Sabtu, 19 April 2014 0 komentar

Having Time with Safira & Shinta

What a great Saturday! Hari ini aku menghabiskan hari bersama dua orang temen baik aku. Bukan.. bukan Putri Ayu dan Rohayati seperti biasa, tapi Safira dan Shinta. Well, Safira itu temen SMP dan SMA aku. Aku pernah sekelas sama dia selama tiga tahun yaitu dikelas dua SMP, dikelas dua SMA, dan dikelas tiga SMA. Sedangkan Shinta itu temen SMP aku. Aku sekelas sama dia selama satu tahun dikelas dua SMP, sebangku pula.

Aku udah janjian ketemuan sama mereka sejak sekitar seminggu yang lalu. Kami janjian ketemuan dirumah Safira sekitar jam 11 siang, tapi aku baru dateng disana sekitar jam setengah 12. Sedangkan Shinta dateng beberapa menit setelah aku.

Aku sempet bingung juga sih waktu nyari rumahnya, padahal aku udah beberapa kali kesana, cuma aku lupa. Wajar lah, coz udah lama banget. Aku inget gangnya. Tapi pas masuk ke gang itu, aku ketemu dua jalan yang bercabang dua. Aku bingung harus jalan ke kanan atau ke kiri. Akhirnya aku SMS Safira, nanyain jalan mana yang harus aku ambil. Eh, dia malah nyuruh aku nunggu di pos hansip disebelah gang. Akhirnya aku balik lagi ke ujung gang dan nunggu dia disana.

Tiba-tiba dia nongol dari celah gang disebelah sebuah rumah gitu deh. Dia manggil aku kemudian ngeloncatin pembatas rumah yang menghubungkan rumah itu dengan rumah dia. Aku dan dia salam-salaman gitu, trus dia ngajak aku ngeloncatin pembatas itu kayak yang dia lakuin tadi. Ckckck.. aku jadi curiga tuh anak diem-diem sering bergerilya di malam hari dan ngeloncatin pager-pager tetangganya (baca : jadi maling). Ok, abaikan!

Dia langsung ngajak aku masuk kerumahnya, kemudian mempersilahkan aku duduk, dan ngasih aku minum. Kami berbasa-basi sebentar. Yah, nanyain kesibukan masing-masing gitu deh. Hingga akhirnya Shinta nongol.

Rada canggung juga sih waktu ngobrol sama Shinta. Coz udah lama nggak ketemu sih. Udah gitu aku dan dia sama-sama pendiem, jadi deh kami diem-dieman. Diantara kami, Safira yang paling cerewet. Dia yang paling banyak bikin topik pembicaraan, mulai dari cerita tentang temen-temen lama, pengalamannya dijauhin sahabat sendiri, tentang dia dan cowoknya, sampe tentang rencana dia nikah bulan Juni depan. Dia bercerita sambil sesekali menyelipkan kata-kata bijak yang entah dia dapet darimana.

Yap, bentar lagi temen aku yang satu itu bakal nikah! What a surprise! Di umurnya yang masih muda, 19 tahun (sebulan lebih muda dari aku) dia udah mutusin buat nikah. Ya nggak salah sih. Apalagi dia udah pacaran sama cowoknya lumayan lama (lima tahun boo!), cowoknya udah mapan, baik pula. Bayangin aja, selama lima tahun mereka pacaran itu mereka bahkan nggak pernah foto berdua, makan bareng di resto, dan nonton bareng di bioskop sama sekali. Beda banget kan sama pasangan-pasangan kebanyakan? That's cool!

Setelah ngobrol banyak, kami makan di sebuah warung Mie Yamin. Kami pesen tiga porsi mie yamin dan tiga teh botol. Seporsi mie yamin harganya sepuluh ribu, sementara teh botol harganya tiga ribu. Enak lho! Maybe aku bakal balik lagi kesana nanti. Hahaha..

Habis makan, kami sempet jalan-jalan ke Grage Mall. Nggak ngapa-ngapain, cuman jalan-jalan doang sebentar (plus numpang ngadem. mwahahaha..). Maklumlah, kami bertiga emang lagi pada cekak duit. Wakakakak..

Setelah jalan-jalan, kami balik lagi kerumah Safira, sholat Ashar sebentar, lalu lanjut ngobrol lagi. Kami ngobrol banyaaaaakk banget sampe hari sore. Topik terakhir yang kami obrolin adalah topik tentang first love kami masing-masing.

Aku dan Fira bercerita tentang pengalaman kami naksir sama kakak kelas di SMA, sedangkan Shinta bercerita tentang pengalamannya naksir temen sekelas di SMA. Kami bercerita tentang gimana pengecutnya kami waktu itu karena kami cuma bisa menyimpan perasaan tanpa bisa mengungkapkan. Fira bercerita tentang gimana senengnya dia waktu pertama kali disenyumin sama kakak kelas yang dia taksir, gimana lesung pipit dikedua pipi kakak itu udah berhasil nyuri hatinya. Aku bercerita tentang pengalaman pertama dan terakhir aku berinteraksi secara langsung dengan kakak kelas yang aku taksir (aku nyebut dia Pretty Boy). Saat itu aku ngembaliin kertas angket yang dia bagiin ke kelas aku sambil bilang "Ini, Kak", dan dia jawab, "Makasih ya.." sampe akhirnya satu kalimat pendek dari dia itu aja berhasil bikin aku nggak bisa tidur semaleman. Shinta bercerita tentang gimana berkesannya saat-saat ketika dia dan cowok yang dia taksir belajar Matematika bareng. Yap, cinta emang bisa bikin satu hal kecil dari dia begitu bermakna.

Yaaaahh.. pengalaman kami dan apa yang kami rasakan emang nggak jauh berbeda. Kami sama-sama nyimpen SMS-SMS dari orang yang kami taksir, meskipun SMS-SMS itu banyak dan kurang penting isinya. Bahkan kami rela ngapus SMS-SMS yang penting, asalkan SMS-SMS mereka tetep tersimpan di inbox. Kami sama-sama speechless dan salah tingkah ketika berhadapan dengan mereka. Dan kami sama-sama sulit ngelupain mereka. Well, people might think I'm crazy. Bayangin aja, aku nyimpen perasaan aku pada Pretty Boy sejak tahun 2009 sampe sekarang! Hampir lima tahun! Aku bahkan nggak yakin dia masih inget sama aku. Yah, waktu aku jadian sama cowok Jakarta, aku emang sempet ngelupain dia. Tapi ketika aku udahan sama cowok itu, feeling aku justru balik ke dia lagi. Hal ini juga terjadi pada Shinta. Shinta punya nasib yang sama dengan aku. Kami sama-sama menyimpan perasaan terlalu lama pada seseorang, tapi nggak pernah berani mengungkapkan.. sampe sekarang.

Beda sama Safira. Dia akhirnya bisa move on sama cowoknya yang sekarang dan berani mengungkapkan apa yang dia rasain dulu ketika pada suatu hari kakak kelas itu ngajak dia jalan. Fira menolak ajakan kakak itu dengan alasan bahwa dia udah ada yang punya. Dia juga mengatakan pada kakak kelas itu bahwa dia pernah suka sama kakak itu.

Anyway, mungkin diantara kami bertiga, aku lah yang paling ngenes. Coz aku sama sekali nggak pernah nikmatin saat-saat bersama orang yang aku taksir. Safira sering telepon-teleponan dan SMS-an sama kakak kelas pujaannya. Sementara Shinta sering belajar bareng sama cowok yang dia suka. Lah aku? Dia berdiri beberapa meter dari aku aja rasanya udah kayak pengen semaput. Konyol banget kan?

Sebenernya permasalahan aku cuma satu sih. Apa lagi kalo bukan karena krisis percaya diri? Aku ngerasa kok kayaknya jomplang banget ya perbedaan antara aku dan dia. Aku mah nyadar diri aja sih. Aku ngerasa aku terlalu berani untuk suka sama orang kayak dia. Gimana nggak? Cewek less socially kayak aku kok berani naksir sama cowok populer kayak dia. Aneh nggak sih?

Emang sih, selama ini aku ngerasa kayaknya Tuhan cukup sering berbaik hati mempertemukan aku dan dia pada saat yang nggak terduga. Pertemuan nggak terduga yang pertama yaitu ketika bulan-bulan awal masuk SMA. Malem itu aku lagi nunggu angkot bareng ibu dan adik aku sepulang dari rumah nenek aku, dan dia lewat tepat didepan aku. Saat itu aku cuma bisa membisikkan namanya sambil natap punggung dia yang makin ngejauh. Kemudian ketika aku pengen ke warnet bareng temen-temen SMA aku dikelas sepuluh, aku ngeliat dia baru pulang sekolah, duduk disebelah sopir angkot, dan angkot itu berhenti tepat didepan aku dan temen-temen aku. Kami kembali dipertemukan kembali pada saat yang nggak terduga ketika perayaan Agustusan di lapangan deket rumah nenek aku tahun 2010 lalu. Aku bahkan nonton dia tampil bawain dua lagu sambil main gitar di acara itu. Kemudian Oktober 2012 kami bertemu dengan nggak sengaja di acara hajatan tetangga nenek aku, waktu itu dia pake kemeja batik warna biru. Dan terakhir aku ketemu dia pada saat yang nggak terduga yaitu di acara Tabligh Akbar yang diselenggarain di Alun-Alun Kejaksan bulan November 2013 lalu. Aku ngeliat dia cuma beberapa detik diantara kerumunan sekian ribu jemaah, tapi yang aku rasain lebih dari apa yang bisa aku ungkapin dengan kata-kata. Aku pernah nulis tentang pertemuan itu di postingan aku yang berjudul God's Unpredictable Scenario.

Aku sempet menceritakan tentang beberapa pertemuan nggak terduga itu pada Shinta dan Safira. Mereka bilang, "Mungkin aja kalian jodoh.."
God.. Mungkinkah? Aku berharap demikian sih.. tapi tetep aja aku ngerasa aneh. Apa mungkin? Well, kalo emang apa yang Safira dan Shinta bilang itu bener, mungkin makhluk perfect kayak dia dan makhluk yang jauh dari perfect kayak aku bakal jadi saling melengkapi. Tapi kalo dipikir-pikir.. aku dan dia sama-sama berbintang Cancer, sama-sama pendiem. Kalo dua-duanya pendiem apa bisa nyatu? Ibarat dua magnet yang didekatkan pada kutub yang sama, maka keduanya bakal jadi tolak menolak kan? Haaahh.. entahlah. Semuanya masih rahasia Tuhan..

BTW, aku kok jadi curhat tentang dia sih? (=__=')

Yah, udahlah. Kalo ngomongin masalah first love emang nggak pernah ada abisnya. Selalu aja jadi panjang. Aku dan dua temen aku itu ngobrolin topik itu sampe hari gelap, bahkan buat aku rasanya masih kurang. Begitulah kalo udah asik ngobrol, waktu berasa lari cepet banget.

Pulangnya, aku dan Safira sempet beli Cappuccino Cincau di pinggir jalan. Dari beberapa waktu lalu, aku selalu penasaran sama rasa minuman yang satu ini. Kok kayaknya aneh banget gitu, cappuccino dicampur cincau. Baru hari ini aku beli, ternyata rasanya lumayan juga. Tapi sayang, terlalu manis. Padahal kan lebih enak kalo ada rasa pait-pait kopinya. Yah, seenggaknya aku udah nggak penasaran lagi sekarang.


Haaaahh.. seneng banget aku hari ini. Nggak sabar buat ketemu mereka lagi dua bulan dari sekarang :DAku sempet menceritakan tentang beberapa pertemuan nggak terduga itu pada Shinta dan Safira. Mereka bilang, "Mungkin aja kalian jodoh.."
God.. Mungkinkah? Aku berharap demikian sih.. tapi tetep aja aku ngerasa aneh. Apa mungkin? Well, kalo emang apa yang Safira dan Shinta bilang itu bener, mungkin makhluk perfect kayak dia dan makhluk yang jauh dari perfect kayak aku bakal jadi saling melengkapi. Tapi kalo dipikir-pikir.. aku dan dia sama-sama berbintang Cancer, sama-sama pendiem. Kalo dua-duanya pendiem apa bisa nyatu? Ibarat dua magnet yang didekatkan pada kutub yang sama, maka keduanya bakal jadi tolak menolak kan? Haaahh.. entahlah. Semuanya masih rahasia Tuhan..

BTW, aku kok jadi curhat tentang dia sih? (=__=')

Yah, udahlah. Kalo ngomongin masalah first love emang nggak pernah ada abisnya. Selalu aja jadi panjang. Aku dan dua temen aku itu ngobrolin topik itu sampe hari gelap, bahkan buat aku rasanya masih kurang. Begitulah kalo udah asik ngobrol, waktu berasa lari cepet banget.

Pulangnya, aku dan Safira sempet beli Cappuccino Cincau di pinggir jalan. Dari beberapa waktu lalu, aku selalu penasaran sama rasa minuman yang satu ini. Kok kayaknya aneh banget gitu, cappuccino dicampur cincau. Baru hari ini aku beli, ternyata rasanya lumayan juga. Tapi sayang, terlalu manis. Padahal kan lebih enak kalo ada rasa pait-pait kopinya. Yah, seenggaknya aku udah nggak penasaran lagi sekarang.

Haaaahh.. seneng banget aku hari ini. Nggak sabar buat ketemu mereka lagi dua bulan dari sekarang :D
Kamis, 17 April 2014 0 komentar

Copet, Oh Copet

Seperti biasa, pagi tadi aku berangkat ke kantor tempat magangku. Hanya aja, pagi ini aku berangkat lebih pagi dari biasanya, coz aku nggak mau disindir temenku dan OB kantor HRD lagi karena dateng ke kantor kesiangan dan nggak kebagian helm pengaman. Padahal selama ini aku dateng nggak telat-telat amat lho..

Aku naik angkot, turun di STIKOM Poltek, kemudian nunggu mobil elf disana. Ketika ada elf jurusan Cirebon-Bandung, aku naik. Aku duduk di tempat duduk paling belakang dan paling pojok, tepatnya di pojok sebelah kanan. Selama perjalanan, penumpang bergantian naik dan turun. Seorang bapak-bapak yang tadinya duduk di kursi depanku pindah ke sebelah kiri aku. Aku perkirakan sih umur bapak itu mungkin sekitar akhir 50 tahunan atau sekitar 60 tahunan. Bapak itu mengenakan jaket dan topi item. Rada heran juga sih pas bapak itu pindah ke sebelah aku, coz aku pikir dia udah dapet tempat duduk yang enak, kok malah pindah ke tempat duduk yang lebih sempit? Bapak itu duduk sambil menyilangkan tangan kirinya ke perutnya sehingga jari-jari tangan kirinya menghadap pinggang aku, sementara tangan kanannya memegang kursi didepannya.

Seperti biasa, kalo duduk disebelah jendela, aku selalu menikmati perjalanan dengan memandang keluar jendela sambil denger musik. HP aku pegang erat di tangan. Ketika itu, aku ditemenin lagunya David Cook yang berjudul Always be My Baby sambil ngelamun-ngelamun gitu deh. Lagi asik ngelamun, tiba-tiba aku ngerasa kantong jas almamater sebelah kiri aku agak penuh dan ketarik gitu.. kayak ada sebuah tangan yang masuk kedalemnya. Aku bergerak sedikit untuk memastikan apa yang aku rasain itu bener atau nggak. Aku bener-bener yakin kalo kantong jas sebelah kiri aku ada yang narik. Yah, siapa lagi kalo bukan bapak-bapak itu?!

Aku jadi inget, beberapa hari yang lalu si Adel cerita kalo dia pernah satu elf sama copet. Aku jadi mikir, jangan-jangan bapak sebelahku ini adalah copet!
Aku mengingat-ingat benda apa aja yang aku masukin ke kantong jas sebelah kiri aku itu. Seinget aku, aku nggak naro benda berharga apapun disitu. Aku cuma naro sebuah compact powder Sariayu aku. Tapi itu nggak termasuk sebagai barang berharga kan? Well, aku pikir kayaknya tuh bapak ngira kalo compact powder aku itu adalah HP. Kebetulan bentuk compact powder aku itu emang rada mirip HP, persegi panjang gitu.

Kemudian.. iseng, aku mengapit tangan bapak itu dengan siku aku sehingga tangannya yang masih di kantongku itu agak ketahan gitu. Dalam posisi itu, aku bisa ngerasain dia narik-narik tangan kirinya itu biar lepas dari jepitan aku. Dan karena aku ngapitnya nggak kenceng, dia berhasil ngeluarin tangannya dari kantongku. Kemudian aku meraba kantong aku itu. Huaahh.. bedaknya nggak jadi dicopet ternyata. Haha..

Aku tersenyum-senyum geli. Pengen ngakak, tapi nggak mungkin lah aku ngakak disitu. Gimana nggak geli coba? Masa bedak aku hampir dicopet, dikira HP? Mwahaha..
Terlepas dari itu, berbagai imajinasi bermunculan di kepalaku. Andai aku berani, sebenernya aku bisa aja ngelakuin hal-hal berikut ini :

#AKSI 1
Pak Copet : *ngerogoh kantong jas aku, tangannya udah megang bedak aku yang dia kira HP*
Aku : *cuek aja, ngebiarin si Pak Copet ngambil tuh bedak, kemudian berbisik..* "Pak, apakah Bapak menderita disorientasi jenis kelamin? Atau apakah Bapak adalah waria yang tiap malem mangkal di lampu merah?"
Pak Copet : "Maksud kamu apa?"
Aku : "Yah, saya curiga aja, Pak. Soalnya Bapak kok nyopet bedak saya. Kalo iya, ya kasian banget.. udah ngondek, nggak modal pula"
Pak Copet : *ngeliat benda yang baru aja dia ambil dari kantong aku, dan merasa bego seketika*

Cuma kalo aku lakuin hal ini, kok kayaknya nggak sopan banget yak. Kalo dia ngutuk aku karena durhaka sama orang yang udah tua, gawat juga.. (=__=')

#AKSI 2
Pak Copet : *ngerogoh kantong jas aku, tangannya udah megang bedak aku yang dia kira HP*
Aku : *cuek sambil iseng mengapit tangan si Pak Copet dengan siku aku sampe tangan si Pak Copet nggak bisa kemana-mana, kemudian ngajak ngobrol si Pak Copet* "Udah berapa lama jadi copet, Pak? Sehari keuntungannya berapa? Hasil nyopetnya dipake buat apa aja? Kenapa milih jadi copet?"

Tapi kalo aku ngelakuin hal ini, aku khawatir penumpang yang ada didepan aku denger dan mengira aku sekongkol sama si Pak Copet karena aku ngajak beliau ngobrol.

#AKSI 3
Pak Copet : *ngerogoh kantong jas aku, ngambil bedak aku*
Aku : *berkata dengan suara keras* "Bapak copet ya?"
Pak Copet : *nggak ngaku*
Aku : "Ngaku aja, Pak! Barusan Bapak kan ngambil bedak dari kantong saya".


Penumpang masih bergantian naik dan turun. Pak Copet itu menggeser duduknya ke sebelah kiri, menjauh dari aku. Sesekali dia nawarin ruang kosong disebelahnya untuk penumpang yang baru naik. Well, mungkin dia nyari mangsa baru. Hingga akhirnya naiklah seorang bapak tua dengan peci warna item duduk di sebelahku. Dia bawa tas gede gitu. Mungkin mau menempuh perjalanan jauh. Tadinya aku pengen bilang ke dia, "Hati-hati, Pak.. sebelah Bapak itu copet..", tapi aku takut seisi mobil jadi heboh.

Kemudian si Pak Copet pindah lagi ke kursi sebelah pintu masuk. Aku pengen banget bilang ke penumpang lain tentang siapa dia, tapi aku kurang berani. Lagipula aku nggak punya bukti kalo dia adalah copet. Mana si Pak Copet mukanya melasin banget lagi! Nggak tega gitu ngeliatnya, apalagi kalo sampe ngeliat dia digebukin sama penumpang satu mobil. Aku jadi inget kakek aku. Eit, bukan karena kakek aku mirip dia lho ya.. apalagi karena kakek aku adalah copet juga. Bukan. Bukan itu. Karena orang itu sama sekali nggak ada mirip-miripnya sama kakek aku, dan kakek aku bukanlah seorang atau mantan pencopet. Aku inget kakek aku saat ngeliat dia karena dia dan kakek aku sama-sama tua (hanya aja kakek aku udah nggak ada).

Yah, aku cuma bisa ngedoain, semoga Tuhan membukakan hati bapak itu, biar dia insyaf.. dan semoga Tuhan ngasih dia pekerjaan yang lebih baik, yang hallal biar dia nggak perlu mencopet lagi. Kasian juga, di usia senjanya dia masih bikin dosa kayak gitu. Kasian juga orang yang dia copet. Yah, kalo yang dicopetnya itu orang kaya sih mungkin masih mending, tapi kalo yang dicopetnya itu orang susah.. kan kasian banget. Udah susah, makin susah. Dan kasian juga keluarganya yang dia nafkahin pake uang haram. Anyway, aku yakin sih dia ngelakuin perbuatan itu karena terpaksa.

Ya Allah, sadarkan dia ya. Aamiin..


Sabtu, 12 April 2014 1 komentar

Black Veil Brides - Savior LYRICS (With Indonesian Translation)

I never meant to be the one
Aku tak pernah ditakdirkan untuk menjadi
Who kept you from the dark
Seseorang yang menjagamu dari kegelapan
But now I know my wounds are sewn
Namun kini kutahu lukaku telah pulih
Because of who you are
Karena siapa kau
I will take this burden on
Aku akan mengangkat beban ini
And become the holy one
Dan menjadi orang suci
But remember I am human
Tapi ingatlah aku hanya manusia
And I'm bound to sing this song
Dan aku pantas menyanyikan lagu ini

So hear my voice, remind you not to bleed
Jadi dengarlah suaraku, mengingatkanmu untuk tidak terjatuh
I'm here,
Aku disini

Saviour will be there
Penyelamat akan datang
When you are feeling alone
Ketika kau merasa sendiri
A saviour for all that you do
Penyelamat atas semua yang kau lakukan

So you live freely without their harm
Sehingga kau hidup bebas tanpa bahaya mereka

So here I write my lullaby
Disini ku tulis lagu pengantar tidurku
To all the lonely ones
Kepada mereka yang kesepian
Remember as you learn to try
Ingatlah ketika kau belajar mencoba
To be the one you love
Untuk menjadi orang yang kau cintai
So I can take this pen
Sehingga aku bisa mengambil pena ini
And teach you how to live
Dan mengajarkanmu tentang hidup
What is left unsaid
Apa yang tersisa tanpa terkatakan
The greatest gift I give

Adalah hadiah terbaik yang kuberikan

So hear my voice, remind you not to bleed
Jadi dengarlah suaraku, mengingatkanmu untuk tidak terjatuh
I'm here,
Aku disini

Saviour will be there
Penyelamat akan datang
When you are feeling alone
Ketika kau merasa sendiri
A saviour for all that you do
Penyelamat atas semua yang kau lakukan

So you live freely without their harm
Sehingga kau hidup bebas tanpa bahaya mereka

When I hear your cries
Saat kudengar kau menangis
Praying for light
Berdoa meminta cahaya
I will be there
Aku akan datang

When I hear your cries
Saat kudengar kau menangis
Praying for light
Berdoa meminta cahaya
I will be there
Aku akan datang


***

TRANSLATED BY : Putri Vidialesta (me)
Kalo mau copas, tolong cantumkan link sumber atau blog ini ya. Thank you.. (^_^)
Selasa, 08 April 2014 0 komentar

Kembalikan Ciremai-ku

Dear, Blogger.
Ini bulan kedua aku magang di perusahaan ini. Sementara buat Adel, temen seperjuangan aku di tempat ini, bulan April ini adalah bulan terakhir dia magang. Akhir bulan ini dia udah boleh santai-santai lagi tanpa harus dateng ke kantor. Dan itu artinya, bulan depan aku harus bisa melewati hari-hari di tempat ini sendirian. Haaahh.. nggak kebayang deh BT-nya.

Hari ini aja aku BT abis. Pasalnya si Adel nggak berangkat magang. Coz dia pulang ke kampungnya. Katanya sih dia lagi nggak enak badan, selain itu juga karena besoknya ada Pemilu. Jadi deh aku kesepian di tempat ini, nggak ada temen ngobrol sama sekali. Well, disini bukannya nggak ada orang, tapi nggak ada satupun yang enak buat aku ajak ngobrol. Aku nggak enak kalo harus ngajak ngobrol para karyawan yang mayoritas adalah bapak-bapak ini. Ada anak-anak UNDIP, tapi aku canggung. Lagian mereka juga kayaknya lagi sibuk sama pembuatan laporan magang mereka masing-masing. Yak, selama sebulan aku magang disini, nggak pernah sekalipun aku ngobrol sama mereka kecuali ketika kami pertama masuk magang sebulan yang lalu. Padahal waktu pertama kali liat mereka, aku berharap aku bisa akrab sama mereka. Kali aja mereka bisa diajak buat sharing musik, pasti seru. Ya aku nggak tau pasti sih mereka punya selera musik yang sama atau nggak sama aku. Aku pikir kayaknya mereka penikmat musiknya Bondan Prakoso & Fade2Black, coz mereka pernah nge-play lagu-lagu Bondan gitu deh.

Aku berharap ada cukup banyak pekerjaan yang bisa aku kerjain disini. Coz selama aku magang, seringnya yang aku lakuin disini ya cuma duduk dan nunggu pulang. Kalo mau kerjaan, ya aku harus minta sendiri. Beda sama Adel yang selalu dikasih kerjaan. Kadang aku heran, kenapa si Adel terus yang sering dikasih kerjaan? Malah kadang sampe numpuk gitu, semuanya dikasihin ke dia. Kenapa pekerjaannya nggak dibagi dua aja gitu, trus sebagiannya dikasihin ke aku biar lebih cepet selesai? Kenapa harus dia semua yang ngerjain? Bahkan ketika dia nggak berangkat pun, aku tetep nggak dikasih kerjaan. Kenapa? Apa tampilanku nggak cukup meyakinkan buat menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan itu? Ah, entahlah.. Aku kesini mau cari pengalaman kerja, tapi kok kayak gini banget ya..

***

Kemaren malem aku mimpi cukup aneh. Aku mimpi ngeliat pembangunan pabrik di kaki Gunung Ciremai gitu. Aku ngeliat orang-orang mengeruk dan mengeksploitasi Ciremai abis-abisan, dan disana aku nangis. Rasanya kayak nyata banget. Sedih.

Well, seperti yang kita ketahui, Gunung Ciremai adalah salah satu gunung tertinggi di Pulau Jawa, khususnya Jawa Barat. Gunung ini terletak di daerah Kuningan, deket banget sama kotaku, Cirebon. Aku lumayan sering ke daerah itu. Ya minimal satu tahun sekali aku kesana. Pasalnya, Kuningan adalah daerah kelahiran nenek dan ibuku, dan kebanyakan keluarga besar beliau-beliau itu tinggal disana. Makanya setiap lebaran Idul Fitri, kami pasti silaturahmi kesana. Nggak jarang, aku dan keluarga dari ibu juga sering nikmatin hari libur disana. Misalnya ke tempat-tempat wisata di Linggarjati. Yak! Bisa dibilang, Kuningan adalah tempat favorit bagi aku dan keluarga untuk melepas kepenatan. Meskipun udah sering kesana, tapi aku nggak pernah bosen. Udaranya itu lho.. seger dan sejuk banget. Selain itu disana masih banyak pesawahan dan pepohonan ijo yang bikin mata jadi seger. Beda sama suasana di kota. Cuaca panas, gedung dimana-mana.. huaaahh, sumpek! Pokoknya kalo ke Kuningan bener-bener refreshing banget deh. Setiap kesana, aku sering berharap kalo suatu saat nanti aku bisa tinggal disana, biar aku bisa ngehirup udara seger setiap hari. Atau ngerasain segernya air sungai yang jernih, yang beda sama di kota.. butek dan banyak sampahnya, udah gitu ada yang kecemar limbah industri juga.

Aku selalu menginginkan itu, sampe akhirnya sebuah kabar dari temenku membuyarkan keinginanku itu. “Gunung Ciremai mau dijual, Put. Amerika yang ngebelinya. Mereka mau membangun industri disana,” katanya.
Sumpah, aku kecewa banget ketika denger hal itu. Kenapa? Kenapa pemerintah tega ngejual Ciremai ke orang asing? Kenapa juga nggak ada yang mencegah itu? Apakah terpaksa buat ngebayar utang negara? Setinggi apa sih harga yang dibayar sama mereka buat ngebeli Ciremai? Apa mampu bikin rakyat disini sejahtera? Khususnya para petani. Well, bukankah kalo ngebangun industri di sekitar Ciremai itu bisa mengakibatkan pertanian tercemar?

Sumpah, aku kecewa banget. Aku sempat berharap apa yang aku denger itu cuma rumor, cuma hoax. Tapi ternyata nggak. Aku buka Facebook, aku ngeliat beberapa orang memposting #SaveCiremai di beranda. Gunung Ciremai bener-bener dijual, dan kabarnya pembangunan industri itu udah mulai dilaksanakan. Adelia yang rumahnya terletak di daerah itu bilang, “Kuningan sekarang panas, Put. Jangankan siang, malem aja rasanya panas banget. Saya nyalain kipas angin nggak berasa sejuknya. Kuningan sekarang udah nggak kayak dulu lagi.”

Huaaahh.. sedih deh dengernya. Kalo bener kayak gitu, sekarang apa bedanya Kuningan dengan Cirebon? Keduanya sama-sama panas, dan mungkin bakal berpolusi setelah industri tersebut berjalan. Yang membedakan dari keduanya hanyalah title. Kuningan adalah kabupaten, sementara Cirebon adalah kota. Aku emang belum kesana lagi sejak beberapa bulan yang lalu. Yah, mungkin bulan ini atau entah kapan, aku bakal ngebuktiin sendiri.


God, please tell me that it’s not true! Tapi kalo bener, bisa nggak kalo pembangunan industrinya dibatalin aja? (=__=’)
Minggu, 06 April 2014 0 komentar

Black Veil Brides - Sweet Blasphemy LYRICS (With Indonesian Translation)

Through sadness you have taught us
Lewat kesedihan kau tlah mengajari kami
To be one with the crowd
Menyatu dengan kerumunan
Unveil the sacred order
Menyingkap tatanan suci
Hymns of falling down
Nyanyian puja-puji kejatuhan
You told the greatest stories
Kau tlah ceritakan kisah-kisah terhebat
Of love and bleeding crowns
Tentang cinta dan mahkota berdarah
But to the sick and hungry
Tapi bagi si sakit dan si lapar
You cannot be found
Kau tak bisa ditemukan

II
We are young and we are strong
Kita muda dan kuat
Through strength in self we become
Lewat kekuatan di dalam diri kita jadi
Something more than they can be
Sesuatu yang lebih dari yang mereka bisa
I raise my heart and sing!
Kutegakkan hatiku dan bernyanyi!

III
That I won't believe this lie
Bahwa aku takkan percaya dusta ini
I know there's something more inside
Aku tahu ada sesuatu yang lebih di dalam sana
When darkness is all you'll see
Saat hanya kegelapan yang kau lihat
This is our Sweet Blasphemy
Inilah Umpatan Manis kita

Silence the crooked holy
Bungkam kesucian yang culas
Unchain the tied and bound
Lepaskan tali dan ikatan
No time for allegory
Tak ada waktu untuk alegori
One true reigning sound
Satu suara sejati yang berkuasa
Unite the lonely mourning
Satukan duka yang kesepian
a simple servant now
Kini jadi pelayan bersahaja
We are the only glory
Kita satu-satunya kejayaan
Hear us screaming loud
Dengarlah kami menjerit lantang

We are young and we are strong
Kita muda dan kuat
I raise my heart and sing!
Kutegakkan hatiku dan bernyanyi!

Back to III, II

Back to III (2x)


***

0 komentar

Black Veil Brides - Knives and Pens LYRICS (With Indonesian Translation)

Alone at last, we can sit and fight
Akhirnya hanya berdua, kita bisa duduk dan bertengkar
And I've lost all faith in this blurring light
Dan tlah hilang keyakinanku di dalam keremangan ini
But stay right here we can change our plight
Tapi tetaplah di sini, kita bisa mengubah keadaan
We're storming through this despite what's right
Kita bisa lewati ini meski kita tak tahu mana yang benar

One final fight, for this tonight
Satu pertengkaran terakhir untuk hal ini malam ini
Whoa, with knives and pens we made our plight
Whoa, dengan pisau dan pena kita atasi masalah kita
Lay your heart down the ends in sight
Tenangkan hatimu, akhir tlah terlihat
Conscience begs for you to do what's right
Nurani memohon padamu tuk lakukan yang benar
Everyday it's still the same dull knife
Setiap hari, masih saja pisau tumpul yang sama
Stab it through and justify your pride
Tikamkanlah dan pertahankan harga dirimu

One final fight, for this tonight
Satu pertengkaran terakhir untuk hal ini malam ini
Whoa, with knives and pens we made our plight
Whoa, dengan pisau dan pena kita atasi masalah kita
Whoa and I can't go on without your love
Whoa dan aku tak bisa hidup tanpa cintamu
You lost, you never held on
Kau kalah, kau tak pernah bertahan
We tried our best
Kita tlah mencoba sebaik-baiknya
Turn out the light
Padamkanlah lampunya
Turn out the light
Padamkanlah lampunya

One final fight, for this tonight
Satu pertengkaran terakhir untuk hal ini malam ini
Whoa, with knives and pens we made our plight
Whoa, dengan pisau dan pena kita atasi masalah kita
Whoa and I can't go on without your love
Whoa dan aku tak bisa hidup tanpa cintamu
You lost, you never held on
Kau kalah, kau tak pernah bertahan
We tried our best
Kita tlah mencoba sebaik-baiknya
Turn out the light
Padamkanlah lampunya
Turn out the light
Padamkanlah lampunya


***

Total Tayangan Halaman

 
;