Mas Awal beserta istri dan keponakannya jalan-jalan ke Pondok Pinus, Kuningan. Namun sesampainya disana, kami malah jadi bingung mau ngapain, dan akhirnya cuma foto-foto doang. Wkwk..

Di bulan September, Black Party melakukan rekaman single pertama kami. Proses rekaman yang dilaksanakan di salah satu home recording di kawasan Beber ini memakan waktu sekitar enam jam. Namun meskipun waktunya nggak sebentar, rasanya enjoy aja gitu bareng mereka, nggak bete sama sekali, dan nggak secapek waktu rekaman bareng MUSTunable dulu.
Akhir bulan September ini juga, Black Party perform perdana di acara launching perumahan baru milik Om Fajar. Performance kami saat itu memang jauh dari kata memuaskan sih, khususnya aku yang memang messing up our whole performance dengan kegugupanku. Tapi beruntungnya abang-abang keceku nggak ambil pusing dengan hal itu :')

Bulan Oktober. Ah, lagi-lagi ini adalah salah satu bulan terbaik di 2019. Banyak kejutan dan hal manis yang terjadi di bulan ini. Pada bulan ini, untuk pertama kalinya di hidupku, salah satu teman laki-lakiku datang ke rumah dan memberanikan diri menghadap orangtuaku untuk meminta restu menjadi menantu mereka :') It's funny to remember how silly it was, ketika dia mengutarakan niatnya pada orangtuaku, aku malah meninggalkan mereka karena malu dan gugup. Sounds uwu, huh? Tapi kenyataannya nggak juga, karena orangtuaku nggak lantas memberinya restu, tapi juga nggak melarang kami untuk tetap berhubungan. However I really appreciate his courage. Semenjak hari itu, hubungan kami nggak lantas merenggang, tapi justru jadi makin dekat, and every moment spent with him is precious. I love the way he treats me, seperti betapa ia menghargai prinsipku yang nggak mau memanggil dengan panggilan sayang atau berpegangan tangan seperti pasangan pada umumnya, kecuali kalo udah sah di mata agama dan hukum :)

Pada bulan November, aku dan rekan-rekan kantor melakukan perjalanan ke Jogjakarta. Jogja adalah salah satu kota yang ingin aku kunjungi sejak dulu, dan baru kesampaian tahun ini. Meski perjalanannya panjang dan melelahkan, tapi rasanya senang banget bisa berkesempatan mengunjungi Candi Borobudur dan Tebing Breksi, terlebih kami bisa sempurna menikmati pesona sunset disana. Nggak lupa aku juga membelikan oleh-oleh untuk Mas Kesayangan : sehelai kaos Jogja warna putih dengan motif hitam, yang sebenarnya mungkin akan ia protes karena ia pernah bilang bahwa ia nggak PD mengenakan pakaian putih karena warna kulitnya yang gelap. Tapi aku justru berpikir ia akan terlihat keren dengan kaos itu. And that's true. Moreover I'm glad he loves it 😊
Namun pada bulan November ini juga kami memutuskan untuk break up. Nggak ada yang salah, kami berpisah baik-baik. Namun biar berpisah baik-baik, jujur nggak mudah juga sih. Aku nggak ingat kapan terakhir kali aku nangis, dan baru kali ini nangis lagi, entah itu saat sedang sendirian di kamar, atau saat bibirku melangitkan namanya dalam doa. Minggu-minggu awal itu berat banget rasanya. Bukan karena kecewa, toh kecewa karena apa? Tapi masalahnya, menghilangkan dan memalingkan dia itu susah banget rasanya. I missed him so bad. Setiap hari dalam doaku, aku selalu meminta agar aku bisa ikhlas melepasnya. Tapi terkadang kalo rasa kangen sedang berat-beratnya, aku sering meminta pada Tuhan agar Ia membagi rasa kangen itu padanya, biar aku nggak memikul rasa itu sendirian. Haha.. Dan aku percaya doaku menembus langit dan didengar Tuhan, karena udah beberapa kali Ia mengijabah doaku secara instan. Namun bodohnya sampai sekarang aku nggak mengerti apakah doa yang Tuhan ijabah itu adalah bukti sayang-Nya padaku atau bentuk pelajaran yang ingin Ia beri, karena setiap kali rasa rinduku terobati dengan chatting, telepon, atau pertemuan dengan dia, rasa rinduku akan terasa dua kali lipat lebih berat di hari selanjutnya. Seperti candu :')

Bulan Desember, bulan yang kurasa cukup berat. Entah kenapa pada bulan ini aku merasa Tuhan lagi senang mengajakku bercanda. Banyak banget kejutan-kejutan dari-Nya yang menguras perasaan dan terkadang membuatku merasa sedang menjadi tokoh utama dalam serial FTV.
Hal baiknya, pada bulan ini aku diajak bergabung dengan Ophelia, band yang digawangi Ryan dan dua temannya. Rasa hausku dengan kegiatan ngeband sekaligus tekadku untuk meningkatkan rasa percaya diri mendorongku untuk menerima ajakan itu. Bersama mereka, aku tampil perdana di acara Juunigatsu Festival yang diselenggarakan di Gramedia World Cipto tanggal 15 lalu. Rencananya sih, bulan depan kami akan mengisi acara Japan Festival lagi. Doakan penampilan kami lebih baik ya ^^
Dan kembali lagi ke soal hubunganku dengan Mas Kesayangan yang sekarang udah jadi Ex. Huhu..
Hubungan kami sampai sekarang tetap baik. Kami tetap berteman dan masih cukup sering ketemu, meski rasanya nggak sama lagi dengan pertemanan kami yang dulu. Nggak ada benci di antara kami, dan aku harap selamanya akan seperti itu. Mungkin ya.. Mungkin suatu saat nanti, cepat atau lambat, dia bakal menjauh. Terlebih saat dia udah menemukan perempuan baik yang akan mendampinginya dan menjadi penyempurnanya, begitu juga sebaliknya, sangat mungkin bagi kami untuk kembali menjadi asing. Sebenarnya aku nggak mau itu terjadi. Maksudku, aku ingin agar pertemanan kami nggak putus. Tapi mau nggak mau, aku harus terima kan? Karena nggak baik untuk hubungan kami dengan pasangan masing-masing nantinya.

Aaah.. Jujur, rasanya berat banget ninggalin tahun ini. It was a great year! Yah memang sih, seperti yang udah aku sebutkan di awal tulisan ini, rasanya hampir setiap tahun aku merasakan hal seperti ini, berat melangkah ke masa yang akan datang. Kayak pengen stay aja gitu di waktu sekarang, nggak mau kemana-mana. Malah kalo bisa, pengen putar balik waktu aja. Haha.. Konyol ya.




Entah kejutan apalagi yang akan Tuhan kasih di masa mendatang. Yang pasti, di tahun 2020 mendatang aku berharap agar aku bisa lebih ikhlas menerima segala rencana dan ketetapan Tuhan. He knows what's better for me. Aku harus yakin bahwa skenario-Nya indah. Aku juga ingin belajar untuk lebih mencintai diriku sendiri, dan mulai untuk kembali banyak membaca. Kemarin aku baru sadar bahwa mengisi waktu luang dengan membaca atau menonton film jauh lebih baik ketimbang nge-scroll feeds Instagram atau Facebook, atau ngecek WhatsApp tapi nggak ada pesan baru disana. Wkwk.. 🤭 Kurasa dengan kegiatan membaca atau menonton film itu, aku bisa lebih bahagia 😊

Alright, that's all Kaleidoskop untuk tahun ini. Aku berterima kasih untuk teman-teman yang berpartisipasi menjadikan tahun 2019 ini sangat berkesan. I wish you a happy new year! 😄

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
;