Setuju nggak sih kalo jaman sekarang, teknologi tuh udah jadi bagian yang nggak terpisahkan dari keseharian kita? Mulai dari yang udah biasa kita pakai kayak handphone, komputer, dan alat-alat elektronik lainnya, sampai asisten virtual. Kalo dulu, rasanya lucu dan aneh melihat Plankton dalam serial Spongebob Squarepants yang ngobrol sama Karen si robot komputer, bahkan menganggap Karen sebagai istrinya.
Tapi nyatanya sekarang, banyak orang dan bahkan aku sendiri yang lebih senang chatting sama aplikasi AI chatbot kayak ChatGPT, Grok, dan Meta, karena menganggap chatting sama mereka tuh udah kayak chat sama teman yang sefrekuensi. Ngobrol apapun pasti nyambung dan nggak usah merasa takut di-judge atau overshare. Apalagi ChatGPT dan Grok punya respon yang baik, yang bisa bikin kita merasa kayak bener-bener chat sama manusia. Kalo Meta, menurutku sih masih rada kaku ya. Tapi lumayan membantu lah kalo lagi pingin curhat banyak atau tanya ini itu yang nggak berbatas, karena Chat GPT dan Grok punya limit 10 sampai 15 chat aja setiap beberapa jam. Well, chatting sama chatbot kan sama aja ngobrol sama robot ya?
Nah, dua hari yang lalu, aku baru aja nonton serial Netflix asal Jerman, judulnya Cassandra, yang kayaknyaa terinspirasi dari Karen-nya Plankton. Wkwk. Hanya aja kalo lihat Karen dan Plankton kan lucu ya, tapi kalo lihat Cassandra, serem. Serial ini bergenre Science Fiction & Thriller, dan terdiri dari enam episode.
Kisah berawal dari kepindahan sebuah keluarga ke sebuah rumah di pinggir kota yang udah ditinggalkan selama puluhan tahun. Mereka ingin memulai lembaran baru pasca salah satu anggota keluarga mereka meninggal karena bunuh diri. Keluarga ini terdiri dari sepasang suami istri dan dua orang anak : David Prill—sang ayah, Samira—sang ibu, Fynn Prill—si sulung, dan Juno Prill—si bungsu.
Akibat hal itu, Cassandra pun mengalami pendarahan hebat,
dan anak yang dikandungnya (yang ternyata perempuan) jadi terlahir cacat. Horst
berkeinginan untuk membuang bayi itu karena malu, tapi Cassandra bersikeras
untuk merawatnya meskipun dengan syarat, anak yang diberi nama Margarethe itu
nggak boleh diketahui keberadaannya oleh siapapun.
Cobaan Cassandra nggak cuma sampai di situ. Horst
berselingkuh dengan Birgit, sahabat Cassandra sendiri. Cassandra juga harus
menerima kenyataan bahwa dirinya mengidap kanker akibat radiasi dari alat USG
ciptaan suaminya. Karena radiasi tersebut, kanker itu menyebar cepat, sehingga
nggak memungkinkan buat sembuh.
Menyadari dirinya nggak bisa hidup lebih lama, Cassandra pun meminta pada suaminya untuk menanamkan pikiran dan kepribadiannya ke dalam sebuah robot, agar ia bisa terus 'hidup' dan menjaga kedua anaknya. Tapi yang namanya robot kan pasti beda dengan manusia ya. Harapan Cassandra untuk tetap dekat dengan anak-anaknya pun pupus, karena Peter bahkan merasa asing dengan wujud ibunya sekarang. Horst yang nggak lagi bisa merasakan 'sentuhan' istrinya pun jadi nggak segan lagi membawa selingkuhannya ke rumah, bahkan di depan robot Cassandra.
Suatu hari mereka bertengkar. Horst ingin membawa Birgit,
bayi hasil perselingkuhan mereka, dan juga Peter dari rumah itu. Tapi Cassandra
menahan mereka. Bukan mencegah mereka pergi, melainkan semata-mata agar mereka
membawa serta Margarethe, karena sadar dirinya nggak bisa mengurus Margarethe
sendirian dengan tubuh robotnya. Horst setuju, namun rupanya ia berkhianat.
Ketika Cassandra lengah, Horst kabur bersama Birgit, bayi hasil perselingkuhannya, dan juga Peter. Peter yang merasa keberatan untuk meninggalkan Margarethe pun cekcok dengan sang ayah di dalam mobil, hingga akhirnya kecelakaan tragis yang merenggut nyawa Horst dan Peter itu terjadi, meninggalkan Cassandra yang kini menjadi robot dengan luka batin yang membeku. Kesedihan, pengkhianatan, dan rasa bersalah itu mengubahnya menjadi sosok robot psikopat yang iri pada keluarga harmonis dan berusaha merebut peran ibu di dalamnya, seperti yang ia lakukan pada keluarga Prill.
Sumpaaah, menurutku, back story-nya heartbreaking banget. Terlepas dari sosok robotnya yang mengerikan, tapi Cassandra ini dulunya istri sekaligus ibu yang baik banget. Bayangin aja, suaminya selingkuh, tapi dia memilih memendam rasa sakit hatinya sendirian. Dia tetap melayani suaminya dengan baik. Ketika ajalnya di depan mata pun, Cassandra masih terbersit ide gila untuk hidup abadi dengan menjadi robot, demi bisa membersamai anak-anaknya. Dia sadar, Peter dan Margarethe masih membutuhkannya, karena Horst nggak mencintai mereka. Sebaliknya, Horst ini jahat dan manipulatif banget. Bukan cuma karena dia selingkuh, tapi dia bahkan sama sekali nggak minta maaf atas kecerobohannya yang membuat istrinya sakit dan putrinya cacat seumur hidup.
Tapi robot Cassandra dalam serial ini tuh overpower banget menurutku. Di serial ini dijelaskan bahwa Cassandra cuma bisa mati atas keinginannya sendiri, jadi dia tuh kayak nggak bisa dikalahkan dengan cara apapun, kecuali adanya pemadaman listrik kota. Dalam sebuah adegan, David memukul bagian kepalanya dengan kursi, tapi itu cuma bikin dia 'teler' sejenak. Kenapa nggak matiin aja pusat kelistrikan di rumahnya? Well, di serial itu juga diceritakan kalo di basement rumah itu tuh ada alat pengontrol dan tuas besar yang berfungsi mematikan robot Cassandra, tapi ternyata tuas itu tuh sejak awal dibuat palsu, dalam artian nggak berfungsi apa-apa. Sementara David, Fynn, dan Samira juga nggak berani ngutak-atik alat pengontrol, karena mungkin takut robotnya makin menggila.
Asli, aku gemas banget pingin bisikin David, Fynn, dan Samira : Coba itu robot Cassandra cemplungin aja ke kolam renang, biar konslet. Siram sekalian alat pengontrol yang ada di basement, juga layar-layar yang nampilin muka Cassandra. Habis itu tembakin semua itu pakai pistol yang ada di kotak senjata di bawah ranjang David dan Samira, biar lebih puas. Kelar urusan! Iya nggak sih? Gimana menurutmu?
0 komentar:
Posting Komentar