Minggu, 31 Juli 2016

Enough, Please!

Bulan Juli hampir berlalu. Beberapa jam lagi, kita akan tiba di bulan Agustus, bulan yang aku harap bisa lebih berbaik hati padaku ketimbang bulan Juli yang akhir-akhir ini membuat perasaanku campur aduk. Sebulanan ini, ada aja hal-hal nggak terduga yang terjadi dan mostly adalah hal-hal yang nggak diharapkan. Bahkan di penghujung bulan pun, hal nggak mengenakkan itu tetap ada.

Aku sempat berharap bahwa hari ini bisa menjadi hari yang baik, mengingat hari ini adalah hari terakhir di bulan Juli. Tapi kenyataannya enggak. Sejak pagi, mood-ku udah rusak. Well, I can't mention what it is, karena aku pikir ini terlalu menggelikan dan aku nggak yakin pembaca bakal paham kenapa hal seperti itu bisa bikin mood-ku memburuk.

Menjelang sorenya, rumahku kedatangan nenek, bibi-bibi, dan sepupuku yang berniat menjenguk ibuku yang selama sekitar dua minggu ini sakit. Tapi sebelumnya udah ada salah satu teman dekatku yang memang seperti biasa setiap minggunya selalu menghabiskan waktu di rumahku. Aku sempat berbarap sisa bad mood-ku tadi pagi bisa benar-benar ilang dengan menghabiskan waktu bareng mereka semua. Tapi lagi-lagi salah.

Awalnya, semuanya memang berjalan baik-baik aja. Kami kumpul bareng, makan bareng, ngobrol bareng.. Aku seneng temanku bisa ikut nimbrung dan berbaur. Dia bahkan bisa ngobrol akrab sama sepupuku, Gege. Tapi rupanya keakraban mereka inilah awal dari masalah itu, sesuatu yang membuat mood-ku bertambah buruk berkali-kali lipat ketimbang tadi pagi.

Rasanya baru kemarin aku menyangkal salah satu quote yang temanku itu share tentang perbedaan antara sahabat dan teman. Quote yang diposting salah satu akun di LINE itu mengatakan bahwa sahabat adalah mereka yang bersedia menampung segala curhatan dan keluh kesah kita, sedangkan teman adalah mereka yang cuma bisa bilang, "Kamu cengeng" saat kita terpuruk karena masalah. Saat itu temanku ngotot bahwa quote itu benar, sementara aku membantah. Aku bilang, "Faktanya, banyak teman yang berkedok sahabat. Mereka bersedia menampung apapun curhatan kita termasuk yang bersifat rahasia, tapi setelah itu mengumbar-umbar ke orang lain. Ada kan yang kayak gitu?"

Dan hari ini, bantahanku terbukti. Ironisnya, orang yang melakukannya justru orang yang nge-share quote itu, alias orang yang selama ini kuanggap sahabatku, alias temanku itu sendiri.

Aku udah cukup sabar ketika dia mengumbar cerita tentang kejadian konyol yang aku alami tempo hari, membiarkan sepupuku menertawaiku karena kekonyolan yang aku alami lewat cerita temanku itu. Sorenya dia berulah lagi.

Dia tau banget tentang semua masalah yang aku alami belakangan ini, masalah yang membuatku galau selama berminggu-minggu itu, karena aku curhat semuanya ke dia. Ya, cuma ke dia, karena aku nggak bisa menampungnya sendirian. Sebagai manusia, aku butuh menceritakan masalahku, dan aku percaya sama dia. Tapi apa? Dengan mudahnya dia bongkar itu. Dia ungkapin semuanya ke sepupuku yang menanggapinya dengan, "Oh ya?!" Well, memang nggak semuanya dia ungkapin, tapi cukuplah bikin aku merasa ditelanjangi. Dan yang membuatku nggak habis pikir, dia mengungkapkan semua itu dengan nada bercanda dan tanpa rasa bersalah. Dia bahkan nggak tampak menyesal waktu aku mengiriminya pesan dan bilang bahwa aku nggak suka sama sikapnya. Gosh! Selama ini dia sering banget menegaskan bahwa dia sahabatku dan aku sahabatnya, tapi sahabat macam apa yang seperti itu?

Ya Rabb.. Betapa aku sadar bahwa seorang sahabat bisa sedemikian berbahaya kalau sedang khilaf. Ya, aku harap saat itu dia benar-benar sedang khilaf. Atau mungkin memang dia hanyalah sesosok teman, bukan sahabat. Apapun itu, intinya, I don't think I can trust her anymore after this.

Dan seiring pergantian bulan, di hari terakhir di bulan Juli ini, aku harap kejadian buruk hari ini pun benar-benar menjadi kejadian buruk terakhir bagiku. Cukuplah semua itu. Aku capek.


3 komentar:

Alfi Sabila Rasyad mengatakan...

Nggak semua orang bisa kita percayai, Vid. Termasuk sahabat kita sekalipun. Aku juga sudah kapok masalah hal begituan.

Putri Vidialesta mengatakan...

Hu'um. Aku baru sadar, dan jera deh buat terlalu percaya sama yang namanya sahabat. Sekarang mah cukup percaya sama Allah aja, udah.

Alfi Sabila Rasyad mengatakan...

Iya. Serahkan semuanya kpd Alloh, Alloh tahu apa yang terbaik buat hambaNya.

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
;