Minggu, 25 September 2016

Tentang Laki-Laki Yang Saat Ini Sedang Di Pelaminan

Mungkin ini postingan paling cheesy, bodoh, dan konyol yang pernah kuposting disini. Dan bukan nggak mungkin, kamu bisa muntah hanya dengan membaca ini. Kenapa? Because it’s gonna be one of my longest posts ever. Sembilan halaman Microsoft Word. Yup, terlalu panjang hanya untuk sebuah postingan yang sebenarnya sama sekali nggak penting. But however.. tulisan ini adalah harta karunku. Terkubur lama, dan nggak semua orang tau. Entahlah. Aku rasa aku perlu mengungkapkan ini, karena aku nggak mau memendamnya lagi. Anggaplah ini tulisan terakhirku tentang dia, setelah sebelum-sebelumnya aku hanya menulis tentangnya lewat status-status singkatku, karena setelah hari ini, haram buatku untuk menulis tentangnya lagi.

Yup, it’s all about him..
Sesosok makhluk Adam paling sempurna yang pernah kukenal. Seseorang yang pernah menjadi faktor pendorongku untuk semangat masuk sekolah dan membuatku gemar duduk-duduk di koridor depan kelas hanya untuk melihat sosoknya muncul di depan mataku. Seseorang yang pernah membuatku merasa seperti perempuan paling bodoh di dunia. Seseorang yang paling lama menempati ruang kosong di hatiku.

Well, aku tau ini menggelikan. Aku bukan tipe cewek yang suka menceritakan hal-hal semacam ini pada sembarang orang. Bahkan mungkin beberapa orang berpikir bahwa aku nggak memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis. But no.. Of course, not. Walaupun aku (terduga) bukan manusia, alias makhluk yang (terduga) berasal dari luar bumi, atau mungkin lebih tepatnya makhluk mirip manusia yang nggak seperti manusia biasa, tapi sebenarnya aku juga merasakan  hal yang sama dirasakan sama manusia normal. I do ever fall in love with someone, I admit it. Jangan lanjutkan membaca ini kalo kamu mulai merasa mual ya :)

Aku menjulukinya ‘Pretty Boy’. Bukan, bukan karena dia adalah sesosok lelaki yang cantik, apalagi lelaki jadi-jadian. Sama sekali bukan. Aku menjulukinya ‘Pretty Boy’ karena aku suka banget sama lagu M2M yang berjudul Pretty Boy itu. Kenapa? Karena liriknya yang benar-benar mewakili perasaanku ke dia pada saat itu. Selain itu, karena bagiku dia adalah mahakarya Tuhan, makhluk keturunan Adam paling indah yang pernah kutau.

14 Juli, tujuh tahun yang lalu, aku melihatnya pertama kali di Masa Orientasi Siswa. Dia muncul dihadapanku dan teman-temanku bersama seorang temannya. Mereka berdua mengenakan seragam pramuka, dan status mereka adalah kakak kelas dua belas alias senior. Saat itu mereka berdua mendemokan ekskul pramuka kepada kami—murid-murid junior alias peserta Masa Orientasi Siswa. Saat memperkenalkan diri, temannya menunjuk dia sambil berkata, “Ini, cowok terganteng sejagat sekolah ini!” Dan dia cuma tersenyum lebar tanpa berkomentar. Sebuah senyum simetris yang memperlihatkan gigi-gigi putih yang berderet rapi. Saat itu, aku sama sekali nggak mengira bahwa senyum itulah yang akan membuat hatiku stuck di dia selama bertahun-tahun lamanya. There was no special feeling for him, selain rasa sukaku sama senyumnya yang cerah, secerah matahari pagi. One of the most beautiful smiles I’ve ever seen :)

Dunia ternyata memang sempit. Pemilik senyum secerah matahari pagi itu ternyata merupakan tetangga sepupuku. Bahkan dia itu dulunya merupakan kakak kelas sepupuku saat mereka sama-sama duduk di bangku SD. Dari sepupuku itulah aku jadi tau siapa namanya, dan dari sepupuku itu jugalah aku jadi tahu bahwa dia memang udah jadi siswa populer sejak dulu. Aku yakin, siapapun pasti setuju kalo kubilang dia punya wajah yang manis. Dengan postur tubuh ramping, kulit putih, alis tebal, hidung mancung, dan wajah yang agak kearab-araban (beberapa orang beranggapan wajahnya mirip orang India), bagiku he’s physically perfect. Believe it or not, dia pernah mampir ke mimpiku dengan adegan khas film romantis India. You know, like lari-lari di taman dengan pakaian khas India warna oranye, plus cilukba-cilukbaan di pohon. Damn! I do even still remember that!

Aku beruntung karena aku yang introvert akut ini bisa memiliki kesempatan untuk mengenalnya walau hanya lewat teks. Thanks a lot buat teman sebangkuku yang dengan senang hati membantuku mendapatkan nomor kontaknya, walau awalnya dia sempat salah kasih nomor (temanku itu malah memberiku nomor seseorang yang namanya mirip dengan si Pretty Boy). Aku juga bersyukur karena dia membalas pesan teksku dengan ramah. Memang sih, seringnya pesanku nggak dia balas. Tapi meskipun begitu, aku udah merasa cukup senang. Dari situ aku jadi tau bahwa kalo sore hari dia suka main gitar, aku jadi tau kalo dia memperoleh peringkat dua untuk Ulangan Semester Ganjilnya, dan aku jadi tau kalo dia nervous berat saat ujian praktek drama (saat itu dia berperan double jadi raja dan kurcaci).

Lucunya, setelah sekian lama kami saling berkirim SMS ataupun komentar di Facebook, aku sama sekali nggak pernah berani untuk face to face sama dia. Kalo ketemu pun, aku cuek aja, pura-pura nggak kenal. Hahaha.. Well, saat itu aku memang sengaja menyembunyikan identitas, karena aku terlalu malu untuk menunjukkan siapa aku. Aku nggak cukup percaya diri dengan penampilanku yang  jauh dari kategori cantik. Padahal kukira sepertinya dia diam-diam mencari tau siapa aku, pasalnya semenjak aku dan dia saling berkirim pesan dan komentar di Facebook, beberapa teman sekelasku dihampiri kakak kelas yang bertanya tentang siapa aku. Seketika aku jadi merasa seperti buronan. Aku menyesal udah memberi nama asli dan kelasku ke dia.

Yup, seriously. Aku sama sekali nggak pernah ngobrol langsung sama dia. Sekalinya aku melempar sepatah kata langsung ke dia itu saat suatu hari dia masuk ke kelasku bersama beberapa teman sekelasnya untuk membagikan angket. Aku dan teman-temanku diminta mengisi angket yang mereka bawa itu. Sialnya, temanku yang pernah memberiku nomor kontak si Pretty Boy itu berseru, “Tuh, yang ngefans sama Kak E****, Kak E****-nya udah ada tuuuuh..” Daaaamnn! Temanku itu mengoceh berulang-ulang. Karena risih, si Pretty Boy berujar, “Apaan sih kamu, Ndut?!” Hahaha..

Yang membuatku heran adalah, saat aku sedang mengisi angket, dia terus mondar-mandir di sebelah kananku sampai-sampai aku ragu untuk menulis namaku di angket yang kupegang. Sensasi mirip kesetrum pun aku rasakan berulang-ulang di area tengkuk (sesuatu yang biasa aku rasakan setiap kali berhadapan sama dia). Cukup lama aku menunggu dia berlalu, dia nggak beranjak juga dari tempatnya berdiri—sambil sesekali mondar-mandir—itu. Dia baru pergi saat aku selesai menulis nama. Iya, baru pergi sesaat setelah aku selesai menulis namaku! Mungkinkah dia ingin memastikan bahwa akulah orang yang sering mengirimkan pesan teks ke dia? Entahlah, tapi aku pikir begitu. For God’s sake, hal itu membuatku benar-benar nervous berat. Dan setelah selesai mengisi angket, dengan tangan bergetar dan jantung berdebar, aku memberikan angket yang kupegang itu ke dia sambil bilang, “Ini, Kak”. Ya, cuma itu, dan dengan kepala agak tertunduk karena aku nggak kuasa menatapnya. Pasti kelihatannya aneh banget. Dia menjawab, “ Makasih ya..” dan cuma itu juga sepatah kata yang dia ucapkan langsung ke aku.

Another awkward moment was.. saat upacara bendera di suatu hari Senin pagi. Hari itu, aku dan teman-temanku bertindak sebagai grup paduan suara. Aku dan teman-teman dalam grup paduan suara menghadap ke Timur, sementara para peserta upacara, pemimpin pasukan, dan pemimpin upacara menghadap ke arah Barat. Daaaann.. aku berdiri beberapa meter tepat di depan dia! Ya, kami berada dalam satu garis lurus. Dia jadi pemimpin pasukan—karena dia ketua kelas—dan aku yakin di posisi itu dia bisa dengan jelasnya melihat aku yang berdiri dengan ekspresi wajah yang (mungkin) aneh, atau mungkin enggak karena aku lebih banyak menundukkan kepala ketimbang mengangkat kepalaku, bertabrakan pandangan dengan dia, dan membiarkan ekspresi gugupku terekspos dengan jelas di matanya. Hell no! Saat itu, upacara bendera selama tiga puluh menit serasa seperti tiga puluh jam! Aku bukannya senang bisa berpuas-puas memandang wajahnya selama sekitar tiga puluh menit penuh, tapi yang ada justru sebaliknya. Rasanya aku ingin cepat-cepat angkat kaki aja dari situ.

Ada lagi kejadian awkward saat aku dan beberapa teman sekelasku berniat untuk internetan di sebuah warnet yang letaknya nggak begitu jauh dari rumah nenekku. Waktu itu, kami mau menyebrang jalan setelah turun dari angkot. Eh, tiba-tiba sebuah angkot lain berhenti di depan kami, dan kebetulan banget angkot yang berhenti di depan kami itu adalah angkot yang saat itu sedang ditumpangi si Pretty Boy. Dia duduk di depan, disamping supir). Mengetahui hal itu, teman-temanku menjerit tertahan, “Aaa.. Ada Aa Ganteng!” Sementara aku? P-A-R-A-L-Y-Z-E-D!

Aku merasa bersyukur karena kelas satu terletak di lantai utama dan berhadapan langsung dengan lapangan sepak bola. Karena dari tempat dudukku di kelas, aku bisa menonton dia main bola setiap pelajaran Olahraga hari Rabu, atau sekedar lewat di depan kelas. Dia itu seperti moodbooster. Hanya dengan melihat dia disaat jam pelajaran terasa membosankan, rasanya semangatku kembali penuh. Ibaratnya aku adalah baterai, dan dia chargernya. Setiap hari, setiap berangkat sekolah pun, aku selalu berharap bisa berpapasan sama dia di gang menuju sekolah. Dan benar aja, hal itu cukup sering terjadi diantara kami. Kami cukup sering bertemu mata di pertigaan menuju sekolah. Hal itu selalu jadi suntikan semangat tersendiri buatku ^^

23 November 2009. Hari itu diadakan acara persiapan menuju hari jadi sekolah yang ketiga-puluh tahun. Untuk merayakannya, sekolah menggelar acara fashion show dimana dua pasang perwakilan dari masing-masing kelas wajib tampil dengan mengenakan pakaian muslim di atas panggung yang udah disediakan di lapangan sekolah. Saat itu aku berharap dia jadi salah satu peserta di acara itu, tapi ternyata enggak. Alhasil, ketika warga sekolah lain asyik menonton acara fashion show, aku justru sibuk memperhatikan dia--yang saat itu mengenakan jaket putih garis-garis—yang kadang muncul dan kadang menghilang diantara kerumunan.

Keesokan harinya, aku menonton dia tampil bersama bandnya di acara anniversary sekolah yang ketiga-puluh tahun itu. Saat itu, dia yang berbalut hoodie hitam kesayangannya beryanyi sambil bermain gitar. Dengan lantang, dia menyapa para penonton yang terbakar semangat. Siswa-siswa senior langsung merangsek ke depan panggung, beberapa bahkan ada yang naik ke atas panggung dan bergoyang mengikuti alunan musik. Sisanya adalah para siswi seangkatanku yang berteriak-teriak, “My sweety.. Ya Allah, sweety-kuuuu!!” Ya Tuhan, betapa pesonanya sedemikian kuat. Dia belum jadi artis lho, tapi udah kayak superstar gitu :’) Semnetara para penonton menggila dan fangirling, aku cuma duduk di tempatku, nggak begitu jauh dari kerumunan itu. Rasanya aku pengen banget ikut merangsek ke depan bersama siswa-siswa senior itu dan merekam aksinya biar aku bisa tonton lagi sewaktu-waktu. Tapi aku terlalu malu buat melakukannya. Jadi, yang bisa kulakukan hanyalah duduk manis, mengikuti lagu yang dia bawakan, dan memandang dia dengan kagum dan mata berkaca-kaca. Lebay? I know, but whatever.

Kemudian pada tanggal 20 Februari 2010, sekolahku mengadakan acara peringatan Maulid Nabi, dan saat itu adalah acara peringatan Maulid Nabi paling berkesan buatku dimana untuk pertama (dan mungkin terakhir kalinya) aku mendengar dia membaca Al-Qur’an). Rasanya sejuk banget. Yang dia nggak tau, aku merekam suaranya di HP-ku. Nggak lama, cuma beberapa detik, karena kebetulan HP yang kupakai waktu itu memang nggak bisa merekam dalam waktu lama. Sialnya, HP itu tercebur di laut saat dibawa adikku. Akibatnya, HP itu mati total dan suara rekaman dia saat membaca Al-Qur’an itu nggak bisa aku dengar lagi.

Hari-hari setelah hari peringatan Maulid Nabi itu adalah hari-hari dimana dia jadi jarang kelihatan di sekolah. Hal itu karena dia dan kakak-kakak kelas tiga yang lainnya tengah menghadapi ujian kelulusan, sedangkan aku dan teman-temanku—yang saat itu masih kelas satu—libur. Rasanya ngenes kalo kuingat apa yang aku lakukan selama hari libur itu : mendengarkan lagu-lagu Korea dan Mandarin yang mellow-mellow, like God Bless You—OST Que Sera Sera; Love You—How  Boy; White—F4.. yah, banyak deh. Atau pergi ke warnet untuk download lagu sambil iseng stalking Facebooknya. Hahaha..

24 April 2010, hari dimana acara perpisahan kelas dua belas digelar, aku sempat menangis sendiri di kamar. Kenapa? Karena aku sadar bahwa setelah itu kami nggak bisa bersua sesering dulu lagi, atau bahkan nggak akan pernah lagi. Di sela-sela tangisku, aku cuma bisa membayangkan betapa keren dan gagahnya dia saat mengenakan jas berwarna coklat, kemeja, dan dasi hijau di acara perpisahan hari itu. Well, aku memang nggak ikut ke acara itu untuk melihar penampilannya secara langsung. Tapi aku tau mengenai outfit yang dia kenakan hari itu melalui salah satu teman baikku yang kebetulan ditunjuk untuk hadir mewakili kelas sepuluh.

Setelah hari itu, aku memang hampir nggak pernah melihat dia lagi di sekolah. Honestly, saat itu rasanya kangeeen banget.. Sekalinya dia hadir di sekolah, aku cuma melihat punggungnya saat dia masuk ke ruang guru. Saat itu, dia mengenakan jaket hitam kesayangannya. Well, dia sering banget mengenakan jaket hitam yang polos di bagian depan dan motif abstrak putih di bagian belakang itu. Tapi itu cukup membuatku senang. Bayangkaaan! Hanya dengan melihat punggungnya aja aku bisa bahagia! Aku bisa tersenyum seharian hanya karena dia mengucapkan terima kasih saat aku mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Hey, aku bahkan bisa mengeluarkan air mata hanya dengan mendengar dia mengucapkan ‘halo’ di telepon saat aku iseng misscall dia. Entahlah. Rasanya semua hal—walau hal kecil sekalipun—yang dia lakukan selalu berkesan buatku. Everything he does is beautiful.

Sabtu malam, 7 Agustus 2010, Tuhan menebus rasa kangenku. Saat itu, di lapangan dekat rumah nenekku diadakan acara Agustusan. Salah satu bagian dari acara itu adalah pertunjukan musik. Aku ikut menonton bersama ibu, adik, bibi, dan sepupu-sepupuku. Aneh memang, karena biasanya aku malas menghadiri acara rame-ramean semacam itu. Aku mengikuti panggilan jiwa aja. Eh, saat sedang asyik duduk bersama adik dan sepupuku, tiba-tiba dia lewat di hadapanku naik motor. Aku speechless, of course! Beberapa kali aku melihatnya bolak-balik di sekitarku. Entah dia menyadari keberadaanku atau enggak saat itu, yang jelas, aku merasakan kupu-kupu di perutku beterbangan.

Yang nggak aku duga adalah, dia ikut sumbang suara di acara itu. Yup, dia bernyanyi, dan lagi-lagi sambil main gitar. Namun kali ini dia tampil secara solo. Lagu pertama yang dibawakannya adalah lagu I Will Survive yang dipopulerkan oleh Cake. Awalnya kukira itu lagu Muse (karena dia penggemar Muse). Tapi setelah aku searching lagunya, ternyata aku salah. Hahaha.. Sepertinya nggak banyak orang yang mengetahui lagu itu. Penonton tampak nggak tertarik. Tapi begitu dia membawakan lagu kedua, penonton mulai ikut bersemangat dan mengikuti lagunya. Gimana nggak? Lagu kedua yang dia bawakan adalah Ya Sudahlah milik Bondan Prakoso yang memang saat itu sedang hits banget. Dan saat itu yang aku rasakan bukan lagi kupu-kupu yang beterbangan di perutku, tapi seekor ayam yang berkepak-kepak dengan gila. Rasanya ada sesuatu yang membuncah. Rasanya aku ingin meneriakan namanya layaknya seorang freak fans boyband Korea yang sedang fangirling. Tapi for God’s sake, aku masih waras. Aku tentu nggak mau jadi pusat perhatian, apalagi membuatnya memandangku dengan tatapan kasihan sekaligus ilfeel. Jadi aku hanya bisa terpaku ditempatku sambil merekam suaranya dengan MP4 player yang kubawa (oh I’m sorry for did this again). Sayangnya suara dia yang kurekam di MP4 player itu pun nggak bisa kudengar lagi karena benda berharga itu udah nggak bisa digunakan lagi :’) *RIP my MP4 player*

Kesempatanku buat melihat dia nggak cuma terjadi malam itu aja, karena pagi harinya, saat aku pulang bersama ibu dan adikku dengan menumpang angkot, secara kebetulan aku melihat dia yang sedang berjalan santai bersama tetangga-tetangganya. Aku sempat berpikir bahwa saat itu adalah kali terakhir aku melihat dia, karena memang setelah hari itu kami nggak pernah bersua lagi.

Cukup lama aku nggak melihat dia secara langsung setelah hari itu. Berdasarkan informasi yang aku terima (dari hasil stalking di sosial media), dia pergi ke Batam. Entah untuk bekerja atau apa, karena yang kutau sebelumnya, dia bekerja di salah satu restoran fastfood di kotaku ini. Saat itu yang bisa kulakukan untuk melampiaskan rasa kangen hanyalah dengan melihat-lihat foto yang dia upload dengan latar belakang tempat-tempat indah di Batam.

Oh iya, pernah suatu hari salah satu temannya membagikan sebuah video Youtube dimana didalam video itu, ada si Pretty Boy yang joget-joget dengan backsound lagu Party Rock Anthem. Kukira dia sedang promosi cake gitu deh. Ceritanya, dia makan cake pisang di sebuah toko cake di Batam. Dan saking enaknya cake itu, dia makan sambil joget-joget. Yang membuatku nggak bisa menahan tawa adalah saat dia mengajak joget sebuah manekin yang dipajang di samping pintu masuk toko. Di akhir video, dia pergi dari toko itu, dan bertepatan dengan keluarnya dia dari toko itu, manekin itu jatuh. Hahaha.. gilaaaa..

Suatu sore di tanggal 14 Oktober 2012, aku diminta ibuku untuk menemani beliau menghadiri acara hajatan tetangga nenekku di Gedung Islamic Center, Kejaksan. Awalnya aku malas. Tapi karena ibu memaksa, plus karena ibu mengatakan bahwa sepupuku juga akan hadir di acara itu, aku jadi ikut beliau. Sesampainya di lokasi, aku dan ibuku langsung masuk ke dalam gedung, Baru aja masuk, aku langsung dikejutkan dengan pemandangan tepat di hadapanku. Dia disana! Ya Tuhan.. Aku ingat saat itu dia mengenakan kemeja batik lengan pendek warna biru. Saat itu dia sedang mengambil makanan, dan tampaknya dia sama sekali nggak menyadari kehadiranku. Setelah melihat dia, aku jadi nggak berselera untuk menikmati cream soup yang kubawa dari meja prasmanan. Mataku berkaca-kaca saat itu, nggak tau kenapa. Mungkin saking senangnya karena bisa melihat dia lagi (dan lagi-lagi di situasi yang nggak terduga).

Satu tahun lebih setelah itu, aku merasa dia berubah. Dulu, aku mengenal dia sebagai lelaki yang suka gonta-ganti pacar. Kini dia berubah menjadi seorang lelaki yang menolak dating before marriage. Perubahan itulah yang justru membuatku makin mengaguminya.

Aku membuka mataku di hari Sabtu sore tanggal 23 November 2013 ketika ibu membangunkanku dari tidur siang dan mengajakku ikut ke Tabligh Akbar yang hari itu digelar di depan Masjid Raya At-Taqwa, Kejaksan. Awalnya aku merasa ogah-ogahan karena masih ngantuk, padahal aku tau sih kalo tidur sore itu nggak baik. Tapi lagi-lagi panggilan jiwa itu muncul. Aku terdorong juga buat ikut ibu ke acara itu. Disana udah ada nenek, Bibi Cicih, dan Bibi Elly yang menunggu kami. Tanpa diduga, ternyata tempat itu luar biasa padat. Lokasinya penuh dengan lautan manusia. Aku dan ibuku sempat kesulitan mencari nenek dan dua adik perempuan ibuku itu, sampai akhirnya setelah saling kontak, kami menemukan Bibi Cicih di depan pintu masuk utama masjid. Kami nggak langsung masuk ke dalam masjid karena kondisinya yang hiruk pikuk. Masjidnya penuh banget, berjubel-jubel dengan orang-orang yang nggak tertib. Jadi, yang bisa kami bertiga lakukan hanya menunggu di depan pintu masuk itu. Saat itu, aku berdiri bersandar di salah satu pilar masjid di depan pintu masuk itu sambil menghadap pos penitipan barang.

Dan ketika itulah keajaiban itu terjadi. Dia muncul didepan mataku!
For God’s sake, saat itu aku hampir nggak percaya dengan apa yang kulihat. Gimana enggak? Momen itu benar-benar seperti adegan di film-film drama dimana sesuatu yang nggak mungkin terjadi menjadi sangat mungkin terjadi dan bahkan benar-benar terjadi. Coba, bagaimana mungkin aku bisa ‘menemukan’ dia diantara ribuan jamaah yang berjubel-jubel di tempat itu? Am I joking? Is it just a lie? No! Not at all. It really happened, seriously! Saat itu dia berdiri beberapa meter didepanku sambil mengarahkan kamera Blackberry putihnya ke arah seseorang. Dia mengenakan gamis putih, lengkap dengan sorban berwarna senada. Aku melihat dia dari samping sebelah kirinya. Dan dari tempatku berdiri itu, aku bisa dengan jelas melihat senyumnya yang lebar.

Momen dramatis itu nggak berlangsung lama. Hanya lima detik, maybe. Tapi semuanya terjadi seperti adegan slow motion, lengkap dengan backsound lagu You’re Beautiful yang dipopulerkan oleh James Blunt :
You’re beautiful, you’re beautiful
You’re beautiful, it’s true
I saw your face in a crowded place
And I don’t know what to do..

Dulu aku nggak percaya bahwa yang namanya kebetulan bisa terjadi berulang-ulang, bahkan melebihi dua-tiga kali. Tapi setelah aku mengalami pertemuan-pertemuan tak terduga dengan dia secara berulang-ulang, aku jadi berubah pikiran. Semua itu sangat mungkin terjadi. Tapi nggak juga sih.. Aku lebih meyakini bahwa semua itu bukan kebetulan.. karena sebenarnya memang nggak ada yang namanya kebetulan kan? Semua hal terjadi karena adanya campur tangan Tuhan. Saat itu aku merasa bahwa skenario Tuhan tuh indah banget.

Aku jadi ingat petikan lagu Perahu Kertas yang dipopulerkan oleh Maudy Ayunda :
Kau ada diantara milyaran manusia
Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu

Entahlah. Setelah semua pertemuan-pertemuan tak terduga itu, aku selalu merasa bahwa aku dan dia memiliki radar yang menghubungkan kami, dan radar itulah yang selalu membantuku untuk menemukan dia. Hal itu bahkan sempat membuatku yakin bahwa dialah yang ditakdirkan Tuhan untuk menjadi partner hidupku dan kisah kami akan berakhir semanis kisah antara Nam dan Shone di film A Crazy Little Thing Called Love.

Namun rupanya, sering bertemu di saat-saat tak terduga bukan selalu merupakan pertanda bahwa dia adalah jodoh seperti yang kebanyakan orang bilang. Semuanya kembali pada firman Tuhan di Surat An-Nur ayat 26 yang menyebutkan bahwa wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik. Maka bagaimana mungkin bahwa aku yang sangat jauh dari sempurna berjodoh dia yang too good to be true?

Dan hari ini, Tuhan benar-benar membuktikan firman-Nya.

Laki-laki sempurna itu telah dipertemukan oleh seorang perempuan yang juga sempurna.

Aku sedih? Aku menyesal?
Enggak. Untuk apa? Toh harapanku buat memiliki dia udah putus dua tahun lalu, sejak aku sadar bahwa dia terlalu tinggi untuk aku gapai. Hanya aja memang ada beberapa hal menyangkut dia yang masih kusimpan. Biarlah semua itu nanti aku kumpulkan, lalu kubuang hari ini juga. Aku nggak mau berdosa karena mengagumi suami orang (=__=’)

Anyway, terima kasih untuk Pembaca yang udah baca postingan ini dari awal sampai akhir. Padahal aku udah bilang di awal kalo postingan ini bakal panjang banget. Sekali lagi terima kasih. Segitu keponya ya? :p

***

Well, hello there, The Wedding Man.. Kakak senior berinisial MTE, jika Kakak mampir ke blog ini dan membaca tulisan ini..  Ijinkanlah saya mengucapkan selamat menempuh hidup baru untuk Kakak dan untuk wanita yang saat ini duduk di samping Kakak. Semoga Allah senantiasa mempersatukan kalian berdua dalam kebaikan, semoga Allah selalu memberkati keluarga Kakak dengan kebahagiaan tak terbatas, dan semoga cinta-Nya senantiasa mengalir untuk kalian. Aamiin yaa robbal alamiin :)

One more thing, saya nggak peduli kalaupun Kakak nggak peduli dengan apapun yang telah saya lakukan selama ini demi bisa mengenal Kakak. Yang pasti, saya sangat bersyukur karena saya pernah memiliki kesempatan untuk mengenal dan berinteraksi langsung dengan Kakak walau yang saya alami nggak sebaik yang saya harapkan. Terima kasih atas segala hal kecil yang Kakak lakukan, those things were really precious for me, walau mungkin Kakak nggak merasa melakukan hal berharga apapun buat saya.

Tetaplah baik, dan jadilah semakin baik. Allah bless you unlimited :)


- Your Stupid Secret Admirer -

6 komentar:

Tiffany mengatakan...

Aaa vidia....inshaalloh kamu bakalan dapat yang lbh baik. Kmu perempuan yang baik juga kok :'*

Putri Vidialesta mengatakan...

Aamiin yaa robbal alamiin. Makasih, Tif :3

BTW, Tif, kamu hapus blog-mu ya? Kenapaa?

Anonim mengatakan...

Enhga kok cumaaaa..ehehe aku malu mengakui ini. Ganti lg namanya. Sm alamatnya juga. Wkwk balik lagi ke yg dlu: pendambahujan.blogspot.co.id

ALFI mengatakan...

Duuuhhh kak dalemnya 😂😂😂 Sweet sekaliiii😊😊😊 Semoga kakak dipertemukan dengan yang baik juga, sepertinya.

Putri Vidialesta mengatakan...

Aamiin yaa robbal alamiin. Terlalu tinggi sih sepertinya, tapi makasih ya :3

Priciliamutiara'a mengatakan...

perempuan yang tulus pasti bakal dipertemukan dengan sosok laki-laki yang tulus kok kak, terharu bgt bacanya...

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
;