I’m always been a girl that hid my face.
Selama dua puluh empat tahun aku hidup, aku nggak pernah suka menjadi pusat
perhatian, khususnya di depan banyak orang. Terlebih sejak hari-hari buruk
belasan tahun silam itu. Kepercayaan diriku runtuh. Butuh waktu lama untuk
membangunnya kembali, itupun nggak sepenuhnya pulih. Aku mudah sekali gugup.
Jantungku berdegup hebat setiap kali beberapa pasang mata mengawasiku, dan
ketika itu pula aku merasa sulit berpikir.
Menjadi
seorang vokalis dalam sebuah band bukanlah mimpiku. Aku memang mengagumi
beberapa orang penyanyi yang tampil dengan sangat energetic di depan layar.
Hayley Williams dan Avril Lavigne misalnya. Dan terkadang aku meniru gaya
mereka sambil bernyanyi-nyanyi sendiri di dalam kamar, namun nggak pernah
sekalipun terlintas di pikiranku untuk bisa mengikuti jejak mereka, karena aku
sadar sifatku. Hanya karena suatu hal, aku nekat untuk keluar dari zona nyamanku.
Ya, akhirnya aku bergabung dalam sebuah band, dan itu karena suatu tujuan. Ah,
aku pernah ceritakan soal ini di postinganku sebelumnya kan?
Hampir
setengah tahun lamanya aku bergabung bersama MusTanG. Benar-benar suatu
kehormatan bagiku untuk bisa bermain musik bersama para mas-mas kece ini. Namun
ketika apa yang semula menjadi tujuan itu nggak lagi menjadi tujuanku, entah rasanya
bergabung bersama MusTanG menjadi semacam guilty
pleasure buatku. Selama ini jujur, aku sangat menikmati sesi-sesi latihan
kami. Entah itu rehearsal di studio,
ataupun saat berkumpul bersama di rumah salah satu member. Rasanya separuh beban di kepalaku hilang setiap kali
kulepaskan suaraku dalam alunan musik. Namun terkadang aku merasa menyesal karena
udah bergabung dalam band. Bukannya aku nggak suka bermusik bareng mereka (aku
udah bilang kan kalo aku menikmati sesi-sesi latihan kami? Jadi ‘nggak suka bermusik
bareng mereka’ jelas bukan alasanku). Aku hanya menyesal setiap kali teringat
bahwa apa yang kujalani sekarang ini bukanlah hanya sebatas bersenang-senang. Pak
Yosep, Presiden Direktur kami berharap besar pada kami. Beliau ingin suara kami
didengar banyak orang dengan mengisi acara dalam event-event yang menggelar
panggung musik di dalamnya, yang mana mengharuskanku untuk bisa menjadi pusat
perhatian. Kami pernah perform satu
kali di sebuah mall, dan rasanya aku hampir semaput.
Beberapa
waktu lalu, pada Mister Chokai, aku menyatakan diri untuk mundur dari band. Aku
bilang kalo aku capek. Kami dipersiapkan untuk mengisi acara kantor cabang
Pekanbaru pada bulan Juli, tapi hingga penghujung bulan Juli, sama sekali nggak
ada kejelasan tentang acara itu, maka aku nggak yakin kalo kami akan
benar-benar mengisi acara itu. Namun pernyataanku itu ditolak mentah-mentah
oleh Mister Chokai.
“Kamu jangan
macam-macam. Kita udah setengah jalan, udah buang waktu dan tenaga buat
latihan. Kita mau tur ke luar pulau lho, masa mau mundur,” katanya. Aku
mencibir. Tar, tur, tar, tur.. Lagaknya
udah kayak seolah-olah kami mau world
tour aja (-,-)
Beberapa
hari setelah itu, Mister Chokai meminta foto KTP kami untuk dikirimkan pada Dhea.
Katanya sih untuk pesan tiket. Kami nurut-nurut aja. Mister Chokai sampai meminta
foto KTP-ku berulang-ulang.
“Foto KTPnya
yang jelas napa”, katanya.
Padahal mah
udah sejelas-jelasnya, cuma kondisi KTPku yang memang udah buluk banget.
Rupanya
bukan cuma aku yang mulai ogah-ogahan. Mula-mula aku mendengar keluhan dari Mas
Win yang merasa pekerjaannya sedikit terbengkalai karena harus membagi waktu
antara bekerja dan nge-band. Kemudian ditambah Mas Febri yang sering kena omel
istrinya karena quality time mereka
yang menjadi terbatas. FYI, Mas Febri ini baru banget jadi bapak. Of course, istri dan bayinya butuh
perhatian lebih darinya.
“Ayo sih..
Jangan lihat Pak Choky, tapi lihat Pak Yosep yang udah support kita, udah ngeluarin duit buat latihan, buat bikin kaos
band, segala macam. Kita tinggal main aja, ya kita kerjain semaksimal mungkin.
Kalo ini udah beres, bubar juga nggak masalah. Anggap aja ini tugas yang harus
kita lakuin”, kali ini Ryan angkat bicara. Aku manggut-manggut, karena itu juga
yang akhirnya kupikirkan. Aku udah memutuskan untuk memulai ini, jadi mau nggak
mau aku harus menghadapinya. Apalagi melihat Pak Yosep yang merangkul kami
seperti kawan, padahal kami kan bawahan-bawahan beliau di kantor. Pernah waktu
itu aku pulang malam dari studio, Pak Yosep menawariku untuk menumpang mobilnya,
bersama Dhea. Kubilang, “Rumah saya jauh, Pak. Nanti jadi bolak-balik”.
“Ah, gapapa.
Putri kan anakku juga,” ucap beliau. Entah kenapa mendengar itu aku jadi terharu.
Haha.. Beliau juga selalu semangat setiap kali ngobrolin tentang band kami.
Rasanya keterlaluan kalo udah di-support seperti
itu malah main tinggal begitu aja.
Akhirnya,
setelah rehearsal demi rehearsal kami jalani, tibalah saat itu,
ketika Dhea menyampaikan perihal acara di kantor cabang Pekanbaru; tentang hari
keberangkatan, lokasi acara, dan bagaimana antusiasme warga sana apabila ada
pergelaran panggung musik. Kami akhirnya bisa bernafas lega mengetahui latihan
kami nggak akan sia-sia. Ya, KAMI AKAN KESANA.
***
Hari ini, rehearsal terakhir kami. Jam sembilan
pagi tadi, kami berkumpul di Salsa Music Studio—studio musik dimana belakangan
ini kami sering mengadakan rehearsal.
Setelah kelima member kumpul, kami
langsung masuk studio, karena hari ini kami pengunjung pertama. Hahaha.. Ya
iyalah, siapa coba yang iseng main band pagi-pagi banget?
Berbeda
dengan latihan-latihan kami sebelumnya, kali ini kami berlatih selama lebih
dari dua jam. Kami berlatih dengan semangat, membawakan lebih dari tujuh belas
lagu. Sayangnya, Mister Chokai masih belum bisa bermain sambil berdiri pasca
operasi punggung seminggu yang lalu. Tapi nggak masalah. Semoga ketika manggung
nanti, kondisinya udah pulih kembali.
Well, that’s all for today. Jujur, aku
deg-degan. Entah bagaimana nanti jadinya. Kalo acara indoor aja bisa membuatku hampir semaput, gimana jadinya kalo acara
outdoor? Ya, acara di Pekanbaru ini outdoor, di sebuah tempat wisata, yang
mana berarti performance kami akan
disaksikan banyak orang. Jadi, akankah nanti aku semaput beneran? Semoga enggak
:’)
So, see you soon, Pekanbaru. Hari Kamis
ini, insya Allah, pesawat kami akan mendarat disana :)
0 komentar:
Posting Komentar