Seperti biasa, hari Senin adalah hari dimana aku
dan temen-temenku menghadapi mata kuliah English Conversation. Tapi hari ini,
kelas level A, alias kelas Platinum terpaksa harus dibagi menjadi dua kelompok
dan ditempatkan ke kelas level B1 dan B2.
Kebijakan ini terpaksa dilakukan oleh Mr Rudy
karena kelas level A nggak punya dosen, lantaran dosennya, Mr Furqon nggak
ngajar lagi. Tentu aja para penghuni kelas level A keberatan dengan keputusan
ini. Mereka nggak mau dibagi ke kelas B1 ataupun B2. Kalopun mau dipisah,
mereka maunya gabung ke kelas pilihan mereka sendiri. Si Mitro contohnya. Dia
terus ngerengek-rengek ke Mr Rudy biar diijinin gabung ke kelas C4. Bahkan si
Ita yang disuruh gabung ke kelas B2 aja sampe nangis segala gara-gara nggak mau
pisah sama soulmate nya, Dwi yang disuruh gabung ke B1. Aku jadi ngerasa kami
tuh kayak anak-anak yang baru aja kehilangan orangtua dan menolak buat diadopsi
sama orangtua baru. Hahaha.. :P
Tapi kebijakan itu nggak bisa diganggu gugat.
Mau nggak mau, kami harus menaati kebijakan itu.
Tapi tampaknya dari semua mahasiswa dan
mahasiswi dikelas level A, kayaknya cuman aku doang deh yang nggak keberatan
dengan keputusan Mr Rudy itu. Yah, ya know lah.. sampe sekarang kelas level A
belum bisa bikin aku ngerasa nyaman. Tapi yang aku sayangkan adalah, kenapa aku
harus dioper ke kelas level B2? Kenapa aku nggak dioper ke kelas aku yang lama
aja? Kelas B1, alias kelas Golden One. Tapi ya udahlah.. seenggaknya di B2 aku
bisa ketemu Nia, Sherly, dan Ayu. Mereka bertiga friendly kok sama aku :D
Cuma aku rada geli deh sama temen-temenku
dari level A. Menurutku, mereka tuh terlalu berlebihan dalam menghadapi
masalah ini. "Masa kelas platinum bubar sih? Yang bener aja. Tragis banget
level A dibubarkan.." kata mereka. Udah gitu, pas gabung sama level B1 dan
B2, mereka juga terkesan gengsi gitu deh. Yah, kesannya mereka tuh seolah
terlalu membanggakan level mereka gitu. Aku sendiri sih ngerasa biasa aja tuh.
Coz menurutku, level A nggak jauh beda sama level B1 maupun B2. Meskipun
terdaftar dalam student list kelas Platinum, tapi kalo menterjemahkan suatu
teks aja masih ngandelin Google Translate, menurutku itu belum bisa
dibanggakan.
Selain itu, walaupun level kelas B1 dan B2
ada dibawah level kelas A, tapi aku pikir bukan berarti anak-anak kelas B1 dan
B2 punya English skill yang lebih rendah daripada anak-anak kelas A. Aku yakin
ada beberapa mahasiswa dan mahasiswi dari kelas level B1 dan B2 yang
kemampuannya setara dengan kelas level A, cuma nggak keliatan aja. Gisna contohnya.
Dia menduduki kursi di kelas level B1, tapi aku pikir dia pantes kok masuk ke
kelas level A. Bisa dibilang Gisna ini rival Bahasa Inggris aku di kelas Junior
Secretary. Nilai Bahasa Inggrisku kejer-kejeran terus sama dia. Itulah kenapa
aku bilang bahwa dia pantes untuk menduduki kursi dikelas Platinum.
Ya udahlah.. intinya mulai minggu ini sampe
beberapa minggu berikutnya, aku dan beberapa temen dari kelas level A bakal
diajar sama Mr Rudy dikelas Golden 2, alias kelas level B2. Well, tadi siang
itu Mr Rudy ngasih kami tontonan film pendek berjudul Hariel Potter (plesetan
dari Harry Potter) dan The
Dark Knight. Filmnya asli, tapi dialognya itu loh yang beda, pake dubbing
bahasa Jawa. Film-film dubbing Jawa itu adalah karya dari para mahasiswa UNS
Solo yang tergabung dalam ASRIKA. Gokil deh pokoknya. Yang belum tau, ini dia
link dari dua film pendek karya ASRIKA yang aku tonton di kampus tadi siang :
Salut deh sama kreativitas mereka bikin film pendek kayak gitu :D
Aku dan temen-temen disuruh Mr Rudy bikin film sejenis itu. Cuma, dubbingnya pake bahasa Inggris. Tapi sampe sekarang aku dan temen-temen kelompokku masih bingung mau nge-dubbing film apaan. Haaahh.. nggak ada inspirasi nih.. (#__#)
Aku dan temen-temen disuruh Mr Rudy bikin film sejenis itu. Cuma, dubbingnya pake bahasa Inggris. Tapi sampe sekarang aku dan temen-temen kelompokku masih bingung mau nge-dubbing film apaan. Haaahh.. nggak ada inspirasi nih.. (#__#)
0 komentar:
Posting Komentar