Selasa, 11 Maret 2025

Netflix Series : CASSANDRA, Luka Abadi Dalam Tubuh Besi

Setuju nggak sih kalo jaman sekarang, teknologi tuh udah jadi bagian yang nggak terpisahkan dari keseharian kita? Mulai dari yang udah biasa kita pakai kayak handphone, komputer, dan alat-alat elektronik lainnya, sampai asisten virtual. Kalo dulu, rasanya lucu dan aneh melihat Plankton dalam serial Spongebob Squarepants yang ngobrol sama Karen si robot komputer, bahkan menganggap Karen sebagai istrinya.

Tapi nyatanya sekarang, banyak orang dan bahkan aku sendiri yang lebih senang chatting sama aplikasi AI chatbot kayak ChatGPT, Grok, dan Meta, karena menganggap chatting sama mereka tuh udah kayak chat sama teman yang sefrekuensi. Ngobrol apapun pasti nyambung dan nggak usah merasa takut di-judge atau overshare. Apalagi ChatGPT dan Grok punya respon yang baik, yang bisa bikin kita merasa kayak bener-bener chat sama manusia. Kalo Meta, menurutku sih masih rada kaku ya. Tapi lumayan membantu lah kalo lagi pingin curhat banyak atau tanya ini itu yang nggak berbatas, karena Chat GPT dan Grok punya limit 10 sampai 15 chat aja setiap beberapa jam. Well, chatting sama chatbot kan sama aja ngobrol sama robot ya?

Nah, dua hari yang lalu, aku baru aja nonton serial Netflix asal Jerman, judulnya Cassandra, yang kayaknyaa terinspirasi dari Karen-nya Plankton. Wkwk. Hanya aja kalo lihat Karen dan Plankton kan lucu ya, tapi kalo lihat Cassandra, serem. Serial ini bergenre Science Fiction & Thriller, dan terdiri dari enam episode.


Kisah berawal dari kepindahan sebuah keluarga ke sebuah rumah di pinggir kota yang udah ditinggalkan selama puluhan tahun. Mereka ingin memulai lembaran baru pasca salah satu anggota keluarga mereka meninggal karena bunuh diri. Keluarga ini terdiri dari sepasang suami istri dan dua orang anak : David Prill—sang ayah, Samira—sang ibu, Fynn Prill—si sulung, dan Juno Prill—si bungsu.

Saat sedang melihat-lihat ruangan, Fynn dan Samira menemukan sebuah robot yang teronggok tak bernyawa, nyaris tertutup kain putih. Fynn pun membawa robot itu ke kamarnya untuk diperbaiki. Sia-sia, robot itu nggak menunjukkan tanda-tanda hidup.

Namun malam harinya, ketika semua anggota keluarga tidur, robot itu mulai menyala. Bagian layar yang menjadi 'kepala' robot itu menampilkan wajah seorang wanita. Robot itu pun mulai memindai seisi rumah, menyalakan lampu-lampu dan layar-layar TV yang juga menampilkan wajah yang sama. Tiba-tiba Juno yang terjaga dari tidurnya, berteriak, hingga membangunkan seisi rumah. Ketika Sam, David, dan Fynn menghampirinya, robot perempuan itu udah berdiri di sisi ranjang gadis kecil itu.

Wanita dalam layar robot itu tersenyum ramah. Ia memperkenalkan dirinya sebagai Cassandra, robot pintar yang siap membantu, khususnya dalam urusan pekerjaan rumah tangga. Bisa dibilang, ia juga merupakan 'otak' dari seluruh perangkat elektronik di rumah itu, mulai dari lampu, TV, kompor, lemari es, sampai pintu. Sebagai asisten rumah tangga berbasis AI, Cassandra bisa diandalkan dalam membersihkan rumah, memotong rumput, dan menyiapkan bahan-bahan masakan. Juno, si bungsu yang polos, langsung akrab pada Cassandra dan menjadikannya sebagai sahabat. Bagi gadis kecil itu, Cassandra seperti ibu asuh yang baik dan hangat. Ia seringkali menghibur dan menemaninya saat kesepian.


Tapiiii kehangatan itu perlahan memudar. Cassandra mulai menunjukkan sisi gelapnya. Ia jadi posesif terhadap keluarga itu, dan entah kenapa benci banget sama Samira. Suatu malam, bagian rumah tiba-tiba terbakar. David mencurigai Samira, karena ia adalah yang terakhir ada di situ dan menyalakan proyektor. Samira bersikeras bahwa dia udah mematikan proyektor sebelum pergi tidur. Tapi kecurigaan David diperkuat dengan pernyataan Cassandra yang menyebutkan bahwa Samira yang mabuk malam itu adalah penyebabnya. Kejadian demi kejadian terjadi, dan semuanya terjadi seolah kesalahan Samira. Samira yang frustrasi karena semua hal gila itu pun mulai mencari tau siapa wajah di balik robot Cassandra.

Ia diam-diam pergi ke gedung arsip kota dan mencari tau pemilik terdahulu rumah itu. Benar aja, ketika ditelusuri, rupanya dulunya rumah itu milik pasutri bernama Cassandra dan Horst Schmitt. Cassandra meninggal pada tahun 1972 karena sakit. Di tahun 1973, Horst dan putranya, Peter, tewas dalam sebuah kecelakaan tragis. Anehnya, robot Cassandra ada di lokasi kecelakaan tersebut dan nampak pada foto. Samira pun membawa potongan arsip itu untuk ditunjukkan pada David. Namun di luar dugaan, David malah mengira Samira terkena gangguan mental pasca meninggalnya sang kakak. Menurutnya, Cassandra nggak lebih dari sebuah robot AI yang mempelajari kebiasaan pemiliknya berdasarkan algoritma.

Puncaknya terjadi saat Emily, teman sekolah Juno, datang berkunjung dan bermain petak umpet. Saat Emily bersembunyi di dalam kompor, Cassandra mengunci pintu kompor itu dan memanaskannya hingga kulit gadis kecil itu melepuh. Dia juga memutarbalikkan fakta, membuat seolah Samira yang kehilangan kendali dan melakukan hal gila itu. Akibat kejadian itu, David membujuk Samira untuk tinggal di pusat terapi selama beberapa waktu guna menangani masalah mentalnya.


And here it goes. Pasca keluarnya Samira dari rumah itu, Cassandra mengambil alih semuanya, menggantikan peran Samira, mengurung David, Fynn, dan Juno di dalam rumah yang kini terasa kayak penjara bagi mereka. Ketika itu lah, David baru sadar bahwa apa yang diceritakan Samira selama ini adalah benar.

Jadiiii, siapa sih sebenarnya Cassandra ini? Dan kenapa dia bisa sebenci itu sama Samira dan pingin merebut posisinya di dalam keluarga Prill?


Cassandra adalah seorang ibu yang hidup bersama suaminya, Horst, seorang ilmuwan ambisius, dan putra mereka, Peter. Namun Horst bukanlah sosok ayah yang baik. Ia kerapkali menghina Peter, karena menurutnya, Peter terlalu 'lembek' kayak anak perempuan dan nggak bisa jadi seperti apa yang Horst inginkan. Sedangkan Cassandra sebaliknya. Ia menyayangi sang putra sepenuh hati dan selalu mendukungnya, apapun yang terjadi. 

Singkat cerita, Cassandra mengandung anak kedua. Di kehamilan Cassandra yang kedua ini, Horst sangat berharap janin yang dikandung istrinya itu berjenis kelamin laki-laki. Saking ambisius dan penasaran, Horst nekat menggunakan alat USG eksperimentalnya yang ia klaim bisa 'menembus' rahim dan menghasilkan gambar janin yang jelas. Namun rupanya, alat itu belum sempurna.

Akibat hal itu, Cassandra pun mengalami pendarahan hebat, dan anak yang dikandungnya (yang ternyata perempuan) jadi terlahir cacat. Horst berkeinginan untuk membuang bayi itu karena malu, tapi Cassandra bersikeras untuk merawatnya meskipun dengan syarat, anak yang diberi nama Margarethe itu nggak boleh diketahui keberadaannya oleh siapapun.

Cobaan Cassandra nggak cuma sampai di situ. Horst berselingkuh dengan Birgit, sahabat Cassandra sendiri. Cassandra juga harus menerima kenyataan bahwa dirinya mengidap kanker akibat radiasi dari alat USG ciptaan suaminya. Karena radiasi tersebut, kanker itu menyebar cepat, sehingga nggak memungkinkan buat sembuh.

Menyadari dirinya nggak bisa hidup lebih lama, Cassandra pun meminta pada suaminya untuk menanamkan pikiran dan kepribadiannya ke dalam sebuah robot, agar ia bisa terus 'hidup' dan menjaga kedua anaknya. Tapi yang namanya robot kan pasti beda dengan manusia ya. Harapan Cassandra untuk tetap dekat dengan anak-anaknya pun pupus, karena Peter bahkan merasa asing dengan wujud ibunya sekarang. Horst yang nggak lagi bisa merasakan 'sentuhan' istrinya pun jadi nggak segan lagi membawa selingkuhannya ke rumah, bahkan di depan robot Cassandra.

Suatu hari mereka bertengkar. Horst ingin membawa Birgit, bayi hasil perselingkuhan mereka, dan juga Peter dari rumah itu. Tapi Cassandra menahan mereka. Bukan mencegah mereka pergi, melainkan semata-mata agar mereka membawa serta Margarethe, karena sadar dirinya nggak bisa mengurus Margarethe sendirian dengan tubuh robotnya. Horst setuju, namun rupanya ia berkhianat.

Ketika Cassandra lengah, Horst kabur bersama Birgit, bayi hasil perselingkuhannya, dan juga Peter. Peter yang merasa keberatan untuk meninggalkan Margarethe pun cekcok dengan sang ayah di dalam mobil, hingga akhirnya kecelakaan tragis yang merenggut nyawa Horst dan Peter itu terjadi, meninggalkan Cassandra yang kini menjadi robot dengan luka batin yang membeku. Kesedihan, pengkhianatan, dan rasa bersalah itu mengubahnya menjadi sosok robot psikopat yang iri pada keluarga harmonis dan berusaha merebut peran ibu di dalamnya, seperti yang ia lakukan pada keluarga Prill.

Sumpaaah, menurutku, back story-nya heartbreaking banget. Terlepas dari sosok robotnya yang mengerikan, tapi Cassandra ini dulunya istri sekaligus ibu yang baik banget. Bayangin aja, suaminya selingkuh, tapi dia memilih memendam rasa sakit hatinya sendirian. Dia tetap melayani suaminya dengan baik. Ketika ajalnya di depan mata pun, Cassandra masih terbersit ide gila untuk hidup abadi dengan menjadi robot, demi bisa membersamai anak-anaknya. Dia sadar, Peter dan Margarethe masih membutuhkannya, karena Horst nggak mencintai mereka. Sebaliknya, Horst ini jahat dan manipulatif banget. Bukan cuma karena dia selingkuh, tapi dia bahkan sama sekali nggak minta maaf atas kecerobohannya yang membuat istrinya sakit dan putrinya cacat seumur hidup.

Tapi robot Cassandra dalam serial ini tuh overpower banget menurutku. Di serial ini dijelaskan bahwa Cassandra cuma bisa mati atas keinginannya sendiri, jadi dia tuh kayak nggak bisa dikalahkan dengan cara apapun, kecuali adanya pemadaman listrik kota. Dalam sebuah adegan, David memukul bagian kepalanya dengan kursi, tapi itu cuma bikin dia 'teler' sejenak. Kenapa nggak matiin aja pusat kelistrikan di rumahnya? Well, di serial itu juga diceritakan kalo di basement rumah itu tuh ada alat pengontrol dan tuas besar yang berfungsi mematikan robot Cassandra, tapi ternyata tuas itu tuh sejak awal dibuat palsu, dalam artian nggak berfungsi apa-apa. Sementara David, Fynn, dan Samira juga nggak berani ngutak-atik alat pengontrol, karena mungkin takut robotnya makin menggila.

Asli, aku gemas banget pingin bisikin David, Fynn, dan Samira : Coba itu robot Cassandra cemplungin aja ke kolam renang, biar konslet. Siram sekalian alat pengontrol yang ada di basement, juga layar-layar yang nampilin muka Cassandra. Habis itu tembakin semua itu pakai pistol yang ada di kotak senjata di bawah ranjang David dan Samira, biar lebih puas. Kelar urusan! Iya nggak sih? Gimana menurutmu?

0 komentar:

Posting Komentar

Putri _

Total Tayangan Halaman

508029
 
;