Rabu, 06 Januari 2016

TV SERIES : Gangaa. Kisah Gadis India Memperjuangkan Hak Asasi Wanita dan Kasta Rendah

Siapa sih yang nggak pernah nonton Opera Sabun alias Serial TV alias Sinetron? Seenggaksuka-enggaksukanya seseorang sama sinetron, pasti pernah deh setidaknya nonton satu dua kali. Apalagi cewek dan mereka yang punya tivi, tentu saja.

Aku sendiri udah lama kenal sinetron. Aku nggak inget kapan kenalannya, yang jelas aku udah mulai nonton sinetron sejak jauh beberapa tahun yang lalu.. ketika aku masih menyebut semua acara tivi adalah 'film', apapun jenis acaranya (e.g : Film Berita, Film Gosip, Film Ceramah, Film Konser, Film Adzan, etc..); ketika aku masih berpikir bahwa adegan makan yang aku liat di tivi itu bohongan (karena ibuku pernah bilang bahwa semua adegan didalam film itu cuma akting dan nggak nyata), dan ketika aku masih belum bisa membedakan antara 'nikah' dengan 'kawin'. *WTF?!*

Itu karena pada waktu itu, tivi masih dikuasai orangtuaku, khususnya ibu. Seperti ibu-ibu pada umumnya, ibuku suka nonton sinetron. Aku bahkan masih inget beberapa judul sinetron yang dulu sering kami pantengin, baik itu sinetron dewasa (e.g : Cinta Terbagi Lima, Tujuh Tanda Cinta, Rahasia Perkawinan, Melodi Cinta, etc), maupun sinetron anak-anak (e.g : Saras 008, Panji Manusia Milenium, Indera Keenam, Bidadari, etc).

Tapi hobi kami menonton sinetron itu menguap sejak sinetron nggak lagi menjadi acara tivi yang layak tonton. Bukan hanya karena ceritanya yang selalu terlalu klise (anak ketuker, rebutan harta, rebutan pacar, etc), tapi juga karena sinetron-sinetron sekarang banyak yang mengesampingkan kualitas, dan minus pesan positif. Malah ada yang jalan ceritanya nggak konsisten. Judulnya A, tapi ceritanya B.

Kami nggak lagi nonton sinetron. Apalagi aku, yang lebih cenderung 'anti' sama sinetron. Aku bahkan lebih suka menyebutnya 'SHITnetron'.

But.. Belakangan ini ada satu sinetron yang sedang aku dan keluargaku gandrungi. Setiap jam setengah satu siang, kami selalu siap didepan tivi dengan nggak sabar menunggu acara Liputan 6 Siang selesai, hingga kemudian akhirnya layar menampilkan sebuah judul dengan latar belakang sosok seorang gadis kecil cantik berambut panjang dan berpakaian putih yang tengah berlari sambil tersenyum lebar.

'Gangaa', judul sinetron itu. Dilihat dari judulnya aja, udah keliatan kan kalo sinetron ini bukan sinetron Indonesia. Yup, memang bukan, melainkan sinetron India. Well, sebenernya agak aneh sih kalo menyebut ini sebagai 'sinetron', lebih cocok 'TV series'. But whatevs! Toh keduanya sama aja. Haha..




Menurutku, kisah dalam sinetron ini berbeda dari yang lain. Menceritakan tentang seorang gadis yang hidup menjanda sejak kecil. Waktu nonton episode-episode awal, aku sempet berpikir, "Ini sinetron India apa banget sih. Aneh banget. Kecil-kecil kok udah kawin," begitu waktu layar menampilkan seorang anak kecil dengan balutan pakaian pengantin wanita India. Rasanya enggan banget buat nonton, apalagi drama India itu kan terkenal dengan banyaknya scene nyanyi-nyanyi dan joget-joget gitu.

Suatu hari aku iseng ikut nimbrung ibu dan adikku nonton sinetron ini. Namanya juga cuma iseng, nontonnya pun nggak fokus. Aku sibuk dengan smartphoneku waktu itu. Entah episode keberapa yang tayang waktu itu, yang jelas masih episode-episode awal dimana gadis kecil bernama Gangaayang notabene adalah pemeran utama dalam kisah itudikejar-kejar oleh beberapa wanita dewasabahkan bisa dibilang tuayang semuanya berpakaian putih seperti dirinya. Cerita masih tampak konyol bagiku karena adegan kejar-kejaran satu lawan keroyokan itu terjadi cuma karena si gadis kecil itu nggak mau memotong rambutnya yang panjang tergerai itu. Tapi lama kelamaan, cerita yang awalnya tampak konyol bagiku berubah menjadi seru dan bikin penasaran.

Ternyata anggapanku salah, Readers. Drama India yang satu ini bukannya aneh, melainkan unik. Ya seperti yang udah aku sebutkan tadi, ceritanya berbeda dengan yang lain. Coz ketika kebanyakan drama  mengangkat kisah tentang cinta, persahabatan, atau keluarga, tapi drama ini mengangkat kisah tentang isu sosial perbedaan kasta dan pemasungan hak asasi wanita.

Alright, sebelum aku uraikan sinopsis dramanya, terlebih dahulu, aku perkenalkan dulu beberapa tokoh utama dari serial ini.


Ruhana Khanna, as Gangaa

Cantik dan imut. Itulah kesan pertama yang tampak dari tokoh utama yang satu ini. Usianya memang masih sangat muda, tapi jangan salah, dia ini kecil-kecil cabe rawit lho. Gangaa berbeda dengan anak kecil pada umumnya. Nggak hanya cerdas, dia juga tangguh, bijak, jujur, dan pemberani. Terkadang ia sangat keras kepala dan cerewet. Tapi itu semua karena ia memiliki pendirian yang teguh. Ia percaya bahwa semua manusia memiliki derajat yang sama di mata Tuhan. Itulah kenapa, ia nggak pernah ragu untuk memperjuangkan haknya, dan juga hak mereka yang nggak diperlakukan secara adil oleh masyarakat.


Hiten Tejwani, as Niranjan Chaturvedi








Adalah seorang pengacara ternama. Kebijaksanaannya nggak diragukan lagi. Ia selalu menjunjung tinggi keadilan dan membela kebenaran. Disamping itu, ia juga merupakan suami sekaligus ayah yang baik tapi juga tegas, dan sangat menghormati ibunya meskipun seringkali sang ibu terlalu otoriter dan berbeda pandangan dengannya.








Sushmita Mukherjee, as Kanta Chaturvedi






Merupakan ibu dari Niranjan Chaturvedi. Ia sangat kolot dan menjunjung tinggi adat. Ia sangat menentang kehadiran Gangaa di rumahnya, karena ia percaya bahwa membiarkan seorang janda—apalagi dari kasta rendah—tinggal di rumahnya dapat membawa keburukan bagi keluarganya. Aneh juga sih, padahal dia sendiri juga janda.






Swar Hingonia, as Sagar Chaturvedi



Si ganteng imut yang khas dengan matanya yang sayu ini adalah anak bungsu dari Niranjan dan juga merupakan sahabat Gangaa. Ia pandai, tapi juga manja. Neneknya sayang banget sama dia. Kalo aja Sagar nggak merengek agar Gangaa diperbolehkan tinggal di rumahnya, mungkin Gangaa nggak akan tinggal di rumah keluarga Chaturvedi dalam waktu yang lama. Sagar seringkali bertengkar dengan Gangaa, tapi biar bagaimanapun mereka saling peduli satu sama lain. Setiap kali bertengkar, nggak lama mereka pasti baikan lagi. Manisnya.. ^^



Gunguun Uprari, as Madhvi Chaturvedi






Wanita berparas cantik nan keibuan ini merupakan istri dari Niranjan. Sebagai seorang ibu, ia juga sangat menyayangi anak-anaknya. Ia bahkan menganggap Gangaa seperti anaknya sendiri. Selain itu, Madhvi bukan hanya ibu yang baik, tapi juga merupakan seorang istri yang patuh pada suami dan juga menantu yang sangat menghormati ibu mertuanya.









Vedant Sawant, as Phulkit Chaturvedi


Ini nih, tokoh yang diidolakan para audiences remaja cewek. Yah, nggak heran sih, sebab Phulkit memang punya tampang cukup good-looking dan postur tubuh yang tegap. Belum lagi senyumnya yang manis itu. Haisshh..
Anyway, Phulkit merupakan putra sulung dari Niranjan Chaturvedi dan Madhvi, yang berarti merupakan kakak dari Sagar. Phulkit memang nggak pintar secara akademik seperti adiknya, tapi ia cerdik. Ngerjain orang, bohongin orang.. dia jagonya. Nggak jarang kelakuannya membuat orangtuanya kesal. But however, Phulkit adalah abang yang baik. Dia nggak pernah tuh iri sama Sagar meskipun adiknya itu lebih dimanja sama orangtuanya. Dia juga cukup sering membantu Gangaa apabila ia tengah menghadapi kesulitan.


Rakhee Tandon, as Prabha


Audiences pasti setuju kalo aku bilang Prabha adalah tokoh utama paling nyebelin di serial ini. Senyebelin-nyebelinnya Nenek Kanta, Prabha jauh lebih nyebelin. Ia adalah adik ipar Madhvi yang kerjaannya menghasut dan memfitnah. Dia selalu membicarakan hal-hal buruk dan sangat cerewet. Prabha paling senang kalo keluarga Chaturvedi ribut, itu seperti hiburan baginya. Kalimat yang sering diucapkannya adalah sebuah sumpah seperti, "Aku bersumpah demi handphone-ku.." atau "Aku bersumpah kalau aku berbohong, aku takkan menerima pesan lagi dari siapapun". Anehnya, Nenek Kanta seringkali termakan hasutannya.



Udah kenal sama pemeran-pemerannya. OK then, lanjut ke sinopsis.

"Cerita Gangaa berasal dari sebuah tradisi di Uttar Pradesh, India Utara. Di sana, anak perempuan dinikahkan di usia dini untuk mempererat tali persaudaraan, memperbaiki ekonomi keluarga, dan menghindari kejahatan. Suami Gangaa meninggal, dan ia harus menjalani hidup sebagai seorang janda. Sesuai tradisi, seorang janda hanya boleh memakai baju putih dan mengemis makanan. Mereka tidak boleh bekerja, sekolah maupun bermain."

Begitulah bunyi sinopsis yang dibacakan oleh narator setiap awal acara. Awalnya, aku dan keluargaku pikir, kisah dalam drama ini merupakan kisah nyata dan ada sangkut pautnya dengan sejarah nama Sungai Gangga yang terkenal di India itu. Tapi ternyata bukan.

Anyway.. Walaupun kisah Gangaa ini bukan merupakan kisah nyata, seperti yang dituliskan dalam sebuah postingan di jadwaltelevisi.com, kisah ini diangkat dari kehidupan nyata, dimana ada ribuan anak di India yang mengalami hal serupa dengan tokoh Gangaa dalam drama ini. Di India, wanita yang menikah atau anak yang dinikahkan kemudian menjadi janda akan dikutuk dan dikucilkan. Menurut kepercayaan mereka, melihat wajah janda—baik yang dewasa maupun anak-anak—di pagi hari akan membuat mereka terkutuk seumur hidup. Lebih tragisnya lagi, karena dikucilkan, ketika mereka meninggal pun banyak yang mayatnya nggak dikubur secara layak. Mereka pun dilarang berambut panjang, dilarang memakai perhiasan, dan harus mengenakan kain sari warna putih untuk membedakannya dengan wanita-wanita lain yang belum menikah ataupun masih bersuami.

Selain itu, seorang janda dari kasta terendah di India nggak diijinkan menikah lagi. Kalopun dia menikah lagi, sangat wajar kalo nantinya si suami baru akan melakukan kekerasan domestik terhadap istrinya. How terrible! Apalagi hal seperti ini masih sering terjadi disana meskipun udah banyak relawan yang memperjuangkan hak-hak wanita yang tertindas seperti ini.

Nah, dalam drama ini, Gangaa kecil dikisahkan berasal dari Kasta Sudra, yakni kasta paling rendah di India. Ia dinikahkan ayahnya di usia yang masih sangat belia, 5 tahun. Malangnya, ayah dan suami Gangaa meninggal saat perang saudara terjadi. Gangaa bahkan belum sempat melihat wajah suaminya.

Karena ditinggal suami, Gangaa pun menyandang status sebagai seorang janda muda. Dalam usia semuda itu dia harus menghadapi tekanan dari masyarakat sekitarnya. Dia nggak bisa lagi bermain dan bersekolah seperti layaknya anak-anak seusianya. Gangaa bahkan terpaksa harus hidup di pondok janda bersama para janda yang usianya jauh diatasnya.

Namun ternyata tinggal bersama para wanita yang senasib dengannya itu nggak membuat Gangaa aman dan nyaman. Disana, para wanita janda itu memusuhinya dan membuat Gangaa merasa terkekang oleh banyaknya peraturan—termasuk larangan berambut panjang, sehingga Gangaa pun kabur dari sana (yang mengakibatkan kejar-kejaran yang aku ceritakan sebelumnya itu terjadi). Ketika itulah, Gangaa bertemu oleh Niranjan Chaturvedi, seorang pengacara kondang yang tegas, bijaksana, dan menjunjung tinggi keadilan. Ia juga memperjuangkan keseimbangan antara hak laki-laki dan perempuan. Oleh Niranjan, Gangaa dibawanya ke rumahnya yang besar.

Kedatangan Gangaa di rumah Niranjan disambut kurang baik oleh Kanta "Ammaji" Chaturvedi yang notabene merupakan ibu dari Niranjan. Ia melarang Gangaa tinggal di rumah itu, terlebih ketika mengetahui bahwa Gangaa adalah seorang janda dan berasal dari kasta terendah. Padahal Ammaji sendiri merupakan seorang janda, hanya aja bedanya ia berasal dari kasta yang tinggi, sehingga dia masih sedikit terbebas dari aturan-aturan janda yang terlalu mengekang dan penindasan. Namun karena Sagar, cucu Ammaji tersayang yang sebaya dengan Gangaa merengek agar Gangaa diperbolehkan tinggal dirumah mereka untuk menjadi temannya, Ammaji pun melunak, dan memperbolehkan Gangaa tinggal disana, namun tentu aja Gangaa harus menjalani berbagai peraturan yang diberikan oleh Ammaji yang sangat kolot dan menjunjung tinggi adat itu. Belum lagi Gangaa juga harus menghadapi berbagai macam fitnah yang ditujukan padanya oleh orang-orang yang nggak menyukainya.

Memang faktanya, banyak gadis kecil di India yang tertindas, namun nggak mampu berbuat banyak. Bahkan ada yang dibakar oleh massa apabila keberadaan mereka dianggap mengganggu. Tapi Gangaa dalam drama ini, bukan merupakan sosok yang cengeng dan pasrah pada nasib. Seperti yang udah aku sebutkan diatas, Gangaa memiliki karakter yang kuat, tangguh, dan selalu berjuang demi haknya. Ia juga nggak berjuang untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk mereka yang senasib dengannya.

Yup, that's why I really love this TV series! Memang sih, drama ini sering menyuguhkan konflik tak berkesudahan yang bikin kesel dan geregetan, nggak jauh berbeda dengan sinetron-sinetron pada umumnya. Tapi meskipun begitu, drama ini sarat akan nilai positif yang bisa kita petik. Makanya ketika Gangaa stop tayang selama beberapa hari, banyak pemirsa yang protes dan meminta agar drama ini lanjut tayang. Dan nggak heran pula, drama ini berhasil meraih penghargaan sebagai Favorite Programme With Social Message di Indian Television Award 2015 lalu. Ruhana Khanna pun berhasil meraih penghargaan sebagai Favorite Child Actor atas kebolehannya memerankan Gangaa kecil di drama ini.

Gangaa tayang di SCTV setiap hari pada pukul 12.30 sampai pukul 14.00. Kemungkinan episodenya bakal panjang. Denger-denger sih kisah tentang Gangaa kecil aja sampai mencapai 200 episode, dan kabarnya setelah itu bakal disambung dengan kisah Gangaa dewasa. I dunno..

Semoga aja kisahnya tetep mengalir sebagus sekarang. Dan aku sih berharap drama-drama Indonesia bisa sebagus itu, nggak cuma mengedepankan rating serta kegantengan, kecantikan, dan kepopuleran para pemerannya aja.

BTW, aku diem-diem nge-fans sama Ruhana Khanna. Dia cantik dan cute banget :)


1 komentar:

gus mengatakan...

saya juga sering nonton kok

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
;