Minggu, 04 Juni 2017

Senja Bersama Fiersa Besari

Pernahkah kau terjatuh secara sukarela?
Sebab kau yakin seseorang akan menangkapmu
Seseorang akan mengajarimu cara tertawa
Cara percaya, cara mengeja rasa tak bernama
Seketika itu pula, jagat raya bergenti bergerak
Jiwamu terbakar, ragamu lebur
Dan dirimu hanya bisa menyerah, karena kau tahu
Kau menyerah pada orang yang tepat

- Konspirasi Alam Semesta -


Source : @fiersabesari

Dua tahun yang lalu, seorang teman memperkenalkan aku pada pria mengagumkan ini. Aku biasa memanggilnya Mas Rizki. Ia rekan kantor di tempat kerjaku yang dulu. Aku lupa kapan tepatnya. Saat itu masih jam kerja, aku duduk di meja kerjaku. Aku nggak sendirian di ruangan itu. Ada Mas Rizki dan Mas Daus yang juga duduk di meja mereka masing-masing. Mungkin karena bosan dengan suasana ruang kantor yang sepi, Mas Rizki memutar lagu dari hapenya. Saat itu ia memutar lagu berjudul Iris.

Aku yang saat itu baru mengenal lagu Iris yang dibawakan Sleeping With Sirens, bertanya, "Ini yang bawain siapa, Mas? Goo Goo Dolls bukan?"
Lalu dia menjawab, "Bukan. Ini mah Fiersa Besari, orang Bandung."

Sebenarnya itu bukan kali pertama aku mendengar nama 'Fiersa Besari'. Beberapa waktu sebelumnya, aku pernah mendengar (atau lebih tepatnya membaca) nama ini tertulis di status salah satu teman Facebook-ku. Hanya aja saat itu aku kira Fiersa Besari itu nama cewek. Hahaha..

Setelah hari itu, Mas Rizki memperkenalkanku dengan lagu-lagu Fiersa Besari yang lain. Koleksi lagu-lagunya lumayan banyak. Lewat dia juga aku jadi tau beberapa hal tentang penyanyi Indie lulusan Sastra Inggris di STBA Yapari ABA Bandung ini.

Yang konyol, ketika masa perkenalanku dengan karya-karya Bang Fiersa ini, Mas Rizki mencoba membohongiku tentang beberapa hal. Ia mengaku bahwa ia dan Bang Fiersa adalah teman satu kampung di Majalengka. Ia mengaku bahwa ia sering curhat via e-mail sama Bang Fiersa tentang masalah asmaranya, dan ia mengaku bahwa beberapa lagu Bang Fiersa diambil dari cerita-cerita pribadi yang pernah dia curhatkan, salah satunya adalah lagu berjudul Harapan yang diambil dari kisah cintanya dengan pacarnya (yang sekarang udah jadi istrinya). Saat itu aku manggut-manggut aja, tapi diam-diam aku pun mencari tau kebenaran kata-katanya itu, hingga akhirnya aku tau bahwa ceritanya itu totally hoax. Faktanya, lagu berjudul Harapan udah ada jauh sebelum Mas Rizki jadian sama pendampingnya itu :v

Tapi masa bodohlah soal cerita hoax itu. Yang pasti berkat Mas Rizki aku jadi mengenal hingga akhirnya jatuh cinta dengan pria mengagumkan ini. Memang sih, saat itu nggak semua lagunya cocok di telingaku, apalagi kalo baru satu kali dengar. Tapi aku sangat terkesan dengan lagunya yang berjudul Samar. Aku pernah menangis karena mendengar lagu itu. Entahlah, saat itu aku lagi down banget. Dan ketika lagu itu terputar, rasanya kayak dihampiri seseorang, dan orang itu berkata, "Hey, kamu nggak sendiri kok."

Kekagumanku pada Bang Fiersa pun terus berlanjut. Bermula dari mengagumi lagu-lagunya, kemudian mengagumi tulisan-tulisan dan foto-foto yang diuploadnya di Instagram. Terkadang aku juga mengikuti live streaming-nya di Instagram. Bang Fiersa ramah banget sama fans. Aku selalu berharap suatu saat dia datang ke kotaku dan mengadakan konser musik atau meet and greet, dan aku bisa bertemu dengannya secara langsung meskipun (saat itu) kupikir kemungkinannya sangat kecil karena tampaknya Bang Fiersa hanya menggelar event di kampus-kampus dan sekolah-sekolah.

Hingga akhirnya cahaya terang itu muncul, ketika salah satu postingannya di Instagram menyebutkan bahwa dia akan datang ke kotaku untuk mempromosikan kaya terbarunya (lebih tepatnya karya lama yang dilahirkan kembali agar lebih fresh), Konspirasi Alam Semesta.

And here I am..
Entah sampai kapan lagu-lagu Bang Fiersa akan terus kuputar. Sejak tadi pagi, rasanya cuma lagu-lagu dia yang mau kudengar.

Hari ini, sesuai janjiku sejak pertama kali melihat postingan Bang Fiersa tentang kunjungannya ke kotaku, aku menghadiri acara yang digelar di Gramedia Cipto tersebut. Aku meminta Tri untuk menemaniku. Sebenarnya dia bersedia-bersedia aja sih, tapi karena aku merasa nggak enak kalo cuma minta temenin tanpa imbalan apapun, akhirnya kutawari juga dia makan di salah satu kedai burger sepulang dari sana. 

Kami berangkat dari rumah sekitar jam setengah empat sore. Ini diluar rencanaku, karena sebelumnya aku berencana pergi kesana lebih awal agar mendapat tempat paling depan. Tapi berhubung jam tiga sore itu Tri baru bangun dari tidur siang, kami jadi pergi terlambat. Baiklah, no problem, yang penting jadi, pikirku.

Acara digelar di lantai empat toko yang berupa ruangan luas seperti aula. Konyolnya aku sempat paralyzed tepat di bawah tangga menuju ruangan itu. Karena apa coba? Karena dari posisiku itu, aku udah bisa mendengar suara si Abang. Ada perasaan berdesir gimana gitu.

Ruangan itu didominasi warna hitam dan putih. Begitu tiba, kami disambut beberapa orang petugas keamanan dan staf toko. Kami diminta mengisi daftar hadir gitu deh. Awalnya kukira kami dimintai bayaran, tapi ternyata enggak, cuma daftar hadir biasa. Hahaha.. Setelah mengisi daftar hadir itu, barulah kami dipersilahkan bergabung.

Saat kami bergabung, audience yang datang udah buanyaaaak banget! Lebih banyak dari yang kukira. Tentunya aku dan Tri, kebagian tempat paling belakang. Tapi dari posisi kami itu, Bang Fiersa yang saat itu mengenakan kaus abu-abu lengan panjang (tepat seperti foto di atas) tetap terlihat jelas (meski cukup jauh), karena para audience duduk beralaskan karpet, nggak berdiri. Ketika itu Bang Fiersa tengah bercerita tentang kisah Juang dan Anna sambil memegang buku Konspirasi Alam Semesta miliknya yang udah sampai di bab tiga. Itu artinya aku udah ketinggalan dua bab dan dua lagu, karena setiap Bang Fiersa selesai menceritakan satu bab, maka dia akan menyanyikan satu lagu yang mewakili isi cerita dari bab tersebut diiringi gitar akustik yang dimainkannya sendiri dan biola yang dimainkan Teh Maya Manglekka (BTW, si Teteh ini cantik bangeeet..).


Source : @dery_photography

Dan tibalah saat si Abang menyanyikan lagu berjudul Juara Kedua. Itu pertama kalinya aku secara langsung mendengar dan menyaksikan seorang Fiersa Besari menyanyi. Kudengar para audience mengikutinya bernyanyi. Njir, udah pada hafal, aku belom. Wkwkwk.. Alhasil aku hanya menyanyikan bagian-bagian lagu yang kuingat aja.

Sayangnya, aku nggak sepenuhnya menyimak apa yang Bang Fiersa kisahkan dan nyanyikan, karena ditengah-tengah acara, Tri juga mengajakku ngobrol. Jujur, aku terganggu, tapi sebagai orang yang mengajaknya datang ke acara yang sama sekali bukan minatnya, aku merasa pantang untuk nyuekin dia.

Satu setengah jam berlangsung sangat singkat. Bang Fiersa rupanya hanya berkisah dan bernyanyi sampai pada bab lima yang berjudul Rumah. Itu artinya aku cuma kebagian tiga lagu. Huaahh..

Sebelum acara berakhir, MC memberi kesempatan pada para audience yang ingin minta tanda tangan. Tapi sayang seribu sayang, kami nggak diperbolehkan untuk foto bersama. YAAAAAHHH.. Aku kecewa, tapi nggak kaget karena sebelumnya aku udah tau tentang hal ini (berkat nge-stalk postingan para Kawan Mengagumkan yang meet and greet di Gramedia Depok kemarin). Awalnya aku udah berencana kalo para audience dilarang foto bareng, aku mau minta Tri buat fotoin aku pas lagi minta tanda tangan si Abang. Tapi sayangnya, karena melihat antrean yang berjubel, Tri menolak. Aku nggak bisa maksa dia. Akhirnya aku antre sendiri bareng audience yang lain.

Daaaan.. karena foto bareng dilarang, maka ketika giliranku untuk meminta tanda tangannya, aku memberanikan diri untuk bersalaman. Maka begitu ia selesai membubuhkan tanda tangannya di atas buku Konspirasi Alam Semesta milikku dan menyerahkannya padaku plus bonus senyuman semanis dan sehangat gula kapas, kuulurkan tanganku untuk menjabat tangannya dan ia menyambutnya. "Sukses ya," katanya. Dan aku berlalu sambil senyum girang.

UWUWUUU.. BANG FIIIE.. AKU NGGAK BAKAL CUCI TANGAN!!

Hahaha.. enggak deng..

Sebenarnyaaaaa.. aku masih pengen stay disitu sampai acara tanda tangan selesai dengan harapan aku bisa berkesempatan buat foto bareng (kayak beberapa Kawan Mengagumkan lain yang entah gimana caranya bisa berkesempatan foto bareng dia). Tapi lagi-lagi, aku merasa nggak enak sama Tri yang udah kayak bete gitu. Huaaahh.. tadi kenapa nggak pergi sendiri aja yaa..


Nggak bisa foto bareng sama orangnya, foto bareng banner pun jadi :'v

Tapi ya udahlah. Seenggaknya keinginanku buat bertemu langsung sama Bang Fiersa Besari terwujud. Terima kasih untuk Tri yang udah nemenin :)

Oh ya, tau nggak sih? Ternyata Bang Fiersa ini aslinya jauh lebih cakep dari yang selama ini kulihat di foto dan live streaming. Selama ini aku selalu menganggap dia mirip sama Mamang Siomay depan kampus yang jadi langgananku dari jaman kuliah sampai sekarang (tapi sumpah, bukan karena alasan mirip ini yang bikin aku suka beli siomaynya, karena faktanya aku udah langganan siomay disitu jauh sebelum ngefans sama Bang Fiersa :v). Walau memang mirip, tapi Bang Fiersa jauh lebih manis dan lebih muda tentunya :3

Semoga suatu hari nanti aku diberi kesempatan buat bertemu dia lagi dengan durasi yang lebih panjang. Aamiin.

Terima kasih atas lagu-lagu dan cerita sorenya,
Terima kasih atas coretanmu di atas bukuku,
Terima kasih atas jabat dan senyum hangatmu,
Bersamamu sore ini, senja lebih indah dari biasanya.
See you next time, Bang Fiersa. ILYA :)



2 komentar:

Anonim mengatakan...

Wuaaa aku deg2an...ugh... >_< yang berikutnya semarang sama solo ya. Hiii..tapi ga ada yg bs anterin akuh

Putri Vidialesta mengatakan...

Hu'um, Tif. Dateng ajaa.. Tapi aku saranin dateng sama sesama penggemarnya, atau paling nggak sama penyuka buku juga. Kalo nggak, ntar kayak aku lagi 😅

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
;