Minggu, 04 Juni 2017
Lebih dari sepuluh tahun berlalu, namun ingatan masa lalu itu masih tergambar jelas, dan dampaknya masih membelenggu hingga kini.

Mereka mungkin nggak tau, bahwa selepas masa enam tahun berjuang membentuk masa depan itu aku membawa kebencian dan luka yang sulit sembuhnya. Yang mereka tahu sampai sekarang, aku ada, tapi asing. Namaku boleh terlihat dimanapun, di Facebook, di BBM, di Twitter, di Instagram.. tapi aku tetap pada zona nyamanku.

Namun entah malaikat apa yang menghampiriku hari itu. Ketika salah satu dari mereka mengirimkan undangan pertemuan (yang kesekian kali, dan sejak dulu nggak pernah kurespon), aku menerimanya. Bahkan aku berikrar bahwa selepas Ramadhan tahun ini, hatiku bersih dari noda yang mereka torehkan dulu, meski kenangannya nggak mungkin bisa dikubur. Aku akan memaafkan mereka.

Tapi trauma tetaplah trauma. Ketika nama-nama itu muncul di layar hapeku pagi ini, rasanya rekaman masa lalu itu kembali terputar, dan kebencian itu berkumpul lagi menjadi satu. Aku tahu, setiap orang pasti berubah, dan sepuluh tahun bukanlah waktu yang singkat. Tapi bukan nggak mungkin mereka akan mengungkit masa lalu itu kan? Mengingatnya sendiri saja rasanya sudah muak, apalagi diingatkan.

Jadi terima kasih untuk kalian yang masih menganggapku sebagai bagian dari kalian. Aku mengurungkan niatku untuk pindah dari zona nyaman. Maaf.

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
;