Udah dua tahun aku jadi penggemar dari grup band My Chemical Romance, dan lebih
dari setengah tahun aku jadi penggemar Black Veil Brides. Well, kalo dipikir-pikir, aku dan idola-idolaku ini memiliki masa
lalu yang nggak jauh berbeda.
Gerard, Frank, dan Ray. Sebelum mereka tergabung dalam My Chemical
Romance, tepatnya saat mereka masih sekolah, orang-orang memandang mereka
sebelah mata. Mereka selalu dikucilkan oleh teman-teman mereka. Orang-orang
disekitar mereka memandang mereka sebagai orang-orang aneh dan menganggap
mereka nggak ada.
Lain lagi dengan Black Veil Brides. Aku terpana waktu aku nonton
video klip dari lagu mereka yang berjudul Knives and Pens. Lagu ini adalah
salah satu lagu yang biasa aku dengerin sebagai pelampiasan perasaan hati yang
kurang enak.
Waktu pertama kali aku denger lagu ini, kesan aku biasa aja,
karena aku masih belum ngerti apa makna dibalik lagu ini. Tapi setelah aku
nonton video klipnya, aku jadi ngerti.
Well,
nonton video klip Knives and
Pens bagaikan memutar memori
tujuh tahun lalu.
Masa-masa
dimana aku dikelilingi orang-orang yang aku sebut "teman", tapi
mereka menganggap aku sebagai "mangsa". Masa-masa dimana aku
menghadapi mimpi buruk yang pengen banget aku lupakan. masa-masa dimana aku
merasa orang-orang disekitarku adalah monster mengerikan. Masa-masa dimana aku
menganggap diriku sendiri berbeda dengan orang lain. Masa-masa dimana aku hanya bisa
mencurahkan semua keluh kesahku kedalam tulisan (kalo yang ini, sampe
sekarang masih sering aku lakuin).
Video
klip Knives and Pens menceritakan seorang anak cowok yang
sering jadi korban bully temen-temennya dan dia mencurahkan semua perasaannya
kedalam tulisan. Well, sebuah video klip dan lagu yang sangat emosional. Uniknya, video klip ini ternyata
merupakan gambaran masa lalu sang vokalis, Andy Biersack *aww.. I love him so
much!*
Seperti
yang aku bilang tadi. Aku dan mereka punya masa lalu yang kurang lebih sama. Aku
inget gimana rasanya dipecundangi. Usiaku waktu itu masih sangat muda, 11 tahun. Bisa dibayangin kan gimana rasanya diperlakukan nggak baik di usia semuda itu? Bahkan perlakuan itu nggak hanya dilakukan secara fisik, tapi juga mental, sehingga saat itu aku merasa bahwa aku berbeda dengan mereka. Hey, aku bahkan nggak ngerti apa salahku sama mereka sampe-sampe mereka segitu jahatnya. Padahal selama ini aku selalu nganggep mereka semua temen aku. Mereka susah, aku bantu. Tapi apa balasannya? Salah nggak kalo aku sebut mereka nggak tau diri? Aku rasa mereka keracunan sinetron bertema pem-bully-an di tivi-tivi itu. That's it.
Well, sejak saat itulah aku yang pendiem jadi semakin pendiem. Aku jadi jarang
keluar rumah. Rasanya nggak nyaman banget kalo ada di tempat rame. I dunno.. Belakangan ini aku menduga bahwa aku punya Social Anxiety. Aku nggak bisa bohong sih kalo aku benci temen-temen SD-ku. Enggak, nggak semuanya, hanya beberapa orang. Aku berharap aku nggak akan pernah bertemu mereka lagi
selamanya.
Terkadang aku merasa menyesal, kenapa dulu aku cuma bisa diem dan nggak ngelawan mereka? Andai waktu bisa diputer lagi, aku pengen banget bilang ke mereka bahwa mereka tuh cuma bisa ngebacot dan berlaku kasar, tapi otak mereka kosong. Aku juga pengen banget bilang tepat didepan batang hidung mereka, "Hey, you don't even better than me!" Aku nggak habis pikir kenapa dulu aku begitu bodoh?
Sebenernya terlintas dipikiran aku buat balas dendam. Aku pengen banget nunjukin ke mereka bahwa aku bukan pecundang. Aku yakin dan percaya diri kok bahwa aku lebih baik dari mereka, dan mereka nggak lebih baik dari aku. Terbukti dari nilai-nilai akademik aku yang selalu ada diatas mereka (hey, mereka bahkan ngemis-ngemis minta bantuanku saat ujian sekolah!). Aku pengen ngelampiasin kebencian aku ke mereka. Tapi aku nggak mau melampiaskannya dengan ngelakuin hal-hal sadis.
Aku pengen kayak My Chemical Romance
yang berjaya karena keinginan mereka untuk balas dendam. Aku juga pengen kayak
Andy Biersack yang tetap berdiri meskipun dia punya masa lalu yang pahit. Aku
merasa termotivasi. Aku pengen mengikuti jejak idola-idola aku yang bisa sukses
dan menunjukkan kepada orang-orang yang dulu memandang mereka sebelah mata
bahwa mereka bukanlah pecundang. Aku pengen nunjukin ke manusia-manusia itu
kalo aku bukan pecundang. Aku pengen nunjukin bahwa aku lebih baik dari mereka.
Yap, balas dendam yang positif, atau bisa juga disebut sweet revenge.
Well, mereka adalah motivator aku.
Motivator yang memotivasi aku lewat karya mereka.
0 komentar:
Posting Komentar