Kamis, 26 September 2013 0 komentar

Gokilnya Kuliah Bahasa Jepang Hari Ini

Gokiiiil.. mata kuliah hari ini gokil deh! Aku dan temen-temen satu jurusan belajar Bahasa Jepang. Ini pertemuan kedua kami di mata kuliah ini. Sebenernya harusnya sih pertemuan ketiga, tapi minggu kemaren dosennya nggak masuk.

Well, sebenernya pelajarannya sih biasa aja. Hari ini kami diberi materi berupa kosakata bahasa Jepang yang biasa digunakan sehari-hari. Tapi yang bikin mata kuliah hari ini jadi gokil adalah temen-temenku tuh. Hari ini aku duduk dideket Ecin, Sherlly, dan Nur Wahidah. Didepanku ada Desi, Gia, Gisna, dan Fatimah. Sedangkan didepan mereka ada Ayu dan Maella. Nah, kebetulan rata-rata orang yang aku sebutin tadi itu adalah manusia-manusia yang rada nggak beres otaknya, alias gila, mulai dari gila level rendah, sampe gila akut. Mungkin diantara mereka, aku lah yang paling normal. Muehehe..

Mata kuliah dibuka dengan acara perkenalan menggunakan bahasa Jepang didepan kelas satu persatu. Sebelumnya, di pertemuan pertama kami udah dikasih naskah memperkenalkan diri dalam bahasa Jepang. Kami tinggal ngapalin doang. Tapi sebagian besar dari kami belum hafal. Akhirnya dosen memberi kami waktu sepuluh menit untuk menghafal naskah itu. Eh, setelah sepuluh menit, malah nggak ada satupun yang mau maju kedepan kelas buat memperkenalkan diri. Masalahnya sih bukan karena hafal nggak hafal, tapi lebih karena canggung dan malu, coz kami nggak biasa mengucapkan kalimat dalam bahasa Jepang, sehingga ketika disuruh mengucapkan kalimat dalam bahasa Jepang, kami jadi ngerasa aneh gitu deh. Ya iyalah. Biasanya ngomong Javanese, sekarang malah disuruh ngomong Japanese. Lidahnya itu lho, masih kaku. Kami juga belum mengetahui betul gimana intonasi dan pronuncation (pengucapan) kalimat dalam bahasa Jepang. Jadi pas kami ngucapin kalimat-kalimat itu kok jadinya lucu gitu deh. Maklum aja lah, kami ini kan punyanya lidah jamblang, bukan lidah sushi. Mwahaha.. Selain itu kami kan nggak punya tampang yang ke-Jepang-Jepangan. Jadi ngerasa nggak pantes gitu. Satu-satunya yang punya tampang pantes itu cuma Gisna. Dia kan satu spesies sama manusia-manusia dari Asia Timur. Jadi kalo dia ngucapin kalimat dalam bahasa Jepang tuh udah kayak ngeliat personil AKB48 aja.. :P

Jadi sambil ngapalin, kami saling ngetawain satu sama lain. Haha..

Lama juga Deden Sensei nungguin kami maju kedepan kelas semua. Yah, bayangin aja.. harusnya kami mulai kuliah jam lima lebih sepuluh menit, tapi acara perkenalan diri itu baru kelar jauh setelah adzan Magrib berkumandang. Waktunya abis buat ngumpulin keberanian doang. Haha.. Untungnya dosen kami itu sabar banget lho.

Setelah acara perkenalan selesai, kami pun sholat Magrib dan istirahat. Sekitar jam tujuh, baru deh kami masuk lagi, dan diberi materi kosakata bahasa Jepang. Inilah ketika suasana menjadi semakin gokil. Bukannya belajar serius, kami malah bercanda dan main plesetan pake bahasa Jepang. Misalnya pas Sensei ngucapin kata bankon (aku lupa artinya apa), ada yang nyeletuk, "Apa? Bangkong? Kayak kodok.." Serentak kami pun ngakak. Emang gitu lho bacanya, bangkong. Kata bangkong ini disebut-sebut terus sampe jam kuliah selesai. Si Desi tuh yang paling sering ngucapin. Biar aja, habis ini aku sebut dia Miss Bangkong. Mwahahaha..

Menjelang pulang kuliah, aku dibikin ketawa lagi gara-gara Gia bilang, "Put, watashi wa embut-embut desu.." Maksudnya sih dia mau bilang, "Put, saya deg-degan", tapi dia ngomongnya gitu. Itu embut-embut tuh kata darimana coba? Wakakak..

Eh, sumpah.. aku ngetiknya sambil nyengir sendiri nih gara-gara inget suasana di kampus tadi. Malah pas pulang kuliah juga aku sempet nyengir sendiri di angkot. Tapi aku yakin nggak ada yang liat sih. Coz angkotnya juga nggak rame.

Haaahh.. tiap pertemuan aja deh kayak gini, biar kuliahnya nggak stress-stress amat gitu. Apalagi belajar bahasa Jepang itu ternyata nggak semudah yang aku kira. Kami juga harus belajar nulis huruf-hurufnya yang ada tiga jenis itu.. hiragana, katakana, dan kanji. Waduh.. gimana kalo ada mata kuliah Bahasa Mandarin juga ya. Bakalan serumit apa gitu. Kalo Jepang sih masih mending, coz aku masih ada ngerti-ngertinya walau sedikit. Tapi kalo Mandarin.. waduh, jangan ditanya deh. Walaupun aku sering nyanyiin lagu Mandarin macam lagu-lagunya Jay Chou, Toro, dan F4, tapi aku nggak ngerti kata-katanya. Yang aku tau cuma ni hao ma, xie-xie, dan wo ai ni doang. Muehehe..

BTW, belakangan ini aku baru nyadar kalo semester ini sama sekali nggak ada mata kuliah English di kampus. Sumpah, aku kecewa berat waktu aku menyadari hal ini. You know lah.. Bahasa Inggris tuh mata kuliah favoritku dan bisa dibilang satu-satunya api penyemangat aku untuk kuliah. Semangat aku rada menurun deh kalo gini. Yah, kalo sekarang-sekarang ini sih mungkin ada mata kuliah Korespondensi Bahasa Indonesia yang bikin aku rada semangat. Itu pun karena dosennya sering membahas tentang sastra dan karena mata kuliahnya belum rumit-rumit banget. Entah gimana jadinya kalo kami udah mulai disuruh belajar surat menyurat.


Senin, 23 September 2013 0 komentar

A Crazy Little Thing Called LOVE

Satu lagi film yang bikin aku termehek-mehek, A Crazy Little Thing Called Love. Aku baru aja nonton film ini. Download-nya udah lama sih. Kalo nggak salah downloadnya barengan sama film My True Friend, cuma aku baru sempet nonton sekarang aja. Itu juga karena aku lagi BT gara-gara modem-ku ilang sinyal. Jadi untuk menghilangkan BT, mending aku nonton aksi si ganteng bersuara cempreng aja di film ini. Yak, siapa lagi kalo bukan Mario Maurer! Mwahaha..



Film ini menceritakan tentang seorang cewek bernama Nam (diperankan oleh Pimchanok Lerwisetpibol. sumpah ini nama ribet amat) yang berpenampilan kurang menarik. Kulitnya gelap, berkacamata, norak, aneh pula. Diam-diam, Nam jatuh cinta pada Shone (diperankan oleh Mario Maurer) yang merupakan kakak kelasnya yang berbeda tiga tingkat. Nam di M1, sementara hone di M4. Berbanding terbalik dengan Nam, Shone adalah cowok populer, ganteng, berkulit putih, dan jadi idaman para cewek.

Mengetahui Nam diam-diam menyimpan perasaan terhadap Shone, tiga sahabatnya pun selalu memberi semangat dan memberikan tips-tips mendapatkan cowok idaman melalui buku yang mereka baca. Semua tips itu dijalani Nam meskipun usahanya itu terkadang gagal dan belum menampakkan hasil.

Suatu hari, Nam diminta gurunya untuk berperan menjadi Snow White dalam drama sekolah karena nilai pelajaran Bahasa Inggris-nya adalah yang terbaik di kelas. Mau nggak mau, Nam pun menerimanya. Untuk itu, teman-teman Nam pun membantu mendandani Nam. Dan setelah didandanin... tadaaaaa! Nam pun berubah menjadi Snow White yang cantik.

Semenjak acara drama sekolah tersebut, si bebek buruk rupa pun menjelma menjadi seekor angsa cantik. Nam pun benar-benar  menjadi seorang cewek yang cantik, sehingga banyak cowok yang naksir sama dia. Tapi meskipun begitu, Nam tetap mengunci hatinya, dan hanya membukanya untuk satu orang, Shone.




Suatu hari, salah seorang temen baik Shone yang bernama Top pindah dari sekolah lain ke sekolah dimana Shone dan Nam belajar. Top pun menyukai Nam. Apalagi ketika Nam terpilih menjadi mayoret yang membuatnya semakin keliatan cantik dimata siapapun yang ngeliat dia, Top semakin tergila-gila. Ia pun mengirim surat kepada Nam dengan memasukkan surat itu kedalam tas Nam secara sembunyi-sembunyi. Melalui surat itu, Top mengajak Nam untuk ketemuan di lantai tiga gedung sekolah. Nam bertanya-tanya dalam hati, siapa pengirim surat itu, coz surat itu nggak ada nama pengirimnya.

Esoknya, Nam memenuhi permintaan si pengirim surat. Ketika dia lagi nunggu si pengirim surat, Shone menghampirinya. Nam mengira pengirim surat itu adalah Shone. Eh, nggak taunya tiba-tiba Top dateng, dan tanpa diduga ia menyatakan cintanya pada Nam, didepan Shone.

Nam emang nggak ngejawab apakah dia bersedia atau enggak jadi pacar Top, tapi semenjak itu Top jadi lengket banget sama dia. Dia selalu mendekati Nam disaat Nam lagi menikmati saat-saat berdua bareng Shone. Bahkan di sebuah pesta, Top mencium Nam dengan tiba-tiba didepan Shone. Hal ini tentu aja membuat Nam kesal. Ya iyalah, pacar bukan, suami bukan, kok berani cium-cium.. didepan cowok yang ditaksir pula. Sepulang pesta, Nam mengutarakan kekesalannya itu pada Top dan meminta Top berhenti untuk mendekatinya.

Waktu semakin berjalan, hingga tibalah saatnya hari kelulusan. Dengan dukungan kuat dari teman-temannya, Nam yang masih menyimpan perasaannya pada Shone selama tiga tahun pun akhirnya memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya secara langsung kepada cowok itu. Ia menyatakan bahwa selama ini dia mengubah penampilan dan rela melakukan hal-hal aneh demi Shone. Shone pun tertegun mendengar pernyataan itu. Daaaann.. ini nih scene yang bikin nyesek. Mau nggak mau, Nam harus menerima kenyataan bahwa Shone baru aja jadian sama Pin seminggu yang lalu. Mendengar hal itu, Nam sangat terpukul, kemudian meninggalkan Shone yang masih menatapnya.

Ternyataaaaa... tanpa diduga, Shone pun sebenernya udah lama menyimpan perasaan terhadap Nam. Ia bahkan menyimpan foto-foto Nam yang merupakan hasil jepretannya sendiri, baik itu foto-foto Nam ketika belum berubah, maupun foto-foto ketika dia udah menjadi seorang cewek cantik. Sebenernya selama ini Shone selalu mencoba mendekati Nam dan mencoba memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya, tapi sayang, waktunya selalu nggak tepat, karena Top selalu mendahuluinya. Selain itu juga karena Shone ingin menjaga perasaan sahabatnya itu.

Hal ini pun menyebabkan kedua orang itu mengalami kegalauan (halahh..). Yang cewek galau karena harus menerima kenyataan cowok yang disukainya udah jadian sama cewek lain, yang cowok galau karena menyesal kenapa nggak menyatakan perasaannya dari dulu aja. Haaahh.. cinta terpendam memang menyakitkan!

Sumpah, mataku banjir pas nonton scene itu. Ikutan nyesek. Ya iyalah, gimana enggak? Nunggu seseorang yang dicintai selama tiga tahun itu bukan waktu yang sebentar lho. Apalagi tiga tahun itu disertai dengan usaha-usaha yang nggak mudah. Aku pernah ngerasain sendiri soalnya.. :P
Ya, cinta memang bisa membuat seseorang rela melakukan apa saja, meski itu adalah hal gila sekalipun.

Tapi film ini berakhir dengan happy ending kok. Bertahun-tahun kemudian, Nam dan Shone dipertemukan kembali di sebuah acara talk show. Saat itu Nam telah menjadi seorang designer terkenal, sedangkan Shone menjadi seorang fotografer profesional. Akhirnya mereka jadian deh.

Huaahh.. envyyyy..!! Gimana nggak envy? Seorang cewek berpenampilan pas-pasan bisa jadian sama cowok populer! Azzz.. kereeennn.. Well,  bisa dibilang, cerita semacam ini sebenernya udah pasaran banget, coz emang banyak banget cerita macam kayak gini dimana-mana. Di novel, di drama-drama FTV.. Film ini bisa jadi garing dan membosankan kalo sutradara, penulis script, editor, dan kru lainnya kurang pandai mengemas. Tapi untungnya kata garing dan membosankan sama sekali nggak berlaku untuk film ini.  Pokoknya bener-bener must watch movie deh! Cocok banget buat mereka yang ingin bernostalgia tentang cinta pertamanya, coz film ini emang diangkat dari kisah cinta pertama semua orang! Apalagi film ini didukung dengan pemain-pemain yang bikin seger mata. Mwahaha..

Anyway, ketika nonton film ini, aku sendiri memang jadi keinget kisah first love-ku dulu yang emang mirip-mirip kisah film ini. Kisah tentang seorang cewek berpenampilan pas-pasan yang mendambakan seorang kakak kelas yang populer di sekolah. Yap, aku juga pernah jatuh cinta sama seorang kakak kelas yang cukup populer di sekolah, dan perasaan itu bahkan masih ada sampe sekarang. Yang bener-bener kenal baik sama aku pasti tau deh siapa cowok itu. Haha.. :D
Cuma beda nasib aja ya. Nam yang berpenampilan pas-pasan kini udah berubah menjadi seorang wanita cantik yang anggun. Tapi aku dari dulu sampe sekarang masih gini-gini aja.

Selain itu orang yang aku suka itu bener-bener terlalu perfect. Jauh lebih perfect dari seorang Shone yang diperankan Mario Maurer itu. Mungkin Shone emang rupawan, populer, dan baik. Tapi orang yang aku suka itu nggak cuma rupawan dan populer pada masa itu. Sekarang dia juga udah menjelma menjadi seorang pria yang religius. Dan tentu aja dia sangat mendambakan pasangan yang berhijab, santun, dan berakhlak baik. Usahaku mungkin harus jauh lebih berat ketimbang usaha Nam. Lagian kalopun aku berusaha memperbaiki diri, apa mungkin kisahku bakalan berakhir sebahagia kisah Nam dan Shone?

Ah, entahlah. Kok aku jadi curhat gini yak? (=__=')
Ya udah deh, pokoknya yang belum nonton filmnya, nonton aja disini.

***

Oh ya, aku percaya nggak percaya deh kalo tokoh Nam itu hanya diperankan satu orang. Tapi ya kenyataannya memang demikian. Keren ya? Two thumbs up deh buat penata riasnya yang bisa membuat penampilan tokoh Nam yang berubah-ubah itu terlihat sangat natural. Liat aja perbandingan antara Nam yang buruk rupa di masa SMP dengan Nam yang sembilan tahun kemudian udah jadi seorang designer terkenal. Beda banget kan? Tapi masih orang yang sama. Keren! :D

BTW, soundtrack filmnya juga lumayan enak didenger. Liriknya pun dalem banget. Judulnya Someday, by Marisa Sukosol. Dibawah ini aku punya terjemahan liriknya..

***

Don't know how long is it
Tak tahu berapa lama
That I have to resist everything
Aku harus menahan semuanya
Hide all of the truth in my heart
Menyembunyikan semua kenyataan dalam hatiku

Everytime we meet
Setiap kali kita bertemu
Everytime you turn to me
Setiap kali kau melihatku
That I pretend to be still
Aku berpura-pura acuh
Do you know how much I have to force myself?
Tahukah kau betapa aku harus memaksa diri?

Can you hear that?
Bisakah kau dengar?
My heart is telling you I love you
Hatiku berkata bahwa aku mencintaimu
But I cannot reveal my true feeling to anyone
Tapi aku tak bisa menyatakan perasaan ini kepada siapapun
Can you hear that?
Bisakah kau dengar
My heart is waiting there for you to open
Hatiku menunggu terbuka untuk kamu
I can only hope you will know it
Aku hanya bisa berharap kau akan tahu itu
Someday...
Suatu hari nanti

Though I love you
Walau aku mencintaimu
Though I feel it
Walau aku merasakannya
But deep inside isn't brave enough
Namun jauh di lubuk hati aku tak berani

Everytime we meet
Setiap kali kita bertemu
Everytime you turn to me
Setiap kali kau melihatku
That I pretend to be still
Aku berpura-pura acuh
Do you know how much I have to force myself?
Tahukah kau berapa banyak aku harus memaksa diri?


Can you hear that?
Bisakah kau dengar?
My heart is telling you I love you
Hatiku berkata bahwa aku mencintaimu
But I cannot reveal my true feeling to anyone
Tapi aku tak bisa menyatakan perasaan ini kepada siapapun
Can you hear that?
Bisakah kau dengar
My heart is waiting there for you to open
Hatiku menunggu terbuka untuk kamu
I can only hope you will know it
Aku hanya bisa berharap kau akan tahu itu


Someday...
Suatu hari nanti
Minggu, 22 September 2013 0 komentar

Top 10 Jay Chou's Songs [Recommended Versi Saya]

Hollaaa.. Jay Chou's fans dan pembaca! Kali ini aku mau nge-share beberapa judul lagu Jay Chou favoritku. Lho, ngapain di-share? Emang penting gitu?
Yaaahh.. nggak penting-penting juga sih. Barangkali aja ada pembaca blog-ku (selain penggemar Jay Chou) yang penasaran sama lagu-lagu Jay Chou, mungkin beberapa judul lagu ini bisa jadi rekomendasi buat kamu, apalagi kamu-kamu yang suka sama lagu-lagu mellow dengan deep meaning.


  1. Feng (Maple)
    Ini nih, lagu yang belakangan ini lagi sering banget aku dengerin. Lagunya tuh emosional banget menurutku. Sebenernya ada sih lagu Jay Chou lainnya yang lebih emosional. Misalnya lagu The Longest Movie. Emosi Jay kentara banget di lagu itu. Tapi aku lebih suka sama lagu Feng ini. Waktu pertama kali denger sih rasanya biasa aja, tapi pas kesekian kalinya aku denger kok rasanya nusuk yak? Si Jay nyanyinya pake perasaan banget sih..
    Apalagi kalo dengerin lagunya sambil nonton video klipnya. Behh.. makin kerasa nusuknya. Gimana nggak? Video ini menceritakan tentang Jay yang berusaha merelakan kekasihnya pacaran sama sahabatnya sendiri. Parahnya, si cewek itu nggak inget kalo Jay adalah kekasihnya karena dia amnesia. Makanya cewek itu cuek-cuek aja mesra-mesraan sama sahabat Jay didepan Jay. Kebayang kan tuh gimana sakitnya? Huaahh.. pokoknya nggak bosen deh aku dengerin lagu ini. Aku kasih bintang lima! Buat yang penasaran sama video klipnya, klik disini.
  2. Bu Neng Shou De Mi Mi (Secret)
    Lagu ini adalah original soundtrack dari film yang disutradarai oleh Jay Chou sendiri yang berjudul sama, Secret. Sama kayak lagu Feng, lagu ini juga nggak bosen-bosen aku dengerin sejak pertama kali aku denger lagunya.
  3. Ai Qing Xuan Ya (Cliff of Love)
    Buat yang lagi galau, khususnya yang lagi patah hati dan ngalamin susah move on, lagu ini cocok banget nih buat bergalau-galau ria.. apalagi kalo didengerin sambil liatin ujan. Mwahaha.. okay, abaikan yang tadi! Selain lagunya, aku juga suka sama video klipnya, coz di video ini Jay keliatan cool banget, dan aku bisa puas-puasin liat dia main piano.. (^_^)
    Klik video klipnya disini.
  4. Ju Hua Tai (Chrysanthemum Flower Bed)
    Dari semua lagu Jay Chou yang ada di playlist-ku, menurutku lagu ini adalah lagu Jay yang paling enak buat jadi pengantar tidur. Dan biasanya aku nggak suka sama lagu tradisional Cina. Tapi beda sama lagu ini. Lagu ini enak banget buat didengerin.
  5. An Jing (Silence)
    Sumpah, ini bukan lagu yang menceritakan tentang seekor binatang mamalia berkaki empat yang hobi melet-melet dan menggonggong. Mwahaha.. Tapi ini adalah lagu galau yang menceritakan tentang seseorang yang berusaha mengikhlaskan orang yang dia cintain yang udah ninggalin dia.
  6. Qing Tian (Clear Sky)
    Lagu yang menceritakan tentang seseorang yang mengenang masa lalunya bersama orang yang dia cintain. Aku masih suka dengerin lagu ini sejak jaman aku SMP sampe sekarang. Kalo dulu, aku cuma bisa dengerin lagu ini di warnet, sambil Friendster-an, coz dulu aku belum punya laptop ataupun HP yang bisa nyimpen banyak lagu. Sekarang sih aku bisa dengerin lagu ini kapan aja aku mau.
  7. Ye Qu (Nocturne)
    Satu lagi lagu galau dari Jay. Lagu yang berasal dari album November's Chopin ini menceritakan tentang kematian seorang kekasih. Entah kenapa aku suka banget sama musik di lagu ini, khususnya suara piano dan gitar akustiknya.
  8. Cai Hong (Rainbow)
    Sebuah lagu yang easy listening dan sempat populer pada tahun 2007 (waktu itu aku belum kenal Jay Chou itu siapa. wahaha..). Liriknya puitis banget. Tentang perpisahan gitu deh.
  9. Qian Li Zhi Wai (Far Away)
    Lagi-lagi ini lagu Jay Chou yang bergaya tradisional Cina. Dan didalam lagu ini, Jay Chou berduet sama Fei Yu Ching, penyanyi jazz asal Taiwan. Lagu ini menceritakan tentang seseorang yang merelakan pasangannya pergi demi impian pasangannya tersebut.
  10. Zhou Da Xia (Chevalier Chou)
    Udahan ah rekomendasiin lagu-lagu mellow-nya. Kali ini aku rekomendasiin salah satu lagu nge-beat milik Jay Chou yang paling aku suka sekaligus lagu Jay Chou yang pertama kali aku denger. Yap! Lagu ini adalah original soundtrack film yang dibintangi oleh Jay sendiri, Kung Fu Dunk. Setiap kali aku denger lagu ini, aku selalu inget adegan dimana Jay yang berperan sebagai Fang Shi Jie berantem di night club gitu pake jurus-jurus kungfu-nya. Ah, keren pokoknya. Liat video-nya disini.
Well, itulah top ten lagu-lagu Jay Chou favoritku yang aku rekomendasiin buat kamu. Tapiiii.. lagu-lagu tadi nggak berdasarkan urutan lho ya. Coz yang namanya lagu favorit kan tergantung sama selera dan mood kita saat dengerinnya. Kalo ada yang mau nambahin, silahkan :)
Senin, 16 September 2013 0 komentar

Seharusnya Tak Ada yang Perlu Ditakutkan

Haaahh.. Alhamdulillah. Akhirnya berakhir juga tugas presentasi yang memusingkan itu. Sebelum berangkat kampus, aku tuh bener-bener takut dan pesimis banget kalo aku bisa menampilkan presentasi itu dengan baik. Tapi hari ini aku nggak jadi tampil sendirian, coz partner-aku, si Aminah bela-belain izin dari tempat magangnya buat berangkat ke kampus lebih awal.

Karena nggak mempersiapkan presentasi itu berdua, kami jadi bingung juga membagi materinya, yang mana yang mau disampein aku, dan yang mana yang mau disampein Aminah. Coz selama beberapa hari ini kan cuma aku sendiri yang mempersiapkan materi presentasi itu, sementara Aminah hanya berbekal buku miliknya, itupun dia mengaku bahwa dia nggak cukup memahaminya. Akhirnya kami presentasi sekenanya aja. Haha..

Tapi untungnya aku bisa menyampaikan materi dengan sedikit lancar dari yang ditakutkan. Hehe..
Cuma agak kecewa juga sih, coz sebenernya aku udah mempersiapkan contoh-contoh dari materi presentasi itu. Tapi karena beberapa materi itu disampaikan oleh Aminah, contoh-contoh yang udah aku siapin itu jadi nggak tersampaikan. Ya udahlah.. seenggaknya presentasi hari ini nggak seserem yang aku takutin. Aku udah cukup bersyukur untuk ini. Harusnya kemaren-kemaren itu aku nggak perlu setakut dan se-stress itu ya. Haha..

Dan nggak tau kenapa hari ini rasanya aku tuh excited banget. Mungkin karena presentasi hari ini yang aku sampaikan dengan cukup baik dari yang aku takutkan, dan mungkin juga karena mata kuliah hari ini yang menarik. Ya, aku tuh lagi semangat banget ngikutin mata kuliahnya Pak Budi. Ini kedua kalinya aku dan temen-temen jurusan ngikutin kuliah beliau. Seperti yang udah aku tuliskan di entri aku hari Senin yang lalu, aku tuh suka banget sama cara ngajarnya Pak Budi. Nggak ngebosenin, dan nggak bikin ngantuk. Selain itu juga mungkin karena belakangan ini aku lagi tertarik sama sastra, dan bahan pembicaraan Pak Budi tuh selalu nggak jauh-jauh dari yang namanya sastra, jadi nggak heran kalo aku antusias banget ngikutin kuliah beliau.

Berbanding terbalik dengan aku, temen aku si Mella malah ngantuk ngikutin mata kuliah ini. Menurutnya, cara ngajar beliau tuh memusingkan dan bikin stress, coz beliau seringkali ngajak para mahasiswanya buat berdebat. Tapi bagiku, justru itu yang bikin aku antusias. Walaupun aku lebih sering nyimak ketimbang ikutan debat, tapi statement-statement brilian beliau tuh selalu nambah pengetahuan buat kami. Asik deh pokoknya.

Hari ini juga entah kenapa aku merasa lebih percaya diri dari biasanya, dan aku sangat merasakan bagaimana nikmatnya menjadi orang yang percaya diri itu. Hmm.. coba aja kalo rasa ini bisa aku rasain setiap hari dan setiap waktu.. :)

***

Oh ya, hari ini keluarga yang ngontrak disebelah rumahku itu udah pindah. Kata ibu aku sih katanya mereka udah punya rumah sendiri gitu deh. Huh, aku kira mereka tersinggung gara-gara kemaren aku terganggu sama lagu Kangen Band yang mereka play (lah, emangnya mereka tau?)

Ah, padahal sebenernya aku rada sedih juga sih mereka pindah rumah. Bukan.. bukan karena aku pengen selalu denger mereka nge-play lagu Kangen Band, tapi aku tuh suka sama dua anak cowoknya yang lucu-lucu itu. Ngegemesin gimana gitu. Apalagi anaknya yang paling kecil. Gendut, trus suka jalan kesana-kesini. Maklum, anak seumuran mereka itu kan lagi lucu-lucunya. Coba kalo umurnya udah diatas lima tahun, hadeeeehh.. pasti nyebelin. Nah, sekarang aku nggak bisa ketemu mereka lagi, coz pindahnya lumayan jauh. Hmm.. I'll be miss you, De..


Minggu, 15 September 2013 0 komentar

Tentang Presentasi Bahasa Indonesia Besok

Aku tersadar dari tidurku di pagi hari. Masih kerasa betapa sakitnya seluruh badanku, mulai dari kepala, tangan, punggung, sampe kaki. Semua ini karena usaha keras semalam. Aku begadang sampe jam setengah tiga dini hari buat ngerjain bahan presentasi yang bakal aku presentasikan besok didepan kelas. Itupun belum selesai. Begitu sadar dari tidur, aku ngeliat jam.. udah jam tujuh pagi. Itu artinya aku ngelewatin sholat Subuh. Haaahh.. saking capek dan ngantuknya, aku nggak denger alarm subuh yang udah aku set deh.

Sebenernya pagi itu aku masih ngantuk. Kalo aja pagi itu aku nggak dibangunkan oleh suara itu, mungkin tidur aku nggak akan terpotong pada saat itu juga. Suara yang sangat menyebalkan dan paling aku benci. Suara Andhika Kangen Band! Ya.. aku sama sekali nggak bercanda. Aku dibangunkan oleh suara Andhika Kangen Band.

Ini gara-gara orang yang tinggal di rumah kontrakan ortu-ku tuh, nge-play musik dengan volume keras banget. Rumahku sama rumah yang dia kontrak kan jaraknya deket banget. Paling cuma sekitar satu meteran doang. Jadi kalo dia nge-play musik sekeras itu tuh rasanya aku kayak lagi ada di pasar malem atau di sekitar tukang jualan kaset gitu deh. Aku udah berusaha nutup kupingku, tapi lagu itu tetep aja kedengeran, "Aku mohooooon mengertilaaaahh.. kita jangan bertengkar lagiiii.." Hadeeeehh.. tuh orang bener-bener nggak tau orang lagi stress. Minggu ini tuh aku lagi stress gara-gara kuliah yang makin kesini semakin terasa memuakkan dan nggak menyenangkan. Eh, dia malah bikin aku makin stress dengan memperdengarkan suara beracun itu! (=__=')

Aku pikir sih kayaknya dia penggemarnya Kangen Band deh. Coz aku sering banget denger dia nge-play lagu mereka. Padahal apa enaknya sih? Heran.. Mendingan dengerin dangdut atau lagu India deh..

Sekarang tugasku mempersiapkan bahan buat presentasi besok udah selesai. Tinggal memperdalam materinya aja, biar bisa ngomong didepan. Harapanku nggak banyak kok. Aku cuma berharap Allah ngasih aku kepercayaan diri, itu aja. Coz hanya dengan kepercayaan diripun, insya Allah aku bisa dapetin apa yang aku mau, yakni ngomong didepan kelas dengan lancar karena aku udah hampir menguasai materinya; tampil tanpa melakukan hal bodoh atau sesuatu yang bikin awkward; dan nilai baik tentunya. Hanya dengan kepercayaan diri aja. Hanya itu.

Semoga Allah denger doa aku. Aamiin..


Sabtu, 14 September 2013 0 komentar

Under Pressure

Under pressure adalah ketika kita dituntut untuk melakukan sesuatu yang kurang kita senangi. Yak, itulah yang aku rasain sekarang-sekarang ini. Aku makin ngerasa tertekan aja sama tugasku sebagai mahasiswa semester tiga jurusan Sekretaris. Aku nggak punya penampilan yang cukup menarik, tapi dituntut untuk selalu tampil cantik layaknya sekretaris pada umumnya. Aku nggak suka dandan berlebihan, tapi dituntut untuk pake berbagai macam make up. Aku lebih suka pake sepatu sport, tapi dituntut untuk pake high heels. Aku nggak punya cukup kepercayaan diri, tapi dituntut untuk selalu tampil didepan publik. Aku nggak punya bakat berkomunikasi dengan baik, tapi dituntut untuk terampil bicara. Aku tertekan. Tertekan banget. Aku merasa bahwa aku yang di kampus itu bukan aku. Semuanya terasa flat dan memuakkan. Aku kayak di penjara, nggak bebas mengekspresikan diri.

Andai bukan karena sebuah tuntutan, aku pengen banget kuliah jurusan seni. Seperti yang udah aku utarakan di entriku kemaren, aku tertarik sama seni Sastra. Aku pikir mungkin kuliah di jurusan seni Sastra bakalan jauh lebih menyenangkan ketimbang disini. Nggak perlu banyak tuntutan ini itu. Mahasiswa jurusan Sastra nggak akan dituntut untuk tampil menarik, nggak akan dituntut untuk pake make up, nggak akan dituntut untuk pake high heels, dan nggak akan dituntut untuk terampil berkomunikasi didepan umum, coz mahasiswa seni sastra umumnya dilahirkan untuk menjadi sastrawan, orang yang bekerja dalam ketenangan, yang menuangkan isi pikiran dan hati mereka dalam sebuah tulisan. Aku suka itu.

Tapi semua itu cuma sebatas angan-anganku aja. Aku nggak mungkin menghentikan kuliahku sampe disini. Kasian juga orangtuaku yang udah ngeluarin biaya banyak. So, mau nggak mau aku harus tetep ngadepin apa yang ada didepanku ini. Tapi apa bisa aku bertahan sama tekanan-tekanan yang aku hadapin hampir setiap harinya?

Well, aku cuma bisa berharap Allah melancarkan jalanku dan memberi kekuatan kepadaku buat ngadepin semuanya.
Jumat, 13 September 2013 0 komentar

In Love With Literature and Classical Music

Aduuuhh.. mumet deh aku kalo udah mikirin tugas presentasi yang dikasih Pak Budi hari Senin yang lalu. Aku nggak bisa bayangin gimana performance aku nanti. Kenapa sih harus aku duluan yang pertama tampil? Sialnya, aku juga harus tampil sendirian tanpa partner. Ya Allah.. rasanya kalo inget itu tuh pengen semaput aja gitu, trus sadar di hari Selasa. Andai waktu bisa di-skip ya.. kalo bisa hari Senin itu tuh nggak usah ada aja! Well, aku yakin deh, orang yang baca entri aku yang satu ini pasti mikirnya, hah.. tugas gitu doang kok dipusingin.. tinggal hadepin aja, apa susahnya? (=__=')

***

Oh ya, kayaknya sekarang-sekarang ini aku mulai tertarik deh sama yang namanya sastra. Emang sih, aku udah lama suka baca, tapi sekarang-sekarang ini kok kayaknya aku mulai tertarik buat nulis juga ya? Mungkin karena belakangan ini aku sering dipertemukan sama orang-orang yang berhubungan di bidang itu kali ya? Sebenernya sih dipertemukannya cuma di dunia maya sih. Aku seneng aja gitu kalo komunikasi sama mereka. Bahasanya itu lho.. bener-bener bahasa Indonesia banget. Bahkan status-status mereka aja nggak kayak status-status biasa, tapi mengandung seni. Nah, aku tertarik buat seperti itu juga. Makanya nanti jangan heran deh kalo sewaktu-waktu bahasaku di postingan Facebook, Twitter, dan blog jadi kenovel-novelan. Tadinya aku, saya, kamu jadi aku, kau. Hahaha.. :D

Huaaahh.. sumpah, aku pengen banget jadi penulis. Tapi aku krisis ide. Mwahahaha..

Emang sih, aku punya beberapa ide cerita di kepalaku. Ide-ide itu seringnya muncul pas aku lagi mandi, atau pas menjelang tidur. Nggak tau kenapa. Tapi aku bingung gimana menuliskannya. Kadang aku bingung gimana menceritakan bagian awal dan akhir ceritanya. Dan kadang aku juga takut apa yang aku tulis itu udah basi, atau pernah ditulis sama orang lain. Hahaha.. aneh nggak sih? :P

Ada tuh orang yang lebih muda dari aku, tapi udah pinter banget merangkai katanya. Dia bahkan udah bisa nulis sebuah karya yang mirip kayak novel terjemahan layaknya penulis profesional. Keren deh..

Belakangan ini aku juga lagi sering-seringnya dengerin musik klasik. Sebenernya udah dari tahun 2012 sih aku mulai dengerin musik klasik, cuma nggak sesering sekarang-sekarang ini. Coz dari artikel yang pernah aku baca sih katanya musik klasik tuh bisa meningkatkan kinerja otak. Nggak tau deh itu bener atau nggak. Masih pro dan kontra sih. Sejauh ini sih aku baru dengerin lagu-lagunya Sarah Brightman. Enak buat nemenin pas malem. Tapi musiknya Kenny Gorelick juga enak buat nemenin istirahat malem (yeee.. itu mah musik jazz kali..). Haha.. :P
Selasa, 10 September 2013 0 komentar

Kuliah Pertama di Tingkat Dua

Hari pertama kuliah, setelah lama liburan! Well, sebenernya aku berangkat kuliah udah dari tanggal 26 Agustus kemaren sih. Cuma waktu itu belum aktif kuliahnya. Jadi selama seminggu itu cuma ada pengarahan-pengarahan doang sih. Setelah seminggu free kuliah, kami libur selama seminggu, dan kemudian masuk hari Senin ini buat ngikutin kegiatan belajar mengajar kayak biasa.

Hmm.. Nggak kerasa deh, sekarang aku udah jadi mahasiswa tingkat dua. Padahal perasaan aku baru jadi mahasiswa kemaren-kemaren. Waktu tuh cepet banget ya larinya. Udah gitu makin kesini kayaknya makin berat aja gitu. Udah mah berangkatnya sore, pulang malem.. trus di tingkat dua ini, aku dan temen-temen juga dituntut buat magang. Yaahh.. sejauh ini sih aku belum magang, coz aku belum ngumpulin CV dan berkas lainnya. Tapi aku sempet nanya sih ke beberapa temenku yang udah magang. Kata mereka, magang tuh capek. Mulai kerja dari jam delapan pagi sampe jam lima sore, setelah itu langsung berangkat kuliah, tapi penghasilannya jauh dari yang diharapkan. Ya emang sih, namanya juga magang, wajar kalo dapet upah yang nggak sesuai harapan. Beda sama kerja. 

Hari pertama kuliah dibuka oleh mata kuliah Korespondensi Bisnis Bahasa Indonesia. Pada mata kuliah ini, aku dan temen-temen jurusan diperkenalkan oleh seorang dosen baru, namanya Pak Budi. Walau baru hari pertama ngajar, beliau udah bikin kami jatuh cinta lho. Bukan.. bukan karena kami naksir, tapi karena gaya ngajarnya yang asik dan nggak ngebosenin. Ngajarnya sambil diselingin cerita gitu deh. Selain itu beliau juga humoris, jadi nggak bikin ngantuk.

Tapiiii.. ada satu hal yang membebani aku di hari pertama kuliah ini. Pasalnya, aku dan temen-temen satu jurusan dikasih tugas presentasi gitu deh. Presentasinya perkelompok. Satu kelompok terdiri dari dua orang. Aku satu kelompok sama Aam. Ada delapan topik yang bakal jadi bahan presentasi itu. Tiap-tiap kelompok harus mempresentasikan satu dari delapan topik itu setiap minggunya. Topiknya ditentukan dengan cara diundi. Aku dan Aam dapet topik dengan nomor urut satu, yaitu mengenai Ejaan Yang Disempurnakan. Daaaann.. karena kami dapet topik dengan nomor urut satu, maka kami dituntut untuk tampil di minggu pertama, yaitu minggu depan. Huaaahh.. yang bener aja! Aku shocked lah. Tapi yang lebih shocking lagi adalah ketika aku harus menerima kenyataan bahwa minggu depan aku harus tampil presentasi sendirian!

Kenapa aku harus presentasi sendirian?
Gini.. presentasi itu dimulai jam lima sore. Sementara Aam kan udah magang. Dia baru keluar kantor jam lima, dan baru nyampe kampus sekitar jam setengah enam, atau lebih. Jadi kemungkinan dia nggak bakal tampil. Aaaahh.. yang bener ajaaaa..!! Ini parah. Udah tampil pertama, sendirian pula. Masa iya aku harus ngoceh sendirian didepan kelas dari jam lima sampe jam enam? Ngoceh didepan kelas lima menit aja udah bikin aku pengen semaput.. (=___=)

Oh ya, aku kesel nih, coz untuk sementara ini blog-ku ini nggak bisa dibaca sama orang dulu. Ini karena aku ganti alamat blog-ku dari www.lonelygirl-vidialesta.blogspot.com ke www.vidialesta.blogspot.com. Nah, karena alamatnya diganti, search engineer butuh waktu buat menyesuaikan alamat blog-ku yang baru. Jadi kalo ada orang yang nge-search blog-ku di Google, yang nongol itu masih alamat blog-ku yang lama. So, kalo mereka klik alamat itu, jelas nggak bakal nyambung lah. Ganti alamatnya sih udah dari beberapa hari yang lalu, tapi kok alamat yang barunya belum kedaftar di Google juga ya? Padahal aku udah daftar ke Bing juga. Hmm.. mudah-mudahan alamat blog-ku yang baru ini cepet kedaftar di Google deh. Coz sayang kalo viewer dan rating-nya jadi turun.. :P
Jumat, 06 September 2013 2 komentar

Who is My Only Exception?

When I was younger I saw my daddy cry
And curse at the wind.
He broke his own heart and I watched
As he tried to reassemble it.

And my momma swore
That she would never let herself forget
And that was the day that I promised
I'd never sing of love if it does not exist.

But darling,
You are the only exception
You are the only exception
You are the only exception
You are the only exception

Maybe I know somewhere deep in my soul
That love never lasts
And we've got to find other ways to make it alone
Or keep a straight face

And I've always lived like this
Keeping a comfortable distance
And up until now I have sworn to myself
That I'm content with loneliness

Because none of it was ever worth the risk

Well, you are the only exception
You are the only exception
You are the only exception
You are the only exception

I've got a tight grip on reality,
But I can't let go of what's in front of me here
I know you're leaving in the morning when you wake up
Leave me with some kind of proof it's not a dream

You are the only exception
You are the only exception
You are the only exception
You are the only exception

And I'm on my way to believing.
Oh, and I'm on my way to believing

***

Well, mungkin ini bisa dibilang cukup keterlaluan karena lewat tengah malam begini bukannya istirahat, aku malah bergentayangan di blog. Ya ini gara-gara aku denger lagu yang diatas itu tuh. Aku iseng dengerin lagu itu satu kali, eh setelah denger satu kali aku malah ketagihan buat memutarnya berulang-ulang. Dan gara-gara itu aku jadi teringat sesuatu hingga akhirnya aku terdorong untuk menulis entri yang satu ini. Ya, mungkin ini akan sedikit melankolis. Haha..

Sejak pertama kali aku denger lagu yang satu itu, aku langsung jatuh cinta sama lagu itu. The Only Exception, dari Paramore. Dan sampe sekarang aku nggak pernah bosen dengernya meskipun lagu itu aku puter berulang-ulang, puluhan kali. Well, dari semua lagu Paramore yang aku suka, lagu The Only Exception inilah yang menurut aku paling ngena.

Emang sih, lagu Paramore yang satu ini nggak bikin mata aku berkaca-kaca atau nangis setiap kali aku dengerin atau nyanyiin. Paling cuma merinding doang. Beda sama lagu My Heart yang beberapa kali bikin aku mewek baik itu pas dengerin ataupun nyanyiin. Tapi lagu The Only Exception tuh punya makna yang cukup dalem menurutku.

Lagu ini menceritakan seorang cewek yang mengalami broken home. Ibu dan bapaknya bercerai. Dan sejak saat itu dia hampir nggak percaya sama yang namanya cinta. Apalagi dia sering dipermainkan sama cowok-cowok gitu deh. Hal itu membuat si cewek berkesimpulan bahwa cinta itu nggak pernah berlangsung lama, dan ia memutuskan untuk hidup sendiri tanpa pasangan seumur hidupnya, hingga akhirnya seorang cowok datang padanya dan memberikan cinta yang tulus. Ya cowok itulah yang disebut sebagai the only exception alias satu-satunya pengecualian, karena cowok itu nggak kayak cowok-cowok lain yang cuma mempermainkan si cewek. Semua cowok mempermainkannya, kecuali cowok itu.

Ya itu cuma analisa aku aja sih. Aku nggak tau makna lagu itu benar demikian atau enggak. Tapi aku yakin sih kalo kurang lebih apa yang aku simpulkan mengenai makna lagu itu tuh bener demikian. Ah, so sweet lah..

Ngomong-ngomong tentang The Only Exception, aku jadi mikir, who is my only exception?

Seperti yang pernah aku katakan di salah satu postinganku, selama aku hidup didunia ini, hanya sedikit orang yang masuk ke kehidupanku, apalagi yang namanya cowok. Believe it or not, aku belum pernah pacaran. Kalo pun pernah, itu pun cuma didunia maya, dan tanpa diketahui sama ortu-ku.

Bagiku, pacar itu nggak lebih dari penyemangat dan motivator. Jujur aja, aku nggak begitu suka digombalin. Aku lebih suka dikasih kata-kata motivasi. Tapi nggak harus gitu juga sih. Tahun lalu, aku pernah menjalin hubungan sama seorang cowok yang diperkenalkan sama salah satu temen Facebook aku. Yah, sebut aja namanya Danger, coz itu emang julukan yang aku kasih buat dia. Dia emang lebih sering ngegombal ketimbang ngasih aku kata-kata motivasi, coz aku juga hampir nggak pernah curhat sama dia sih. Tapi ajaibnya, kehadiran dia di hidupku cukup berpengaruh buatku. Selama berhubungan sama dia, aku jadi lebih percaya diri. Bahkan aku yang biasanya berpenampilan tomboy jadi lebih tampil feminim. Dulu aku nggak suka pake lipgloss dan baju yang modelnya aneh-aneh. Dan semenjak sama dia, aku jadi suka pake lipgloss klo pergi, dan aku juga mulai suka pake baju yang modelnya cewek banget, walaupun aku belum suka pake rok. Haha..

Sayangnya dia udah ninggalin aku duluan tanpa ucapan selamat tinggal sebelum aku sempet bilang ke dia bahwa kehadiran dia membawa pengaruh baik buatku.

Di tahun yang sama, aku juga pernah menjalin hubungan sama seorang cowok yang sebut aja namanya Hujan. Aku emang nggak pernah memanggil dia dengan sebutan Hujan, tapi bagiku, dia itu kayak hujan. Kehadiran dia di hidupku pernah sangat berkesan. Aku dan dia punya cukup banyak kesamaan. Kami sama-sama suka kucing, sama-sama cinta alam, sama-sama suka menggambar, sama-sama suka melamun dan mengkhayal, dan anehnya, kami juga sama-sama suka hujan. Namun yang bikin kami deket adalah kesamaan masalah kami. Tapi meskipun kami punya masalah yang sama, dialah yang paling banyak memotivasiku. Aku selalu mengibaratkan kami itu kayak pohon dan hujan. Aku tuh ibarat pohon yang layu, yang down karena masalah. Sementara dia ibarat hujan yang datang dan menyirami si pohon, sehingga pohon itu kembali segar. Aku emang nggak pernah ngomong tentang pohon dan hujan ini ke dia, tapi dia sering manggil aku dengan sebutan "puTREE" (tree = pohon). Dan karena kebetulan-kebetulan itu, aku pernah berpikir bahwa dia adalah orang yang ditakdirkan Tuhan buat aku, my only exception. Tapi ternyata aku salah.

Dia ngilang lagi dari hidupku. Udah lama banget kami nggak berkomunikasi. Tapi meskipun perasaan aku sama dia udah nggak kayak dulu lagi, aku masih suka inget dia kalo denger lagu Efek Rumah Kaca yang judulnya Desember, coz dia pernah secara nggak langsung memperkenalkan lagu itu ke aku. Sebenernya sih aku nggak begitu suka sama lagunya. Aku cuma suka sama liriknya yang menggambarkan apa yang aku rasain dan aku harapkan, selalu ada yang bernyanyi dan berelegi dibalik awan hitam. semoga ada yang menerangi sisi gelap ini, menanti seperti pelangi setia menunggu hujan reda. Dan ya, aku masih suka hujan sampe sekarang. Bukan karena hujan mengingatkan aku kepada dia, tapi karena aku memang suka hujan. Suka banget..

Dan sekarang aku masih menunggu, siapa my only exception itu. Aku sering berharap bahwa my only exception itu adalah orang yang selama empat tahun ini stuck di hati dan pikiranku. Tapi aku pikir itu nggak mungkin. Dia terlalu perfect. Jadi aku pikir, hanya wanita perfect lah yang pantes dapetin dia, bukan aku yang sangat jauh dari kata perfect. So, aku nggak terlalu mengharapkan dia lagi sekarang. Aku udah ikhlas.

Well, kalo cinta itu bener-bener ada, aku yakin Tuhan udah menyiapkan seseorang buatku. Tapi kalo nggak ada, I promise I'll never sing of love if it does not exist..
Minggu, 01 September 2013 0 komentar

Aku Pengen Punya Sixthsense!

Ada satu keinginan yang dari dulu bikin aku penasaran setengah mati dan pengen banget aku wujudin. Aku pengen banget punya sixthsense!

Kayaknya asik dan enak aja gitu ya kalo kita bisa telepati, membaca pikiran orang, membaca aura, atau memiliki intuisi yang kuat. Selain itu, dengan memiliki sixthsense atau indera keenam, kita juga bisa merasakan dan melihat hal-hal yang berbau gaib gitu deh. Yak, dari dulu aku emang selalu tertarik sama hal-hal yang berbau metafisika. Aku paling suka nonton acara-acara yang menayangkan aksi hipnotis, astral projection, atau mind-reading. Aku juga paling suka nonton acara-acara berbau gaib macam Dunia Lain, Dua Dunia, atau Mister Tukul Jalan-Jalan versi misteri. Dan aku mengidolakan Citra Prima!

Awalnya, aku kira sixthsense hanya bisa didapatkan sejak lahir atau melalui warisan, jadi orang yang terlahir normal ya nggak akan punya sixthsense. Tapi ternyata aku salah. Sixthsense ternyata bisa dimiliki oleh semua orang dengan cara membuka mata batin.

Aku juga tau hal ini dari temenku sih, si Yuda. Dulu aku sempet mengira dia itu indigo. Coz jalan pikiran dia tuh udah jauh banget, nggak kayak anak-anak muda pada umumnya. Udah kayak orang yang dateng dari masa lalu deh pokoknya.. (sorry, Yud.. saya bawa-bawa kamu lagi di entri saya. saya tau kamu baca ini. mwahahaha..) :P

Tapi pas aku tanya, ternyata enggak. Hanya aja katanya dia pernah mempelajari metafisika gitu, makanya nggak jauh beda sama anak indigo. Aku rada surprised aja gitu waktu dia bilang kalo dia punya sixthsense. Berarti selama ini dia bisa baca pikiran aku.. (_")
Dan aku nggak nyangka kalo yang aku andai-andaikan dari dulu bisa bener-bener terwujud. Well, dari dulu aku selalu berandai-andai, seandainya aku bisa bertemen sama seseorang yang memiliki sixthsense. Kayaknya asik aja gitu kalo bisa ngomongin hal-hal berbau gaib dan supranatural sama temen kayak gitu. Eh, tanpa diduga, ternyata sosok temen yang aku andai-andaikan itu sebenernya udah ada dihadapan aku. Makanya aku selalu antusias tuh kalo dia ngomongin hal-hal yang berbau gaib gitu, walaupun kadang bikin takut juga sebenernya. Hahaha..

Mendengar bahwa sixthsense bisa diperoleh dengan membuka mata batin, aku jadi makin penasaran pengen coba. Tapi menurut Yuda dan menurut artikel yang aku baca, sebelum memutuskan untuk membuka mata batin, kita harus menyiapkan mental kita dulu. Mental kita harus kuat, coz setiap hari kita bakal menemui hal-hal gaib. Nggak cuma merasakan, tapi juga melihat dan mendengar. Kemana-kemana jadi nggak tenang, tidur juga nggak tenang, coz kita bisa denger suara-suara aneh gitu. Yuda aja lumayan sering cerita kalo dia sering nggak bisa tidur gara-gara denger suara aneh. Suara harimau lah, suara almarhum neneknya manggil-manggil dia.. Kan serem. Selain itu, sekali kita membuka mata batin kita, maka itu akan bersifat permanen. Dengan kata lain, mata batin kita yang udah terbuka nggak akan bisa ditutup lagi. Kalopun bisa ditutup, itu cuma sementara aja, coz bisa aja sewaktu-waktu mata batin itu bisa terbuka lagi dengan sendirinya. Makanya, meskipun penasaran setengah mati, tapi aku perlu berpikir 1000 kali dulu sebelum memutuskan itu.

Hmm.. sebenernya sih masalahnya cuma satu. Aku cuma nggak mau ngerasain, ngedenger, apalagi ngeliat adanya makhluk gaib. Cuma itu kelebihan yang nggak mau aku milikin. Ya emang sih, makhluk gaib itu nggak ada yang ngeganggu secara fisik, apalagi sampe ngebunuh, tapi tetep aja bentuknya serem.

Pernah waktu itu Yuda main kerumahku. Dia udah tiga kali main kerumahku. Waktu itu adalah kunjungannya yang kedua kali. Pas mau pulang, dia bilang ke aku kalo dibelakang halaman rumahku ada orang tinggi besar gitu. Setelah dia bilang gitu, emang sih aku nggak takut kalo ke belakang rumah siang-siang. Tapi kalo malem-malem ke kamer mandi, aku jadi merinding sendiri.

Lah, nggak kebayang kan kalo aku punya sixthsense jadinya kayak gimana? Bisa parno seumur hidup aku! Ngeri aja gitu ngebayangin ketemu sama makhluk gaib dimana-mana. Di jalan, di kamer, di ruang makan, di toilet.. Geli juga ngebayangin lagi mandi diliatin makhluk gaib. Lagi nabung di WC diliatin juga.. (>__<")

Aku pernah tuh mimpi bisa ngeliat makhluk gaib. Aku udah rada lupa sih mimpinya kayak gimana. Yang aku inget sih di mimpi itu aku merem, sementara badan aku melayang-layang gitu di udara. Pas lagi dalam keadaan kayak gitu, aku ngedenger bisikan gini, "Setelah membuka mata, kamu akan memiliki suatu kelebihan yang jarang orang lain punya.." Setelah itu, bisikan itu ilang, dan aku mendarat. Pas mendarat, aku membuka mata aku. Dan pas buka mata itu aku kaget, coz tiba-tiba aja aku ada didalem hutan gitu dengan makhluk-makluk gaib disekitar aku.

Sumpah, itu mimpi udah kayak nyata banget. Kalo aku punya sixthsense, mungkin kurang lebih gitu kali ya rasanya? Ah, kayaknya aku bener-bener harus menahan diri deh untuk nggak sembarangan memutuskan membuka mata batinku. Kalopun udah kebelet pengen ngelakuin itu, aku bener-bener harus menguatkan mental aku dulu, coz aku nggak mau lah ya kalo harus parno seumur hidup. Haha..


Total Tayangan Halaman

 
;