I’ve gotta say thanks yang kedua kalinya buat Kak Rico. Nggak tau
kenapa aku ngerasa bahwa film, lagu, dan musisi yang dia rekomendasikan ke aku
hampir nggak pernah salah.
Setelah nularin virus
Captain Jack dan One Ok Rock ke aku beberapa tahun lalu, kali ini dia ngasih
aku rekomen Death Note Series dan film pendek Kimi To Boku. Well, sebenernya ngasih rekomennya sih
udah lumayan lama, hanya aja aku baru sempet nonton sekarang. Haha..
Kalo aja dia nggak pernah
bilang bahwa Death Note itu ada versi series atau Japanese Drama-nya, mungkin
sampe sekarang aku bakal hanya sebatas tau bahwa Death Note itu cuma terdiri
dari serial anime dan live action movie
doang. Gee! Dia nggak cuma ngasih
rekomen, tapi link download videonya
juga. Bisa didownload disini nih >> http://animagz.org/death-note-j-drama.xhtml
Karena keterbatasan waktu
buat download, alhasil downloadnya jadi nyicil gitu deh. Awal-awalnya aku cuman
sempet download delapan dari sebelas episode doang dan langsung aku simpen di
netbook, hanya aja nggak langsung aku tonton, coz niatnya aku bakal nonton itu
setelah semua episodenya lengkap aku download. Eh, nggak taunya episode-episode
yang udah aku download itu malah ditonton adikku duluan. Deeeeyymm.. (-_-“)
Akhirnya pas waktu luang,
aku nonton sambil download episode-episode yang tersisa. Nontonnya juga bareng sama adik sih, jadi seru. Setelah aku tonton,
aku menyimpulkan bahwa Death Note Series ini berkiblat pada Death Note Anime,
hanya aja emang terdapat cukup banyak perbedaan.
Di Death Note Series ini,
Light Yagami (diperankan oleh Masataka Kubota) merupakan seorang mahasiswa yang
memiliki pekerjaan paruh waktu di sebuah cafe dan mengidolakan sebuah idol
group bernama IchigoBerry yang salahs atu membernya adalah Amane Misa.
Geeezzz.. menggelikan nggak coba? Seorang Light Yagami yang selama ini aku
kenal dengan kesan cool, gelap dan misterius, di Death Note Series ini dia
layaknya seorang fans Jeketi48 yang bawa-bawa joystick ditengah para fans
lainnya ketika idol group favorit mereka manggung (=__=’)
Dia juga nggak berambisi
ngikutin ayahnya menjadi anggota kepolisian, melainkan lebih berambisi jadi PNS
:v Selain itu, di Death Note Series ini ibu Light Yagami dikisahkan udah
meninggal. Yang konyol adalah ketika Light dkk ngelakuin penyelidikan di
perusahaan Yotsuba. Light sempet pura-pura jadi tukang make up artis gitu.
Wakakakak.. konyol aja liat seorang Light Yagami nenteng-nenteng tas cewek dan
bergaya kebanci-bancian kayak gitu :v
Ngomong-ngomong tentang
Light Yagami, menurutku Masataka Kubota memerankannya dengan cukup baik.
Ekspresi jahatnya dapet banget, sama kayak versi animenya. Hanya ajaaaa.. kok
menurutku tampang dia agak-agak mirip Andika Kangen Band yaa (aku bilang ‘agak’
lho). Apalagi kalo dia senyum lebar, haisshh.. mirip banget (x_x) Untung aja
suaranya nggak mirip juga. Am I the only
one who thinks like this?
Beralih ke tokoh L
(diperankan oleh Yamazaki Kento). Berbeda dengan L di Death Note Anime ataupun
Death Note Live Action Movie yang sehari-harinya suka makan dan minum yang
manis-manis, L versi Death Note Series ini lebih suka minum minuman jelly, dan
justru nggak pernah keliatan makan. Dia juga angkuh dan sensitif banget. Orang
yang mau masuk ke markasnya harus disemprot pake anti bakteri dulu. Selama di
dalem markas pun dia pake sepatu, nggak nyeker kayak L yang selama ini kita
kenal. Trus klo pakeannya kena kotoran dikit, dia pasti bakal langsung ganti
baju. Oh ya, L disini juga lebih suka pake kemeja putih, bukan kaos kayak yang
biasa dipake L versi anime dan live
action. Selain itu, L versi Death Note Series nggak duduk jongkok ataupun
megang sesuatu dengan jempol dan jari telunjuk doang.
Sementara itu, nggak
banyak perubahan dari karakter Amane Misa (diperankan oleh Hinako Sano) dari
Misa yang sebelum-sebelumnya. Hanya aja Misa dan Light di Death Note Series ini
saling mengagumi. Misa mengagumi Light alias Kira karena udah ngebunuh kriminal
yang ngebunuh keluarganya, sedangkan Light mengagumi Misa karena dia member
IchigoBerry :v
Yang menarik adalah
karakter Near (diperankan oleh Mio Yuki). Di Death Note Series ini, Near
memiliki kepribadian ganda gitu deh. Ketika emosinya memuncak, dia bisa ‘berubah’
jadi Mello. Padahal di Death Note Anime, Near dan Mello adalah dua orang yang
berbeda. Mello digambarkan memiliki
sifat keras kepala, ambisius, dan suka makan coklat. Near di Death Note Series
ini cute banget. Sifat
kekanak-kanakannya dapet banget :3
Huaahh.. pokoknya banyak
deh perbedaan-perbedaan jalan cerita Death Note Series ini dengan Death Note di
versi-versi sebelumnya. Ada tokoh yang harusnya mati tapi di Death Note Series
ini nggak mati, dan sebaliknya. Tapi perbedaan ini justru bikin Death Note jadi
lebih fresh dan nggak ngebosenin.
Coba kalo jalan ceritanya sama banget, pasti jalan ceritanya jadi gampang banget
ketebak dan nggak seru lagi.
Kelar nonton Death Note
Series, menjelang tidur malam kemaren, aku nyempetin nonton Kimi To Boku versi live action. Kebetulan versi animenya
belom sempet aku tonton. Hehe..
Kimi To Boku ini
bercerita tentang persahabatan antara kucing dan manusia yang terjalin selama
sepuluh tahun. Kisahnya mengharukan, memang. Bermula ketika seorang pemuda yang
berambisi menjadi seorang komikus menemukan seekor kucing kecil berwarna
abu-abu dan loreng hitam duduk sendirian di bangku taman sambil menatap langit malam
yang dipenuhi bintang. Karena terpesona dengan kelucuan kucing itu, Si Pemuda
membawa kucing yang tampak kelaparan itu ke tempat kost-nya dan merawatnya. Ia
memberi nama kucing itu Gin’ougo. ‘Gin’ dari nama ‘Gin’ougo’ berasal dari kata ‘Ginkan’
(Bimasakti), karena ia menemukan kucing itu tepat di hari Tanabata (Festival
Bintang). Setiap hari selama sepuluh tahun, mereka melewati hari bersama-sama,
sampe akhirnya Gin’ougo sakit dan mati di pangkuan pemuda itu.
Konyolnya, belum
seperempat bagian dari film itu yang kutonton, mataku udah basah duluan cuma
karena ngeliat wujud kucingnya yang tini wini biti dan over-cute :’D Gimana nggak cute?
American Short-hair gitu lho. Gendut lagi, masih tiga bulan pula umurnya.
Kucing umur segitu kan lagi lucu-lucunya. Aku jadi inget Memphis—anak kucingku—coz mereka seumuran. Hahaha..
Dan menjelang ending story, tepatnya ketika Gin’ougo mengenang masa-masa pertamanya bareng pemuda itu, mataku banjir air mata. Rasanya nyesek banget cah..
Dan menjelang ending story, tepatnya ketika Gin’ougo mengenang masa-masa pertamanya bareng pemuda itu, mataku banjir air mata. Rasanya nyesek banget cah..
Aku ngebayangin kalo hal
itu terjadi sama Memphis atau Mutun. Well,
walaupun mereka berdua bukan kucing ras kayak Gin’ougo, melainkan kucing
kampung biasa sih (hanya aja emang bulu Mutun lebih tebal dan bulu ekornya lebih
panjang).
Aku jadi penasaran sama
Kimi To Boku versi animenya. Kira-kira bakal bikin nyesek juga nggak ya? :’3
3 komentar:
Yang kimi to boku beneran bkin nangis ya,sist. Unik bgd. Br kalo ini ada film yg ngambil sudut pandang seekor kucing. :')
*kali
Iya, Sist. Kalo yang berbentuk tulisan kan udah ada di bukunya Raditya Dika (tapi malah konyol, nggak ada sedih-sedihnya xD)
Suka kucing juga ya, Sist :3
Posting Komentar