Sabtu, 18 November 2017

Malam 'Satu Spirit'

I got a bunch of stories today!

Bisa dibilang ini adalah hari yang sejak seminggu lalu aku tunggu. Berawal dari pesan WA yang dikirim Yuda hari Sabtu lalu..


Mengetahui hal itu, aku tiba-tiba excited. Aku langsung mengorek info tentang benar atau enggaknya kabar itu. Cari info di Facebook, di Instagram.. Dan ternyata dia nggak bohong. Jadiiii.. hari ini adalah hari ulang tahun PILARadio—salah satu stasiun radio di Cirebon—yang ke-17 tahun. Untuk merayakan hari jadinya yang bertema ‘17ice’ (baca : ‘nice’) ini, mereka mengadakan kolaborasi perdananya dengan SoundsAtions. Di hari jadinya ini, mereka menggelar sebuah event yang terdiri dari Cosplay Competition, BMX Freestyle, Action Figure Exhibition, Sand Animation, dan live music dengan Nadya Fatira dan Jorocks J-Rocks sebagai guest stars. Acara itu digelar di Lapangan Parkir Grage City Mall (GCM) mulai jam tiga sore sampai jam sepuluh malam. Acaranya gratis. Syaratnya, penonton yang mau masuk ke area stage harus berusia 18+ dan menunjukkan KTP asli kepada panitia.

Aaaanywayyy.. sebenarnya aku bukan (lagi) penggemar J-Rocks. Yap, bukan lagi. Aku sempat menggandrungi mereka saat masih duduk di bangku kelas dua SMP, tepatnya sekitar sembilan tahun lalu. Waktu itu album Spirit belum lama rilis dan video klip ‘Cobalah Kau Mengerti’ dan ‘Kau Curi Lagi’ cukup gencar ditayangkan di acara-acara musik di TV (waktu itu aku masih suka nonton Inbox, Dahsyat dkk). Saat itu aku pikir, “Ih, kok mereka cool banget sih..”
Kemudian sejak saat itu aku mulai mengagumi mereka, yang kelak menjadi cikal bakal aku menyukai L’arc~en~Ciel. Well, orang lain mah kayaknya mostly suka L’arc~en~Ciel dulu, baru suka J-Rocks (atau bahkan justru membenci Bang Iman dkk), aku malah kebalik. Trus setelah itu, adikku ikut menggandrungi J-Rocks juga (Entahlah, kayaknya sering banget selera musiknya terpengaruh dengan selera musikku), hanya aja sepertinya dia lebih parah. Aku mengoleksi musik mereka cukup sampai album Road to Abbey, sedangkan adikku punya lagu-lagu mereka yang rilis setelah album itu, contohnya Madu & Racun, yang lebih dulu aku dengar dari versinya Richie Ricardo. Haha.. Jadul banget ya..), kemudian Ya Aku.. Dia juga sering memutar lagu-lagu mereka dengan volume keras, namun kemudian berhenti setelah lagu Topeng Sahabat sering menuai komentar dari Bapak. “Ini lagu apa sih? Nyanyi kok kayak orang cacingan”, begitu kata beliau. Yang J-Rockstar harap jangan marah. Wkwk..

Okay, back to the story.
Ketika mendengar J-Rocks mau datang ke Cirebon dan dibarengi sama event Jejepangan begini, aku jadi excited pengen datang. Pertama, karena aku pengen sedikit keluar dari zona nyaman (biasanya aku nggak terlalu suka keramaian); kedua, karena aku pengen mewujudkan mimpi buat nonton mereka secara langsung yang dulu belum kesampaian; ketiga, karena biar ada bahan buat nulis di blog. Haha..
Dan kebetulan Yuda mau datang bareng teman-temannya yang satu komunitas gitu. Sooo ya udah aja aku gabung sama mereka. Lagian Yuda juga bilang kalo ada satu hal penting yang mau dia omongin.

Aku sempat mengajak Inna, coz dia kan suka Jejepangan juga. Siapa tau dia terhibur melihat para Cosplayer gitu. Sayangnya Inna nggak bisa ikut karena mau ke Tasik. Alright then, akhirnya aku berangkat sendirian langsung dari kantor. BTW, aku cukup kesal juga sih, pasalnya menjelang pulang itu aku dikasih tugas tambahan yang kudu diselesaikan di rumah. Geeeezzz.. rasanya saat itu aku mau nangis. Nggak dikasih tugas tambahan aja me-time ku dikit banget (karena memang tiap hari Sabtu aku pasti bawa pulang satu tugas), ini malah ditambahin :’)

“Ayo berangkat!” seruku pada Inggit dan Ryan yang waktu itu lagi ngumpul bareng rekan-rekannya di Showroom. Yaahh mereka kan J-Rockstars gitu lho, dan malam sebelumnya Inggit cerita via BBM kalo dia mau datang ke acara itu bareng Ryan. Mereka menggeleng, bilang kalo baru mau datang selepas Magrib. Sore itu, sekitar jam empat kurang lima belas menit, aku berangkat dengan menumpang Gr*bB*k*.

Sesampainya di GCM, aku langsung menuju Amphitheater, tempat dimana Yuda nongkrong. Sempat susah juga sih nyari dia. Aku baru ketemu dia pas dia nelpon. Rupanya disana udah nunggu bareng Bima—adiknya—dan tiga orang temannya, hanya aja beberapa dari mereka duduk terpisah. Beberapa lama kemudian, datanglah seorang cewek berambut pendek dengan dress hitam selutut dan motif kotak-kotak di bagian lengan. Aku langsung mengenalinya sebagai Wira, dan usianya masih tujuh belas tahun, karena Yuda pernah bercerita sedikit tentang dia di pertemuan kami sebelumnya. Kemudian Yuda pamit sebentar untuk mengantar Wira pakai wig di toilet. Sore itu, katanya sih si Wira ini mau tampil dengan tema gothic. BTW, sekilas teman Yuda yang satu ini mengingatkanku sama salah satu staff HRD di tempat kerjaku yang lama. Entahlah. Menurutku wajahnya agak mirip, hanya aja tanpa kerudung. Cara bicaranya juga. Well, forget that!

Awalnya, aku cuma duduk bareng salah satu teman Yuda. Tapi kemudian temannya ini beranjak ke area event. Karena nggak mau duduk sendirian, akhirnya aku ngikut deh. Aku tertarik buat nonton Cosplay Competition. Lagu Clock Strikes-nya One Ok Rock diputar berulang-ulang sebagai backsound acara itu. Kostum para pesertanya bagus-bagus, hanya sayangnya mereka belum cukup luwes memperagakan aksi andalan mereka. Lucunya, ada satu peserta Cosplay Competition yang mengenakan kostum Driver G*j*k lho! Hahaha.. Awalnya aku sama sekali nggak menyangka bahwa cowok yang berdiri di tengah acara dengan kupluk rajut dan seragam G*j*k-nya sambil menggenggam smartphone itu adalah peserta Cosplay Competition. Aku pikir dia penggemar salah satu Cosplayer dan berniat memotret Cosplayer favoritnya dengan smartphone di tangannya itu. Beberapa penonton cengengesan aja melihat si ‘Driver G*j*k’ ini cengar-cengir di tengah acara. Hingga kemudian aku mendengar percakapan beberapa penonton di sebelahku.
“Weh, itu G*j*k ngapain berdiri disono?”
“Itu Cosplayer tau.”
“Lah, Cosplay jadi tukang ojek?”
“Iya, Cosplay kan temanya bebas.”
Nah, dari situlah aku baru tau kalo ‘Driver G*j*k’ ini adalah salah satu peserta Cosplay Competition itu.

Para peserta Cosplay Competition
Source : Instagram @pilaradio886fm
Para Cosplayer, dari Wonder Woman sampai Driver G*j*k!
Lihat pojok sebelah kiri.
Source : Instagram @pilaradio886fm

Tiba-tiba, PING!!
Ada BBM masuk. Rupanya dari Inggit.
“Udah disana tah, Teh?” tanyanya.
“Udah dari tadi. Saya kesorean kayaknya. Wkwk..”
Iya, kesorean, karena ternyata acaranya belum terlalu rame.
“Lah, kenapa? Udah kelar?”
Kemudian terbersit di benakku buat ngerjain dia.
Kubilang, “Udah kelaaaaaaar.. Joroknya udah mangguuuuuuuunnngggg..”
“Seriusssss..?? Ah, masa sihh..?”
Aku cengengesan aja baca BBM-nya.
Beberapa menit kemudian, baru aku balas, “Belum kok, masih Cosplay Competition”.
Tapi ternyata apa? Dia malah terprovokasi sama kata-kataku yang sebelumnya tadi dan langsung buru-buru meluncur ke lokasi bareng Ryan. Wakakakak..

Akhirnya Cosplay Competition pun selesai. Aku celingukan. Eh, kok temannya Yuda ngilang? Padahal tadi masih terpisah sekitar dua meteran dari tempatku berdiri. Kukontak Yuda, tapi rupanya dia masih di toilet. Jadi kuputuskan buat melihat-lihat sekitar.

PING!!
Ada BBM lagi dari Inggit.
“Teh, dimana?”
Sambil jalan, aku mengetikkan balasan. Tapi belum jauh aku berjalan, sosok Inggit dan Ryan udah kelihatan.
“Hey!” seruku sambil melambaikan tangan, dan mereka tersenyum lebar saat melihatku.
“Kesini sendirian, Teh?” tanya Inggit dengan wajah heran gitu.
“Sama teman, tapi nggak tau tuh.. pada mencar. Ada yang lagi nganter temannya juga ke toilet buat pakai wig,” jawabku. Yakali datang sendirian ke acara kayak gitu. Mencar sebentar dari mereka aja udah kayak anak ilang. Hahaha..
Mereka manggut-manggut. Jadi ya udah deh, aku ngobrol-ngobrol bareng mereka. Ryan sempat bercerita tentang kakaknya yang merupakan seorang desainer kostum Cosplay dan menjual hasil pekerjaannya hingga ke luar negeri.
“Bedanya, kakak saya ngebuat kostum Cosplay nya pake bahan bioplastic. Memang lumayan mahal sih jadinya, makanya peminatnya kebanyakan dari luar negeri,” katanya sambil menunjukkan beberapa hasil karya kakaknya itu di layar smartphone. Memang keren-keren sih kostum karya kakaknya Ryan ini. Penggunanya pasti kelihatan stunning banget. Well, ada harga ada kualitas sih yaa..

“Lagi dimana, Put?” tiba-tiba masuk WA dari Yuda.
“Didepan Foodtruck. Kamu dimana?” balasku.
“Di Amphitheater. Habis foto-foto. Mau ikutan?”
Karena nggak mau ganggu quality time-nya Inggit dan Ryan, akhirnya aku pamit buat ke Amphitheater, nemuin Yuda yang waktu itu lagi bareng Wira—yang udah lengkap pakai wig panjang bergelombang. Looks pretty, I admit. Kami sempat beli minum sebentar, trus kumpul lagi bareng teman-teman Yuda di pinggir area event.
“Katanya mau foto bareng?” kata Yuda sambil menunjuk Wira lewat isyarat mata. Well, sebelum ke GCM, gara-gara Yuda bilang kalo ada temannya yang mau pakai kostum dengan tema gothic, aku jadi tertarik buat foto bareng sama temannya itu. Tapi pas ketemu sama orangnya..
“Nggak jadi ah, Yud,” jawabku.
“Kenapa?”
“Kata kamu, dia lebih pendek dari kamu, tapi ternyata tinggi!”
“Ya memang lebih pendek dari saya.”
“Iya, tapi saya pikir dia nggak setinggi itu. Kirain tinggi saya sama dia setara.” Oke, intinya aku minder kalo difoto nanti kelihatan jauh lebih pendek dari cewek tujuh belas tahun.

Tiba-tiba adik Yuda, Bima, menerima telepon dari ayah mereka. Dengar-dengar sih ada salah satu saudara mereka yang meninggal, dan mereka diminta pulang secepatnya.
“Kamu mau balik atau mau lanjut?” tanya Yuda.
Disitu aku bingung antara mau lanjut atau pulang juga.
“Kamu duluan aja,” kataku akhirnya.
“Duh, kalo lagi main ke luar tuh ada aja kendalanya. Gak bisa lihat orang senang,” keluhnya.
“Ya masa kamu mau nyalahin takdir,” sergahku. Dia nyengir. Gendeng emang -,-
Akhirnya kami pun berpisah. Kemudian aku BBM Inggit, “Udah masuk gate belum?”
Tadinya aku berniat join bareng Inggit dan Ryan lagi, tapi kemudian kuurungkan, coz nggak enak juga. Takutnya aku malah jadi ganggu sweet couple ini. Akhirnya aku beranjak dari situ. Tapi baru beberapa langkah, Inggit membalas BBM-ku dan ngajak gabung. Aku menolak.
“Yaaah nggak asik aaahh.. Tanggung ada disini,” katanya.
Iya juga sih.. tapi..
“Cepetan kesini. Ntar keburu anak-anak gembel yang masuk. Hahaha..”
Akhirnya aku gabung deh sama mereka, pake lari segala, karena khawatir area stage-nya beneran dipenuhi anak-anak punk. Tapi ternyata apa? Area stage masih legaaaaaaa banget! Hanya ada beberapa puluh orang yang duduk-duduk di pinggir. Dasar! Sekarang aku yang kena dikerjain.
Inggit menyambutku dan langsung ngajak gabung. Nggak cuma kami bertiga, ada Mbak Melisa—salah satu Sales di perusahaan tempatku bekerja—bersama cowoknya (meski ia sendiri datang agak terlambat), dan dua teman lama Inggit yang juga bergabung bersama kami.

Hingga jam tujuh malam, area stage masih adem ayem. Padahal aku udah berniat meninggalkan tempat itu sekitar jam tujuh. Tapi aku penasaran kalo J-Rocks belum muncul. Yah, seenggaknya aku bisa nonton performance mereka barang satu sampai dua lagu, setelah itu baru balik. Pantatku udah mulai panas karena kelamaan duduk, namun diatas stage, beberapa crew masih sibuk melakukan check sound dengan suara kentut (seriusan lho, mereka checking sound pake suara mirip kentut gitu), kemudian disambung dengan mencoba memainkan seluruh instrumen dengan lagu Sing For Absolution-nya Muse. Lucunya, crew yang mencoba microphone vokalis menyanyikan lagu itu dengan lirik asal-asalan. Yang jelas cuma di bagian ‘Sing for absolution.. I will be singing..’ nya doang. Hahaha..

Setelah checking sound, MC pun naik, disusul dengan pertunjukan Sand Animation yakni seni lukis pasir dari seorang Magician. Lalu ada sambutan-sambutan juga dari beberapa orang dibalik suksesnya PILARadio, acara tiup lilin dan potong kue, pembagian hadiah, dan nggak ketinggalan penampilan Wakapolres Cirebon yang membawakan lagu Bento-nya Iwan Fals. Aseeekk!!


Squad PILARadio menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun bersama
Wakapolres Cirebon Kompol Djarot Sungkowo,
perwakilan Grage Group, dan PT Sampoerna.
Source : Instagram @pilaradio886fm

Setelah itu, naiklah Hira Band. BTW, aku dan Inggit sempat salah fokus sama bassist mereka karena penampilannya yang sekilas mirip Bang Wima. Haha..
Kami nggak kenal band Hira ini, tapi untungnya mereka membawakan lagu-lagu yang familiar di kuping. Penampilan mereka dibuka dengan lagu milik Keane, Everybody’s Changing, disambung dengan Sempurna-nya Andra And The Backbone. Area stage makin memanas ketika lagu Ku Tak Bisa-nya Slank dibawakan, dan nggak tau kenapa orang-orang yang berdiri di luar gate tiba-tiba rusuh. Inggit menarikku ke tengah area stage yang lebih aman.
“KAMPUNGAN!! KAMPUNGAN!!” seru para penonton di luar gate kepada para oknum yang rusuh. Iya, benar. KAMPUNGAN. Kenapa sih di Indonesia ini masih ada aja orang yang gemar bikin ribut? Apa sih manfaatnya? Just enjoy the music, Dudes! Lebih baik nyanyi bareng, nge-jump bareng, tanpa bikin masalah. Kalo mau cari ribut mending di luar sana, bukan di tempat dimana orang-orang mau menikmati musik. Kampungan. Nggak tau tempat. Ups, sorry, jadi emosi.

Setelah itu, vokalis Hira Band mengajak salah satu penonton cewek berkacamata naik ke atas stage, sambil menyanyikan lagu Kangen-nya Dewa 19. Anyway, jujur aku kurang suka dengan bagaimana vokalis band ini memperlakukan penonton cewek yang bahkan asing baginya. Rangkul pundak dan gandeng tangan sih masih bisa dibilang wajar, tapi kissing hand..?? Well, I dunno.. menurutku sih agak kurang sopan ya. Entahlah kalo mereka atau si vokalis berasal dari belahan bumi lain yang memiliki budaya dan aturan etika berbeda. You know what I mean, right?

Setelah Hira Band tampil, naiklah Nadya Fatira, seorang penyanyi muda yang bisa dibilang baru di blantika musik Tanah Air, membawakan lagu Happy milik Pharrell Williams. Kemudian disusul dengan lagu Across The Universe dan Hey Jude-nya The Beatles, Bebas-nya Iwa K, and of course lagu terbarunya yang berjudul Penyendiri, sebuah lagu yang baru banget kudengar tapi udah mengena.

Aku ini penyendiri
Yang tak butuh keramaian
Yang ku butuh satu teman
Tempat berbagi cerita..

Penampilan Nadya Fatira, bikin penonton jatuh cinta.
Source : Instagram @rickiridwansyah

Selesai membawakan single terbarunya, Nadya Fatira pamit undur diri.

Acara dilanjut dengan pengumuman pemenang Cosplay Competition. Mereka di panggil untuk naik ke atas stage. Sayangnya mereka semua udah melepas kostum mereka (yakali mau dipake terus dari siang sampai malam), beberapa bahkan ada yang hanya mengirim perwakilan.

Daaaaaaannn.. finally, this is it! Yang kami tunggu-tunggu.. performance J-Rocks!!
Begitu mendengar MC meneriakkan nama mereka, aku dan Inggit langsung merangsek ke depan, melangkahi Mbak Melisa dan cowoknya yang duduk dua langkah di depan kami. Wakakak..
Seluruh penonton yang tadinya duduk pun sontak berdiri, dan berebut tempat paling depan. Satu persatu, personil J-Rocks naik ke atas panggung. Teriakan penonton semakin kencang ketika Bang Iman yang naik ke atas stage paling akhir muncul. Anyway, tampaknya Bang Iman dkk vakum terlalu lama, hingga ketika mereka muncul kembali ke permukaan, mereka semua sudah beruban, kecuali Bang Anton (hairstyle woy, bukan uban!). Haha..
Oh ya, ternyataaaaaaa.. Bang Iman aslinya ganteng yaa, meski terlihat lebih chubby dari yang dulu biasa aku lihat di layar kaca.

Malam itu, J-Rocks membuat panggung kembali panas dengan lagu pertama yang mereka bawakan. Lepaskan Diriku, sebuah lagu yang selalu bikin flashback setiap kali aku mendengarnya. Well, ada dua hal yang kualami terkait dengan lagu ini yang salah satunya terjadi pada masa-masa kelas satu SMA dulu. One of my best moments. Tapi yah, udahlah.. Toh, udah lama lewat. Sekarang cukup dikenang aja, nggak perlu lagi digenggam.

Sebenarnya, di posisiku itu aku bisa melihat performance Bang Iman dkk dengan cukup jelas, sebelum semua itu direnggut sama salah seorang penonton egois yang berdiri paling depan. Ia melepas kaos yang dikenakannya, kemudian duduk di pundak temannya dengan bertelanjang dada. Nggak cukup dengan hanya itu, ia juga mengibarkan kaosnya ke kanan dan ke kiri, which is sangat mengganggu pemandangan. Jadi, teman-teman yang baca ini, tolong ya, kalo nonton pertunjukan musik, dan kamu udah berdiri paling depan, nggak usah pake naik ke pundak teman segala, karena yang mau menikmati pertunjukan bukan hanya kamu.

Awalnya, aku dan Inggit enjoy aja lompat-lompat dan bernyanyi mengikuti musik, sebelum akhirnya keadaan mulai rusuh. Nggak rusuh yang gimana-gimana sih, hanya aja pada dorong-dorongan gitu.
“Maju ke depan aja, Teh. Yang cewek-cewek maju ke depan aja,” kata seorang cowok J-Rockstar pada aku dan Inggit. Maksudnya biar kami—para cewek—nggak jadi korban para ‘kampungers’ itu. Kami pun merangsek lagi ke depan. Sejenak aku kagum dengan sikap solidaritas J-Rockstar ini.

Ketika break, para J-Rockstars meneriakkan yel-yel mereka, “J-Rockstars! Satu spirit!” Merinding dengernya. Anehnya, ada juga yang meneriakkan nama ‘Laruku’, dan berharap J-Rocks membawakan salah satu lagu dari Hyde dkk. Salah satunya penonton cowok di sebelahku yang berkali-kali menyerukan ‘Jiyuu E No Shoutai’. Hahaha..
Selain lagu Lepaskan Diriku, mereka juga membawakan lagu-lagu hits mereka yang lain, seperti Ceria, Fallin’ in Love, dan Madu & Racun. Nggak lupa, mereka juga membawakan dua lagu dari album terbaru mereka—Let’s Go—yakni Selamat Jalan, dan Aku Kamu & Kalian. Aku berharap mereka membawakan lagu Spirit—one of my favorite J-Rocks’ songs—tapi sayangnya enggak. Penampilan mereka ditutup dengan lagu pamungkas, Meraih Mimpi. Setelah itu mereka bagi-bagi beberapa pick gitar kepada penonton.

Source : Instagram @missisviina
Source : Instagram @pilaradio886fm
Source : Instagram @sepasanglangkah
The Audiences. Eh, ada aku tuh. Tebak yang mana? Haha..
Source : Instagram @pilaradio886fm

Usai J-Rocks turun panggung, aku, Ryan dan Inggit pun pulang. Sambil menunggu Ryan mengambil motor di parkiran, aku dan Inggit duduk-duduk di pinggir jalan belakang mall. Inggit sempat bercerita kalo kepalanya pusing dan tadi ia sempat mau pingsan gara-gara cewek yang ‘menggila’ di sebelahnya bau kelek. Wakakakakak..
Kenapa baru ngomong pas udah kelar acara coba? Kalo dia ngomong pas masih di tengah acara aja, aku kasih deodoran deh tuh. Kebetulan aku bawa deodoran tiap hari, kali aja sewaktu-waktu lupa pakai deodoran dari rumah. Haha..

Mereka mengantarku hingga driver Gr*bB*k* yang Inggit pesan datang. Iya, aku order jasa Gr*bB*k* via aplikasi Gr*b milik Inggit, coz punya dia ada promonya, punyaku enggak. Hahaha..

Anyway, aku nggak menyesal hadir ke event itu dan menikmati performance J-Rocks malam tadi. Tapi aku rasa, ini bakal jadi pertunjukan musik ‘panas’ pertama dan terakhir yang aku nikmati. Nggak lagi-lagi deh. Selama J-Rocks tampil semalam, aku beberapa kali kena tubruk. Untung nggak sampai jatuh. Boro-boro kepikiran buat balik badan dan pulang di tengah-tengah penonton yang menggila. Inggit sih enak, punya ‘tameng’ (baca : Ryan). Hahaha.. But well.. however I really thank her karena selama J-Rocks perform, Inggit terus menggandeng tanganku dan nggak ngebiarin aku jatuh ataupun terpisah jauh dari mereka.

Hmm.. aku sempat punya rencana buat nonton One Ok Rock secara langsung kalo suatu saat mereka ke Indonesia. Tapi demi mendapat pengalaman hari ini, sepertinya niat itu sebaiknya aku urungkan. Yah, untuk band skala nasional aja udah rusuh begitu kan? Gimana dengan band sekelas One Ok Rock yang udah melanglang buana kemana-mana. Kecuali kalo penontonnya bisa seadem penonton konser Mighty Long Fall di Yokohama Arena :v

Intinyaaaa.. hari ini luar biasa. Terima kasih untuk PILARadio dan SoundsAtion yang udah menggelar event keren ini, juga terima kasih kepada Inggit dan Ryan yang berbaik hati ngajak gabung dan nggak membiarkan saya menjadi obat nyamuk diantara kalian. Hahaha.. Well, I humbly admit that I'm glad to spend time with you guys.

Aku baru tiba di rumah dengan selamat sekitar jam sepuluh malam dengan disambut wajah asem ibu.

“JAM SEGINI BARU PULANG!”


(XoX”)

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
;