Apa yang akan kamu lakukan kalo dikasih kesempatan oleh Tuhan untuk kembali ke orang-orang yang kamu sayang, tapi cuma 49 hari? Hi, Bye Mama! nggak cuma soal keajaiban, tapi juga soal hati yang luka, keluarga yang berusaha utuh, dan pilihan yang nggak mudah diputuskan.
Series ini menceritakan tentang sesosok arwah bernama Cha Yu-ri yang menyesali kematiannya karena nggak bisa membersamai anak perempuannya sejak sang anak lahir. Yu-ri meninggal akibat kecelakaan yang dialaminya saat ia tengah hamil besar. Karena kecelakaan itu, sang anak, Cho Seo-woo, lahir tanpa seorang ibu.
Selama lima tahun, arwah Yu-ri selalu mengikuti Seo-wo, bahkan setelah sang suami, Cho Gang-hwa menikah lagi. Dan karena Yu-ri selalu 'menempeli' Seo-woo sejak lahir, anaknya itu jadi bisa melihat arwah. Hal ini membuat tumbuh kembang Seo-woo terganggu, bahkan berpotensi membahayakan nyawanya. Pernah Seo-woo hampir meninggal setelah terjebak di dalam kulkas karena mengikuti arwah seorang anak laki-laki di sekolahnya yang mengajak Seo-woo bermain, dan Yu-ri hanya bisa menangis dan berteriak histeris karena nggak bisa melakukan apapun buat menyelamatkannya (karena dia arwah, nggak bisa menyentuh Seo-woo). Setelah kejadian itu, Yu-ri merasa sangat bersalah. Ia pun menangis sambil memaki dewa. Tanpa diduga, sebuah keajaiban terjadi : Yu-ri kembali menjadi manusia.
Ibu Mi Dong-daek, seorang praktisi spiritual alias dukun yang dikenal Yu-ri, mendatanginya dan menjelaskan bahwa setiap arwah orang yang meninggal, memiliki waktu 49 hari untuk diadili sebelum akhirnya mereka bereinkarnasi menjadi manusia ataupun hewan, berbeda dengan Yu-ri yang diadili dengan diberi kesempatan hidup kembali oleh dewa selama jangka waktu tersebut. Jika selama 49 hari, Yu-ri bisa menemukan kembali 'tempatnya'—dalam artian kembali menjadi istri dari Cho Gang-hwa, dan ibu dari Cho Seo-woo—maka ia bisa benar-benar hidup kembali di dunia. Tapi jika sebaliknya, maka Yu-ri akan langsung bereinkarnasi menjadi sosok baru yang ditetapkan oleh dewa. Mendengar hal itu, tentunya Yu-ri merasa keberatan. Ia sadar bahwa Gang-hwa udah menikah lagi, dan dia nggak mungkin merebut posisi Oh Min-jeong yang saat ini berstatus sebagai istri Gang-hwa.
Namun kesempatan hidup kedua ini tentunya nggak pingin Yu-ri sia-siakan begitu aja. Keesokan paginya, Yu-ri yang merindukan sang anak, mendatangi sekolah Seo-woo. Batapa bahagianya Yu-ri waktu bisa memeluk dan menyentuh Seo-woo buat pertama kalinya. Ia mengajak Seo-woo jalan-jalan dan bermain hingga malam hari. Gang-hwa dan Min-jeong tentunya khawatir dan panik karena Seo-woo nggak ada di sekolah. Mereka pun berpencar untuk mencari Seo-woo ke tempat-tempat yang memungkinkan keberadaan gadis kecil itu. Beberapa waktu berselang, akhirnya Gang-hwa pun menemukannya. Namun betapa kagetnya ia melihat siapa yang saat itu bersama Seo-woo : istri tercintanya yang meninggal lima tahun lalu :')

Meski nggak percaya bahwa seseorang yang udah meninggal bisa hidup kembali, tapi Gang-hwa yakin bahwa yang ada di hadapannya saat itu adalah benar mendiang istrinya, terlihat dari kebiasaan Yu-ri yang ia tunjukkan tanpa sadar saat Gang-hwa menginterogasinya, Yu-ri nggak bilang ke Gang-hwa tentang apa yang ia ketahui dari Bu Mi Dong. Yu-ri cuma bilang bahwa ia terbangun di rumah duka dan nggak ingat apapun.
Karena Yu-ri nggak punya tempat tinggal pasca hidup kembali (dia nggak mau pulang ke rumahnya dan bikin keluarganya kaget), akhirnya Gang-hwa pun memesankan kamar hotel untuk Yu-ri tinggal sementara waktu. Gang-hwa juga meminjamkan kartu kreditnya biar Yu-ri bisa beli makanan, dan semua itu tentu Gang-hwa sembunyikan dari istri sahnya, Min-jeong. Min-jeong—meski curiga melihat notif penggunaan kartu kredit di HP Gang-hwa dan gelagat suaminya yang mendadak jadi sering kayak orang linglung—nggak pernah berani bertanya lebih lanjut, karena setiap kali ditanya, Gang-hwa selalu bilang 'gapapa' dan cenderung mengalihkan pembicaraan.
Yu-ri akhirnya melamar pekerjaan sebagai asisten dapur di sekolah Seo-woo, tentunya dengan identitas palsu ya. Hal ini dilakukan bukan hanya karena ia ingin dekat dengan putrinya, tapi juga karena ingin melindungi Seo-woo dari arwah-arwah penasaran. Meski nggak bisa mendapatkan tempatnya lagi sebagai bagian dari keluarga Cho, Yu-ri memiliki misi, mempergunakan waktu 49 harinya untuk mengusir arwah-arwah di sekitar Seo-woo, agar putrinya itu 'sembuh' alias nggak bisa lihat arwah lagi.
Target pertamanya adalah Kim Hyeok-jin, arwah anak kecil yang pernah bikin Seo-woo hampir meninggal di dalam kulkas. Yu-ri udah berkali-kali mencoba mengusirnya dengan berbagai cara, tapi nggak pernah berhasil. Hyeok-jin selalu mengira kalo Yu-ri mau ngajak dia main.

Suatu hari, Yu-ri menemukan foto Hyeok-jin masih terpajang di mading sekolah. Yu-ri pun punya ide untuk memulangkan foto itu, sekaligus 'mengembalikan' Hyeok-jin pada orangtuanya. Scene Hyeok-jin kembali ke orangtuanya ini mengharukan banget menurutku. Jadi Hyeok-jin kan tiap sore selalu nunggu dijemput orangtuanya bareng anak-anak lain. Setiap hari ia selalu kecewa karena orangtuanya nggak kunjung menjemputnya. Tapi hari itu, ibunya yang dipanggil pihak sekolah untuk mengambil foto Hyeok-jin datang. Seketika Hyeok-jin happy banget saat melihat wajah ibunya muncul di layar interkom. Ia pun berlari ke koridor, diikuti oleh Seo-woo yang membawakan mobil-mobilan milik Hyeok-jin. Karena Hyeok-jin berhenti di depan ibunya, Seo-woo juga otomatis berhenti di situ. Ibu Hyeok-jin yang nggak bisa melihat kehadiran Hyeok-jin heran melihat Seo-woo tiba-tiba berlari ke hadapannya sambil tampak menyodorkan mobil-mobilan kepada seseorang yang nggak terlihat. Saat melihat nama anaknya di balik mobil-mobilan itu, seketika tangisnya pecah. Di situ ia baru sadar bahwa mendiang anaknya hadir di sana :')

Misi pertama Yu-ri pun berhasil. Tapi pasca hidup kembali, Yu-ri nggak cuma sibuk cari cara buat dekat sama Seo-woo dan melindunginya dari para arwah penasaran. Keluarga Jang yang terdiri dari Seo Bong-yeon, Jang Dae-choon, dan Jang Young-sim—keluarga arwah yang Yu-ri kenal semasa di dunia arwah—selalu mengejar-ngejarnya. Mereka adalah mendiang ibu, ayah, dan kakak dari Jang Pil-seung, cowok yang ditinggal mati keluarganya saat ia masih berumur tujuh tahun. Selama 20 tahun, Pil-seung hidup sendiri di apartemennya yang selalu berantakan, dan nggak pernah lagi merasakan hangatnya masakan rumahan. Keluarga arwah ini mengejar-ngejar Yu-ri—yang sekarang bisa menyentuh dunia nyata—untuk meminta tolong membereskan apartemen Pil-seung dan membuatkannya masakan. Meski merasa terganggu dan kesal—apalagi Pil-seung ini tipe cowok yang tengil gitu—tapi Yu-ri luluh juga dengan permintaan keluarga Jang.

Karena Yu-ri bekerja di sekolah Seo-woo, Yu-ri juga jadi lebih sering bertemu dengan Gang-hwa dan Min-jeong, bahkan juga Go Hyeon-jeong dan Gye Geun-sang, pasutri yang merupakan bestienya Yu-ri dan Gang-hwa. Di antara mereka, cuma Gang-hwa, Hyeon-jeong, dan Geun-sang yang tau identitas asli Yu-ri. Min-jeong cuma notice kalo asisten dapur di sekolah anaknya itu mirip banget sama mendiang istri Gang-hwa, karena pernah lihat di foto, tapi nggak tau kalo itu benar-benar Yu-ri.
Uniknya, Yu-ri, Hyeon-jeong, dan Min-jeong jadi bestiean dan sering hangout bareng. Min-jeong yang sebelumnya penyendiri, merasa sefrekuensi banget sama mereka berdua, terlebih sama Yu-ri yang ia rasa mengenal dirinya lebih dari Min-jeong mengenal dirinya sendiri. Iya lah, wong Yu-ri udah 'menempeli' keluarganya selama lima tahun kok. Wkwkwk. Min-jeong bahkan mengijinkan Yu-ri untuk menjadi pengasuh pribadi Seo-woo selama ia dan Gang-hwa bekerja.
Long story short, orangtua dan adik Yu-ri akhirnya juga tau bahwa Yu-ri hidup kembali. Namun sebuah insiden terjadi. Seo-woo hilang saat dititipkan pada keluarga Yu-ri. Hal ini menciptakan ketegangan di antara Min-jeong dan Yu-ri.
Seo-woo akhirnya ditemukan di dalam sebuah lorong perosotan taman bermain. Yang nggak mereka tau, Seo-woo sebelumnya tersesat karena mengikuti anak-anak sebayanya yang tengah bermain. Ketika itu, ia hampir diganggu oleh Guk-bong, dukun saingan Mi Dong. Keluarga Jang kebetulan melihat hal itu. Mereka pun mencoba menyelamatkan Seo-woo. Dae-choon mengalihkan perhatian Guk-bong, sedangkan Bong-yeon dan Young-sim 'menuntun' Seo-woo pergi ke taman bermain dan memintanya bersembunyi di sana. Keluarga Jang memang berhasil menyelamatan Seo-woo dari Guk-bong, namun bayarannya mahal banget. Guk-bong yang marah pun mengirim keluarga arwah itu ke akhirat dengan paksa, padahal mereka masih punya satu mimpi, yakni melihat Pil-seung menikah. Mengetahui hal itu, Yu-ri merasa bersalah banget sama Keluarga Jang. Ia nggak pernah nyangka, keluarga arwah yang dulu ia anggap nyusahin, memberikan pengorbanan sebesar itu untuk Seo-woo. Dari situ, Yu-ri merasa berutang budi pada Keluarga Jang.

Pasca insiden hilangnya Seo-woo, Min-jeong jadi kehilangan kepercayaan sama Yu-ri yang ia anggap udah lalai menjaga anak sambungnya itu. Di samping itu, Min-jeong juga merasa menyesal dan menyalahkan dirinya sendiri karena udah memilih Yu-ri sebagai pengasuh Seo-woo, dan memilih untuk bekerja lagi. Dia merasa gagal jadi ibu karena nggak bisa menjaga dan menstimulasi tumbuh kembang Seo-woo dengan baik. Namun mendengar semua keluh kesah Min-jeong, Gang-hwa cuma bisa bilang 'maaf' dan 'gapapa'. Di situ Min-jeong merasa muak banget, dan menumpahkan semua perasaannya. Selama ini ia selalu menahan diri untuk nggak pernah membahas bahkan menyebut nama 'Cha Yu-ri' di depan Gang-hwa karena ingin menjaga perasaan suaminya itu, meski sebenarnya ia sendiri sedih banget, karena Hyeon-jeong dan Geun-sang aja tau siapa Cha Yu-ri, sementara Min-jeong yang berstatus sebagai istri Gang-hwa sendiri nggak tau mendiang istri dari suaminya itu. Min-jeong merasa Gang-hwa kayak punya sebuah ruangan yang pintunya tertutup dan terkunci hanya untuknya, like, "Aku ini istrimu lho, Mas. Kok selama menikah, kamu nggak pernah terbuka sama aku!" gitu.Dan di situ lah, Gang-hwa akhirnya mengaku bahwa asisten dapur sekaligus pengasuh Seo-woo adalah Cha Yu-ri yang kembali bangkit dari kematiannya. Mendengar hal itu tentunya Min-jeong kaget dan nggak percaya, bahkan mungkin mengira Gang-hwa udah gila. Meski begitu, ia tetap mencari tau kebenaran itu seorang diri, hingga akhirnya ia yakin bahwa apa yang dikatakan suaminya itu benar. Min-jeong jadi memikirkan kembali niatnya untuk bercerai dari Gang-hwa.
Well, beberapa waktu lalu, Min-jeong memang punya niat buat bercerai dari suaminya yang tertutup itu. Tapi setiap kali niat itu muncul, ia selalu memikirkan bagaimana saat ia dulu jatuh cinta sama Gang-hwa, juga segala hal baik yang selama ini Gang-hwa lakukan untuknya. Ia juga selalu melihat betapa manisnya Seo-woo padanya, dan menyadari bahwa cintanya pada Seo-woo pun terlalu besar. Tapi karena Yu-ri kembali, Min-jeong jadi merasa nggak berhak ada di posisinya saat itu, dan berniat untuk mengembalikan Gang-hwa dan Seo-woo pada Yu-ri.
Kira-kira, Yu-ri berhasil nggak ya menemukan 'tempatnya'?
Sebelum cerita tentang endingnya, aku pingin tanya dulu, menurutmu, apakah Yu-ri akhirnya akan mengambil posisi Min-jeong dan hidup kembali sebagai manusia bersama Gang-hwa dan Seo-woo? Atau memutuskan untuk pergi setelah waktu hidup 49 harinya berakhir? Bagi kamu yang udah menonton seriesnya, apa kamu sempat menebak-nebak gimana ending story-nya?
Jujur, aku sempat menebak-nebak beberapa hal yang kemungkinan jadi ending story dari series ini :
- Yu-ri memilih pergi setelah waktu hidup 49 harinya berakhir
- Min-jeong jadi bercerai dari Gang-hwa sehingga Yu-ri memiliki kesempatan untuk hidup bersama Gang-hwa dan Seo-woo selamanya. Lalu Min-jeong nikah sama Jang Pil-seung.
Wkwk. Aku tau, yang poin ke dua itu mungkin ngaco. Aku bisa kepikiran kayak gitu karena Gang-hwa, Pil-seung, Yu-ri, dan Min-jeong pernah ada di satu scene yang sama, bahkan satu frame gitu. But then, I realize bahwa kemungkinan ending seperti itu hanya akan terjadi di sinetron Indonesia. Wkwkwk.
Soooo, after all of the dramas and tears, apa yang akhirnya Yu-ri pilih?
Dalam drama ini, Yu-ri digambarkan sebagai seseorang yang nggak selfish, Gaes. Dia bukan tipe orang yang dikasih kesempatan hidup sekali lagi sama Tuhan, lantas kesempatannya itu ia gunakan untuk merebut kebahagiaan orang lain. Enggak, dia nggak gitu. Sekali lagi, ini bukan sinetron Indonesia ya, Gaaaaess.
Selama lima tahun 'menempeli' keluarganya yang udah memiliki sosok pengganti dirinya, Yu-ri tau banget apa yang terjadi pada mereka pasca kepergiannya. Mungkin di series ini, Gang-hwa tampak seperti pria yang gagal move-on. Sejak sepeninggal istrinya, ia nggak berani lagi melakukan praktek bedah, bahkan masuk ke ruang operasi aja pun bisa membuatnya sesak napas, akibat trauma melihat istrinya yang meninggal di ruang operasi, padahal dulu ia adalah dokter bedah toraks terbaik di rumah sakit itu.
Sepeninggal istrinya, Gang-hwa udah kayak kehilangan separuh nyawanya. Oh Min-jeong adalah orang pertama yang bisa membuat senyumnya kembali. Min-jeong juga sayang banget sama Seo-woo, meskipun gadis cilik itu anak sambungnya. Jujur, she's my fave character di series ini karena sebagai ibu sambung atau ibu tiri, dia tuh too good to be true. Udah punya suami gagal move-on dari istri pertama, kurang terbuka dan kurang tegas, perkembangan anaknya kurang, digibahin pula sama emak-emak di sekolah anaknya (yang paling nyelekit : dianggap cuma ngincer duid Gang-hwa), padahal dia sukarela resign dari pekerjaan demi menjaga dan mengurus Seo-woo. Pokoknya dia dikasih stok sabar banyak banget deh sama story-writer. Tapi meskipun sering overthinking sama semua itu (bahkan sempat ada keinginan ingin cerai), sikap dia pada suami dan anaknya nggak pernah berubah.
Kamu dan banyak penonton lainnya mungkin berpikir, Gang-hwa sebenernya cinta nggak sih sama Min-jeong? Kok kesannya dia menikahi Min-jeong cuma buat ngurus anaknya doang? Aku juga sempat mempertanyakan hal ini. Tapi, Gaes, dia cinta kok sama Min-jeong. Dulu, waktu masih bersama Yu-ri, Gang-hwa tuh nggak suka dan nggak bisa makan makanan pedas. Tapi setelah nikah dengan Min-jeong yang juga penyuka makanan pedas, Gang-hwa berusaha untuk ikut menyukai makanan favorit istrinya. Dulu juga Gang-hwa teledor banget : sering lupa bawa payung, sering naruh barang sembarangan setelah dipakai, sampai Yu-ri tuh sering sebal sama dia. Tapi setelah menikah dengan Min-jeong, Gang-hwa jadi lebih 'apik'. Min-jeong jadi nggak perlu mengingatkan, apalagi sampai ngomel-ngomel. Tetangga aja sampai bilang, kalo Min-jeong adalah istri yang beruntung, karena jarang banget ada suami yang sepengertian Gang-hwa.
Lho, berarti dulu dia nggak sayang sama Yu-ri? Nooo, bukan begitu. Kalo nggak sayang, nggak mungkin dia sampai gagal move-on begitu. Gang-hwa cinta kok sama istrinya, baik Yu-ri, maupun Min-jeong. Hanya, cara Gang-hwa mencintai Yu-ri dengan cara Gang-hwa mencintai Min-jeong itu yang berbeda. Gang-hwa mencintai Yu-ri dengan api cinta pertama yang sulit padam dan banyak kenangan manis. Sedangkan rasa cintanya pada Min-jeong didasari oleh perasaan menyesal dan bersalah terhadap mendiang istrinya : Kenapa dulu aku nggak berusaha buat ikut menyukai makanan kesukaannya juga, biar kami bisa lebih banyak menghabiskan waktu bersama? Kenapa dulu aku nggak nurutin apa keinginan istriku, biar dia bahagia? Gang-hwa nggak pingin kehilangan istrinya lagi buat kedua kalinya dengan penyesalan yang sama.

Salahnya, Gang-hwa menempatkan Yu-ri pada satu 'ruang' di hatinya. Ia sengaja membiarkan rasa traumanya pada ruang operasi terus menghantui, agar ia nggak melupakan mendiang sang istri. Padahal rekan-rekan kerjanya udah menyarankannya untuk terapi, biar ia sembuh, tapi Gang-hwa nggak peduli. Makanya ketika Yu-ri kembali, kapal yang udah Gang-hwa bangun untuk Min-jeong jadi goyah.
Begitu juga Yu-ri. Ketika mengetahui Min-jeong ingin bercerai dari Gang-hwa, ia pun jadi melihat kesempatan untuk mendapatkan 'tempatnya' lagi sebagai bagian dari keluarga Cho. Ia pun menemui Bu Mi Dong untuk mengungkapkan niatnya itu. Tapi Bu Mi Dong berkata bahwa sosok Yu-ri saat ini adalah manusia setengah arwah, dan wujudnya akan terus seperti itu meskipun ia bisa hidup lagi di dunia. Maka jika itu terjadi, Yu-ri harus rela Seo-woo bisa melihat arwah sepanjang hidupnya, dan hal itu tentu berpotensi mempengaruhi kualitas hidup dan masa depan Seo-woo. Sebagai ibu, Yu-ri tentu nggak mau hal itu terjadi pada putrinya. Apalagi niat awal dia kan pingin melindungi dan menyembuhkan Seo-woo dari kemampuan melihat arwah.
Jadi, Yu-ri pun menemui Min-jeong, meminta maaf karena udah membohonginya dengan identitas palsu. Ia juga meminta maaf karena gara-gara dia, Min-jeong jadi banyak memendam rasa kecewa dan sakit hati terhadap Gang-hwa. "Aku melukai Gang-hwa hingga mengubahnya menjadi kaktus berduri, dan kau memeluknya tanpa sadar kau telah terluka", ungkap Yu-ri pada Min-jeong. Yu-ri juga mengungkapkan bahwa ia sangat bersyukur karena Min-jeong ditakdirkan untuk menjadi ibu sambung Seo-woo.
So, udah tau kan keputusan Yu-ri apa? Ya, Yu-ri memutuskan pergi setelah hari ke-49. Di sisa hari-hari terakhirnya, Yu-ri benar-benar memanfaatkan waktu sebaik-baiknya bersama orang-orang yang ia sayangi, termasuk Gang-hwa. Ia meminta Gang-hwa untuk merelakannya, agar Gang-hwa nggak lagi hidup dengan rasa bersalah.
Oh ya, rasanya kurang juga kalo aku nggak bahas satu lagi tokoh kuat di series ini.
Sebelum tiba di episode-episode akhir, penonton pasti bertanya-tanya, kenapa di antara banyaknya arwah penasaran, cuma Yu-ri yang dikasih kesempatan hidup lagi sama dewa? Padahal mereka juga memiliki penyesalan masing-masing, dan kalo Yu-ri bisa hidup lagi gara-gara memaki dewa, arwah lain juga mengikuti jejak Yu-ri, tapi nggak dapet 'hadiah' kayak dia. Well, jawabannya ada di sosok Ibu Jeon Eun-Sik, ibunya Yu-ri, yang diam-diam jadi pahlawan di balik layar cerita ini.
Ibu Jeon ini, di awal series, mungkin kelihatan kayak ibu mertua yang 'dingin'. Saat Yu-ri meninggal dan Gang-hwa menitipkan Seo-woo ke keluarganya, Bu Jeon menolak mentah-mentah. Ia membiarkan Gang-hwa mengurus Seo-woo sendirian. Wih, jahat banget, itu kan cucunya sendiri, begitu pikirku saat melihat adegan penolakan itu. Tapi di balik itu, Bu Jeon sebenarnya khawatir, kalo Seo-woo diasuh keluarganya, Gang-hwa bakal kehilangan alasan buat hidup.
Bahkan saat Gang-hwa menikah lagi sama Min-jeong, Bu Jeon selalu mengajak suami dan anak bungsunya untuk jaga jarak. Bukan karena nggak kangen. Diam-diam, Bu Jeon sering duduk di taman, cuma untuk melihat Seo-woo main bersama ibu sambungnya dari kejauhan. Dan Min-jeong, yang somehow tau bahwa itu neneknya Seo-woo, pura-pura nggak notice dan melanjutkan main sama Seo-woo sampai Bu Jeon pulang.
Dan balik lagi ke pertanyaan 'kenapa cuma Yu-ri yang terpilih? Bu Mi Dong berdoa tanpa henti untuk mencari jawaban ini, dan dalam satu kesempatan ia melihat satu kertas permohonan yang bergoyang di antara ratusan kertas-kertas permohonan lainnya yang digantung di langit-langit kuil. Kertas
itu bertuliskan: “Aku ingin melihat anakku sekali lagi". Siapa yang menulis itu? Iya, Ibu Jeon. Jujur, part ini lumayan bikin merinding buatku. Selama bertahun-tahun, Bu Jeon berdoa di kuil setiap hari untuk Yu-ri, dan cinta Ibu Jeon yang nggak pernah pudar itu lah yang bikin keajaiban ini terjadi.
Makanya, saat tau Yu-ri cuma 'mampir' dan akan pergi lagi, Ibu Jeon tegar banget. Ia memanfaatkan waktu sebaik-baiknya bersama Yu-ri. Setiap malam, Ibu Jeon mendekap putrinya itu dengan erat, seakan nggak mau Yu-ri pergi lagi, tapi ia juga siap kalo suatu saat ia harus melepas Yu-ri lagi untuk kedua kalinya.
Nggak hanya sebaik itu sama Yu-ri, Ibu Jeon juga baik banget sama Min-jeong. Saat Min-jeong menyendiri di taman pasca tau identitas asli Yu-ri dan berat buat melepas Seo-woo, Ibu Jeon menghampirinya. Tanpa Min-jeong cerita apapun, Bu Jeon seakan bisa membaca isi hatinya. Ia meyakinkan Min-jeong bahwa apa yang ia khawatirkan nggak akan terjadi, karena ia tau Yu-ri dan Min-jeong sama-sama sayang Seo-woo dengan caranya masing-masing. Ia juga mengucapkan terima kasih karena selama ini Min-jeong udah care banget sama dia dengan membiarkan ia melihat cucunya bermain, walaupun dari kejauhan.
Sumpah, series ini memang benar-benar worth to watch banget sih. Banyak banget pesan positif yang bisa diambil. Nggak cuma pelajaran melepas dan mengikhlaskan dari kisah Yu-ri, tapi sekelumit kisah dari arwah-arwah lainnya juga bisa banget kita ambil hikmah hidupnya. Misalnya arwah Pak Baek Sam-dong yang semasa hidupnya kaya raya, tapi ketika ia meninggal, anak-anaknya malah sibuk berebut warisan, bahkan menjenguk abu kremasinya di rumah duka aja nggak pernah. Kisahnya mengingatkan kita bahwa kunci kebahagiaan adalah cinta, perhatian, dan kasih sayang, bukan harta dan materi. Atau arwah Park Hye-jin yang menyesal telah memutuskan bunuh diri akibat tekanan di lingkungan tempat kerjanya. Pasca ia bunuh diri, ibunya sangat sedih dan terpukul. Hye-jin menyesal karena saat di titik terendahnya, ia hanya fokus pada orang-orang yang membencinya, bukannya pada orang yang mencintai dan dicintainya.
Akting pemainnya juga bagus-bagus banget dan bisa membawa penonton buat merasakan apa yang dirasakan para tokoh yang dibawakannya. Aku kagum banget dengan gimana pemeran Gang-hwa dan Min-jeong bisa netesin air mata dalam kondisi wajah tanpa ekspresi dan mata yang menatap kosong. Itu bikin penonton kayak, "Ish, ini sakit banget sih", gitu. Selain itu, aku pasti bakal kangen banget sama Cho Seo-woo sih. Sumpah, dia kiyowo bangeeett (dan aku baru tau kalo pemerannya itu sebenernya anak laki-laki).

Jujur, I like it so much, walau sedikiiiit kurang sesuai ekspektasi, karena banyak orang berpendapat bahwa series ini tuh sedihnya lumayan brutal dan bikin beberapa orang nangis di tiap episode, bahkan sampai mata bengkak, but aku nggak mengalaminya. Satu-satunya episode yang membuatku nangis justru di scene pemulangan arwah Hyeok-jin dari sekolah Seo-woo. Melihat Hyeok-jin yang menunggu dijemput sang mama, dan sang mama yang nggak bisa lihat Hyeok-jin lagi itu yang membuatku terpukul. Huhu. Mungkin karena aku nontonnya sambil nyambi nemenin Fathian kali yah, jadi saat scene menyedihkan muncul, aku nggak terlalu fokus sama vibesnya. Wkwk. Next, kayaknya aku pingin coba nonton series terbaru, When Lifes Gives You Tangerines. Kira-kira bakal bikin nangis bengkak nggak yah?