Jumat, 06 September 2013

Who is My Only Exception?

When I was younger I saw my daddy cry
And curse at the wind.
He broke his own heart and I watched
As he tried to reassemble it.

And my momma swore
That she would never let herself forget
And that was the day that I promised
I'd never sing of love if it does not exist.

But darling,
You are the only exception
You are the only exception
You are the only exception
You are the only exception

Maybe I know somewhere deep in my soul
That love never lasts
And we've got to find other ways to make it alone
Or keep a straight face

And I've always lived like this
Keeping a comfortable distance
And up until now I have sworn to myself
That I'm content with loneliness

Because none of it was ever worth the risk

Well, you are the only exception
You are the only exception
You are the only exception
You are the only exception

I've got a tight grip on reality,
But I can't let go of what's in front of me here
I know you're leaving in the morning when you wake up
Leave me with some kind of proof it's not a dream

You are the only exception
You are the only exception
You are the only exception
You are the only exception

And I'm on my way to believing.
Oh, and I'm on my way to believing

***

Well, mungkin ini bisa dibilang cukup keterlaluan karena lewat tengah malam begini bukannya istirahat, aku malah bergentayangan di blog. Ya ini gara-gara aku denger lagu yang diatas itu tuh. Aku iseng dengerin lagu itu satu kali, eh setelah denger satu kali aku malah ketagihan buat memutarnya berulang-ulang. Dan gara-gara itu aku jadi teringat sesuatu hingga akhirnya aku terdorong untuk menulis entri yang satu ini. Ya, mungkin ini akan sedikit melankolis. Haha..

Sejak pertama kali aku denger lagu yang satu itu, aku langsung jatuh cinta sama lagu itu. The Only Exception, dari Paramore. Dan sampe sekarang aku nggak pernah bosen dengernya meskipun lagu itu aku puter berulang-ulang, puluhan kali. Well, dari semua lagu Paramore yang aku suka, lagu The Only Exception inilah yang menurut aku paling ngena.

Emang sih, lagu Paramore yang satu ini nggak bikin mata aku berkaca-kaca atau nangis setiap kali aku dengerin atau nyanyiin. Paling cuma merinding doang. Beda sama lagu My Heart yang beberapa kali bikin aku mewek baik itu pas dengerin ataupun nyanyiin. Tapi lagu The Only Exception tuh punya makna yang cukup dalem menurutku.

Lagu ini menceritakan seorang cewek yang mengalami broken home. Ibu dan bapaknya bercerai. Dan sejak saat itu dia hampir nggak percaya sama yang namanya cinta. Apalagi dia sering dipermainkan sama cowok-cowok gitu deh. Hal itu membuat si cewek berkesimpulan bahwa cinta itu nggak pernah berlangsung lama, dan ia memutuskan untuk hidup sendiri tanpa pasangan seumur hidupnya, hingga akhirnya seorang cowok datang padanya dan memberikan cinta yang tulus. Ya cowok itulah yang disebut sebagai the only exception alias satu-satunya pengecualian, karena cowok itu nggak kayak cowok-cowok lain yang cuma mempermainkan si cewek. Semua cowok mempermainkannya, kecuali cowok itu.

Ya itu cuma analisa aku aja sih. Aku nggak tau makna lagu itu benar demikian atau enggak. Tapi aku yakin sih kalo kurang lebih apa yang aku simpulkan mengenai makna lagu itu tuh bener demikian. Ah, so sweet lah..

Ngomong-ngomong tentang The Only Exception, aku jadi mikir, who is my only exception?

Seperti yang pernah aku katakan di salah satu postinganku, selama aku hidup didunia ini, hanya sedikit orang yang masuk ke kehidupanku, apalagi yang namanya cowok. Believe it or not, aku belum pernah pacaran. Kalo pun pernah, itu pun cuma didunia maya, dan tanpa diketahui sama ortu-ku.

Bagiku, pacar itu nggak lebih dari penyemangat dan motivator. Jujur aja, aku nggak begitu suka digombalin. Aku lebih suka dikasih kata-kata motivasi. Tapi nggak harus gitu juga sih. Tahun lalu, aku pernah menjalin hubungan sama seorang cowok yang diperkenalkan sama salah satu temen Facebook aku. Yah, sebut aja namanya Danger, coz itu emang julukan yang aku kasih buat dia. Dia emang lebih sering ngegombal ketimbang ngasih aku kata-kata motivasi, coz aku juga hampir nggak pernah curhat sama dia sih. Tapi ajaibnya, kehadiran dia di hidupku cukup berpengaruh buatku. Selama berhubungan sama dia, aku jadi lebih percaya diri. Bahkan aku yang biasanya berpenampilan tomboy jadi lebih tampil feminim. Dulu aku nggak suka pake lipgloss dan baju yang modelnya aneh-aneh. Dan semenjak sama dia, aku jadi suka pake lipgloss klo pergi, dan aku juga mulai suka pake baju yang modelnya cewek banget, walaupun aku belum suka pake rok. Haha..

Sayangnya dia udah ninggalin aku duluan tanpa ucapan selamat tinggal sebelum aku sempet bilang ke dia bahwa kehadiran dia membawa pengaruh baik buatku.

Di tahun yang sama, aku juga pernah menjalin hubungan sama seorang cowok yang sebut aja namanya Hujan. Aku emang nggak pernah memanggil dia dengan sebutan Hujan, tapi bagiku, dia itu kayak hujan. Kehadiran dia di hidupku pernah sangat berkesan. Aku dan dia punya cukup banyak kesamaan. Kami sama-sama suka kucing, sama-sama cinta alam, sama-sama suka menggambar, sama-sama suka melamun dan mengkhayal, dan anehnya, kami juga sama-sama suka hujan. Namun yang bikin kami deket adalah kesamaan masalah kami. Tapi meskipun kami punya masalah yang sama, dialah yang paling banyak memotivasiku. Aku selalu mengibaratkan kami itu kayak pohon dan hujan. Aku tuh ibarat pohon yang layu, yang down karena masalah. Sementara dia ibarat hujan yang datang dan menyirami si pohon, sehingga pohon itu kembali segar. Aku emang nggak pernah ngomong tentang pohon dan hujan ini ke dia, tapi dia sering manggil aku dengan sebutan "puTREE" (tree = pohon). Dan karena kebetulan-kebetulan itu, aku pernah berpikir bahwa dia adalah orang yang ditakdirkan Tuhan buat aku, my only exception. Tapi ternyata aku salah.

Dia ngilang lagi dari hidupku. Udah lama banget kami nggak berkomunikasi. Tapi meskipun perasaan aku sama dia udah nggak kayak dulu lagi, aku masih suka inget dia kalo denger lagu Efek Rumah Kaca yang judulnya Desember, coz dia pernah secara nggak langsung memperkenalkan lagu itu ke aku. Sebenernya sih aku nggak begitu suka sama lagunya. Aku cuma suka sama liriknya yang menggambarkan apa yang aku rasain dan aku harapkan, selalu ada yang bernyanyi dan berelegi dibalik awan hitam. semoga ada yang menerangi sisi gelap ini, menanti seperti pelangi setia menunggu hujan reda. Dan ya, aku masih suka hujan sampe sekarang. Bukan karena hujan mengingatkan aku kepada dia, tapi karena aku memang suka hujan. Suka banget..

Dan sekarang aku masih menunggu, siapa my only exception itu. Aku sering berharap bahwa my only exception itu adalah orang yang selama empat tahun ini stuck di hati dan pikiranku. Tapi aku pikir itu nggak mungkin. Dia terlalu perfect. Jadi aku pikir, hanya wanita perfect lah yang pantes dapetin dia, bukan aku yang sangat jauh dari kata perfect. So, aku nggak terlalu mengharapkan dia lagi sekarang. Aku udah ikhlas.

Well, kalo cinta itu bener-bener ada, aku yakin Tuhan udah menyiapkan seseorang buatku. Tapi kalo nggak ada, I promise I'll never sing of love if it does not exist..

2 komentar:

Jae mengatakan...

Alhamdulillah, saya liat IG mba, dan mba sudah menemukan the Only Exceptionnya :). Terima kasih untuk tulisannya. Saya juga sedang berjuang menjadi the only exceptionnya

Putri Vidialesta mengatakan...

Hai. Terima kasih ya. Selamat berjuang. Semoga kelak dia ngeliat perjuanganmu dan kalian sama-sama bahagia :)

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

 
;