Mungkin Pembaca bertanya-tanya kenapa aku menulis ini. Apakah aku adalah orang Minang? Jawabannya adalah, bukan. Aku orang Cirebon.
Bapakku pun orang Cirebon, dan ibuku orang Kuningan, nggak ada darah Minang
sama sekali dalam silsilah keluarga kami, meski ada saudara yang tinggal di
Sumatera sana. Tapi soal selera musik, bebas kan? Kamu nggak harus jadi orang
Inggris ataupun Amrik untuk menyukai lagu-lagu Western, begitu juga lagu-lagu
Minang, nggak harus jadi orang Sumatera Barat dulu untuk menyukai lagu-lagu
Minang. Sebenarnya sudah cukup lama aku terdorong untuk menuliskan opiniku
tentang lagu-lagu Minang yang ada di playlist-ku,
tapi baru sekarang aku sempat menulis ini. Yah, siapa tau ada yang mau coba
dengar lagu-lagu Minang, mungkin beberapa judul lagu ini bisa menjadi
rekomendasi buat kamu.
Bakilah Ka Rantau – Ipank feat. Kintani
Lagu ini adalah lagu Minang pertama yang aku dengar setelah Kampuang Nan Jauh Di Mato yang dinyanyikan Chiquita Meidy di tahun 90-an. Hahaha.. it means, sebelumnya aku nggak pernah (dengan sengaja) mendengarkan lagu Minang selain lagu anak-anak yang satu itu. Itupun dengarnya sudah lama banget, pas aku masih kecil. Aku mendengar lagu Bakilah Ka Rantau ini pertama kali sekitar awal tahun 2018 lalu dan langsung terkesan sama suara penyanyinya yang merdu mendayu-dayu. Nah, lagu inilah yang membuatku mulai mengagumi Uda Ipank. Hmm.. siapa penikmat lagu Minang yang nggak tau musisi hebat ini? Suaranya itu lho.. ya ampun. Coba deh dengar part lagu yang dinyanyikannya ini :"Sayang.. Kok cinto usah camehkanDoakanlah, Sayang, denai ko capek pulang”Part itu dinyanyikan dengan nada tinggi dan panjang, namun ia mampu menjangkaunya dengan tanpa mengambil jeda untuk menarik nafas! Durasinya kurang lebih dua puluh dua detik. Awesome! And one more good point is, ia nggak hanya bersuara merdu, tapi juga piawai menciptakan lagu dengan lirik yang puitis. FYI, hampir semua lagu yang dinyanyikannya adalah lagu ciptaannya sendiri. Dan lagu ini, selain enak didengar juga memiliki lirik yang manis. Lagu ini menceritakan tentang sepasang kekasih yang berpisah untuk sementara waktu. Si Perempuan dengan ikhlas melepas lelakinya yang pergi merantau dan berjanji akan selalu menunggunya, sedang Si Lelaki dengan berat hati meninggalkan kekasihnya dan meminta untuk selalu mendoakannya agar cepat pulang.
Rantau Den Pajauah – Ipank feat. Rayola
Ah, siapa penikmat lagu Minang yang nggak tau lagu ini? Lagu ini cukup terkenal. Di kantorku sendiri ada beberapa orang karyawan yang menyukai lagu ini meski mereka bukan orang Minang. Waktu itu aku pernah nggak sengaja dengar lagu itu diputar di Ruang Staf Gudang, dan dua orang karyawan yang menggunakan lagu itu sebagai ringtone. Wkwk..Berbeda dengan lagu yang aku rekomendasikan sebelumnya, lagu ini menceritakan tentang kisah cinta yang cukup tragis. Dalam lagu ini diceritakan Si Lelaki sedang dalam perantauan ketika kekasihnya dijodohkan oleh orangtuanya dengan laki-laki lain dan Si Perempuan dengan berat hati mengikuti kehendak orangtuanya. Jleb banget kan..
Bintang Manari Bulan Marayu – Ipank feat. Kintani
Ada yang tengah menjalani LDR? Kalo ada, lagu ini cocok banget buat kamu. Lagu ini menceritakan tentang sepasang kekasih yang galau berat karena merindukan satu sama lain sampai-sampai air yang diminum berasa duri dan nasi yang dimakan berasa batu. Wah, wah, berat banget..
Sayang Samo Di Limau – Ipank feat. Kintani
Alright then. Langsung aja ya. BTW, lagu-lagu dibawah ini nggak berdasarkan urutan
lho yaa, karena semuanya menurutku bagus dan aku nggak bisa menentukan lagu
mana yang paling enak didengar,. Hehe.. Well,
let’s check this out!
Lagu ini adalah lagu Minang pertama yang aku dengar setelah Kampuang Nan Jauh Di Mato yang dinyanyikan Chiquita Meidy di tahun 90-an. Hahaha.. it means, sebelumnya aku nggak pernah (dengan sengaja) mendengarkan lagu Minang selain lagu anak-anak yang satu itu. Itupun dengarnya sudah lama banget, pas aku masih kecil. Aku mendengar lagu Bakilah Ka Rantau ini pertama kali sekitar awal tahun 2018 lalu dan langsung terkesan sama suara penyanyinya yang merdu mendayu-dayu. Nah, lagu inilah yang membuatku mulai mengagumi Uda Ipank. Hmm.. siapa penikmat lagu Minang yang nggak tau musisi hebat ini? Suaranya itu lho.. ya ampun. Coba deh dengar part lagu yang dinyanyikannya ini :"Sayang.. Kok cinto usah camehkanDoakanlah, Sayang, denai ko capek pulang”Part itu dinyanyikan dengan nada tinggi dan panjang, namun ia mampu menjangkaunya dengan tanpa mengambil jeda untuk menarik nafas! Durasinya kurang lebih dua puluh dua detik. Awesome! And one more good point is, ia nggak hanya bersuara merdu, tapi juga piawai menciptakan lagu dengan lirik yang puitis. FYI, hampir semua lagu yang dinyanyikannya adalah lagu ciptaannya sendiri. Dan lagu ini, selain enak didengar juga memiliki lirik yang manis. Lagu ini menceritakan tentang sepasang kekasih yang berpisah untuk sementara waktu. Si Perempuan dengan ikhlas melepas lelakinya yang pergi merantau dan berjanji akan selalu menunggunya, sedang Si Lelaki dengan berat hati meninggalkan kekasihnya dan meminta untuk selalu mendoakannya agar cepat pulang.
Rantau Den Pajauah – Ipank feat. Rayola
Ah, siapa penikmat lagu Minang yang nggak tau lagu ini? Lagu ini cukup terkenal. Di kantorku sendiri ada beberapa orang karyawan yang menyukai lagu ini meski mereka bukan orang Minang. Waktu itu aku pernah nggak sengaja dengar lagu itu diputar di Ruang Staf Gudang, dan dua orang karyawan yang menggunakan lagu itu sebagai ringtone. Wkwk..Berbeda dengan lagu yang aku rekomendasikan sebelumnya, lagu ini menceritakan tentang kisah cinta yang cukup tragis. Dalam lagu ini diceritakan Si Lelaki sedang dalam perantauan ketika kekasihnya dijodohkan oleh orangtuanya dengan laki-laki lain dan Si Perempuan dengan berat hati mengikuti kehendak orangtuanya. Jleb banget kan..
Bintang Manari Bulan Marayu – Ipank feat. Kintani
Ada yang tengah menjalani LDR? Kalo ada, lagu ini cocok banget buat kamu. Lagu ini menceritakan tentang sepasang kekasih yang galau berat karena merindukan satu sama lain sampai-sampai air yang diminum berasa duri dan nasi yang dimakan berasa batu. Wah, wah, berat banget..
Sayang Samo Di Limau – Ipank feat. Kintani
Lagu ini menceritakan tentang seorang perempuan yang mencemaskan kekasihnya
yang ada di perantauan dan nggak ada kabar hingga dirinya merasa takut dalam
penantian.
Basamo Manjago Cinto – Ipank
feat. Kintani
Sama seperti lagu sebelumnya, lagu
ini juga menceritakan tentang seorang perempuan yang menantikan kabar dari
kekasihnya di perantauan dan berharap Si Lelaki akan menikahinya sepulang dari
rantau.
Sangkutan Hati – Ipank feat.
Kintani
Masih duet maut antara Uda Ipank dan
Uni Kintani. Lagu kali ini mengisahkan tentang seorang lelaki yang mencemaskan
pasangannya berpaling, kemudian mereka berjanji untuk setia satu sama lain.
Kawin Tapaso – Ipank feat. Kintani
Lagi, sebuah lagu yang menceritakan kisah cinta tragis. Lagu ini mengisahkan tentang laki-laki yang ditinggal pasangan perempuannya saat sedang melangsungkan pernikahan karena Si Perempuan sebenarnya sudah menaruh hati pada orang lain dan merasa terpaksa menikah dengan Si Lelaki. Hal itu menyebabkan Si Lelaki merasa malu kepada para tamu undangan. Sadis banget ya.
BTW, lagu ini sebenarnya memiliki dua versi. Versi satunya rilis lebih dulu pada tahun 2014 dan dinyanyikan secara solo oleh Uda Ipank, sedangkan versi duetnya rilis tiga tahun kemudian. Kalo menurutku sih versi duetnya lebih asik, karena feel-nya lebih terasa. Lebih emosional gitu, karena dalam versi duet ini seolah-olah Si Lelaki dan Si Perempuan saling mengutarakan perasaannya masing-masing. Selain itu, di lagu versi duetnya, suara Uda Ipank terdengar lebih stabil ketimbang di versi solo. Tentunya karena skill bernyanyi Uda Ipank yang semakin matang ya.
Ratok Buaian – Ipank
Kawin Tapaso – Ipank feat. Kintani
Lagi, sebuah lagu yang menceritakan kisah cinta tragis. Lagu ini mengisahkan tentang laki-laki yang ditinggal pasangan perempuannya saat sedang melangsungkan pernikahan karena Si Perempuan sebenarnya sudah menaruh hati pada orang lain dan merasa terpaksa menikah dengan Si Lelaki. Hal itu menyebabkan Si Lelaki merasa malu kepada para tamu undangan. Sadis banget ya.
BTW, lagu ini sebenarnya memiliki dua versi. Versi satunya rilis lebih dulu pada tahun 2014 dan dinyanyikan secara solo oleh Uda Ipank, sedangkan versi duetnya rilis tiga tahun kemudian. Kalo menurutku sih versi duetnya lebih asik, karena feel-nya lebih terasa. Lebih emosional gitu, karena dalam versi duet ini seolah-olah Si Lelaki dan Si Perempuan saling mengutarakan perasaannya masing-masing. Selain itu, di lagu versi duetnya, suara Uda Ipank terdengar lebih stabil ketimbang di versi solo. Tentunya karena skill bernyanyi Uda Ipank yang semakin matang ya.
Ratok Buaian – Ipank
Ah, lagu ini sedih banget deh. Dalam
lagu ini Uda Ipank memposisikan dirinya sebagai seorang ayah yang membesarkan
anak bayinya seorang diri karena ibunya telah meninggal dunia. Correct me if I’m wrong ya, karena ini
bahasanya Minang banget dan sebenarnya aku nggak terlalu paham. Hihi..
Setiap kali aku mendengar lagu ini,
aku membayangkan seorang ayah yang menimang-nimang bayinya yang terus menangis
karena mencari ibunya, dan dengan lembut berkata,
“Cepatlah besar, Nak, doakan ibumu di surga”.
“Cepatlah besar, Nak, doakan ibumu di surga”.
Selain liriknya yang menyayat hati,
pembawaan dan penghayatan Uda Ipank juga benar-benar patut diacungi jempol,
karena selama bernyanyi, Uda Ipank kayak yang terisak-isak gitu. Dapet banget
deh sedihnya :’)
Mandeh Pai Ayah Bajalan – Ipank
Mandeh Pai Ayah Bajalan – Ipank
Suka banget sama opening lagu ini. Begitu lagu ini diputar, Pendengar akan disambut
suara gemuruh, disusul suara Uda Ipank yang menyanyi dengan hanya diiringi
suara saluang dan sound effect kayak hembusan angin gitu.
Syahdu banget..
Meski nggak semendayu-dayu lagu
sebelumnya, namun makna dari lagu ini nggak kalah sedih lho. Kalau pada lagu
Ratok Buaian sang penyanyi memposisikan diri sebagai seorang ayah, kali ini ia
memposisikan diri sebagai anak sulung yang harus menanggung beban hidup berdua
bersama adiknya karena ibunya telah meninggal dan ayahnya pergi entah kemana.
Ba Ayah Lai Babako Tido – Ipank
Ba Ayah Lai Babako Tido – Ipank
Sebuah lagu tentang hubungan
terlarang. Dikisahkan seorang anak di perantauan baru mengetahui bahwa ibunya
menjalin cinta dengan pamannya sendiri. Hal ini membuat anak itu malu untuk
pulang ke ranah Minang, apalagi pamannya adalah orang terpandang di kampungnya.
Salendang Biru – Rayola feat. Ipank
Salendang Biru – Rayola feat. Ipank
Lagu ini menceritakan tentang seorang
perempuan yang akan pergi merantau dan dengan berat hati meninggalkan kekasihnya
di kampungnya. Sebelum ia pergi, ia meninggalkan sehelai selendang biru untuk
kekasihnya sebagai ‘pengganti’ dirinya selama berada di perantauan. BTW, kok
jadi ingat scene film Tenggelamnya
Kapal Van Der Wijk pas Hayati ngasih kerudung putihnya buat Zainuddin. Wkwk..
Basandiang Bukan Jo Cinto – Rayola
Tau kisah legendaris Siti Nurbaya dong pastinya? Nah, kisah itu ada dalam lagu ini. Mendengar lagu ini seolah mendengar ratapan seorang gadis piatu yang ‘dijual’ oleh ayah kandungnya sendiri. Ayahnya yang memiliki banyak hutang nggak mampu melunasi hutang-hutangnya, sehingga ia tega ‘membayarnya’ dengan menjodohkan anak gadisnya pada orang yang ia hutangi. Tragis.
Bayang-Bayang Rindu – Rayola
Basandiang Bukan Jo Cinto – Rayola
Tau kisah legendaris Siti Nurbaya dong pastinya? Nah, kisah itu ada dalam lagu ini. Mendengar lagu ini seolah mendengar ratapan seorang gadis piatu yang ‘dijual’ oleh ayah kandungnya sendiri. Ayahnya yang memiliki banyak hutang nggak mampu melunasi hutang-hutangnya, sehingga ia tega ‘membayarnya’ dengan menjodohkan anak gadisnya pada orang yang ia hutangi. Tragis.
Bayang-Bayang Rindu – Rayola
Ada yang sedang berusaha move-on? Lagu ini sepertinya cocok,
karena menceritakan tentang seorang perempuan yang tengah berusaha melupakan
mantan kekasihnya.
Cinto Hanyo Di Denai – Rayola
Cinto Hanyo Di Denai – Rayola
Lagu ini mengisahkan tentang seorang
perempuan yang baru saja ditinggal kekasihnya yang berkhianat. Sudah dikasih
janji ini itu, terus dikhianati. Uh, sadis banget..
Cameh – Rayola
Cameh – Rayola
Makna lagu ini hampir sama kayak lagu
Basamo Manjago Cinto di atas tadi sih, yakni tentang seorang perempuan yang
cemas menanti kekasihnya di perantauan dan berharap untuk segera dipersunting.
*Uhuk
Manunggu Janji – Ovhi Firsty feat. Andra Respati
Manunggu Janji – Ovhi Firsty feat. Andra Respati
Sebuah lagu yang berdurasi cukup
panjang. Delapan menit. Haha.. Anyway,
lagu Minang kayaknya nggak ada yang pendek sih. Di playlist-ku, durasi paling pendek itu empat menit lebih tiga puluh
lima detik. Tapi meskipun begitu lagunya enak didengar kok, jadi meski panjang
pun nggak bosan rasanya. Oh ya, makna lagu ini nggak jauh beda sama beberapa
lagu duet yang sebelumnya aku sebutkan, yakni tentang seorang perempuan yang
menunggu lelakinya pulang dari perantauan. Well,
lagu-lagu Minang memang kebanyakan mengangkat kisah perantauan ya, karena
memang merantau adalah suatu budaya yang identik dengan masyarakat Minangkabau.
Mereka menganggap bahwa merantau adalah simbol kedewasaan dan kemandirian,
khususnya bagi para pemuda *CMIIW
Mati Raso – Ratu Sikumbang
Penyesalan memang selalu datang terlambat. Iya dong, kalo datang di awal bukan penyesalan namanya. Hihi..
Mati Raso – Ratu Sikumbang
Penyesalan memang selalu datang terlambat. Iya dong, kalo datang di awal bukan penyesalan namanya. Hihi..
Lagu ini mengisahkan tentang
perempuan yang dikhianati kekasihnya. Bertahun-tahun kemudian, kekasih yang
berkhianat itu datang kembali dan menyatakan penyesalannya, namun semuanya
terlambat karena Si Perempuan sudah mematikan perasaannya untuk Si Lelaki. BTW
lagu ini juga dinyanyikan oleh Rayola, hanya aja aku pribadi lebih suka versi
Ratu Sikumbang. Hehe..
Nyao Pulang Ka Badan – Ratu Sikumbang
Nyao Pulang Ka Badan – Ratu Sikumbang
Ini nih yang namanya cinta datang
terlambat. Dalam lagu ini dikisahkan bahwa Si Perempuan menyimpan perasaan
terhadap seseorang namun belum terbalas, dan saking lamanya perasaan itu ia
simpan, akhirnya ia memutuskan untuk mengubur perasaannya dalam-dalam. Namun
ketika perasaan itu sudah ia kubur, cinta lamanya justru datang menghampiri.
Tirai Palaminan – Ratu Sikumbang
Tirai Palaminan – Ratu Sikumbang
Lagu ini menceritakan tentang
sepasang kekasih yang saling mencintai tapi nggak bisa saling memiliki karena
perjodohan yang dikehendaki orangtua masing-masing. Hmm.. so sad..
Di Mimpi Datang Juo – Ratu Sikumbang
Di Mimpi Datang Juo – Ratu Sikumbang
Hmm.. aku kurang paham sih sama makna
lagu ini. Wkwkwk..
Kalo dari interpretasiku sendiri sih
sepertinya menceritakan tentang
seseorang yang sedang kasmaran gitu, sampai-sampai terus terbayang sama
pujaan hatinya. Bener nggak sih? Haha.. Correct
me if I’m wrong ya.
Takicuah Di Nan Tarang – Ratu Sikumbang
Takicuah Di Nan Tarang – Ratu Sikumbang
Takicuah Di Nan Tarang merupakan
sebuah ungkapan atau pepatah daerah Minang yang kalau diterjemahkan kedalam
bahasan Indonesia sama pengertiannya dengan “Tertipu di tempat terang, atau
terkecoh pada sesuatu yang sudah jelas atau nyata” (Sumber : www.ysalma.com)
Dalam lagu ini dikisahkan ada sepasang kekasih yang sudah menjalin hubungan selama tiga tahun lamanya. Si Lelaki berjanji bahwa mereka akan selalu bersama-sama selamanya. Namun ketika Si Perempuan sudah yakin, Si Lelaki justru mengingkari janjinya dengan menerima pinangan dari orang lain.
Marawa – Ratu Sikumbang
Dalam lagu ini dikisahkan ada sepasang kekasih yang sudah menjalin hubungan selama tiga tahun lamanya. Si Lelaki berjanji bahwa mereka akan selalu bersama-sama selamanya. Namun ketika Si Perempuan sudah yakin, Si Lelaki justru mengingkari janjinya dengan menerima pinangan dari orang lain.
Marawa – Ratu Sikumbang
Pernah dengar lagu Just A Dream yang
dipopulerkan Carrie Underwood? Nah, ini adalah versi Minang dari lagu itu.
Wkwk.. Ya, makna lagunya hampir sama, yakni sama-sama menceritakan tentang
kisah tragis calon pengantin yang ditinggal mati pasangannya menjelang
pernikahan mereka. Tragis banget.
Aia Mato Mandeh – Ratu Sikumbang
Aia Mato Mandeh – Ratu Sikumbang
Lagu yang menceritakan tentang kasih
sayang orangtua memang selalu menyentuh, contohnya lagu ini. Lagu ini
menceritakan tentang ketabahan seorang ibu yang merawat anaknya seorang diri
karena suaminya telah pergi meninggalkannya.
Talambek Pulang – Ratu Sikumbang
Talambek Pulang – Ratu Sikumbang
Aku nggak pernah nggak merinding
setiap kali mendengarkan lagu ini. Lagunya sedih banget, menceritakan tentang seorang
anak rantau yang pulang ke kampung dengan suka cita, berharap bisa menyenangkan
ibunya yang dulu susah payah membesarkannya. Namun ketika tiba di rumah, ia
terkejut melihat rumah yang dulu mereka tinggali sudah rusak dan ibunya telah
tiada. Terlambat pulang :’)
Jambangan Perak – Ratu Sikumbang
Jambangan Perak – Ratu Sikumbang
Nggak tau deh mau ngasih pendapat apa
soal lagu ini. Pokoknya lagu ini cocok banget buat yang lagi fall in love.
Maulang Sayang – Ratu Sikumbang feat. Dafa Sikumbang
Maulang Sayang – Ratu Sikumbang feat. Dafa Sikumbang
Ada yang memendam perasaan sama sahabat
sendiri? Nah, lagu ini mengisahkan tentang seseorang yang memiliki perasaan
terhadap sahabatnya, namun nggak berani menyatakan, sampai kemudian sahabatnya
berpacaran dengan orang lain dan ia menyesal karena nggak menyatakan
perasaannya sejak dulu. Hal itu membuat ia merasa canggung untuk tetap menjalin
pertemanan dengan sahabatnya itu.
That’s all, Guys, lagu-lagu Minang yang menurutku recommended
banget.
Eh, kok list-nya Ratu
Sikumbang paling banyak?
Well,
entahlah, aku suka banget sama lagu-lagu dan suara dia. Dulu waktu awal-awal
jadi penikmat lagu-lagu Pop Minang, aku justru lebih terkesan sama Rayola.
Cengkoknya mantap banget, dan suaranya merdu, apalagi pembawaannya di lagu
Rantau Den Pajauah. No wonder, aku
nggak pernah bosan dengerin lagu itu.
Tapi kemudian suatu hari aku iseng cari rekomendasi buat nambah playlist-ku. Dari penelusuranku, aku
menemukan sebuah blog yang ngasih rekomendasi beberapa puluh lagu-lagu Pop
Minang. Nah, dari daftar itu, lagu-lagu Ratu Sikumbang lah yang paling banyak
membuatku terkesan.
Kalo soal suara dan skill
bernyanyi, Rayola dan Ratu Sikumbang sama-sama memiliki cengkok yang mantap dan
suara yang merdu mendayu-dayu, hanya aja suara Ratu Sikumbang lebih melengking
dan range-nya lebih tinggi ketimbang
Rayola, itulah yang jadi nilai plus.
Honestly, salah satu keinginanku adalah bisa menyanyikan lagu Minang dengan
baik. Ya, selain menikmati lagu-lagu Pop Minang, aku juga suka menyanyikannya.
Setiap kali dengar lagu Minang yang aku tau, aku selalu terdorong untuk ikut
bernyanyi, tapi aku nggak pernah melakukannya dengan baik. Kalo untuk menghafal
lagunya sih, itu mudah. Lagu-lagu yang aku sebut di atas tadi bahkan banyak
yang sudah aku hafal liriknya meski hanya dari mendengar lagunya (tanpa melihat
teks liriknya). Tapi kalo untuk menyanyikannya, ya ampun.. ancur banget. Wkwk..
Maka dari dua puluh enam lagu yang kusebutkan di atas tadi, lagu yang
bagiku paling mudah dinyanyikan itu cuma Ba Ayah Lai Babako Tido dan Kawin
Tapaso doang, karena dua lagu itu nadanya nggak begitu tinggi dan cengkoknya
masih terbilang mudah.
Entahlah, aku merasa seseorang yang ingin menyanyikan lagu-lagu Pop
Minang dengan baik membutuhkan skill
bernyanyi yang jauh lebih tinggi ketimbang menyanyikan lagu-lagu Pop lainnya.
Rata-rata penyanyi Minang yang aku nikmati lagunya memiliki range suara yang tinggi dan suara yang
‘meliuk’ aduhai. Oke, kalo soal nada, itu bisa diturunkan menjadi lebih rendah.
Kalo memang nggak bisa menyanyikan dengan nada tinggi seperti penyanyi aslinya,
ya tinggal jangan ambil nada tinggi. Tapi kalo cengkok? Wah, itu pasti
membutuhkan latihan yang nggak sedikit, karena kalo dinyanyikan tanpa cengkok,
lagunya jadi kurang enak. Iya nggak sih? Haha..
0 komentar:
Posting Komentar