Selasa, 16 Februari 2016

No Plastic Bags, Please!

Sedikit terlambat aku memposting tulisan ini lantaran sakit gigi yang selama beberapa hari terakhir ini bikin aku tersiksa dan aktifitasku terbatas. Pengennya tiduran mulu, atau duduk sambil nyenderin kepala. Tapi tetep aja, sambil tiduran atau nyenderin kepala pun, aku nggak bisa ngetik. Pusing. Extremely sakit banget. I guess something in my tooth is tryna kill me! 

Nah, berhubung rasa sakitnya sedang hilang—efek minum obat pereda nyeri, mudah-mudahan nggak kumat lagi—akhirnya aku putuskan buat menulis apa yang sejak kemarin sore pengen banget aku tulis.

Kemarin sore, berita di sebuah stasiun TV swasta mengungkapkan mengenai adanya kebijakan kantong plastik berbayar. Jadi, nantinya kalo kita berbelanja di supermarket atau retail sejenisnya, kita bakal dikenakan biaya tambahan sebesar 500 IDR untuk membeli satu kantong plastik. Hal ini diberlakukan sebagai bentuk upaya menurunkan konsumsi plastik. Jadi diharapkan dengan adanya kebijakan kantong plastik berbayar ini, masyarakat bakal bawa kantong plastik sendiri dari rumah.

Pembaca berita tersebut juga mengungkapkan sebuah fakta mencengangkan bahwa Indonesia dinobatkan sebagai 'negara penyumbang sampah plastik ke laut' terbanyak kedua di dunia. Memalukan banget kan?

FYI, selama sepuluh tahun terakhir ini sekitar 9,8 miliar lembar kantong plastik digunakan oleh masyarakat Indonesia setiap tahunnya, dan dari jumlah itu hampir 95% kantong plastik menjadi sampah. Itu baru di Indonesia lho, belum di negara-negara lainnya. Kalo sampah-sampah plastik di dunia disatukan dan dibentangkan, maka itu bisa lho dipake buat membungkus bumi sampai sepuluh kali. Selain itu, pasti banyak yang udah tau kalo tanah butuh waktu 200 s.d 400 tahun untuk bisa menguraikan plastik secara alami. Nggak heran kalo sampah-sampah plastik semakin menggunung, dan karena hal ini banyak hewan yang mati karena terbelit sampah plastik yang dibuang ke lingkungan. Kalo dibakar, asap pembakaran sampah plastik bersifat racun yang bisa mengurangi tingkat kekebalan tubuh dan menambah resiko penyakit kanker. Tuh kan.. kurang serem apa coba bahaya sampah plastik terhadap bumi ini?

Anehnya, upaya pemerintah yang baik ini masih aja menimbulkan pro dan kontra dari masyarakat. Kenapa sih? Kenapa harus ada mereka yang kontra? Ribet kalo harus bawa kantong plastik sendiri dari rumah? Ya tinggal bayar gopek buat beli plastik. Kan pemerintah ngasih option : Bawa kantong sendiri, atau bayar lima ratus perak perkantong. Syukur-syukur sih pada sadar buat bawa kantong sendiri dari rumah. Tapi kalo keberatan, dan masih juga keberatan dengan option kedua, wah itu sih keterlaluan namanya.

C'mon, People! Ini upaya penyelamatan bumi kita lho. Just to let you know that uang lima ratus perak yang harus kita keluarkan buat beli kantong plastik itu nggak sepenuhnya buat perusahaan retail tempat kita belanja kok. Sebagian dari hasil penjualan kantong plastik itu nantinya bakal didonasikan buat lingkungan. Jadi kok rasanya jahat banget, selama ini kita hidup di bumi, tapi melakukan hal kecil buat bumi aja susah. Ntar kalo ada apa-apa malah menyalahkan pemerintah. Padahal pemerintah udah berupaya, masyarakat yang justru kurang mendukung.

Well, kalo aku pribadi sih pro sama kebijakan ini. Sejak jaman masih aktif kuliah, aku udah terbiasa untuk nggak pake kantong plastik kalo nggak terlalu perlu. Misalnya kalo ke minimarket, kan biasanya barang yang dibeli cuma dikit, jadi ya nggak perlu pake kantong plastik. Toh aku biasa bawa tas kemana-mana, jadi kalo ditanya ribet atau enggak ya buatku sih nggak ribet. 

Soooo.. Bandung udah mulai menerapkan kebijakan ini lho. Kota lainnya kapan? :)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Wah...nice post. Perlu disebar luaskan ini.

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
;