Minggu, 26 November 2017

Irasional

Hmm.. mungkin ini terdengar aneh, bahwa jika seseorang bertanya lebih menarik mana antara menyimak cerita tentang kehidupan orang lain, dengan menyimak cerita tentang hal-hal mistis dan misterius, maka aku akan menjawab yang kedua. Apapun itu. Mulai dari yang bisa dijelaskan dengan ilmu sains, sampai dengan yang sangat irasional.

Aku udah tertarik dengan cerita horor dan hal-hal mistis sejak kecil. Sejak duduk di kelas satu Sekolah Dasar, aku udah hobi mengoleksi buku saku ataupun komik misteri yang kubeli seharga lima ratus rupiah dari penjual mainan di sekolahku. Kamu tau komik tentang siksa neraka? Atau komik Petruk-Gareng karya Om Tatang S? Mereka adalah dua dari sekian banyak koleksi karya tulis misteri yang aku punya pada saat itu. Aku bahkan rela nggak jajan demi mendapatkan buku ataupun komik-komik itu. Khususnya komik Petruk-Gareng. Mungkin ada sekitar belasan atau puluhan judul komik Petruk-Gareng yang aku punya, paling banyak diantara yang lain. Aku nggak peduli dengan efek setelah membaca komik-komik itu. Well, seringnya setelah membaca komik-komik itu aku jadi nggak berani ke kamar mandi ataupun tidur sendirian, karena sering terbayang wujud setan yang tergambar di komik-komik itu. Ya know.. bahkaaaaaann saat membaca komiknya pun, sebisa mungkin jariku nggak menyentuh gambar setan pada komik yang sedang kubaca, karena aku khawatir setan itu akan menggigit jariku.

Sampai sekarang, hobi membaca cerita horor dan misteri masih menempel padaku. Aku memang nggak lagi mengoleksi buku saku dan komik-komik seperti yang kukoleksi saat jaman SD dulu. Buku-buku saku dan komik-komik itu pun sekarang entah kemana. Kemungkinan dibuang ibuku. Sekarang ini, di jaman yang lebih maju ini, aku lebih banyak membaca cerita-cerita horor dan misteri itu di internet, khususnya di Instagram, karena kisah-kisahnya update banget. Setiap kali Admin dari akun misteri yang aku follow memposting cerita baru, notifikasinya langsung muncul di layar hapeku, sehingga aku hampir nggak pernah ketinggalan cerita.

Belakangan ini sepertinya aku makin gencar menyimak cerita-cerita horor. Bahkan sekarang rasanya nggak cukup hanya di Instagram. Cerita-cerita horor yang pernah jadi trending obrolan di KasKus pun nggak ketinggalan aku acak-acak. Saking asiknya menyimak cerita-cerita horor di Internet, enam novel yang kubeli bulan Juli lalu bahkan belum aku telanjangi. Masih utuh di kantong plastik dengan logo toko buku.

Aaaanywayy.. meski menyukai cerita-cerita mistis, tapi jujur, aku pribadi hampir belum pernah mengalami hal-hal di luar nalar. Berbeda dengan Bi El—adik ibu—yang di masa remajanya cukup sering mengalami kejadian menyeramkan.

Well, keluarga ibuku dulu tinggal di sebuah asrama tua di kawasan Kesambi. Asrama itu udah lama banget berdiri. Mungkin pas jaman penjajahan Belanda pun udah ada, dan letaknya itu pas banget di depan kawasan makam. Menurut penuturan beliau, asrama itu nggak menyediakan kamar mandi dalam (entahlah kalo sekarang). Kamar mandinya terletak di luar, di kawasan makam. Suatu malam, bibiku itu mengantar temannya buang air kecil ke kamar mandi itu. Bi El tentu menunggu di bagian luar kamar mandi, sendirian menghadap pintu kamar mandi.. ketika berbalik, tiba-tiba di belakangnya udah ada kepala superbesar di atas atap rumah. Yup, cuma kepala, dan besarnya tuh benar-benar besar banget, dan berwarna merah dengan sepasang mata yang bergerak-gerak menatap sekitar. Saat itu Bi El cuma bisa membeku di tempat, nggak bisa teriak, apalagi lari. Selain itu, di belakang asrama itu juga terdapat pohon sawo yang lumayan besar, dan Bi El pernah melihat beberapa butir kepala melayang, persis seperti yang dia lihat di atas atap itu, hanya aja ukurannya jauh lebih kecil dari ukuran kepala manusia normal. Anak-anak dari Si Kepala Besar mungkin? Entahlah..

Pernah juga suatu hari, saat Bi El sedang tidur, seorang perempuan berambut panjang berbaring di sebelahnya dengan posisi membelakangi. Beliau sama sekali nggak curiga, karena mengira perempuan itu adalah Bi Cicih—adik tertua ibuku, kakak Bi El—karena pada masa itu Bi Cicih memang memiliki rambut yang panjang sampai ke pinggangnya. Tapi ketika Bi El menceritakan hal itu pada Bi Cicih, beliau membantah. Bi Cicih nggak merasa bahwa saat itu ia tidur di samping Bi El.

Sementara ibuku yang juga tinggal di rumah yang sama, justru hampir nggak pernah mengalami hal-hal menyeramkan seperti yang dialami Bi El. Kalopun ada, palingan hanya sebatas perasaan merinding dan suara-suara aneh.

Sedangkan aku sendiri, yah, seperti yang kubilang tadi. Aku hampir belum pernah mengalami hal-hal di luar nalar. Yap, hampir, which is bukan berarti nggak pernah. Hanya aja memang dari semua pengalamanku yang menyangkut kejadian horor itu nggak ada satupun yang ‘nampak’. Tapi ada satu yang paling membekas di ingatan, suatu kejadian aneh yang terjadi beberapa tahun silam.

Aku nggak ingat kapan tepatnya. Yang kuingat, pada waktu itu aku dan adikku masih sama-sama duduk di bangku sekolah. Aku SMP, sedangkan adikku masih SD, dan kebetulan hal itu terjadi pada hari Kamis menjelang malam. Yep, malam Jum’at. Yang namanya kakak-adik, pasti ada suatu moment dimana kami bertengkar. Itulah yang terjadi sore itu. Entah apa yang kami ributkan pada saat itu, bahkan kata-kata ibu tak kuasa menghentikan kami.
“Ini Magrib, jangan ribut!” kata beliau, namun kami masih tetap pada urusan kami. Karena kesal, ibu pun keluar dari rumah. Kami pikir beliau mau pergi, jadi kami mengikutinya. Eh, ternyata beliau cuma mau menutup kandang ayam di samping kiri rumah. Well, waktu itu keluarga kami masih memelihara ayam, dan oh ya.. aku belum cerita kalo di samping kanan rumahku dulu masih ada tanah luas yang ditanami berbagai jenis tanaman, salah satunya pohon sawo yang berdiri sejajar dengan teras depan. Yah, kira-kira letaknya sekitar tiga atau empat meter di samping kanan teras. Nah, sementara ibuku menutup kandang ayam, aku dan adikku menunggu di teras depan rumah. Dan ketika itulah penglihatanku menangkap pemandangan ganjil. Pohon sawo itu bergoyang! Bukan goyang yang kayak tertiup angin, tapi goyangnya tuh yang benar-benar goyang dari atas sampai bawah, dan gerakannya sangat kencang sehingga menimbulkan bunyi gemerisik, sementara pohon-pohon di sekitarnya biasa aja. Sontak akupun berpandang-pandangan dengan adikku, memastikan bahwa ia juga melihat apa yang aku lihat. Dan ternyata ia juga melihat hal yang sama.

Mengetahui hal itu, kami langsung menghambur ke arah ibu dan menceritakan apa yang baru aja kami lihat. Ibuku menenangkan kami dengan mengatakan bahwa kemungkinan itu adalah ulah Wak Apip—kakak bapakku yang tinggal tepat di sebelah rumah—yang terganggu dengan kami yang ribut. Tapi aku sendiri yakin bahwa itu bukan ulah manusia. Ukuran pohon sawo itu nggak bisa dibilang kecil. Siapa pula yang kuat menggoyang-goyangkannya sekencang itu? Lagipula baik aku dan adikku nggak melihat siapapun dan apapun dibalik pohon itu.

Well, nggak ada yang lebih impressive dari itu, karena yang lainnya hanya sebatas perasaan merinding, munculnya aroma kentang bakar saat melewati tempat sepi dan gelap (yang kata orang merupakan tanda-tanda adanya sosok genderuwo), ataupun suara-suara yang nggak diketahui darimana sumbernya. Bahkan sampai sekarang, meski bekerja di sebuah gedung yang (katanya) angker, rasanya nggak ada pengalaman mistis yang impressive yang aku alami disana. Berbeda dengan rekan-rekan kerjaku yang mengaku mengalami hal-hal yang benar-benar sulit diterima akal sehat. Pak Ben misalnya, yang pernah mendengar suara seperti suara kebetan kertas-kertas di gudang dokumen yang terletak tepat di sebelah kiri ruang kerjaku; lalu TV di Ruang HRD yang menyala dengan sendirinya. Berbeda dengan Pak Rudin yang mengaku melihat Mbak Popi—Admin HRD sebelum aku—yang masih nugas di meja kerjanya di sore menjelang malam, padahal Mbak Popi udah keluar dari ruangannya pada saat itu. Kemudian ada Mbak Eka yang melihat pintu geser Ruang Sewa Beli menutup dengan sendirinya.

Eh tapi aku juga pernah deng ngalamin. Hanya aja aku masih belum yakin sih apakah yang kulihat itu benar manusia atau jin yang menyerupai. Jadi ceritanya suatu sore di hari Sabtu, aku melihat salah satu Sales duduk sendirian menghadap komputer yang menyala didalam Ruang Akunting. Dan ternyata bukan cuma aku yang lihat, tapi juga Pak Ben. Buat kami, ini aneh. Karena.. pertama, kunci Ruang Akunting cuma dipegang sama Staff Akunting, dan pada saat itu mereka udah pulang karena hari Sabtu jam kerja selesai jam dua siang; kedua, Ruang Akunting pada saat itu dalam kondisi gelap, sehingga rasanya aneh melihat Sales itu sendirian di tempat gelap; ketiga, Sales itu bahkan nggak mengerti komputer! Kalopun ngerti, dia nggak akan berani lancang masuk ruangan yang sama sekali bukan ranahnya. Haaah.. banyak deh pokoknya kejadian aneh yang kudengar terjadi di sekitar kantor. Ironisnya, mostly kejadian-kejadian aneh itu terjadi disekitar Ruang Marketing & HRD yang notabene merupakan ruangan tempatku bekerja sehari-harinya. Makanya cukup banyak rekan kerjaku yang nggak berani sendirian disitu. Tapi ya seperti yang aku bilang tadi, alhamdulillah, selama ini aku nggak pernah mendapatkan pengalaman aneh yang seberkesan pengalaman rekan-rekan kerjaku di ruangan itu. Kalo cuma soal gelas pecah sendiri di pojok ruangan, aku masih bisa positive thinking kalo itu kerjaan kucing, coz kantor kami memang cukup sering didatangi kucing liar. Yang lainnya paling-paling hanya sebatas suara langkah kaki (paling sering terdengar, dan udah sering terjadi sejak pertama kali aku bekerja disitu) dan bau-bauan yang untungnya harum, bukan bau kemenyan, bau bangkai, bau amis, bau kelek, bau kentut, apalagi bau kaki.

Ngomong-ngomong soal bau-bauan, sekitar dua minggu yang lalu, aku mencium aroma parfum cowok yang entah darimana sumbernya. Jadi ceritanya, siang itu aku mau ke toilet. Ketika melewati pintu gudang dokumen, samar-samar hidungku mencium aroma parfum cowok, dan baunya semakin tajam hingga ke lorong kecil yang membatasi antara Ruang Collector dengan Ruang Marketing & HRD. Ini aneh, karena aku yakin nggak ada seorangpun yang masuk ke Ruang Marketing & HRD. Selain itu, seingatku nggak ada staff kantor (selain pekerja lapangan) yang menggunakan parfum dengan aroma menyengat, kecuali Mas Febri, tapi aromanya nggak kayak gitu. Dan normalnya, aroma parfum semenyengat apapun pasti akan hilang beberapa menit setelah pemakainya meninggalkan ruangan, sedangkan aroma parfum itu nggak kunjung hilang berpuluh-puluh menit lamanya.

Aku update status deh tuh di WA soal bau parfum misterius itu. Eh, nggak taunya dikomen..
Him : “Apa bau parfumnya mirip bau parfum punya saya?”
Me : “Nggak tau. Parfum kamu kemarin nggak kecium”
Him : “That’s me

Tau nggak siapa yang komen?
Yah, siapa lagi kalo bukan sohibku yang paling antik, paling unik, paling ajaib, dan paling misterius seantero jagat : Yuda (Yud, saya udah minta ijin kamu lho ya, buat nulis tentang kamu disini. Kalo ada kata-kata yang kurang berkenan bilang aja. Haha..)

Jadi menurut penuturannya, itu tuh semacam bentuk Astral Projection (AP), yaitu teknik pelepasan jiwa dari raga. Well, untuk lebih jelasnya tentang AP, silahkan browsing. Hahaha..
Anyway, aku udah lama tertarik sama topik tentang AP, tepatnya sejak acara The Master Season I booming. Aku juga udah baca beberapa artikel yang membahas itu, karena buatku menarik banget, meski nggak ada niat buat mencoba melakukan (karena terlalu beresiko buat orang awam, apalagi belum punya benteng berupa keimanan yang cukup kuat). Tapi dari artikel-artikel yang kubaca itu, nggak ada satupun yang menyebutkan bahwa aroma tubuh atau parfum dari tubuh astral seseorang bisa tercium sama orang lain yang nggak melakukan AP.

Awalnya aku pikir Yuda mengada-ada, hingga kemudian beberapa hari setelah itu, tepatnya pas ketemuan di Grage City Mall minggu lalu, dia menyodorkan botol parfumnya dan bilang, “Kayak gini bukan baunya?” Aku endus-endus deh itu botol, dan.. DAMN, PERSIS!!

Nggak cukup membuktikan dengan hanya botol parfumnya, tiga hari yang lalu, dia bahas soal pengalamannya ‘main’ ke kantorku dengan tubuh astralnya itu via WA. Aku nggak pernah cerita tentang gedung kantorku, tapi dia tau tentang gudang di sebelah ruanganku. Dia bilang, waktu itu dia main pas jam makan siang, dan itu bener banget.. persis di waktu aku mencium aroma parfum itu. “Orang-orang pada makan. Makan seenaknya disitu”, katanya. Ah, rupanya dia juga tau kalo di kantorku, karyawan bebas makan di ruang kerja.
“Bahkan saya bisa ngeliat kamu barusan yang cekikikan walaupun merinding”.
WHATTHEHELL?!
“Nahan ketawamu suaranya nggak enak”.
DAAAAAMN, KEDENGERAN!

Haissshh.. pokoknya kemarin lusa itu aku dibuat speechless lah sama tuh orang. Kok jadinya lebih serem dia daripada hantu. Gimana enggak? He can do and see anything he wants, TANPA TERLIHAT! Bayangkaaaan.. Isn’t it scary?


Well, tapi sisi positifnya, aku jadi punya teman buat sharing lebih banyak tentang segala hal berbau Metafisika dan supranatural, memuaskan rasa penasaranku pada hal-hal diluar nalar. Sebagai orang awam, aku memang nggak bisa menilai apakah penuturannya benar atau enggak. Aku cuma bisa percaya, itu aja.

5 komentar:

Anonim mengatakan...

Wihhhb keren. Eh iya aku mau tanya.. kl orang yg ngelakuin AP kira kira bisa berinteraksi ngga sama seseorang? Misalnya dia nyentuh tangan kamu. Trs kamu jg ngrasa ky disentuh?

Putri Vidialesta mengatakan...

Serem. Tif, bukan keren x'D

Nyentuh? Nggak bisa, Tif. Kalo coba nyentuh, ntar tembus. Kecuali kalo nyentuh seseorang yang sama-sama lagi ngelakuin AP xD

Anonim mengatakan...

Iya sih serem2 keren tapi wkwk

Oh iya juga ya...kan namanya aja astral. Hmm tp ya dulu pernah aku pas lg tdr, tiva tiba kebangun..rasanya ada yang ngelus pahaku. Trs bbrp hr sebelumnya ada kenalan bilang...jgn kaget ya kl saya dateng ke tmpt kamu. Gt. Trs aku buru2 bbm orngnya..dianya bilang iya. Bru aja mampir. 😨😱 tp antara percaya ga percaya. Bnrn orng itu atau aku emng cm merinding biasa dibagian paha. Hmm

Putri Vidialesta mengatakan...

Oalaaah.. pernah ngalamin juga toh. Itu dia Astraler juga kah? O.O
Tapi kok ya pengalamanmu lebih serem malah, Tif 😂

Anonim mengatakan...

Iya, Vid. Dia bs nglepas apa sih sukmanya? Trs jalan2 gt. Blng.a sih gt sm aku.
Haha ky saru ya jdnya.

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
;