Jumat, 19 November 2021

Hello, 3rd Trimester

Time is running so fast yah. Rasanya baru kemarin aku membangunkan Mas, mengabarinya bahwa ia akan segera jadi bapak, tiba-tiba sekarang kandunganku sudah memasuki bulan-bulan terakhir. Tendangan-tendangan dari dalam yang semula kecil kini semakin kuat kurasakan. Entah apa yang dilakukan Si Kecil di dalam sana. Berlatih drum mungkin. Sepertinya ia ingin menjadi penerus papanya. Ah, aku yakin kelak ia akan lebih keren dari papanya. Wong sekecil ini aja kurasa dia sudah mampu melakukan double pedal. Wkwkwk.

Jum'at, 05 November lalu, aku dan keluarga mengadakan syukuran kecil-kecilan. Nggak ada acara khusus. Kami hanya membuat bubur lolos, rujak serut, dan nasi kotak untuk dibagikan kepada saudara, tetangga, dan teman-teman. Rasanya senang, pagi-pagi rumahku sudah ramai dengan kehadiran nenek, bibi, sepupu, dan keponakan-keponakanku. Hari itu aku ngobrol-ngobrol dengan sepupuku, Gege, seputar kehamilan dan persiapan melahirkan, juga bermain-main dengan Naura dan Shanum. Naura ini sebenarnya anak ayah banget. Kemana-mana selalu menempel dengan ayahnya. Tapi karena hari itu ayahnya nggak ikut, kami jadi lebih mudah mendekatinya. Aku juga senang melihat Naura yang cepat akrab dengan Mas, juga Shanum yang tenang berada di gendongan Mas. Ah, tampaknya Masku sudah lebih siap menjadi orangtua ketimbang aku. Ia tampak menikmati momen-momen bersama Shanum, menggendongnya, membawanya ke halaman rumah untuk melihat burung-burung peliharaan bapak. Sementara aku, menggendong anak kecil aja belum berani. Huhu..

Pekerjaan kami baru selesai sekitar jam setengah lima sore. Aku sempat cemas, khawatir semuanya baru selesai menjelang waktu Magrib, karena aku sudah berniat untuk membawa rujak dan bubur lolos itu ke kantor untuk dibagikan kepada rekan-rekanku. Ditambah lagi, motor Mas sempat dipinjam oleh teman ibu. Namun syukurlah, waktunya masih keburu. Aku menitipkan kardus berisi rujak dan bubur itu pada Inggit dan meminta tolong padanya untuk dibagikan kepada orang-orang di kantor.

Jum'at, 12 November, aku dan Mas kembali mengunjungi tempat praktek dr. Wildan untuk kembali melakukan USG. Kali ini, Mas janjian dengan dua orang temannya untuk memeriksakan kandungan istri mereka bersama-sama. Wkwkwk. Yah, dengan begitu, kami jadi nggak begitu bosan menunggu. Mas menunggu di luar bersama Mas Ipank dan A Yogi. Sementara aku bersama Teh Indri dan Teh Nike menunggu giliran untuk dipanggil ke ruang dokter. 

Hari itu hasil pemeriksaan kandunganku sedikit mengkhawatirkan. Tekanan darahku masih rendah, berat bayiku kurang 100 gram, dan posisinya melintang ☹️ Dokter menyarankanku untuk melakukan 'sujud anti sungsang' setiap lima kali sehari agar posisi kepala bayiku berputar ke bawah. Dokter juga menyuruhku untuk terus menanamkan sugesti positif dan membuang pikiran-pikiran negatif dalam hal apapun. Ah, semoga semuanya akan baik-baik aja sampai waktu persalinan nanti. Aamiin.

Saat di-USG, bayiku tampak malu-malu. Ia terus menutup wajahnya dengan tangan. Ia sempat menguap, kemudian menutup sebagian wajahnya lagi. Ya ampun, gemas sekali.

Oh ya, kami juga menerima kabar baik. Teh Indri hamil. Ya, setelah awal Maret tahun lalu ia mengalami keguguran dan selama lebih dari satu tahun menantikan testpack-nya menunjukkan dua garis, akhirnya hari itu ia kembali dinyatakan hamil. Alhamdulillah. Namun hari itu kandungannya masih sangat muda, yakni enam minggu, sehingga ketika di USG yang terlihat baru kantungnya. Dokter menyarankannya untuk kembali melakukan pemeriksaan dua minggu kemudian. Aku dan Mas tentunya mengharapkan yang terbaik untuk teman kami ini.

Hari Minggunya, aku dan Mas melihat-lihat perlengkapan bayi di salah satu toko khusus perlengkapan ibu dan bayi di kota kami. Banyak yang bilang murah, tapi rupanya ketika kami lihat-lihat kesana, harganya lumayan juga. Lumayan mahal, maksudnya 😂 Memang persoalan harga itu relatif sih ya. Selain itu, aku juga merasa kurang nyaman karena selama berbelanja harus diawasi staf toko. Well, aku bukan tipe orang yang nyaman dilihatin selama melakukan suatu kegiatan, makanya aku suka agak malas kalo belanja di tempat yang stafnya selalu stand by mendampingi calon konsumen. Alhasil, setelah membeli beberapa perlengkapan bayi, aku dan Mas pun langsung ke luar dari tempat itu tanpa tertarik untuk melihat-lihat perlengkapan lainnya. "Beli di online shop aja ya, Mas", kataku. Mas pun mengiyakan.

Hmm.. sepertinya aku harus berusaha untuk lebih berhemat dengan mendahulukan hal-hal yang dibutuhkan dahulu ketimbang hal-hal yang diinginkan. Selama ini aku masih suka jajan, padahal kami harus menabung untuk membeli keperluan bayi. Aku juga perlu mencatat perlengkapan bayi apa aja yang perlu kubeli dan nggak perlu kubeli, karena tentunya sepupuku memiliki beberapa perlengkapan bayi yang bisa dilungsurkan padaku. Sayang juga kalo sudah beli berbagai macam perlengkapan bayi, namun akhirnya malah nggak terpakai. Apalagi mengingat harganya yang nggak murah. Huhu.. Semoga Tuhan senantiasa melancarkan rejeki kami. Aamiin.

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
;