Senin, 06 Mei 2013

Level A Break Up

Seperti biasa, hari Senin adalah hari dimana aku dan temen-temenku menghadapi mata kuliah English Conversation. Tapi hari ini, kelas level A, alias kelas Platinum terpaksa harus dibagi menjadi dua kelompok dan ditempatkan ke kelas level B1 dan B2.

Kebijakan ini terpaksa dilakukan oleh Mr Rudy karena kelas level A nggak punya dosen, lantaran dosennya, Mr Furqon nggak ngajar lagi. Tentu aja para penghuni kelas level A keberatan dengan keputusan ini. Mereka nggak mau dibagi ke kelas B1 ataupun B2. Kalopun mau dipisah, mereka maunya gabung ke kelas pilihan mereka sendiri. Si Mitro contohnya. Dia terus ngerengek-rengek ke Mr Rudy biar diijinin gabung ke kelas C4. Bahkan si Ita yang disuruh gabung ke kelas B2 aja sampe nangis segala gara-gara nggak mau pisah sama soulmate nya, Dwi yang disuruh gabung ke B1. Aku jadi ngerasa kami tuh kayak anak-anak yang baru aja kehilangan orangtua dan menolak buat diadopsi sama orangtua baru. Hahaha.. :P
Tapi kebijakan itu nggak bisa diganggu gugat. Mau nggak mau, kami harus menaati kebijakan itu.

Tapi tampaknya dari semua mahasiswa dan mahasiswi dikelas level A, kayaknya cuman aku doang deh yang nggak keberatan dengan keputusan Mr Rudy itu. Yah, ya know lah.. sampe sekarang kelas level A belum bisa bikin aku ngerasa nyaman. Tapi yang aku sayangkan adalah, kenapa aku harus dioper ke kelas level B2? Kenapa aku nggak dioper ke kelas aku yang lama aja? Kelas B1, alias kelas Golden One. Tapi ya udahlah.. seenggaknya di B2 aku bisa ketemu Nia, Sherly, dan Ayu. Mereka bertiga friendly kok sama aku :D

Cuma aku rada geli deh sama temen-temenku dari level A. Menurutku, mereka tuh terlalu berlebihan dalam menghadapi masalah ini. "Masa kelas platinum bubar sih? Yang bener aja. Tragis banget level A dibubarkan.." kata mereka. Udah gitu, pas gabung sama level B1 dan B2, mereka juga terkesan gengsi gitu deh. Yah, kesannya mereka tuh seolah terlalu membanggakan level mereka gitu. Aku sendiri sih ngerasa biasa aja tuh. Coz menurutku, level A nggak jauh beda sama level B1 maupun B2. Meskipun terdaftar dalam student list kelas Platinum, tapi kalo menterjemahkan suatu teks aja masih ngandelin Google Translate, menurutku itu belum bisa dibanggakan.

Selain itu, walaupun level kelas B1 dan B2 ada dibawah level kelas A, tapi aku pikir bukan berarti anak-anak kelas B1 dan B2 punya English skill yang lebih rendah daripada anak-anak kelas A. Aku yakin ada beberapa mahasiswa dan mahasiswi dari kelas level B1 dan B2 yang kemampuannya setara dengan kelas level A, cuma nggak keliatan aja. Gisna contohnya. Dia menduduki kursi di kelas level B1, tapi aku pikir dia pantes kok masuk ke kelas level A. Bisa dibilang Gisna ini rival Bahasa Inggris aku di kelas Junior Secretary. Nilai Bahasa Inggrisku kejer-kejeran terus sama dia. Itulah kenapa aku bilang bahwa dia pantes untuk menduduki kursi dikelas Platinum.

Ya udahlah.. intinya mulai minggu ini sampe beberapa minggu berikutnya, aku dan beberapa temen dari kelas level A bakal diajar sama Mr Rudy dikelas Golden 2, alias kelas level B2. Well, tadi siang itu Mr Rudy ngasih kami tontonan film pendek berjudul Hariel Potter (plesetan dari Harry Potter) dan The Dark Knight. Filmnya asli, tapi dialognya itu loh yang beda, pake dubbing bahasa Jawa. Film-film dubbing Jawa itu adalah karya dari para mahasiswa UNS Solo yang tergabung dalam ASRIKA. Gokil deh pokoknya. Yang belum tau, ini dia link dari dua film pendek karya ASRIKA yang aku tonton di kampus tadi siang :

Salut deh sama kreativitas mereka bikin film pendek kayak gitu :D
Aku dan temen-temen disuruh Mr Rudy bikin film sejenis itu. Cuma, dubbingnya pake bahasa Inggris. Tapi sampe sekarang aku dan temen-temen kelompokku masih bingung mau nge-dubbing film apaan. Haaahh.. nggak ada inspirasi nih.. (#__#)

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
;