Senin, 23 September 2013

A Crazy Little Thing Called LOVE

Satu lagi film yang bikin aku termehek-mehek, A Crazy Little Thing Called Love. Aku baru aja nonton film ini. Download-nya udah lama sih. Kalo nggak salah downloadnya barengan sama film My True Friend, cuma aku baru sempet nonton sekarang aja. Itu juga karena aku lagi BT gara-gara modem-ku ilang sinyal. Jadi untuk menghilangkan BT, mending aku nonton aksi si ganteng bersuara cempreng aja di film ini. Yak, siapa lagi kalo bukan Mario Maurer! Mwahaha..



Film ini menceritakan tentang seorang cewek bernama Nam (diperankan oleh Pimchanok Lerwisetpibol. sumpah ini nama ribet amat) yang berpenampilan kurang menarik. Kulitnya gelap, berkacamata, norak, aneh pula. Diam-diam, Nam jatuh cinta pada Shone (diperankan oleh Mario Maurer) yang merupakan kakak kelasnya yang berbeda tiga tingkat. Nam di M1, sementara hone di M4. Berbanding terbalik dengan Nam, Shone adalah cowok populer, ganteng, berkulit putih, dan jadi idaman para cewek.

Mengetahui Nam diam-diam menyimpan perasaan terhadap Shone, tiga sahabatnya pun selalu memberi semangat dan memberikan tips-tips mendapatkan cowok idaman melalui buku yang mereka baca. Semua tips itu dijalani Nam meskipun usahanya itu terkadang gagal dan belum menampakkan hasil.

Suatu hari, Nam diminta gurunya untuk berperan menjadi Snow White dalam drama sekolah karena nilai pelajaran Bahasa Inggris-nya adalah yang terbaik di kelas. Mau nggak mau, Nam pun menerimanya. Untuk itu, teman-teman Nam pun membantu mendandani Nam. Dan setelah didandanin... tadaaaaa! Nam pun berubah menjadi Snow White yang cantik.

Semenjak acara drama sekolah tersebut, si bebek buruk rupa pun menjelma menjadi seekor angsa cantik. Nam pun benar-benar  menjadi seorang cewek yang cantik, sehingga banyak cowok yang naksir sama dia. Tapi meskipun begitu, Nam tetap mengunci hatinya, dan hanya membukanya untuk satu orang, Shone.




Suatu hari, salah seorang temen baik Shone yang bernama Top pindah dari sekolah lain ke sekolah dimana Shone dan Nam belajar. Top pun menyukai Nam. Apalagi ketika Nam terpilih menjadi mayoret yang membuatnya semakin keliatan cantik dimata siapapun yang ngeliat dia, Top semakin tergila-gila. Ia pun mengirim surat kepada Nam dengan memasukkan surat itu kedalam tas Nam secara sembunyi-sembunyi. Melalui surat itu, Top mengajak Nam untuk ketemuan di lantai tiga gedung sekolah. Nam bertanya-tanya dalam hati, siapa pengirim surat itu, coz surat itu nggak ada nama pengirimnya.

Esoknya, Nam memenuhi permintaan si pengirim surat. Ketika dia lagi nunggu si pengirim surat, Shone menghampirinya. Nam mengira pengirim surat itu adalah Shone. Eh, nggak taunya tiba-tiba Top dateng, dan tanpa diduga ia menyatakan cintanya pada Nam, didepan Shone.

Nam emang nggak ngejawab apakah dia bersedia atau enggak jadi pacar Top, tapi semenjak itu Top jadi lengket banget sama dia. Dia selalu mendekati Nam disaat Nam lagi menikmati saat-saat berdua bareng Shone. Bahkan di sebuah pesta, Top mencium Nam dengan tiba-tiba didepan Shone. Hal ini tentu aja membuat Nam kesal. Ya iyalah, pacar bukan, suami bukan, kok berani cium-cium.. didepan cowok yang ditaksir pula. Sepulang pesta, Nam mengutarakan kekesalannya itu pada Top dan meminta Top berhenti untuk mendekatinya.

Waktu semakin berjalan, hingga tibalah saatnya hari kelulusan. Dengan dukungan kuat dari teman-temannya, Nam yang masih menyimpan perasaannya pada Shone selama tiga tahun pun akhirnya memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya secara langsung kepada cowok itu. Ia menyatakan bahwa selama ini dia mengubah penampilan dan rela melakukan hal-hal aneh demi Shone. Shone pun tertegun mendengar pernyataan itu. Daaaann.. ini nih scene yang bikin nyesek. Mau nggak mau, Nam harus menerima kenyataan bahwa Shone baru aja jadian sama Pin seminggu yang lalu. Mendengar hal itu, Nam sangat terpukul, kemudian meninggalkan Shone yang masih menatapnya.

Ternyataaaaa... tanpa diduga, Shone pun sebenernya udah lama menyimpan perasaan terhadap Nam. Ia bahkan menyimpan foto-foto Nam yang merupakan hasil jepretannya sendiri, baik itu foto-foto Nam ketika belum berubah, maupun foto-foto ketika dia udah menjadi seorang cewek cantik. Sebenernya selama ini Shone selalu mencoba mendekati Nam dan mencoba memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya, tapi sayang, waktunya selalu nggak tepat, karena Top selalu mendahuluinya. Selain itu juga karena Shone ingin menjaga perasaan sahabatnya itu.

Hal ini pun menyebabkan kedua orang itu mengalami kegalauan (halahh..). Yang cewek galau karena harus menerima kenyataan cowok yang disukainya udah jadian sama cewek lain, yang cowok galau karena menyesal kenapa nggak menyatakan perasaannya dari dulu aja. Haaahh.. cinta terpendam memang menyakitkan!

Sumpah, mataku banjir pas nonton scene itu. Ikutan nyesek. Ya iyalah, gimana enggak? Nunggu seseorang yang dicintai selama tiga tahun itu bukan waktu yang sebentar lho. Apalagi tiga tahun itu disertai dengan usaha-usaha yang nggak mudah. Aku pernah ngerasain sendiri soalnya.. :P
Ya, cinta memang bisa membuat seseorang rela melakukan apa saja, meski itu adalah hal gila sekalipun.

Tapi film ini berakhir dengan happy ending kok. Bertahun-tahun kemudian, Nam dan Shone dipertemukan kembali di sebuah acara talk show. Saat itu Nam telah menjadi seorang designer terkenal, sedangkan Shone menjadi seorang fotografer profesional. Akhirnya mereka jadian deh.

Huaahh.. envyyyy..!! Gimana nggak envy? Seorang cewek berpenampilan pas-pasan bisa jadian sama cowok populer! Azzz.. kereeennn.. Well,  bisa dibilang, cerita semacam ini sebenernya udah pasaran banget, coz emang banyak banget cerita macam kayak gini dimana-mana. Di novel, di drama-drama FTV.. Film ini bisa jadi garing dan membosankan kalo sutradara, penulis script, editor, dan kru lainnya kurang pandai mengemas. Tapi untungnya kata garing dan membosankan sama sekali nggak berlaku untuk film ini.  Pokoknya bener-bener must watch movie deh! Cocok banget buat mereka yang ingin bernostalgia tentang cinta pertamanya, coz film ini emang diangkat dari kisah cinta pertama semua orang! Apalagi film ini didukung dengan pemain-pemain yang bikin seger mata. Mwahaha..

Anyway, ketika nonton film ini, aku sendiri memang jadi keinget kisah first love-ku dulu yang emang mirip-mirip kisah film ini. Kisah tentang seorang cewek berpenampilan pas-pasan yang mendambakan seorang kakak kelas yang populer di sekolah. Yap, aku juga pernah jatuh cinta sama seorang kakak kelas yang cukup populer di sekolah, dan perasaan itu bahkan masih ada sampe sekarang. Yang bener-bener kenal baik sama aku pasti tau deh siapa cowok itu. Haha.. :D
Cuma beda nasib aja ya. Nam yang berpenampilan pas-pasan kini udah berubah menjadi seorang wanita cantik yang anggun. Tapi aku dari dulu sampe sekarang masih gini-gini aja.

Selain itu orang yang aku suka itu bener-bener terlalu perfect. Jauh lebih perfect dari seorang Shone yang diperankan Mario Maurer itu. Mungkin Shone emang rupawan, populer, dan baik. Tapi orang yang aku suka itu nggak cuma rupawan dan populer pada masa itu. Sekarang dia juga udah menjelma menjadi seorang pria yang religius. Dan tentu aja dia sangat mendambakan pasangan yang berhijab, santun, dan berakhlak baik. Usahaku mungkin harus jauh lebih berat ketimbang usaha Nam. Lagian kalopun aku berusaha memperbaiki diri, apa mungkin kisahku bakalan berakhir sebahagia kisah Nam dan Shone?

Ah, entahlah. Kok aku jadi curhat gini yak? (=__=')
Ya udah deh, pokoknya yang belum nonton filmnya, nonton aja disini.

***

Oh ya, aku percaya nggak percaya deh kalo tokoh Nam itu hanya diperankan satu orang. Tapi ya kenyataannya memang demikian. Keren ya? Two thumbs up deh buat penata riasnya yang bisa membuat penampilan tokoh Nam yang berubah-ubah itu terlihat sangat natural. Liat aja perbandingan antara Nam yang buruk rupa di masa SMP dengan Nam yang sembilan tahun kemudian udah jadi seorang designer terkenal. Beda banget kan? Tapi masih orang yang sama. Keren! :D

BTW, soundtrack filmnya juga lumayan enak didenger. Liriknya pun dalem banget. Judulnya Someday, by Marisa Sukosol. Dibawah ini aku punya terjemahan liriknya..

***

Don't know how long is it
Tak tahu berapa lama
That I have to resist everything
Aku harus menahan semuanya
Hide all of the truth in my heart
Menyembunyikan semua kenyataan dalam hatiku

Everytime we meet
Setiap kali kita bertemu
Everytime you turn to me
Setiap kali kau melihatku
That I pretend to be still
Aku berpura-pura acuh
Do you know how much I have to force myself?
Tahukah kau betapa aku harus memaksa diri?

Can you hear that?
Bisakah kau dengar?
My heart is telling you I love you
Hatiku berkata bahwa aku mencintaimu
But I cannot reveal my true feeling to anyone
Tapi aku tak bisa menyatakan perasaan ini kepada siapapun
Can you hear that?
Bisakah kau dengar
My heart is waiting there for you to open
Hatiku menunggu terbuka untuk kamu
I can only hope you will know it
Aku hanya bisa berharap kau akan tahu itu
Someday...
Suatu hari nanti

Though I love you
Walau aku mencintaimu
Though I feel it
Walau aku merasakannya
But deep inside isn't brave enough
Namun jauh di lubuk hati aku tak berani

Everytime we meet
Setiap kali kita bertemu
Everytime you turn to me
Setiap kali kau melihatku
That I pretend to be still
Aku berpura-pura acuh
Do you know how much I have to force myself?
Tahukah kau berapa banyak aku harus memaksa diri?


Can you hear that?
Bisakah kau dengar?
My heart is telling you I love you
Hatiku berkata bahwa aku mencintaimu
But I cannot reveal my true feeling to anyone
Tapi aku tak bisa menyatakan perasaan ini kepada siapapun
Can you hear that?
Bisakah kau dengar
My heart is waiting there for you to open
Hatiku menunggu terbuka untuk kamu
I can only hope you will know it
Aku hanya bisa berharap kau akan tahu itu


Someday...
Suatu hari nanti

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
;