I got a bunch of stories today!
Bisa
dibilang ini adalah hari yang sejak seminggu lalu aku tunggu. Berawal dari
pesan WA yang dikirim Yuda hari Sabtu lalu..
Mengetahui
hal itu, aku tiba-tiba excited. Aku
langsung mengorek info tentang benar atau enggaknya kabar itu. Cari info di Facebook,
di Instagram.. Dan ternyata dia nggak bohong. Jadiiii.. hari ini adalah hari
ulang tahun PILARadio—salah satu stasiun radio di Cirebon—yang ke-17 tahun.
Untuk merayakan hari jadinya yang bertema ‘17ice’ (baca : ‘nice’) ini, mereka
mengadakan kolaborasi perdananya dengan SoundsAtions. Di hari jadinya ini,
mereka menggelar sebuah event yang
terdiri dari Cosplay Competition, BMX Freestyle, Action Figure Exhibition, Sand
Animation, dan live music dengan
Nadya Fatira dan Jorocks J-Rocks sebagai guest
stars. Acara itu digelar di Lapangan Parkir Grage City Mall (GCM) mulai jam
tiga sore sampai jam sepuluh malam. Acaranya gratis. Syaratnya, penonton yang
mau masuk ke area stage harus berusia
18+ dan menunjukkan KTP asli kepada panitia.
Aaaanywayyy.. sebenarnya aku bukan
(lagi) penggemar J-Rocks. Yap, bukan lagi. Aku sempat menggandrungi mereka saat
masih duduk di bangku kelas dua SMP, tepatnya sekitar sembilan tahun lalu.
Waktu itu album Spirit belum lama rilis dan video klip ‘Cobalah Kau Mengerti’
dan ‘Kau Curi Lagi’ cukup gencar ditayangkan di acara-acara musik di TV (waktu
itu aku masih suka nonton Inbox, Dahsyat dkk). Saat itu aku pikir, “Ih, kok
mereka cool banget sih..”
Kemudian
sejak saat itu aku mulai mengagumi mereka, yang kelak menjadi cikal bakal aku
menyukai L’arc~en~Ciel. Well, orang
lain mah kayaknya mostly suka
L’arc~en~Ciel dulu, baru suka J-Rocks (atau bahkan justru membenci Bang Iman
dkk), aku malah kebalik. Trus setelah itu, adikku ikut menggandrungi J-Rocks
juga (Entahlah, kayaknya sering banget selera musiknya terpengaruh dengan
selera musikku), hanya aja sepertinya dia lebih parah. Aku mengoleksi musik
mereka cukup sampai album Road to Abbey, sedangkan adikku punya lagu-lagu mereka
yang rilis setelah album itu, contohnya Madu & Racun, yang lebih dulu aku
dengar dari versinya Richie Ricardo. Haha.. Jadul banget ya..), kemudian Ya
Aku.. Dia juga sering memutar lagu-lagu mereka dengan volume keras, namun kemudian berhenti setelah lagu Topeng Sahabat
sering menuai komentar dari Bapak. “Ini lagu apa sih? Nyanyi kok kayak orang
cacingan”, begitu kata beliau. Yang J-Rockstar harap jangan marah. Wkwk..
Okay, back to the story.
Ketika
mendengar J-Rocks mau datang ke Cirebon dan dibarengi sama event Jejepangan begini, aku jadi excited pengen datang.
Pertama, karena aku pengen sedikit keluar dari zona nyaman (biasanya aku nggak
terlalu suka keramaian); kedua, karena aku pengen mewujudkan mimpi buat nonton
mereka secara langsung yang dulu belum kesampaian; ketiga, karena biar ada
bahan buat nulis di blog. Haha..
Dan
kebetulan Yuda mau datang bareng teman-temannya yang satu komunitas gitu. Sooo ya udah aja aku gabung sama mereka. Lagian
Yuda juga bilang kalo ada satu hal penting yang mau dia omongin.
Aku sempat
mengajak Inna, coz dia kan suka
Jejepangan juga. Siapa tau dia terhibur melihat para Cosplayer gitu. Sayangnya
Inna nggak bisa ikut karena mau ke Tasik. Alright
then, akhirnya aku berangkat
sendirian langsung dari kantor. BTW, aku cukup kesal juga sih, pasalnya
menjelang pulang itu aku dikasih tugas tambahan yang kudu diselesaikan di
rumah. Geeeezzz.. rasanya saat itu
aku mau nangis. Nggak dikasih tugas tambahan aja me-time ku dikit banget (karena memang tiap hari Sabtu aku pasti
bawa pulang satu tugas), ini malah ditambahin :’)
“Ayo
berangkat!” seruku pada Inggit dan Ryan yang waktu itu lagi ngumpul bareng
rekan-rekannya di Showroom. Yaahh mereka kan J-Rockstars gitu lho, dan malam
sebelumnya Inggit cerita via BBM kalo dia mau datang ke acara itu bareng Ryan. Mereka
menggeleng, bilang kalo baru mau datang selepas Magrib. Sore itu, sekitar jam
empat kurang lima belas menit, aku berangkat dengan menumpang Gr*bB*k*.
Sesampainya
di GCM, aku langsung menuju Amphitheater, tempat dimana Yuda nongkrong. Sempat
susah juga sih nyari dia. Aku baru ketemu dia pas dia nelpon. Rupanya disana
udah nunggu bareng Bima—adiknya—dan tiga orang temannya, hanya aja beberapa
dari mereka duduk terpisah. Beberapa lama kemudian, datanglah seorang cewek
berambut pendek dengan dress hitam
selutut dan motif kotak-kotak di bagian lengan. Aku langsung mengenalinya
sebagai Wira, dan usianya masih tujuh belas tahun, karena Yuda pernah bercerita
sedikit tentang dia di pertemuan kami sebelumnya. Kemudian Yuda pamit sebentar
untuk mengantar Wira pakai wig di toilet. Sore itu, katanya sih si Wira ini mau
tampil dengan tema gothic. BTW, sekilas teman Yuda yang satu ini mengingatkanku sama salah satu staff HRD di tempat kerjaku yang lama. Entahlah. Menurutku wajahnya agak mirip, hanya aja tanpa kerudung. Cara bicaranya juga. Well, forget that!
Awalnya, aku
cuma duduk bareng salah satu teman Yuda. Tapi kemudian temannya ini beranjak ke
area event. Karena nggak mau duduk
sendirian, akhirnya aku ngikut deh. Aku tertarik buat nonton Cosplay
Competition. Lagu Clock Strikes-nya
One Ok Rock diputar berulang-ulang sebagai backsound
acara itu. Kostum para pesertanya
bagus-bagus, hanya sayangnya mereka belum cukup luwes memperagakan aksi andalan
mereka. Lucunya, ada satu peserta Cosplay Competition yang mengenakan kostum
Driver G*j*k lho! Hahaha.. Awalnya aku sama sekali nggak menyangka bahwa cowok
yang berdiri di tengah acara dengan kupluk rajut dan seragam G*j*k-nya sambil
menggenggam smartphone itu adalah peserta Cosplay Competition. Aku pikir dia penggemar salah satu Cosplayer dan berniat memotret Cosplayer favoritnya dengan smartphone di tangannya itu. Beberapa penonton cengengesan aja melihat si ‘Driver G*j*k’ ini cengar-cengir di tengah acara. Hingga kemudian aku mendengar percakapan beberapa penonton di sebelahku.
“Weh, itu
G*j*k ngapain berdiri disono?”
“Itu
Cosplayer tau.”
“Lah, Cosplay
jadi tukang ojek?”
“Iya,
Cosplay kan temanya bebas.”
Nah, dari
situlah aku baru tau kalo ‘Driver G*j*k’ ini adalah salah satu peserta Cosplay
Competition itu.
Para peserta Cosplay Competition Source : Instagram @pilaradio886fm |
Para Cosplayer, dari Wonder Woman sampai Driver G*j*k! Lihat pojok sebelah kiri. Source : Instagram @pilaradio886fm |
Tiba-tiba, PING!!
Ada BBM
masuk. Rupanya dari Inggit.
“Udah disana
tah, Teh?” tanyanya.
“Udah dari
tadi. Saya kesorean kayaknya. Wkwk..”
Iya,
kesorean, karena ternyata acaranya belum terlalu rame.
“Lah, kenapa?
Udah kelar?”
Kemudian terbersit
di benakku buat ngerjain dia.
Kubilang, “Udah
kelaaaaaaar.. Joroknya udah mangguuuuuuuunnngggg..”
“Seriusssss..??
Ah, masa sihh..?”
Aku
cengengesan aja baca BBM-nya.
Beberapa
menit kemudian, baru aku balas, “Belum kok, masih Cosplay Competition”.
Tapi
ternyata apa? Dia malah terprovokasi sama kata-kataku yang sebelumnya tadi dan
langsung buru-buru meluncur ke lokasi bareng Ryan. Wakakakak..
Akhirnya
Cosplay Competition pun selesai. Aku celingukan. Eh, kok temannya Yuda ngilang? Padahal tadi masih terpisah sekitar
dua meteran dari tempatku berdiri. Kukontak
Yuda, tapi rupanya dia masih di toilet. Jadi kuputuskan buat melihat-lihat
sekitar.
PING!!
Ada BBM lagi
dari Inggit.
“Teh, dimana?”
“Teh, dimana?”
Sambil
jalan, aku mengetikkan balasan. Tapi belum jauh aku berjalan, sosok Inggit dan
Ryan udah kelihatan.
“Hey!” seruku
sambil melambaikan tangan, dan mereka tersenyum lebar saat melihatku.
“Kesini
sendirian, Teh?” tanya Inggit dengan wajah heran gitu.
“Sama teman,
tapi nggak tau tuh.. pada mencar. Ada yang lagi nganter temannya juga ke toilet
buat pakai wig,” jawabku. Yakali datang sendirian ke acara kayak gitu. Mencar
sebentar dari mereka aja udah kayak anak ilang. Hahaha..
Mereka
manggut-manggut. Jadi ya udah deh, aku ngobrol-ngobrol bareng mereka. Ryan
sempat bercerita tentang kakaknya yang merupakan seorang desainer kostum
Cosplay dan menjual hasil pekerjaannya hingga ke luar negeri.
“Bedanya,
kakak saya ngebuat kostum Cosplay nya pake bahan bioplastic. Memang lumayan mahal sih jadinya, makanya peminatnya
kebanyakan dari luar negeri,” katanya sambil menunjukkan beberapa hasil karya
kakaknya itu di layar smartphone.
Memang keren-keren sih kostum karya kakaknya Ryan ini. Penggunanya pasti kelihatan stunning banget. Well,
ada harga ada kualitas sih yaa..
“Lagi
dimana, Put?” tiba-tiba masuk WA dari Yuda.
“Didepan
Foodtruck. Kamu dimana?” balasku.
“Di Amphitheater.
Habis foto-foto. Mau ikutan?”
Karena nggak
mau ganggu quality time-nya Inggit
dan Ryan, akhirnya aku pamit buat ke Amphitheater, nemuin Yuda yang waktu itu
lagi bareng Wira—yang udah lengkap pakai wig panjang bergelombang. Looks pretty, I admit. Kami sempat beli
minum sebentar, trus kumpul lagi bareng teman-teman Yuda di pinggir area event.
“Katanya mau
foto bareng?” kata Yuda sambil menunjuk Wira lewat isyarat mata. Well, sebelum ke GCM, gara-gara Yuda
bilang kalo ada temannya yang mau pakai kostum dengan tema gothic, aku jadi tertarik buat foto bareng sama temannya itu. Tapi
pas ketemu sama orangnya..
“Nggak jadi ah, Yud,” jawabku.
“Nggak jadi ah, Yud,” jawabku.
“Kenapa?”
“Kata kamu,
dia lebih pendek dari kamu, tapi ternyata tinggi!”
“Ya memang
lebih pendek dari saya.”
“Iya, tapi
saya pikir dia nggak setinggi itu. Kirain tinggi saya sama dia setara.” Oke,
intinya aku minder kalo difoto nanti kelihatan jauh lebih pendek dari cewek
tujuh belas tahun.
Tiba-tiba
adik Yuda, Bima, menerima telepon dari ayah mereka. Dengar-dengar sih ada salah
satu saudara mereka yang meninggal, dan mereka diminta pulang secepatnya.
“Kamu mau
balik atau mau lanjut?” tanya Yuda.
Disitu aku
bingung antara mau lanjut atau pulang juga.
“Kamu duluan
aja,” kataku akhirnya.
“Duh, kalo
lagi main ke luar tuh ada aja kendalanya. Gak bisa lihat orang senang,”
keluhnya.
“Ya masa
kamu mau nyalahin takdir,” sergahku. Dia nyengir. Gendeng emang -,-
Akhirnya
kami pun berpisah. Kemudian aku BBM Inggit, “Udah masuk gate belum?”
Tadinya aku berniat
join bareng Inggit dan Ryan lagi,
tapi kemudian kuurungkan, coz nggak
enak juga. Takutnya aku malah jadi ganggu sweet
couple ini. Akhirnya aku beranjak dari situ. Tapi baru beberapa langkah,
Inggit membalas BBM-ku dan ngajak gabung. Aku menolak.
“Yaaah nggak
asik aaahh.. Tanggung ada disini,” katanya.
Iya juga
sih.. tapi..
“Cepetan
kesini. Ntar keburu anak-anak gembel yang masuk. Hahaha..”
Akhirnya aku
gabung deh sama mereka, pake lari segala, karena khawatir area stage-nya beneran dipenuhi anak-anak punk. Tapi ternyata apa? Area stage
masih legaaaaaaa banget! Hanya ada beberapa puluh orang yang duduk-duduk di
pinggir. Dasar! Sekarang aku yang kena dikerjain.
Inggit
menyambutku dan langsung ngajak gabung. Nggak cuma kami bertiga, ada Mbak
Melisa—salah satu Sales di perusahaan tempatku bekerja—bersama cowoknya (meski
ia sendiri datang agak terlambat), dan dua teman lama Inggit yang juga
bergabung bersama kami.
Hingga jam
tujuh malam, area stage masih adem
ayem. Padahal aku udah berniat meninggalkan tempat itu sekitar jam tujuh. Tapi
aku penasaran kalo J-Rocks belum muncul. Yah, seenggaknya aku bisa nonton performance mereka barang satu sampai
dua lagu, setelah itu baru balik. Pantatku udah mulai panas karena kelamaan
duduk, namun diatas stage, beberapa crew masih sibuk melakukan check
sound dengan suara kentut (seriusan lho, mereka checking sound pake suara mirip kentut gitu), kemudian disambung
dengan mencoba memainkan seluruh instrumen dengan lagu Sing For Absolution-nya
Muse. Lucunya, crew yang mencoba microphone vokalis menyanyikan lagu itu
dengan lirik asal-asalan. Yang jelas cuma di bagian ‘Sing for absolution.. I will be singing..’ nya doang. Hahaha..
Setelah checking sound, MC pun naik, disusul dengan
pertunjukan Sand Animation yakni seni lukis pasir dari seorang Magician. Lalu
ada sambutan-sambutan juga dari beberapa orang dibalik suksesnya PILARadio, acara tiup lilin dan potong kue, pembagian hadiah, dan
nggak ketinggalan penampilan Wakapolres Cirebon yang membawakan lagu Bento-nya
Iwan Fals. Aseeekk!!
Squad PILARadio menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun bersama Wakapolres Cirebon Kompol Djarot Sungkowo, perwakilan Grage Group, dan PT Sampoerna. Source : Instagram @pilaradio886fm |
Setelah itu, naiklah Hira Band. BTW, aku dan Inggit sempat salah fokus sama bassist mereka karena penampilannya yang sekilas mirip Bang Wima. Haha..
Kami nggak
kenal band Hira ini, tapi untungnya mereka membawakan lagu-lagu yang familiar
di kuping. Penampilan mereka dibuka dengan lagu milik Keane, Everybody’s
Changing, disambung dengan Sempurna-nya Andra And The Backbone. Area stage makin memanas ketika lagu Ku Tak
Bisa-nya Slank dibawakan, dan nggak tau kenapa orang-orang yang berdiri di luar
gate tiba-tiba rusuh. Inggit
menarikku ke tengah area stage yang
lebih aman.
“KAMPUNGAN!!
KAMPUNGAN!!” seru para penonton di luar gate
kepada para oknum yang rusuh. Iya, benar. KAMPUNGAN. Kenapa sih di Indonesia
ini masih ada aja orang yang gemar bikin ribut? Apa sih manfaatnya? Just enjoy the music, Dudes! Lebih baik
nyanyi bareng, nge-jump bareng, tanpa
bikin masalah. Kalo mau cari ribut mending di luar sana, bukan di tempat dimana
orang-orang mau menikmati musik. Kampungan. Nggak tau tempat. Ups, sorry, jadi emosi.
Setelah itu,
vokalis Hira Band mengajak salah satu penonton cewek berkacamata naik ke atas stage, sambil menyanyikan lagu Kangen-nya
Dewa 19. Anyway, jujur aku kurang suka dengan bagaimana vokalis band ini
memperlakukan penonton cewek yang bahkan asing baginya. Rangkul pundak dan
gandeng tangan sih masih bisa dibilang wajar, tapi kissing hand..?? Well, I
dunno.. menurutku sih agak kurang sopan ya. Entahlah kalo mereka atau si
vokalis berasal dari belahan bumi lain yang memiliki budaya dan aturan etika
berbeda. You know what I mean, right?
Setelah Hira
Band tampil, naiklah Nadya Fatira, seorang penyanyi muda yang bisa dibilang baru
di blantika musik Tanah Air, membawakan lagu Happy milik Pharrell Williams. Kemudian
disusul dengan lagu Across The Universe dan Hey Jude-nya The Beatles, Bebas-nya
Iwa K, and of course lagu terbarunya
yang berjudul Penyendiri, sebuah lagu yang baru banget kudengar tapi udah
mengena.
Aku ini penyendiri
Yang tak butuh keramaian
Yang ku butuh satu teman
Tempat berbagi cerita..
Selesai
membawakan single terbarunya, Nadya
Fatira pamit undur diri.
Acara
dilanjut dengan pengumuman pemenang Cosplay Competition. Mereka di panggil
untuk naik ke atas stage. Sayangnya
mereka semua udah melepas kostum mereka (yakali mau dipake terus dari siang
sampai malam), beberapa bahkan ada yang hanya mengirim perwakilan.
Daaaaaaannn..
finally, this is it! Yang kami tunggu-tunggu.. performance J-Rocks!!
Begitu mendengar
MC meneriakkan nama mereka, aku dan Inggit langsung merangsek ke depan,
melangkahi Mbak Melisa dan cowoknya yang duduk dua langkah di depan kami.
Wakakak..
Seluruh
penonton yang tadinya duduk pun sontak berdiri, dan berebut tempat paling
depan. Satu persatu, personil J-Rocks naik ke atas panggung. Teriakan penonton
semakin kencang ketika Bang Iman yang naik ke atas stage paling akhir muncul. Anyway,
tampaknya Bang Iman dkk vakum terlalu lama, hingga ketika mereka muncul
kembali ke permukaan, mereka semua sudah beruban, kecuali Bang Anton (hairstyle woy, bukan uban!). Haha..
Oh ya,
ternyataaaaaaa.. Bang Iman aslinya ganteng yaa, meski terlihat lebih chubby dari yang dulu biasa aku lihat di
layar kaca.
Malam itu,
J-Rocks membuat panggung kembali panas dengan lagu pertama yang mereka bawakan.
Lepaskan Diriku, sebuah lagu yang selalu bikin flashback setiap kali aku mendengarnya. Well, ada dua hal yang kualami terkait dengan lagu ini yang salah
satunya terjadi pada masa-masa kelas satu SMA dulu. One of my best moments. Tapi yah, udahlah.. Toh, udah lama lewat. Sekarang
cukup dikenang aja, nggak perlu lagi digenggam.
Sebenarnya,
di posisiku itu aku bisa melihat performance
Bang Iman dkk dengan cukup jelas, sebelum semua itu direnggut sama salah seorang
penonton egois yang berdiri paling depan. Ia melepas kaos yang dikenakannya,
kemudian duduk di pundak temannya dengan bertelanjang dada. Nggak cukup dengan
hanya itu, ia juga mengibarkan kaosnya ke kanan dan ke kiri, which is sangat mengganggu pemandangan.
Jadi, teman-teman yang baca ini, tolong ya, kalo nonton pertunjukan musik, dan
kamu udah berdiri paling depan, nggak usah pake naik ke pundak teman segala,
karena yang mau menikmati pertunjukan bukan hanya kamu.
Awalnya, aku
dan Inggit enjoy aja lompat-lompat
dan bernyanyi mengikuti musik, sebelum akhirnya keadaan mulai rusuh. Nggak
rusuh yang gimana-gimana sih, hanya aja pada dorong-dorongan gitu.
“Maju ke
depan aja, Teh. Yang cewek-cewek maju ke depan aja,” kata seorang cowok
J-Rockstar pada aku dan Inggit. Maksudnya biar kami—para cewek—nggak jadi
korban para ‘kampungers’ itu. Kami pun merangsek lagi ke depan. Sejenak aku kagum dengan sikap solidaritas J-Rockstar ini.
Ketika break, para J-Rockstars meneriakkan
yel-yel mereka, “J-Rockstars! Satu spirit!” Merinding dengernya. Anehnya, ada juga yang meneriakkan
nama ‘Laruku’, dan berharap J-Rocks membawakan salah satu lagu dari Hyde dkk. Salah
satunya penonton cowok di sebelahku yang berkali-kali menyerukan ‘Jiyuu E No
Shoutai’. Hahaha..
Selain lagu
Lepaskan Diriku, mereka juga membawakan lagu-lagu hits mereka yang lain,
seperti Ceria, Fallin’ in Love, dan Madu & Racun. Nggak lupa, mereka juga
membawakan dua lagu dari album terbaru mereka—Let’s Go—yakni Selamat Jalan, dan
Aku Kamu & Kalian. Aku berharap mereka membawakan lagu Spirit—one of my favorite J-Rocks’ songs—tapi sayangnya
enggak. Penampilan mereka ditutup dengan lagu pamungkas, Meraih Mimpi. Setelah
itu mereka bagi-bagi beberapa pick gitar
kepada penonton.
Source : Instagram @missisviina |
Source : Instagram @pilaradio886fm |
Source : Instagram @sepasanglangkah |
The Audiences. Eh, ada aku tuh. Tebak yang mana? Haha.. Source : Instagram @pilaradio886fm |
Usai J-Rocks
turun panggung, aku, Ryan dan Inggit pun pulang. Sambil menunggu Ryan mengambil
motor di parkiran, aku dan Inggit duduk-duduk di pinggir jalan belakang mall.
Inggit sempat bercerita kalo kepalanya pusing dan tadi ia sempat mau pingsan
gara-gara cewek yang ‘menggila’ di sebelahnya bau kelek. Wakakakakak..
Kenapa baru
ngomong pas udah kelar acara coba? Kalo dia ngomong pas masih di tengah acara
aja, aku kasih deodoran deh tuh. Kebetulan aku bawa deodoran tiap hari, kali
aja sewaktu-waktu lupa pakai deodoran dari rumah. Haha..
Mereka
mengantarku hingga driver Gr*bB*k*
yang Inggit pesan datang. Iya, aku order
jasa Gr*bB*k* via aplikasi Gr*b milik Inggit, coz punya dia ada promonya, punyaku enggak. Hahaha..
Anyway, aku nggak menyesal hadir ke event itu dan menikmati performance J-Rocks malam tadi. Tapi aku
rasa, ini bakal jadi pertunjukan musik ‘panas’ pertama dan terakhir yang aku
nikmati. Nggak lagi-lagi deh. Selama J-Rocks tampil semalam, aku beberapa kali
kena tubruk. Untung nggak sampai jatuh. Boro-boro kepikiran buat balik badan
dan pulang di tengah-tengah penonton yang menggila. Inggit sih enak, punya ‘tameng’
(baca : Ryan). Hahaha.. But well..
however I really thank her karena selama J-Rocks perform, Inggit terus menggandeng tanganku dan nggak ngebiarin aku
jatuh ataupun terpisah jauh dari mereka.
Hmm.. aku
sempat punya rencana buat nonton One Ok Rock secara langsung kalo suatu saat
mereka ke Indonesia. Tapi demi mendapat pengalaman hari ini, sepertinya niat
itu sebaiknya aku urungkan. Yah, untuk band skala nasional aja udah rusuh
begitu kan? Gimana dengan band sekelas One Ok Rock yang udah melanglang buana
kemana-mana. Kecuali kalo penontonnya bisa seadem penonton konser Mighty Long
Fall di Yokohama Arena :v
Intinyaaaa..
hari ini luar biasa. Terima kasih untuk PILARadio dan SoundsAtion yang udah
menggelar event keren ini, juga terima
kasih kepada Inggit dan Ryan yang berbaik hati ngajak gabung dan nggak membiarkan saya menjadi obat nyamuk
diantara kalian. Hahaha.. Well, I humbly admit that I'm glad to spend time with you guys.
Aku baru tiba
di rumah dengan selamat sekitar jam sepuluh malam dengan disambut wajah asem
ibu.
“JAM SEGINI
BARU PULANG!”
(XoX”)
0 komentar:
Posting Komentar