Selasa, 21 Desember 2021

Menghadiri Kelas Ibu Hamil di Puskesmas

Hari ini aku diundang untuk mengikuti Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Kejaksan. Karena diselenggarakan secara gratis, tentunya aku nggak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu. Sebelumnya aku meminta ijin atasanku untuk terlambat ngantor karena acara itu digelar jam setengah sembilan pagi.
"Setelah acara selesai, saya langsung ke kantor, Pak", begitu isi pesan WhatsApp yang kukirimkan pada beliau.

Singkat cerita, aku dan ibu tiba di Puskesmas. Acara itu digelar di lantai dua, di sebuah ruang rapat. Kami tiba sekitar dua puluh menit lebih lambat dari jadwal, namun ruangan itu tampak sepi. Hanya ada satu peserta kelas yang tengah berpangku tangan di salah satu meja peserta paling depan dan satu staf Puskesmas yang tengah mempersiapkan bahan persentasi. Staf itu langsung mengenali ibuku. Kebetulan ibu memang Kader Posyandu, jadi tentunya sudah kenal dan cukup sering berinteraksi dengan para staf di sana. 

Di ruangan itu, ada enam meja panjang dan delapan belas kursi yang disediakan untuk peserta. Meja-meja dan kursi-kursi itu diatur menjadi dua baris. Aku mengambil tempat duduk di meja peserta paling depan di sebelah kiri ruangan. Entah berapa orang sebenarnya yang diundang untuk menghadiri kelas tersebut karena nggak semua kursi peserta terisi. Mungkin karena cuaca mendung, jadi banyak yang lebih memilih untuk diam di rumah kali yah.

Topik yang dibahas pada kelas ini adalah mengenai kondisi stunting pada anak, pentingnya pemberian ASI, dan 1000 hari pertama kehidupan yang disampaikan oleh tiga orang pembicara. Pembicara pertama sempat bertanya mengenai usia kehamilanku dan tampak kaget ketika aku bilang bahwa usia kandunganku sudah 34 minggu. Katanya aku nggak tampak seperti ibu hamil. Ia pun memintaku untuk berdiri, dan ketika itu lah ia melihat perutku yang besar. Well, beliau bukan orang pertama yang bilang begitu. Entah aku harus bersyukur atau bersedih dengan kondisi ini, karena ketika sebagian besar ibu hamil begitu mudah membuat tubuhnya lebih berisi, aku justru segini-segini aja :')

Sumber : Instagram @kejaksanpuskesmas

Di sela-sela pemberian materi, para peserta juga dipanggil satu persatu untuk mengukur lingkar lengan dan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan hemoglobin. Dan yah, bisa ditebak, ukuran lingkar lengan dan kadar hemoglobinku masih kurang. Padahal di pemeriksaan Hb yang pertama beberapa bulan lalu, kadar hemoglobinku dinyatakan cukup. Huhu..

Pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan kadar hemoglobin.

Sumber : Instagram @kejaksan Puskesmas

 

Oh iya, kelas ini juga menyediakan sesi tanya jawab, dan bagi peserta yang memberanikan diri untuk bertanya, maka akan diberi bingkisan kecil. Sebelum mengikuti kelas, rasanya aku memiliki segudang pertanyaan di kepalaku. Tapi ketika ada kesempatan untuk bertanya, pertanyaan-pertanyaan itu malah menguap entah ke mana. Akhirnya aku hanya bertanya sekenanya, tapi aku tetap mendapat bingkisan. Muehehe.

Aku bertanya.

 

Kelas Ibu Hamil baru berakhir sekitar jam setengah dua belas siang. Hujan yang sempat mengguyur deras sudah digantikan dengan rintik-rintik kecil. Namun ketika aku dan ibu hampir ke luar dari gerbang Puskesmas, ibu berpapasan dengan salah seorang staf Puskesmas yang dikenalnya. Staf itu meminta ibuku untuk menunggu sebentar karena ada sesuatu yang ingin beliau titipkan. Akhirnya kami pun masuk kembali ke dalam gedung Puskesmas dan duduk di ruang tunggu sambil memakan camilan yang kami dapat di Kelas Ibu Hamil tadi. Cukup lama juga kami menunggu hingga akhirnya hujan menderas lagi. Aku mulai cemas, bagaimana kami bisa pulang. Apalagi setelah dari Puskesmas, aku juga harus segera pergi ke kantor. Memang sih, sebelumnya aku sudah ijin pada atasanku untuk ngantor agak siang, tapi aku sama sekali nggak mengira bahwa aku bakal ngaret.

Sekitar jam dua belas, aku dan ibu baru keluar Puskesmas. Kami pulang dengan menumpang becak. Sementara di rumah, Mas sudah menungguku untuk segera bergegas ke kantor. Well, hal menyebalkan setelah turun hujan adalah genangan air. Oh bukan, lebih tepatnya genangan air dan pengendara yang sembrono. Seorang perempuan muda dengan tanpa rasa bersalah melajukan motornya dengan cepat di atas genangan air, dan yah, airnya dengan sukses terciprat ke kami yang melaju di belakangnya. Nggak hanya pakaian Mas, tapi celana dan sepatuku pun basah terkena cipratan air. Apes banget. Nggak basah kena hujan malah basah terkena cipratan genangan air 😑


0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
;