Senin, 31 Desember 2018

New Year : 2019

Hey Everyone!

Hmm.. nggak terasa, kita sudah berada di penghujung tahun 2018. Rasanya tahun ini berlalu begitu cepat. Lebih cepat dibanding tahun-tahun sebelumnya. 2018 bisa jadi merupakan tahun yang kelam bagi tanah air kita. Bagaimana tidak? Berbagai musibah besar yang menelan banyak korban jiwa terjadi beberapa kali di tahun ini, mulai dari meletusnya Gunung Sinabung, gempa dan tsunami di Palu (disusul gempa-gempa di wilayah lainnya), jatuhnya pesawat Lion Air, sampai yang baru kemarin terjadi, yakni erupsi anak Gunung Krakatau yang mengakibatkan tsunami di kawasan Anyer dan sekitarnya. Di Cirebon sendiri kemarin sempat terjadi angin puting beliung di kawasan Panguragan, seolah-olah memberi tanda bahwa alam sudah mulai muak dengan tingkah manusia. Astaghfirulloh.. Semoga Allah senantiasa melindungi kita semua. Aamiin.

Bagiku pribadi, 2018 adalah tahun yang sangat-sangat berkesan. 2018 bisa dibilang tahun terburukku, bisa juga dibilang sebagai tahun terbaikku, tergantung dari sisi mana aku melihat. Jika aku melihatnya dari sisi negatif, tentu saja ia buruk, namun jika dilihat dari sisi positif, ia bisa dibilang sebagai salah satu tahun terbaik yang pernah aku lewati.

Di tahun ini, banyak banget pengalaman-pengalaman pertama yang aku alami. Di bulan Januari, sahabatku, Rohayati melepas masa lajangnya. Itu pertama kalinya aku melihatnya dekat dengan lawan jenis, setelah sekian lama mengenal dia sebagai seseorang yang ‘alergi’ dekat dengan laki-laki karena sifatnya yang sangat tertutup :) Waktu itu aku menyesal banget nggak bisa nemenin dia. Padahal dua hari sebelum hari pernikahannya, aku berniat pingin dampingi dia dari pagi, pingin lihat akad nikahnya.. Tapi sayangnya, hari itu bertepatan dengan closing penjualan. Aku wajib ngantor. Alhasil, aku baru bisa hadir ketika resepsi pernikahan sudah dimulai.

Di bulan Maret, setelah sekian lama menikmati berkaraoke dengan Smule, untuk pertama kalinya aku mencoba bernyanyi dengan diiringi band betulan saat band yang terdiri dari rekan-rekan kantorku berlatih di studio sebelah kantor. Saat itu aku direkomendasikan seorang teman untuk ikut menyumbang suara pada perayaan hari anniversary perusahaan yang ke-enam. Namun saat itu, aku hanya sekedar iseng ikutan latihan, sedangkan saat hari perayaan anniversary itu, aku nggak tampil karena memang nggak siap. Barulah beberapa minggu kemudian aku resmi bergabung dengan band yang semula bernama MusTanG dan kini berubah menjadi MusTunable itu. Hari itu juga adalah kali kedua aku ikut andil dalam acara perayaan anniversary perusahaan, namun baru kali ini aku merasa benar-benar enjoy. Mungkin karena tahun lalu aku masih berstatus karyawan baru kali ya, jadi masih canggung gitu. Berbeda dengan aku yang kini sudah sedikit lebih pede berbaur sana-sini.

Di bulan Mei, untuk pertama kalinya aku bernyanyi di depan publik. Saat itu ada acara job fair yang diselenggarakan di mall terbesar di kotaku, dan MusTunable menjadi salah satu band yang ikut memeriahkan acara itu. Rasanya nervousbanget. Aku bahkan geli sendiri melihat performance-ku dalam rekaman video yang dikirimkan Pak Yosep di grup Whatsapp band kami. Tapi aku bersyukur karena nggak ada kejadian memalukan yang terjadi selama aku tampil saat itu.

Di bulan Juni, umurku bertambah satu tahun. Untuk pertama kalinya aku melewatinya dengan merenung, betapa aku pernah melewati masa-masa sulit, dan menyadari bahwa sebenarnya Tuhan menyayangiku dengan memberiku nikmat hidup hingga detik ini. Menyesal rasanya mengingat betapa dulu aku sering banyak mengeluh pada Tuhan. Aku bahkan cenderung membenci hidupku. Sekarang aku sadar bahwa hidupku berharga, dan banyak yang sepatutnya aku syukuri dari ini semua.

Di bulan Juli, untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di kawasan wisata Tangkuban Perahu. Rasanya senang banget bisa kembali menginjakkan kaki di Bandung. Well, Bandung is always been one of my favorite cities mengingat segala daya tariknya yang mampu membuatku jatuh cinta berulang kali.

Di bulan Agustus, untuk pertama kalinya aku nge-camp bareng rekan-rekan kantor di Kuningan. Yah, memang bukan bareng sesama rekan staff sih, melainkan bareng rekan-rekan dari tenaga penjualan Tim Kedawung dan Tim Sumber (tapi yaa ada juga sih beberapa orang yang sesama). Rasanya menyenangkan dan berkesan banget, meski ada sedikit kejadian yang menegangkan dan kurang mengenakkan waktu itu, tapi justru itu yang membuatnya jadi berkesan.

Bulan September, bulan penuh cerita. Untuk pertama kalinya aku dan teman-teman dari MusTunable menginjakkan kaki di Pekanbaru. Yap, kami manggung di pulau orang. Saat itu, untuk pertama kalinya juga aku merasakan naik pesawat. Meski sensasinya nggak jauh beda dengan saat naik lift, namun naik pesawat rasanya lebih menakjubkan, karena pemandangan dari atas kelihatan indah banget. Memang sempat ada sedikit kejadian menegangkan sih waktu itu, yakni ketika dalam penerbangan menuju Sultan Syarif Kasim International Airport, salah satu awak pesawat sempat memberi tahu penumpang bahwa cuaca sedang buruk. “Bagi penumpang yang sedang berada di toilet, harap segera kembali ke tempat duduk Anda dan mengenakan seat-belt”, begitu katanya. Aku sempat khawatir, takut hal yang nggak diinginkan terjadi pada kami. Tapi alhamdulillah, kami tiba di Pekanbaru dan kembali ke Cirebon dengan selamat. Empat hari berada di Kota Madani, rasanya cukup berkesan. Dan empat hari bersama Mister Chokai, Mas Febri, dan yang lainnya itu membuatku merasa memiliki kakak, sedangkan Pak Faisal dan Pak Yosep adalah orangtua kami. Hihi.. Oh ya, one more thing. Aku suka kota itu. Yah, walau pesonanya nggak sekuat kota Bandung yang mampu membuatku jatuh hati berkali-kali, tapi harus kuakui bahwa aku jatuh cinta pada tata kota dan keramahan orang-orangnya. Hanya aja di Pekanbaru sana hawanya gerah banget, bahkan ketika mendung sekalipun.

Di bulan Oktober, aku punya keponakan baruuuuu.. Sepupuku, Gege melahirkan anak pertamanya dengan selamat pada tanggal 23 dengan persalinan normal. Alhamdulillah ia lahir dengan sehat. Pipinya gembul, dan rambutnya lebat. Bayi cantik itu diberi nama Adeeva Naura Putri. Pada bulan Oktober itu juga, MusTunable sempat ‘berantakan’ ketika Mas Febri dan Mas Win memutuskan untuk mengundurkan diri. Hal itu membuat kami kesulitan mencari personil pengganti. Jujur, waktu itu aku merasa kehilangan, walau aku nggak bilang sama mereka. Kami pernah beberapa kali latihan di studio tanpa mereka berdua, dan rasanya hampa banget, nggak ada excited excited nya kayak biasanya.

Di bulan November, Mister Chokai berhasil membujuk Mas Febri untuk kembali bergabung dengan MusTunable, namun kali ini giliran aku yang mengajukan pengunduran diri dari band. Aku mulai mogok ikut latihan, padahal waktu itu kami seharusnya mempersiapkan diri untuk rekaman perdana. Namun setelah mempertimbangkan kembali keputusanku, akhirnya aku bergabung kembali dengan MusTunable, berikut juga Mas Win.

Daaan.. finally di bulan Desember, bulan yang juga penuh cerita, dilaksanakanlah rekaman perdana MusTunable. Sayangnya, di rekaman perdana ini, aku harus bernyanyi sendirian, karena Dhea, partner duetku menyatakan nggak siap. Well, katanya sih dia mau mengundurkan diri dari band, tapi nggak tau juga sih jadi atau enggaknya. Di bulan ini, untuk pertama kalinya juga, aku mengikuti les vokal. Meski hanya beberapa kali pertemuan, tapi rasanya cukup berkesan, karena di tempat les aku bertemu orang-orang yang ramah. Ada Mas Verry, Mas Ade, Mas Didi, dan Mas Apip. Dan karena hal itu, di hari terakhirku les disana, aku merasa sedikit terharu ketika pamit sama mereka. Yah, rasanya pengen lebih lama aja gitu les disana (kalo bisa sih les alat musik yaa, karena kalo hanya latihan vokal aku pikir berlatih sendiri dengan aplikasi karaoke pun cukup), apalagi ketika mengetahui bahwa Mas Ade dan bandnya cukup sering bawain lagu-lagu rock Western, termasuk Paramore. Yah, kali aja gitu dia bisa jadi sharingpartner dalam hal musik. Hihi..

Oh ya, di pertengahan Desember juga aku sempat hangout bareng Tri, Shinta, dan Yuda. Awalnya sih karena aku iseng ngupload foto voucher buy one get one free-nya Masterpiece di status WhatsApp-ku. Tanpa diduga, ketiga sohibku itu merespon. Diawali oleh Shinta, kemudian menyusul Yuda dan Tri. Akhirnya aku ajak aja mereka berempat, dan mereka mau. Lagian Yuda dan Shinta sebenarnya sama-sama teman sekelasku di SMP sih, palingan Tri aja yang nggak kenal mereka berdua. Jujur sebenarnya aku nggak nyangka Yuda pengen gabung, karena aku pikir dia bukan tipe orang yang hobi sing song, meski dia sendiri mengaku suaranya nggak jelek. Wkwk.. Dan hari itu, menjadi hari pertama dimana aku mendengar dia nyanyi, termasuk juga Shinta. Sayangnya Shinta cuma nyanyi satu kali, seterusnya dia nggak mau nyanyi lagi meski udah kita bujuk, nggak tau kenapa. Sedangkan Yuda sendiri memilih lagu yang aneh-aneh. FYI, dia ini punya selera tua. Favoritnya itu lagu-lagu Western jadul. Alhasil, lagu yang dia cari banyak yang nggak ada. Haha.. Anehnya lagu macam Wikwikwik yang kemarin sempat viral itu justru ada. Aku iseng ngeplay dan kami sukses ngakak-ngakak.

Hahh.. Jika melihat apa-apa aja yang aku lewati selama satu tahun ini, rasanya banyak banget yang mau aku tulis. Banyaaaaak banget. Hahaha.. Well, I was happy too much, but also disappointed too much, and sad too much. Aku ingat hari pertama di tahun 2018 yang kuawali dengan cukup baik. Aku bertekad untuk memperbaiki diri dan mengubah sedikit penampilanku yang membuat sebagian orang yang mengenalku tercengang. Aku pun biasanya nggak banyak berharap di awal tahun, namun berbeda dengan di awal tahun 2018 kemarin. Aku menggantung harapan-harapan besar yang sebelumnya nggak pernah aku utarakan pada Tuhan, di tahun inipula aku mulai berani bermimpi untuk sesuatu yang nggak pernah berani aku impikan sebelumnya, namun nampaknya semua itu menurut Tuhan terlalu berlebihan, atau bahkan kurang baik untukku sehingga harapan-harapan yang kugantung di awal tahun lalu menguap begitu saja tanpa pernah terwujud.

Kapan itu terjadi dan bagaimana, kurasa aku nggak perlu menuliskannya, karena aku memang nggak mau menuliskannya. Semua itu biar aku, dia, dan Tuhan yang tau. Ya, ini memang menyangkut tentang seseorang. Rasanya konyol sekali mengingat betapa bodohnya aku waktu itu. Ketika seseorang membawaku ke darat setelah sekian lama terombang-ambing di tengah laut, kukira ia akan menyelamatkanku, nyatanya ia justru menjebloskanku ke lahar panas, membuatku menyesal sedalam-dalamnya. Kuakui aku sempat terpuruk. Tapi hal itu pulalah yang membuat mata hatiku lebih terbuka. Aku sadar bahwa saat itu aku terlalu banyak menggantung harapan dan kepercayaan pada manusia ketimbang pada Tuhan. Aku lupa bahwa Tuhan itu pencemburu. I had never been in relationship before. Namun sekalinya itu terjadi, rasanya benar-benar buruk, meski awalnya manis. Well, seringkali Tuhan memang perlu menegur hamba-Nya agar sadar, meski dengan tamparan keras sekalipun. Aku bersyukur Tuhan telah ‘menamparku’, karena kalo enggak, yang terjadi bisa jadi lebih buruk dari ini. Dan, ya.. aku berterima kasih kepada orang yang telah Tuhan kirimkan untuk memberiku pelajaran berharga. Semoga kamu membaca ini. Kudoakan kamu seperti aku mendoakan mereka yang juga pernah memberiku pelajaran berharga, meski dengan cara yang menyakitkan. Semoga Tuhan senantiasa memberimu kesehatan dan umur panjang, agar kamu bisa memiliki kesempatan untuk menjadi baik dan semakin baik :)

 


Sungguh aku berterima kasih pada tahun 2018 yang telah memberiku pengalaman dan pelajaran yang begitu berharga. Pahit dan manisnya aku terima. Yah, beberapa waktu lalu aku memang sempat berpikir bahwa tahun ini terasa begitu berat, tapi jika aku melihat segalanya dari sisi yang lain, segala yang memberatkan itu justru terasa sebaliknya. Nyatanya hidupku nggak jadi lebih buruk hanya karena semua itu. Hidupku masih sempurna. Aku masih diriku yang bebas, yang bisa melakukan apapun yang aku suka : ngeblog, nge-Smule, baca novel, nonton film.. dan yang terpenting, aku semakin percaya bahwa Tuhan masih sayang aku.


Akhir kata, selamat datang, 2019. Jadilah tahun yang baik, lebih baik dari seniormu ^_^


posted from Bloggeroid

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
;