Rabu, 26 Februari 2025 0 komentar

SQUID GAME SEASON 2 : Mau Jadi Pahlawan, Tapi Kurang Perhitungan

Just watching Squid Game S2!!
Well, empat tahun lalu, pasca nonton Season 1-nya, aku nungguin banget season berikutnya. Tapi meskipun Season 2 udah rilis sejak 2024 lalu, nyatanya baru tanggal 22 kemarin aku bisa langganan Netflix lagi dan nonton ini. Wkwk.

Sooo, Squid Game Season 2 ini rupanya mematahkan tebakanku yang mengira bahwa Seong Gi-hun yang memenangkan permainan di Squid Game Season 1 akan menjadi the next frontman seperti halnya Haymitch di Hunger Games, karena nyatanya Gi-hun justru mengalami trauma mendalam pasca berakhirnya permainan mematikan itu. Meski hidup bergelimang duit di hotel miliknya yang nyaman, tapi Gi-hun nggak bisa melanjutkan hidup dengan tenang karena rasa bersalah dan ketakutan yang terus menghantuinya. Dan alih-alih berangkat ke Amerika buat menemui putrinya, dia malah membatalkannya, dan memilih untuk memburu orang-orang di balik Squid Game. Dia ingin mengakhiri permainan mengerikan itu biar nggak ada lagi korban lainnya.

Gimana Gi-hun memburu orang-orang di balik Squid Game ini? Jadi pertama-tama, dia melacak jejak si sales Squid Game, atau apa sih kita nyebutnya? Perekrut misterius kali ya. Itu lho, pria berjas yang pertama kali mengajak Gi-hun buat taruhan main ddakji. Dengan kekayaan yang dimilikinya, Gi-hun membayar orang-orang yang bersedia untuk mencari si perekrut misterius itu. Dari pencarian itu, Gi-hun terpaksa harus menelan kenyataan pahit bahwa Squid Game akan kembali digelar dengan 456 peserta baru.

Oh ya, ingat kan sama detektif muda yang ditembak kakaknya di pulau misterius? Di Season 1, aku kira dia mati, tapi rupanya dia masih hidup dan diselamatkan oleh seorang pelaut. Hwang Jun-ho nama detektif ini. Kepergiannya ke pulau misterius itu bukan tanpa alasan, melainkan ingin mencari kakaknya, Hwang In-ho, yang ternyata menjadi the next frontman, menggantikan almarhum Oh Il-nam. 

Nah, di Season 2 ini, Gi-hun dan Jun-ho bekerjasama. Gi-hun memutuskan untuk terlibat kembali dalam permainan itu. Misinya bukan lagi ingin mendapatkan hadiah, tapi ingin 'menghancurkan' permainan itu dan orang-orang yang menjadi dalang di baliknya. Ia pun kembali membayar orang-orang, khususnya yang memiliki latar belakang militer untuk menjadi tim suksesnya. Ia bahkan memberi kebebasan pada orang-orang ini untuk berlatih senjata di hotel miliknya. Jadi di hotel ini, Gi-hun menyediakan sebuah space rahasia yang diperuntukkan buat menaruh dan berlatih senjata api gitu.

Menjelang hari keberangkatan Gi-hun menuju pulau misterius—tempat di mana Squid Game kembali diadakan—Gi-hun memasang GPS di balik gigi gerahamnya, biar Jun-ho CS bisa mengikutinya saat ia dibawa oleh prajurit Squid Game, dan mereka bakal gerebek semua orang di balik Squid Game. Apes, salah satu dari tim sukses Gi-hun ternyata adalah pengkhianat. Jun-ho CS kehilangan jejak Gi-hun, dan Gi-hun terpaksa harus kembali bertaruh hidup dan mati dalam permainan.

Karena Gi-hun ini adalah 'alumni' Squid Game, jadilah dia kayak 'leader' bagi para peserta. Dia banyak bikin strategi dan ngasih bocoran gitu ke peserta-peserta yang lain, walaupun kadang bocoran yang dia kasih itu meleset dan bikin peserta lain jadi kurang percaya lagi sama dia. Jujur, aku awalnya dukung dia, like, wajar lah dia kayak gitu, karena dia kan nggak pingin Squid Game memakan banyak korban lagi kayak dulu. Tapi, menjelang akhir film, aku akhirnya denial sama strategi terakhirnya Gi-hun yang mencetuskan pemberontakan. I was like, "Gila, kau, Gi-hun. Memangnya kau pikir pasukan kau sebanyak apaaaa? Yakin bisa melumpuhkan orang-orang Squid Game yang prajuritnya aja banyak banget dan terlatih?"

Aku juga menyayangkan peran Jun-ho di sini yang kayak nggak membantu sama sekali, padahal aku yakin penonton lain juga berharap banyak sama dia. Dia kan udah tau nih, bahwa kakaknya terlibat dalam Squid Game. Andai dia kasih tunjuk foto kakaknya ke Gi-hun dari awal, Gi-hun mungkin bakal lebih aware dan nggak akan dicurangi peserta 001 buat yang kedua kalinya.

Selain itu, jujur, Squid Game S2 ini kinda boring menurutku. Kebanyakan dan kelamaan di adegan voting. Aku juga kecewa banget sama akhir ceritanya yang menggantung. Makanya aku berharap banget Gi-hun dan Jun-ho—dua orang yang jadi center tapi malah jadi useless di Squid Game S2ini bakal bikin gebrakan yang boom gitu di S3-nya.

Sebaliknya, tokoh banci yang jadi salah satu peserta Squid Game dan awalnya kuanggap nggak penting malah ended up being my favorite character di sini. Awalnya aku pikir dia cuma 'bumbu' biar filmnya lucu dan nggak boring, kayak tokoh-tokoh banci pada umumnya : konyol, pengecut, heboh sendiri. But I was wrong. Ternyata dia keren banget cuuuuyyy, nggak bodoh dan sekedar pelengkap kayak yang kupikir. Dia ngajarin kawan-kawannya cara menggunakan senjata. Dan menjelang akhir film, haiiissshh.. dia badass banget, gilaaa.. Dengan gagah berani, dia maju ke medan perang meski hanya sendirian, dan dengan peluru yang tersisa sedikit. He acts so damn manly, bahkan lebih manly daripada peserta lain yang manly dari look doang. Aku berharap banget dia survive untuk bikin cerita di season berikutnya makin epic.



Kamis, 20 Februari 2025 0 komentar

Euforia konser Green Day dan Linkin Park minggu lalu masih kerasa yah. Meskipun setiap tahun aku selalu jadi bagian yang cengar-cengir doang nontonin postingan orang-orang dan menikmati performance musisi idola lewat fancam, tapi rasanya ikut merinding, nggak tau kenapa. Kebayang, kalo sampai bisa nonton langsung, kayaknya aku nangis deh. Wkwk. Jujur, meskipun udah jadi emak-emak anak satu, tapi aku masih sering ngiri kalo lihat orang-orang pada nonton konser, tapi juga antusias nontonin story mereka di sosmed.

BTW, di antara video-video fancam yang berseliweran di internet, ada satu video viral yang rasanya gemas juga mau kukomentari, yakni video di mana seorang mbak-mbak diajak naik ke atas stage oleh Billie Joe saat Green Day membawakan lagu Know Your Enemy. Well, I'm not sure how old she is. Maybe 30's, or 40's? Some ppl call her 'emak-emak', but let's just go with 'mbak-mbak' since we're not sure berapa usianya dan apakah beliau ini udah nikah atau belum. Kamu pasti tau lah ya, video mana yang kumaksud.

Di video itu terlihat si Mbak hanya menyanyikan bagian 'owe, owe' aja, sisanya beliau tampak histeris dengan keberuntungannya malam itu. Video itu sukses menuai banyak komentar negatif dari netizen, khususnya para penggemar Green Day. Mereka menyayangkan si Mbak yang nggak memanfaatkan momen itu dengan sebaik-baiknya dengan menyanyikan part lagu itu dengan benar (even di bagian 'gimme gimme revolution' yang jadi the best part of this song). Beberapa menganggap Mbak itu nggak hafal lirik, bahkan ada juga yang menilainya cuma fomo and she didn't deserve it. 

Jujur, memang kelihatannya gemesin banget yaa, apalagi buat kita-kira yang ngarep banget berada deket sama idola. Let's say that we're just simply jealous at her. Tapi kalo aku sih nggak mau ikut berkomentar aneh-aneh tentang Mbak itu, karena aku yakiiiin banget kalo aku ada di posisi beliau, aku juga pasti bakal mengalami hal yang sama, karena NERVOUS COYY!! Meskipun hafal lirik di luar kepala, tapi kalo udah di atas panggung bareng idola dengan ditatap ribuan pasang mata, ya starstruck, nge-blank juga. Dan kayaknya terlalu jahat juga nggak sih, kalo sesimple itu ngatain si Mbak fomo, sedangkan kita nggak tau bahwa mungkin aja dia ngefans sama Green Day lebih lama dari yang ngatain, ya kan?

Daaan, ngelihat Mbak itu juga membuatku sedikit terhibur dan yakin bahwa, gapapa di early 30's ini belum kesampaian nonton band-band idola. Siapa tau beberapa tahun ke depan nanti ada kesempatan. Kalo bukan di 30's, mungkin nanti di 40's, atau bahkan 50's. Jujur, kemarin-kemarin juga aku amaze banget baca-baca cerita mereka yang nonton konser bareng emak-bapaknya yang ngefans sama Linkin Park di masa muda, dan di konser kemarin itu mereka sing along dan jingkrak-jingkrak bareng sekeluarga. So I think, it's never too late tho'. Walaupun yah, ketika usiaku udah 40's atau 50's nanti kayaknya udah nggak mungkin lagi buat bisa nonton konser musisi-musisi senior kayak My Chemical Romance, Green Day, Linkin Park, Avril Lavigne, Muse, dan L'Arc en Ciel, mengingat usia mereka yang udah nggak muda lagi, tapi untuk nonton Paramore, Asking Alexandria, Bring Me The Horizon, dan One Ok Rock rasanya masih mungkin dilakukan (khususnya One Ok Rock sih, ya Allah. Aku pingin banget nonton mereka secara langsung, at least sekali seumur hidup). Semoga ada kesempatan :')

Pu_

Total Tayangan Halaman

 
;