Kamis, 31 Desember 2015

My New Year : 2016

Suara bledak-bleduk kembang api semakin keras terdengar sejak sekitar setengah jam yang lalu, tapi aku sama sekali nggak berminat buat ngeliat bunga-bunga api itu bermekaran di langit. Well, aku suka kembang api. Aku selalu takjub setiap kali ngeliat mereka langsung walau suaranya berisik minta ampun. Tapi malam ini rasanya males banget buat beranjak dari kasur. Rasanya kamar ini adalah tempat paling nyaman buatku saat ini dibanding tempat manapun di dunia. Tapi sesuka-sukanya aku sama kembang api, di sisi lain, aku juga menyayangkan apa yang orang-orang itu lakukan. Nggak kebayang berapa banyak uang yang ‘dibakar’ dan terbuang cuma-cuma, sementara di luar sana banyak orang yang susah-susah cari uang cuma buat makan.

Dulu, selain malam tahun baru, aku selalu merengek minta jalan-jalan sama ibu. Aku selalu pengen ngerasain rasanya jalan-jalan malam di pusat kota, berbaur sama masyarakat lainnya. Yah, sebenernya aku memang nggak suka tempat ramai. Tapi selama aku bareng sama orang yang udah sangat akrab, itu nggak masalah. Selain itu, jalan-jalan di tempat ramai pada malam hari lebih bisa bikin aku nyaman ketimbang di waktu terang. Haha.. Vampir kali. Tapi memang begitulah..

Sekarang, keinginanku buat jalan-jalan di malam tahun baru udah menguap. Cirebon udah nggak aman lagi sekarang. Gank motor nakal berkeliaran, belum lagi para begal. Mereka buas dan liar, cari mangsa nggak liat-liat, nggak peduli apa dan siapa yang mereka serang. Mereka kayak orang-orang yang nggak kenal apa itu hukum dan dosa. Aku nggak ngerti kenapa di bumi Indonesia ini semakin banyak aja manusia-manusia sebusuk itu. Meresahkan masyarakat. Semoga mereka cepet dapet hidayah. Aamiin.

Semenjak tahun 2010 menuju ke 2011, malam tahun baru seenggaknya selalu aku lewatin dengan makan malam bareng keluarga besar dari ibuku, tapi enggak untuk tahun ini. Acara malam tahun baruan bareng keluarga besar ini biasanya diadakan sama adik ibuku yang paling tua. Tapi berhubung suami bibiku itu meninggal bulan Juli lalu, keadaan ekonomi keluarga bibiku itu jadi berubah. Alhasil kalo mau ngadain acara, beliau pasti harus berpikir beberapa kali dulu mengingat masih banyak hal lain yang lebih penting yang harus dipenuhi.

Nggak seperti yang aku harapkan, tahun 2015 rupanya berjalan biasa-biasa aja, nggak seberkesan tahun 2014 dimana begitu banyak hal baru dan mengesankan yang aku peroleh di tahun itu. Walaupun good moments-nya ada, tapi rasanya hal-hal yang bikin kecewanya lebih banyak terjadi di tahun 2015.

Tahun 2015 adalah tahun terakhir aku kuliah. Jadwal kuliah nggak sepadat dulu, tapi aku malah semakin males. I dunno.. rasanya semenjak kerja, kuliah jadi nggak semangat lagi. Apalagi di semester-semester akhir, jam kuliah diadakan pada pukul lima—jam-jamnya para karyawan pulang dari tempat kerjanya masing-masing. Alhasil, tiap ngampus pasti bawaannya lapar, ngantuk, dan yang pasti capek. Selain itu, mata kuliah pada semester-semester akhir kebanyakan boring buatku. Business Plan, Statistika, Service Excellence, MICE.. Sama sekali nggak ada mata kuliah bahasa, ditambah suasana kelas yang sangat jauh berubah karena disatukan dengan anak-anak dari jurusan lain yang mostly nggak cocok dengan kepribadianku. Alhasil moment ngampus jadi moment yang nge-BT-in banget buatku.

Di bulan Mei, aku mulai kehilangan semangat kerja dan rasa nyaman di kantor karena beberapa karyawan kantor yang aku anggap penting hengkang dari tempat kerja. Belum lagi lokasi kantor yang berpindah membuat suasana kerja jadi berubah total, nggak sekompak dan sehangat dulu lagi. Bahkan kedatangan temen lamaku pada jaman SD dulu sebagai karyawan baru di perusahaan itu nggak mampu bikin semangat kerja dan rasa nyamanku di kantor kembali lagi.

Di bulan Juni 2015, aku juga menginjak umur 21 tahun. Aku kesel karena dikerjain rekan-rekan satu kantor di hari ultah. Aku bukan tipe orang yang suka jadi pusat perhatian.  Jadi walau ngerjainnya nggak keterlaluan, tapi keadaan saat itu cukup bikin aku merasa kurang nyaman. Apalagi itu pertama kalinya aku dikerjain di hari ultah.

Beberapa bulan di tahun 2015 juga aku lewati dengan menyusun tugas akhir. Betapa bulan-bulan yang penuh perjuangan, karena selama itu aku harus rela bolak-balik kampus buat bimbingan Tugas Akhir. Aku harus bolak-balik ke Batik Store buat minta Company Profile sekaligus mewawancarai karyawan disana  di sela-sela kesibukan ngantor. Aku juga harus bolak-balik perpustakaan, toko dan lapak buku buat nyari buku untuk referensi karya ilmiahku, walau akhirnya malah dapet sedikit. Dan karena cuma dapet sedikit buku referensi, aku kudu sedia banyak kuota buat download E-Book. Belum lagi malemnya aku harus perang sama nyamuk-nyamuk yang seperti nggak ada habisnya itu disela-sela penulisan Tugas Akhir. Gila deh!

Sampe akhirnya di bulan Juli, aku menjalani Sidang Tugas Akhir. Saat itu adalah ujian banget buatku. Bukan hanya karena aku deg-degan, tapi juga karena sidang itu digelar di kampus pusat di Bandung, udah gitu suasananya pun suasana bulan puasa, dan diuji langsung oleh dosen-dosen kampus pusat. Sangat berbeda dengan Sidang Tugas Akhir yang dijalani sama temen-temen seangkatanku yang udah lebih dulu menjalani sidang di gelombang pertama. Tapi syukurnya semuanya berjalan baik dan lancar.

Empat hari setelah aku menjalani Sidang Tugas Akhir di bulan Juli, tepatnya pada tanggal sembilan, om-ku meninggal dunia karena penyakit stroke dan diabetes yang dideritanya. Kabar duka itu terlalu pagi untuk kami dengar. Saat itu kurang dari jam empat subuh, aku dan keluargaku sedang sahur ketika nenek menelepon ibuku dan menyampaikan berita duka itu. Dan karena hal itu, aku dan keluarga besar ibuku melewati hari Idul Fitri tanpa almarhum om-ku itu untuk pertama kalinya. Di hari Idul Fitri itu juga, untuk pertama kalinya aku bisa bagi-bagi rejeki sama adik, orangtua, sepupu-sepupu dan keponakan-keponakanku. Kertas-kertas bergambar pahlawan itu aku masukkan kedalem amplop-amplop kecil warna-warni yang aku buat sendiri pake kertas origami. Yah, walau jumlahnya nggak seberapa sih, tapi cukuplah bikin mereka senyum.

Di bulan Agustus, long time no see, akhirnya aku bisa ngeliat kakak itu lagi—youwillknowwhoishimifyouknowmewell—di acara Agustusan. Rasanya seneng, walau aku sempat kecewa karena dia nggak nyanyi sekaligus main gitar kayak yang dia lakukan beberapa tahun lalu. Pada bulan ini juga aku mengajukan surat resign-ku kepada Mbak Ati dan General Manager perusahaan. Waktu itu memang bertepatan dengan berakhirnya kontrak kerjaku selama satu tahun di perusahaan itu. Tapi alasanku resign sama sekali bukan karena kontrak kerjaku berakhir, melainkan karena aku udah ngerasa kurang nyaman bekerja disana. Selain itu juga karena jarak kantor yang terlalu jauh. Duitku tekor cuma buat transport. Tapi pengajuan resign-ku itu nggak dipenuhi atasan karena General Manager baru aja mengajukan agar kontrak kerjaku diperpanjang. “Minimal kamu disini tiga bulan lagi deh,” kata beliau waktu itu. Akhirnya aku mengiyakan juga. Toh mereka belum punya penggantiku. Aku juga masih punya tanggung jawab buat serah terima jabatan dan membimbing Admin Purchasing penggantiku nanti.

Di bulan September, aku seneng karena bisa ngasih special gift di hari ulang tahun adikku yang ke-18 tahun. Waktu itu adikku ngiler sama Zenfone yang beberapa hari sebelumnya aku beli dan merengek minta dibelikan sama ibuku. Karena aku tau ibu nggak mungkin ngabulin permintaan adikku itu dan aku tau adikku nggak bakal berhenti minta sebelum dibelikan, akhirnya aku yang beli dan aku kasih sebagai hadiah ultahnya. Seneng deh bisa liat dia girang gitu pas nerima hadiahnya ^^

Di bulan November.. haaahh.. banyak kekecewaan yang terjadi di bulan ini. Mulai dari cuaca yang panas banget, hujan yang jarang banget turun walau udah masuk di musim penghujan, kabar nggak enak tentang kampusku, dan kabar bahwa wisuda aku dan temen-temenku harus diundur bulan berikutnya. Di bulan ini juga untuk pertama kalinya aku jalan-jalan bareng rekan-rekan kantor ke Trans Studio Bandung. Tapi tetep aja sih, ujung-ujungnya disana juga kecewa karena entah kenapa aku kurang menikmati moment­ jalan-jalan disana. Kemudian di akhir bulan, aku pamit sama rekan-rekan kantor setelah tiga bulan sebelumnya aku mengajukan surat resign-ku, dan setelah seminggu sebelumnya aku menjalani serah terima jabatan sama Mbak Pipit—Admin Purchasing penggantiku.

Finally, di bulan Desember aku dan temen-temen seangkatan di kampus resmi melepas status kami sebagai mahasiswa. Tapi berbeda dengan temen-temenku yang menyambutnya dengan suka cita, aku justru ngerasa luar biasa hampa. Hampa karena beberapa orang yang aku harapkan dateng tapi nggak dateng hari itu, hampa karena moment wisuda yang aku rasa kurang berkesan, hampa karena aku belum merasa puas atas apa yang aku dapatkan selama kuliah, dan hampa karena.. ah untuk alasan lainnya biar cuma aku dan Tuhan aja yang tau. Pokoknya bad mood banget rasanya waktu itu. But however.. aku juga seneng karena keesokan harinya dua temen baikku main kerumah, pake bawa gifts pula. Kemudian besoknya lagi, untuk pertama kalinya aku dapet kiriman paket hadiah dari seorang temen dari luar kota.

Dan malam ini, di penghujung tahun 2015 ini, rasanya nggak ada hal lain yang mau aku lakuin selain berbaring-baring di kamar sambil menulis tulisan ini (walau harus kutulis di handphone dulu sebelum akhirnya kuketik ulang di netbook karena netbook-ku ada di ruang tengah) dan menggoreskan drawing pen diatas kertas.

Harapanku di tahun 2016?
Aku berharap bisa segera menerima sertifikat D2 dan ijazah D3-ku.
Aku berharap bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan penghasilan yang lebih tinggi dari sebelumnya, biar bisa bantu ibu dan bapak.
Aku berharap bisa ngirim adikku ke perguruan tinggi, sekaligus bisa kuliah lagi di jurusan yang aku inginkan dengan uang hasil jerih payahku sendiri.
Aku berharap bisa bikin ibu dan bapak bahagia dan bangga sama aku.
Aku berharap bisa jadi orang yang lebih baik dari sebelumnya.
Dan terakhir.. harapan yang selalu aku panjatkan setiap tahun, setiap hari, setiap saat.. aku berharap KEBAHAGIAAN. Karena satu kata itu mewakili segalanya :)


Well, akhir kata.. Happy new year, Everyone :) 

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Juni...walopun agak mengganggu km..setidaknya jd pny pengalaman baru ttg ulang tahun hehe.
September...kamu kakak yang baik sist :')

Putri Vidialesta mengatakan...

Iya sih. Aku dulu pernah ngarep gitu, dan baru terwujud tahun kemaren. Ternyata nggak enak rasanya :'v

Aih, enggak ah. Aku belom ngerasa gitu ��

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
;