Gedung kantor kami terdiri dari dua lantai. Lantai satu terdiri dari
Ruang Kasir, Gudang, dan Ruang Staf Gudang. Naik ke atas, ada mushola karyawan, toilet, Ruang Departemen AR, Ruang Departemen Akunting, Ruang Briefing Collector, dan lorong pendek menuju ruangan paling luas yang aku ceritakan di awal tadi, yakni Ruang Marketing & HRD. Jika bertanya pada karyawan senior tentang asal-usul gedung kantor kami itu, kita akan dikejutkan sebuah fakta bahwa sebelum gedung kantor kami itu berdiri, lokasi itu merupakan sebuah komplek perkuburan Cina.
Selain cerita Bu Hany dan Pak Ben di atas tadi, udah cukup banyak aku mendengar cerita-cerita soal pengalaman kejadian di luar nalar yang dialami karyawan-karyawan di kantor kami ini. Mulai dari sosok yang menyerupai karyawan lain, pintu geser yang menutup sendiri, OB yang digelitiki saat tidur, suara-suara aneh, bahkan penampakan. Dan konon Ruang Marketing & HRD adalah yang paling angker.
Memang sih, kalo kita masuk ke Ruang Marketing & HRD yang luas itu, hawanya pasti beda, makanya banyak karyawan yang nggak betah berlama-lama di ruangan itu sendirian. Tapi alhamdulillah, meski ditempatkan bekerja di ruangan itu selama hampir tiga tahun lamanya, aku nggak pernah mengalami kejadian di luar nalar seperti yang diceritakan rekan-rekan kantorku. Yaaah ada sih kejadian yang bisa dibilang aneh, tapi alhamdulillah nggak ekstrim banget kayak sampai nampak atau mengganggu secara fisik gitu. Palingan cuma suara langkah kaki seperti orang berjalan dengan sepatu (ini tiap hari ada), atau kursi yang bergerak sendiri. Yah, masih bisa diterima lah, asal nggak nampak mah.
Oh ya, hampir tiga tahun bekerja di perusahaan ini, tentunya ada suka dukanya.
Sukanya yaa rekan-rekanku di kantor baik-baik. Mereka juga perhatian, khususnya para staf. Mungkin karena diantara mereka, usiaku paling muda, jadi udah kayak anak bungsu aja gitu. Hihi..
Selain itu, dengan bekerja di perusahaan ini juga aku mendapatkan pengalaman berharga yang mungkin nggak akan aku dapatkan jika bekerja di perusahaan lain, seperti bergabung dalam band, merasakan masuk dapur rekaman, dan manggung di pulau seberang, seperti yang pernah kuceritakan pada postingan-postinganku sebelumnya.
Sedangkan dukanya adalah, statusku yang menjabat dua jabatan sekaligus membuat pekerjaanku terlalu banyak. Yup, ini sangat berbanding terbalik dengan pekerjaanku di perusahaan sebelumnya. Kalo di perusahaan sebelumnya pekerjaanku terlalu sedikit, berbeda dengan pekerjaanku sekarang yang nggak jarang membuatku kewalahan.
mungkin nggak akan terlalu kewalahan kalo aja rekan-rekan (khususnya dari Tenaga Penjual) lebih memahami posisiku. Ini yang sedih, karena nggak sedikit dari mereka yang menimpakan tanggung jawabnya padaku. Misalnya aja untuk kelengkapan persyaratan kredit calon konsumen (KTP, KK, buku nikah, SP3K dll), aturannya semua itu dilampirkan oleh Sales, Pramuniaga, atau Supervisor Marketing, sedangkan aku hanya menerima berkas pengajuan kredit calon konsumen yang sudah dalam kondisi lengkap. Tapi mereka (para Tenaga Penjual itu) justru mengambil jalan praktis dengan hanya menyerahkan foto berkas persyaratan ke WhatsApp-ku dan meminta tolong padaku untuk mencetaknya.
pikirku. Tapi boro-boro berterima kasih karena sudah dibantu, untuk melampirkan berkas persyaratan ke formulir pengajuan dan membuang sampah bekas guntingan hasil
-nya aja susahnya minta ampun, harus aku juga yang melakukan, seolah-olah pekerjaanku hanya ngurusi mereka aja. Belum lagi kalo berkas persyaratannya hilang atau
sedang ngadat, aku yang disalahkan. Yah, aku nggak berharap ucapan terima kasih sih dari mereka, tapi minimal mereka sadar lah ya sama tanggung jawab mereka. Maka rasanya nggak ada satu hari di kantor yang aku lewati tanpa ngomel-ngomel pada mereka, apalagi belakangan ini. Rekan-rekan staf yang taunya aku pendiam mungkin kaget melihat belakangan ini aku jadi cerewet banget. Yah bodo amat mereka mau anggap aku jutek kek, atau bahkan galak. Aku capek dikerjain terus, tapi merekanya nggak sadar-sadar.
sih rasanya. Pernah aku nangis diam-diam karena saking capeknya. Tapi aku bersyukur karena dikelilingi sama rekan-rekan staf yang selalu ngertiin aku. Pak Ben yang sering
pekerjaanku kalo aku nggak bisa ngantor, yang juga sering membelaku kalo aku disalahkan dan dimintai pertanggungjawaban atas sesuatu yang sebenarnya bukan tanggungjawabku; Mbak Tika yang sering membantuku memberi solusi dan pemecahan atas masalah dalam pekerjaanku; Pak Teguh yang meskipun sering menyuruh-nyuruh (karena beliau memang atasanku), tapi kalo aku ada masalah selalu siap membantu; Bu Ade yang sering menghibur dan membesarkan hatiku; serta Bu Hani, Mas Febri, Bu Lia, dan rekan-rekan Admin A/R yang perhatian dan sering mengingatkanku untuk makan siang. Haahh.. Kalo suatu hari nanti aku udah nggak bekerja disitu lagi, aku pasti bakal kangen banget sama mereka.
Sabtu 16 Maret, tiga hari yang lalu, aku berangkat ngantor lebih pagi. Aku tiba di kantor pada pukul tujuh lebih beberapa menit. Rekan-rekanku sudah berkumpul di halaman. Sebagian sudah mengenakan kaos seragam dengan tema ultah (yang memang baru dibagikan pagi tadi), ada juga yang belum. Aku nggak bergabung bersama mereka, melainkan naik ke lantai dua dan masuk ke ruanganku. Ada beberapa berkas yang harus aku
print saat itu juga. Aku nggak sendirian. Ada Pak Ben juga yang melakukan hal yang sama denganku. Setelah beres, kami baru berangkat. Sebelum itu, aku sempat mengganti pakaian dengan kaos tema ultah tadi : kaos seragam berwarna abu-abu hitam, sangat berbeda dengan warna kaos ataupun kemeja seragam sebelumnya yang identik dengan warna hijau dan oranye.
|
Persiapan sebelum berangkat. Ki-Ka : Bu Iis, Bu Lia, Pak Dedi, Bu Hani, Pak Faisal, Mbak Tika & Bu Mila |
Acara
anniversary kantor cabang Cirebon kali ini diselenggarakan di Auditorium Perundingan Linggarjati. Aku pergi naik mobil inventaris kantor bersama tujuh orang lainnya, yakni Pak Ben, Pak Teguh, Mbak Weni, Bu Yanti, Pak Maman, Mas Iman, dan Bu Suwarni. Pak Ben yang menyetir. Di perjalanan, Pak Ben dan Pak Teguh memberiku pengarahan tentang apa-apa saja yang harus kulakukan, karena dalam acara ini aku bertindak sebagai Operator. Setelah menempuh perjalanan selama sekitar setengah jam, kami pun tiba di lokasi. FYI, Gedung Auditorium ini berdiri berdampingan dengan Gedung Perundingan Linggarjati, yakni gedung yang 73 tahun lalu menjadi tempat berlangsungnya perundingan antara pemerintah RI dengan pemerintah Belanda yang merupakan salah satu upaya perjuangan Indonesia melalui jalur diplomasi untuk mendapatkan kedaulatan bangsa.
|
Lokasi acara. |
Sejenak aku melihat-lihat area dalam gedung yang sekeliling temboknya terdapat foto-foto sejarah dan naskah Proklamasi dengan foto Bapak Ir Soekarno di sebelahnya. Gedung itu nggak begitu besar, namun cukup untuk menampung sekitar seratus orang. Kursi-kursi sudah diatur sedemikian rupa, termasuk bagian
stage tempat Mustunable akan
perform. Ruang Operator terdapat di bagian belakang gedung, tepat di tengah-tengah ruangan yang difungsikan sebagai ruang prasmanan dan
coffee break. Kupikir dari situ aku bisa menyaksikan acara dengan jelas, namun sayang seribu sayang, ruangan itu tertutup kaca buram dan Operator hanya disisakan area pandang sekecil ini :
Sedih, padahal pingin lihat dengan jelas. Apalah daya, tanggung jawab tetaplah tanggung jawab. Maka sepanjang acara, aku wajib
stay disitu, kecuali untuk
perform, buang air, mengambil kupon undian, atau mengambil makanan. Yah, boleh sih keluar ruangan untuk tujuan selain kepentingan-kepentingan tadi, tapi nggak boleh jauh-jauh dari situ. Oh ya, aku nggak sendirian. Ada Pak Ikin juga yang membantuku bertugas sebagai Operator.
Menjelang acara dimulai, kami sempat mengalami sebuah kendala yang cukup serius. Laptop Pak Ben yang akan digunakan untuk menampilkan Power Point nggak bisa tersambung dengan proyektor. Begitu juga dengan laptopku. Padahal hari sebelumnya sudah dicoba, dan nggak ada kendala sama sekali. Beberapa menit lamanya kami berkutat dengan masalah itu, alhamdulillah akhirnya terselesaikan. Ternyata apa? Masalahnya, si laptop cuma minta di-
restart. Haaahhh.. ampun deh..
Acara dibuka dengan pelaksanaan
ceremonial seperti yang biasa kami lakukan setiap bulannya. Namun sebelum itu, para peserta diwajibkan melakukan absensi dan meneriakkan yel-yel dari timnya masing-masing. Yel-yelnya bagus-bagus dan kreatif, namun ada pula tim yang kelewat malas bikin yel-yel, seperti Tim Surveyor yang yel-yelnya nggak berubah sejak dua tahun lalu, atau Tim Gudang yang meneriakkan
'yel-yel' nya dengan irama lagu
Lingkaran Kecil Lingkaran Besar dan
Disini Senang Disana Senang :
Nggak punya yel-yel, nggak punya yel-yel, nggaaaak punyaa yel-yeeel..
Nggak punya yel-yel, nggak punya yel-yel, nggaaaak punyaa yel-yeeel..
Buat apa yel-yel, buat apa yel-yel, yel-yel itu tak ada gunanyaaa..
Wkwkwk..
Oh ya, karena pakaian seragam kali ini nggak ada unsur hijau-oranye nya, Kantor Pusat membagikan syal berwarna oranye kepada masing-masing peserta. Syal itu harus dipakai sepanjang acara, terserah mau dijadikan apa. Ada yang dipakai di kepala sebagai pita, ada yang dipakai sebagai dasi, ada yang diikat di lengan, ada juga yang dipakai melingkar di area dahi seperti peserta orasi. Hahaha..
Setelah itu, acara dilanjut dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an, pembacaan Doa Pembuka, menyanyikan lagu Indonesia Raya, menyanyikan Mars Perusahaan, pembacaan Visi & Misi Perusahaan, pembacaan Falsafah, dan sambutan-sambutan.
Anniversary kami kali ini spesial sekali karena baru kali ini kami kedatangan perwakilan dari kantor cabang Pekanbaru, yakni Bu Leni. Bu Leni yang baru kali ini berkunjung ke Cirebon, dipersilahkan untuk memberikan sambutan. Selain itu, berhubung hari itu bertepatan dengan hari ulang tahun beliau, kami juga merayakannya bersama-sama, begitu juga dengan beberapa orang karyawan yang berulang tahun di bulan ini.
|
Bu Leni dari Kantor Cabang Pekanbaru memberikan sambutan. |
|
Perayaan ulang tahun Bu Leni dan karyawan lain yang lahir di bulan Maret. |
Setelah pemberian sambutan-sambutan, dilakukanlah pemotongan nasi tumpeng dan kue ultah, namun sebelum itu, kami terlebih dahulu memutar video kilas balik yang berisi foto-foto dokumentasi perayaan
anniversary tahun lalu. Momen ini cukup mengharukan bagiku, dan mungkin juga bagi sebagian besar karyawan lain, karena menyadari banyak rekan-rekan yang sudah nggak bersama kami lagi, seperti Bu Saimah yang meninggal bulan Mei lalu dan Mas Win yang nggak bisa beraktifitas lagi karena masalah penglihatannya.
"Jadi ingat Win", ucap Pak Ikin lirih ketika proyektor menampilkan wajah Mas Win yang tengah tersenyum lebar.
Yes, me too..
Acara dilanjut dengan pemberian penghargaan bagi lima karyawan terbaik tahun 2018 yang diberikan kepada Bu Ade sebagai Supervisor Outlet Terbaik, Pak Usman sebagai Collector terbaik, A Putra sebagai Sales Excecutive Terbaik, Pak Dedi Sudiana sebagai Koordinator Terbaik, dan Pak Ikin sebagai Staff Terbaik. Yayy! Kemudian ada juga pembagian hadiah
doorprize dan undian kupon prestasi yang kami kumpulkan selama satu tahun. Kalo tahun lalu aku mendapatkan hadiah
doorprize berupa cangkir, pada
anniversary kali ini aku mendapatkan hadiah
doorprize berupa sebuah bantal tidur. Sayang, untuk hadiah kupon prestasinya belum jadi rejekiku. Aku hanya bisa gigit jari melihat rekan-rekanku membawa pulang hadiah undian
smartphone, matras, sepeda gunung, LED TV, lemari es, dan hadiah-hadiah menggiurkan lainnya.
Sekitar jam setengah satu siang, aku dan teman-teman dari Mustunable naik panggung. Sebelum itu kami terlebih dahulu mengganti pakaian dengan kaos band kami. Lagu pertama yang kami bawakan saat itu adalah lagu Kangen milik Dewa 19. Sedikit melenceng dari rencana, karena awalnya kami berencana membawakan lagu I Want To Break Free sebagai
opening. Namun karena saat itu tengah waktu makan siang, rasanya kurang cocok membawakan lagu dengan irama menghentak, akhirnya kami membawakan lagu yang
mellow-mellow dulu, seperti Kangen (
feat. Inggit), Selalu Salah (
feat. Inggit), Pupus (
feat. Inggit), dan Bintang Kehidupan (
feat. Dhea). Ada yang lucu ketika lagu Selalu Salah milik Geisha kami bawakan. Saat lagu yang kami bawakan memasuki bagian
refrain, tiba-tiba saja listrik padam. Malu banget, ya ampun. Apalagi bagian itu aku sendiri yang menyanyikan. Hahaha.. Akhirnya setelah listrik kembali menyala, lagu itu diulang dari awal.
Ketika waktu sudah memasuki sore hari, barulah kami membawakan lagu-lagu yang lebih semangat, seperti Sobat milik Padi (
feat. Inggit), Tua-Tua Keladi (
feat. Inggit), I Want To Break Free, dan nggak ketinggalan, lagu
cover yang kami
record bulan Desember lalu, Kaulah Segalanya (
feat. Dhea).
|
"I want to break free!" |
|
|
Yang paling berkesan adalah saat kami membawakan lagu Kaulah Segalanya dan Tua Tua Keladi. Lagu Kaulah Segalanya di-
request langsung oleh Pak Yosep, Direktur Utama kami.
"Tapi maaf ya, Pak, kalo bawainnya mungkin sedikit beda dengan waktu rekaman kemarin. Win-nya nggak ada," ucap Mister Chokai sebelum lagu itu dimainkan.
"Nggak apa-apa", sahut Pak Yosep.
Akhirnya lagu Kaulah Segalanya pun dibawakan. Suasana terasa lebih hidup, dan semakin hidup ketika menjelang
akhir lagu, tempo drum yang digebuk Mas Febri menjadi terlalu cepat,
sehingga lagunya jadi makin nge-
punk dan Ryan auto-
headbang. Wkwkwk..
|
Yang kiri kalem banget, yang kanan pecicilan. Wkwk.. |
Saat membawakan lagu Tua-Tua Keladi, suasananya lebih gila lagi. Beberapa orang rekan kami maju ke depan panggung dan berjoget-joget bersama. Beberapa orang bahkan memberi kami 'saweran' layaknya biduan dangdut. Ramai sekali. Uang saweran itu terkumpul sebanyak dua ratus tiga puluh tujuh ribu rupiah. Yaah lumayan lah buat jajan berenam. Hihi..
|
Ramainya saat lagu Tua-Tua Keladi dibawakan. |
Singkat cerita, akhirnya tibalah saatnya pengundian hadiah utama, yakni satu paket umroh dan satu unit sepeda motor untuk dua orang pemenang. Namun hadiah paket umroh khusus bagi karyawan yang masa kerjanya MINIMAL tiga tahun, sedangkan untuk hadiah paket umroh khusus bagi karyawan yang masa kerjanya MINIMAL satu tahun. Seperti perayaan-perayaan
anniversary sebelumnya, dalam pengundian hadiah utama ini, sepuluh orang kandidat dipanggil untuk berdiri di depan. Kemudian sepuluh nama yang sudah dipanggil tadi diundi lagi hingga tersisa tiga orang, yakni Bu Lia, Mister Chokai, dan Mas Rizal. Diantara tiga orang ini, hanya Mas Rizal yang baru satu tahun bekerja di perusahaan ini, sedangkan dua orang lainnya sudah jauh lebih senior. Itu artinya tiga orang berkesempatan mendapatkan sepeda motor, dan dua orang berkesempatan mendapatkan paket umroh.
Sayang, hadiah utama
anniversary kali ini sepertinya memang rejekinya para laki-laki. Nama Bu Lia muncul ketika salah satu peserta mengambil salah satu dari tiga kupon untuk kandidat yang harus 'pulang'. Itu artinya, otomatis Mas Rizal memenangkan sepeda motor, dan paket umroh diberikan kepada Mister Chokai!
Wuuuuhh.. suasana pun menjadi riuh dengan teriakan, tepuk tangan, dan ucapan selamat. Lucunya, dia sempat kayak yang bengong gitu,
speechless kali ya, nggak nyangka dirinya bisa memenangkan hadiah yang didambakan oleh seluruh karyawan disini. Yah, aku yakin deh, siapapun pasti nggak akan mengira bahwa Mister Chokai yang akan memenangkan paket umroh itu. Gimana enggak?
Wong dia orangnya begitu; gampang besar kepala,
bossy, nyebelin.. tapi bisa-bisanya dapat panggilan ke Makkah. Ckckck.. nasib orang memang nggak bisa ditebak.
|
Para pemenang hadiah utama. Ki-Ka : Mas Rizal, Mister Chokai |
Akhirnya tibalah kami di penghujung acara. Namun sebelum acara benar-benar berakhir, kami bersama-sama menyanyikan lagu Kemesraan, seperti acara
anniversary kami sebelumnya. Aku yang sejak awal acara 'dikurung' di Ruang Operator pun ikut nimbrung bersama rekan-rekan. Kali ini bodo amat diomelin, aku kan pingin gabung juga :') Kami pun bersama-sama memanjatkan doa penutup, lalu berfoto bersama. Ah, sebenarnya acara ini bisa jadi sangat menyenangkan dan berkesan bagiku kalo saja aku nggak bertugas sebagai Operator.
Seriously, sebenarnya waktu itu aku
bad mood banget karena nggak bisa bebas berbaur sana-sini seperti yang lain. Karena itu, banyak
moment berkesan yang terlewat, termasuk
moment lucu saat penentuan yel-yel terbaik, dan
moment mendebarkan saat pemenang hadiah utama diumumkan. Semua itu cuma aku dapatkan dengan mendengar dari cerita rekan-rekan dan melihat video dokumentasi, nggak aku saksikan sendiri. Kecewa. Tapi ya sudahlah.. Sudah lewat juga acaranya. Haha.
Anyway, aku berterima kasih kepada para Seksi Dokumentasi dan rekan-rekan lainnya yang sudah mendokumentasikan momen-momen menyenangkan hari Sabtu kemarin, termasuk
moment saat Mustunable
on stage. Yah, seenggaknya sosokku ada dalam dokumentasi, nggak ngilang-ngilang banget. Wkwk..
Oh ya, aku lupa cerita. Sedikit
out of topic. Di tengah-tengah berlangsungnya acara
anniversary kemarin, Pak Yosep memberiku ini,
Beliau memintaku untuk memutar album ini sebagai
back-song acara. Beliau juga membagi-bagikan album ini untuk bapak-bapak kepala divisi kami. Rudy Octave - Etno Psycho. Hmm.. ini bukan pertama kalinya aku mendengar nama Rudy Octave, mengingat beberapa bulan lalu aku dan teman-teman dari Mustunable sudah bertemu sosoknya. Tapi baru kali ini aku mendengar karyanya.
Well, sesampainya di rumah, aku me-
ripping CD dari album itu, menyimpannya dalam folder musik di laptopku, dan memutarnya di Winamp. Setelah aku dengarkan, nggak semuanya
fit di kuping sih, karena aku sendiri sebenarnya bukan penyuka musik dengan gaya rap. Tapi menurutku album ini unik, karena baru kali ini aku mendengar musik rap dengan bahasa Nusantara yang beragam.
Lagu yang paling aku sukadari album ini adalah lagu berjudul Rahwana Gandrung. Lagu ini dibawakan dengan bahasa Sunda, lebih akrab denganku ketimbang bahasa lainnya, sehingga liriknya pun bisa aku mengerti. Mendengarkannya seperti sedang menyimak pertunjukan wayang golek, karena lagu ini memang berkolaborasi dengan seorang dalang sih. Ki Dalang Bubun Subandara, namanya. Dalam lagu ini, Sang Dalang memainkan dialog antara Cepot dengan Dawala yang mengomentari jatuh cintanya Rahwana. Lucu deh dialognya.
Ada enam
track dalam album ini yang masing-masing dinyanyikan
dengan bahasa Aceh, bahasa Manggarai Flores, bahasa Nduga Papua, bahasa
Kaili Palu, bahasa Sunda, dan bahasa Dayak.