Kamis, 14 Maret 2019
Kangen berat, itulah yang aku rasakan ketika Mustunable nggak ada kegiatan nge-band selama beberapa waktu. Namun ketika kegiatan kami sedang padat, rasanya capek bukan main.Seperti sekarang-sekarang ini. Dua minggu ini saja sudah enam kali kami melakukan rehearsal. Well, kami memang tengah mempersiapkan penampilan kami untuk mengisi acara 7th anniversary kantor cabang Cirebon tempat kami bekerja hari Sabtu pekan ini. Haaaahh.. rasanya campur aduk deh. Senangnya ada, deg-degannya ada, sedihnya juga ada. Senangnya karena nge-band sendiri adalah hobi; deg-degannya tentu karena aku bakal perform di depan umum lagi, meski kali ini lebih mending karena tampil di depan orang-orang yang setiap hari ditemui; dan untuk bagian sedihnya, akan kuceritakan lebih panjang.

Sekitar satu bulan setelah rekaman kami, Mas Win 'menghilang'. Ia nggak lagi terlihat di kantor, apalagi untuk sekedar nge-band. Akhir bulan Februari, aku baru mendapatkan jawabannya, itupun dari atasanku. Sebuah jawaban yang membuatku benar-benar shock. Beliau menuturkan bahwa Mas Win mengalami masalah yang membuat kedua matanya nggak bisa melihat. Entah karena apa, aku nggak tau jelasnya. Yang kutau, Mas Win selama ini memang selalu mengenakan kacamata. Nggak pernah sekalipun aku melihatnya tanpa kacamata, kecuali di foto KTP. Kukira matanya minus, seperti kebanyakan pengguna kacamata lainnya.

"Dia pulang ke kampungnya untuk operasi, tapi saya tanya Pak Faisal (Kepala Cabang kami) katanya dia nggak jadi operasi karena matanya yang sebelah kena lagi", tambah atasanku. Menurut beliau juga, kabarnya Mas Win mengajukan pengunduran diri dari perusahaan. Mungkin yah karena dirinya merasa sudah nggak sanggup untuk bekerja lagi. Namun perusahaan menangguhkan itu karena kasihan padanya. Maka hingga saat ini, ia masih dianggap cuti sakit hingga pihak manajemen menentukan jabatan apa yang cocok untuknya, syukur-syukur ada harapan baginya untuk sembuh dan bisa beraktifitas lagi seperti biasanya.

Jujur, waktu mendengar hal itu, aku sedih banget. Sedih banget. Aku nggak tau bagaimana rasanya berada di posisinya, tapi itu pasti berat banget. Apalagi ia punya keluarga kecil. Rasanya aku pengen banget kasih dia dukungan moril. Coz however, selama ini dia seperti seorang kakak laki-laki yang baik buatku. Dulu, kalo selesai nge-band malam, ia sering mengantarku pulang; kadang juga menunggu hingga tukang ojek online yang menjemputku datang. Yah, walau nggak selalu sih, apalagi semenjak dirinya menikah. Hmm.. wajar lah ya, karena kan sudah ada yang nungguin di rumah. Hihi.. Aku nggak tau gimana caranya memberi dia support. Andai dia di Cirebon, aku pengen banget nengok dia bareng rekan-rekan kantor, karena rasanya nggak enak juga kalo ngasih support via media komunikasi seperti WhatsApp misalnya. Yah, khawatir aja istrinya mikir macam-macam. Kecuali kalo aku cowok, atau istrinya kenal aku :'v

Ketidakhadiran Mas Win, tentunya berpengaruh besar pula pada band kami. Tanpa seorang Rhythm Guitarist, musik yang kami mainkan terasa kurang warna. Well, kami memang sempat merekrut satu orang untuk mengisi posisinya, namun sayangnya ia tampak kurang serius untuk bergabung, ditambah lagi Mister Chokai juga merasa kurang sreg.
"Dia nggak kayak Win yang bisa belajar cepat", katanya.

Ah, Mas Win, banyak yang kehilangan dirimu lho. Get well soon ya, Mas..

Lain Mas Win, lain pula dengan Dhea. Sejak menjelang rekaman beberapa bulan lalu, Dhea sudah mengajukan pengunduran diri dari band, dan baru bulan Maret ini posisinya digantikan dengan Inggit yang nggak lain dan nggak bukan adalah girlfriend-nya Bassist kami, Ryan. Hal ini tentu membuat anak itu girang bukan kepalang. Gimana nggak girang, lha wong dia bisa jadi makin lengket sama arjunanya. Aku sendiri pun, jujur, merasa lebih enjoy berduet dengan Inggit. Mungkin karena kami lebih sering ketemu, jadi sudah akrab. Ditambah lagi usia Inggit lebih muda dariku, jadi rasanya nggak canggung. Hanya saja, aku merasa warna suara Inggit nggak jauh beda denganku, jadi rasanya kurang ada variasi aja gitu. Bahkan aku sendiri kalo dengar suara rekaman kami kadang nggak bisa membedakan mana suaraku dan mana suara Inggit. Wkwkwk.. Berbeda kalo berduet dengan Dhea, karena karakter suara Dhea lebih berat. Ya nggak tau sih apakah ini hanya perasaanku aja, atau teman-teman yang lain juga merasakan hal yang sama.

Balik lagi ke kosongnya posisi Rhythm Guitarist. Untuk mengatasi hal itu, Mas Febri yang memegang posisi Drummer, sementara beralih mengisi posisi tersebut karena kebetulan ia pun cukup mahir bermain gitar. Sedangkan untuk posisi Drummer-nya, kami merekrut satu orang lagi, yakni Mas Badar. Bukan berarti posisi Mas Febri sepenuhnya berpindah ke Rhythm Guitarist. Ia tetap Drummer inti kami, hanya saja untuk lagu-lagu yang terbilang mudah dibawakan oleh Drummer baru kami itu, posisinya di-rolling dulu.

Dan seperti yang sudah kuceritakan di atas tadi, untuk persiapan mengisi acara hari jadi kantor cabang kami ini, kegiatan kami benar-benar padat. Dalam dua minggu, enam kali kami melakukan latihan. Lima kali di studio, satu kali di rumahku. Seneng sih rasanya. Ya aku memang selalu excited setiap kali band kami latihan. Tapi disisi lain ya capek juga. Pulang-pulang, badan rasanya pegal semua, T*l*k Ang*n jadi bekal sehari-hari.. Padahal aku yakin di acara nanti, lagu yang akan kami bawakan paling-paling nggak lebih dari lima, itupun palingan yang dibawakan adalah lagu-lagu yang pernah kami bawakan di performance kami yang sebelum-sebelumnya. Wkwkwk..

Moment latihan. Ki-Ka : Zhovy, Badar, Ryan, Mister Chokai

Yah, semoga saja rasa capek ini terbayarkan dengan penampilan kami yang memuaskan nantinya :)

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
;