Selasa, 15 Desember 2015
Mungkin dua hari lalu aku terlalu kecil hati dan egois karena memandang diriku sendiri sebagai orang paling nggak beruntung di hari wisuda (God, forgive me), tapi kemudian aku sadar bahwa there are still those who care about me.

Dua hari yang lalu, di hari kelulusan, aku sempet gigit jari karena temen-temenku nggak dateng ke acara wisudaku. Hal ini bikin aku envy berat ngeliat temen-temenku yang didatengin sobat-sobatnya dan mengutuki diri kenapa aku nggak seberuntung mereka.

Tapi kemudian aku sadar bahwa aku terlalu egois. Aku nggak ingat kalo temen-temenku masih pada kuliah dan lagi sibuk-sibuknya, berbeda dengan temen-temen dari temen-temenku yang udah pada lulus dan punya free time. Pandanganku juga sempit saat itu. Aku nggak melihat bahwa aku bukanlah satu-satunya orang yang ngerasa hampa di hari wisuda. Aku nggak melihat bahwa aku juga bukanlah satu-satunya orang yang nggak didatengin satupun temen di hari itu. Diantara raut-raut wajah bahagia temen-temenku itu pastilah ada beberapa orang yang menyembunyikan perasaan hampanya karena orangtuanya nggak bisa hadir, atau bahkan cuma bisa menyaksikan anaknya mengenakan toga dari atas sana. Mungkin ada juga mereka yang mengharapkan kehadiran temen-temennya, ataupun orang-orang yang berarti bagi mereka, sama seperti aku. Dan aku nggak sadar bahwa sebenarnya, biar bagaimanapun, aku masih beruntung karena kedua orangtuaku bisa hadir ke acara wisudaku. Aku nggak sadar akan hal itu. Aku baru menyadarinya sesaat sebelum aku tidur.

Keesokan harinya, tepatnya hari Minggu pagi, Rohayati dan Ayu dateng kerumah. Aku jelas surprised dengan kedatangan mereka yang mendadak gitu, coz biasanya mereka kalo mau main ke rumah pasti bilang dulu. Mana dateng-dateng mereka langsung nyuruh aku pake toga dan maksa foto bareng dengan keadaan penampilanku yang sangat jauh dari kata charming.

Selain itu, mereka juga ngasih aku kadoooo..
Haiishh.. kurang baik apa coba mereka? Ya ampun.. Aku udah memaklumi mereka yang nggak bisa dateng ke acara wisudaku karena mereka emang lagi sibuk. Rohayati lagi persiapan nyusun Tugas Akhir, sementara Ayu lagi sibuk Ristek. Aku udah seneng hanya dengan mereka mengucapkan selamat dan dateng pagi-pagi ke rumahku. Eh, ini malah repot-repot ngasih gifts segala. Rohayati ngasih jam tangan warna hitam, dan Ayu ngasih hijab monochrome. Gaaawwdd.. Aku nggak tau gimana caranya mereka membaca pikiranku. Sebelumnya aku emang sempet memasukkan dua item ini kedalam daftar barang yang pengen aku beli. Karena nggak terlalu dibutuhkan, akhirnya ya belum aku beli juga. Eh, nggak taunya dua temen baikku yang ngasih. Sankyuuuuu, Bestiiies.. ^^
Daaaann.. sore ini, ketika aku tengah sibuk dengan Sims City, ibu yang lagi duduk di teras memanggilku. Ada petugas JNE berdiri disana, menyerahkan sebuah bingkisan berbalut kertas coklat dan memintaku buat menandatangani tanda terima. Setelah menandatangani tanda terima dan mengucapkan terima kasih ke petugas itu, aku membaca tulisan yang tertera di kertas putih di bagian atas kotak itu.

Pengirim :
Puji Novitasari
No HP : 08xxxxxxxxxx
Jl. Ciwaruga ....

Kyaaa!! Ternyata kiriman dari Puji, temen dunia mayaku yang tinggal di Bandung. Kami bertemen di Facebook sejak jaman-jamannya aku masih tergila-gila sama My Chemical Romance. Well, dia emang bukan MCRmy sih, hanya aja dia kenal sama salah satu temen MCRmy-ku, jadi kebawa kenal deh, dan sampe sekarang aku dan Puji sering BBM-an. Beberapa minggu yang lalu, dia menanyakan alamat rumahku. Mau kirim paket, katanya. Dan baru kemarin aku tau bahwa paket inilah yang dia maksud.

Aku telanjangi bingkisan itu dari kertas coklat yang membalutnya. Adikku yang ngeliat aku menelanjangi bingkisan itu menduga kalo isinya sepatu, karena setelah aku telanjangi, yang terlihat adalah kotak sepatu. Tapi Puji nggak tau nomor sepatuku. Mustahil kalo dugaan adikku bener.

Aku buka kotak sepatu itu, dan.. Tadaaaaa..!! Sebuah Teddy-Bear dengan pakaian wisuda—plus wangi parfum! Gaaawwwdd.. kali ini aku kembali bertanya-tanya bagaimana Puji bisa membaca pikiranku. You know what? Jauh beberapa bulan yang lalu, aku meminta ibu membelikanku boneka wisuda di hari kelulusan. Lalu, satu hari sebelum hari wisuda, aku lagi-lagi minta dibelikan boneka itu ketika aku ngeliat boneka Teddy-Bear dengan pakaian wisuda digantung di sebuah toko di PGC—Pusat Grosir Cirebon. Tapi ibu menolak. Buat apa? Cuma bisa jadi pajangan. Sayang uangnya, katanya. Aku kecewa waktu itu, terlebih ketika aku ngeliat beberapa temenku menimang-nimang boneka wisuda di hari kelulusan kami. Eh, nggak taunya finally boneka itu sampe ke tanganku juga, persis seperti yang aku liat di PGC waktu itu, dan bukan karena aku yang minta, melainkan hadiah. Haisshh.. Pujiii.. Arigatou gozaimashitaaaaa..


Dan aku juga seneng karena nerima banyak ucapan dan doa dari sodara dan temen-temen, baik itu temen-temen deket, rekan-rekan kantor, dan temen-temen dunia maya. Selain keluarga, Rohayati, Putri Ayu, dan Puji, thanks a lot juga buat Gege, Tri, Dewi, Sist Tifanny, Shinta, Dini, Mbak Erna, Sist Alfi Sabila, Mbak Ayu, Mbak Pipit, Mas Zaelani, A’ Rizky, dan Sist Riany yang udah ngucapin dan mendoakan, baik itu langsung, via BBM, ataupun Instagram. Terima kasih banyak, Semuanya ^^



0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
;